You are on page 1of 7

JOURNAL READING

LUMBOSACRAL TRANSITIONAL VERTEBRAE : ASSOCIATION WITH LOW


BACK PAIN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kepanitraan Klinik Bagian Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun oleh :
WENNY HILDASARASWATY KAWA
1420221101
Pembimbing :
dr. Novita Elyana R, Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
VETERAN JAKARTA
2016

LEMBAR PENGESAHAN
JOURNAL READING
LUMBOSACRAL TRANSITIONAL VERTEBRAE: ASSOCIATION WITH LOW
BACK PAIN
Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas
Bagian Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Oleh :

WENNY HILDASARASWATY KAWA


1420221101

Ambarawa,

Juli 2016

Telah dibimbing dan disahkan oleh,


Dokter pembimbing

dr. Novita Elyana R, Sp.Rad

ABSTRAK

TUJUAN : Untuk menilai prevalensi dan derajat lumbosakral transisi vertebrae ( LSTV )
pada Osteoarthritis Initiative ( OAI ), untuk menilai korelasi LSTV dengan LBP dan buttock
pain berdasarkan derajat LSTV.

BAHAN dan METODE : Protokol penelitian dan dokumentasi informed consent telah
disetujui oleh the local institutional review boards. Standard radiografi pelvis berdiri dinilai
pada transversus dari L5 sesuai dengan klasifikasi Castellvi LSTV di 4636 peserta (1992 pria
dan 2804 wanita ; umur 45-80 tahun ) dari kohort OAI . Data ini berkorelasi dengan
prevalensi dan tingkat keparahan LBP dan buttock pain.
HASIL : Prevalensi LSTV adalah 18,1 % ( 841 dari 4.636 ) , dengan tingkat yang lebih tinggi
pada pria dibandingkan pada wanita ( 28,1 % vs 11,1 % , masing-masing; P < 0,001 ). Dari
841 orang dengan LSTV, 41,72 % adalah tipe I ( displasia), 41,4 % adalah tipe II
( pseudoarticulation ), 11,5 % adalah tipe III ( fusi ), dan 5,2 % adalah tipe IV (Proses
menyatu dengan pseudoarticulation ). Peserta tanpa LSTV, 53,9 % melaporkan LBP,
sedangkan prevalensi LBP untuk jenis I, II, III, dan IV adalah 46 % , 73 % , 40 % , dan 66 %,
masing-masing ( P < 0,05, uji x2 ). Jenis II dan IV memiliki prevalensi tingkat keparahan
LBP dan buttock pain lebih tinggi ( P <0,001 ).
Kesimpulan : terdapat korelasi jenis LSTV II dan IV dengan prevalensi tingkat keparahan
LBP dan buttock pain

LATAR BELAKANG
Nyeri punggung merupakan salah satu dari keluhan terbanyak yang mendorong pasien
mencari perawatan kesehatan. Penelitian sebelumnya mengidentifikasi bahwa transisi
vertebra lumbosakral (LSTV) merupakan penyebab potensial nyeri punggung bawah.
Sedangkan untuk prevalensi LSTV, subtipe, dan hubungannya dengan back pain belum
dipahami secara baik. LSTV adalah suatu anomali vertebra dengan karakteristik morfologik

intermediate antara vertebra sacral dan lumbar, dimana processus transversusnya membesar
dan berartikulasi dengan sacrum atau ilium. LSTV dengan artikulasi didefinisikan sebagai
sacralisasi segmen lumbar terbawah atau lumbarisasi segmen sacral teratas. LSTV merupakan
temuan yang umum di masyarakat dengan prevalensi 5%-30%. Mario Bertolotti pertama kali
menjelaskan karakteristik morfologi LSTV dan hubungannya dengan LBP pada tahun 1917,
dan hubungan ini disebut sebagai sindrom Bertolotti.
Tuuan penelitian ini untuk menggambarkan prevalensi seluruh subtipe LSTV pada 4796
pasien Osteoarthritis Initiative (OAI) serta menentukan hubungan subtipe LSTV dengan LBP
dan buttock pain.
BAHAN DAN METODE
Protokol penelitian dan informed consent dokumentasi telah disetujui oleh the local
institutional review boards. Rincian tentang OAI dan data-data yang digunakan untuk studi
ini tersedia di http://www.oai.ucsf.edu/.
Populasi
Populasi OAI terdiri dari 4796 peserta dengan faktor risiko OA lutut atau OA lutut
ringan sampai sedang. Sebanyak 4636 (97%) pasien dengan diagnosis radiograf pelvis
diteliti. Populasi penelitian terdiri dari 1919 laki-laki (41%) dan 2717 perempuan (58.5%)
dengan kisaran usia 45-79 tahun (usia rata-rata 61-69 tahun) . Karakteristik termasuk usia,
jenis kelamin , ras, dan indeks massa tubuh ditunjukkan pada Tabel 1 .

Peserta studi mewakili sampel yang dipilih oleh OAI untuk studi OA lutut dan tidak direkrut
pada dasar apakah mereka mengalami kembali rasa sakit. Enam puluh dua persen ( 860 dari
1.390 ) dari peserta yang memiliki OA lutut dari OAI merasakan nyeri berulang, dan 58 %

(1900 dari 3289 ) dari pasien yang tidak memiliki OA lutut namun yang berisiko. Terdapat
perbedaan yang significant (P = .08).
Analisis
Seluruh 4796 radiograf pelvis AP dibaca oleh 2 ahli radiologi secara independen dalam hal
kualitas foto, perubahan anatomi, dan terdapatnya LSTV. Dari 4796 radiograf, 160 di
antaranya memiliki kualitas buruk dan dieksklusikan dari penelitian. Kasus LSTV dibagi
menurut sistem klasifikasi Castellvi.

Digunakan kuesioner untuk memberikan informasi tentang frekuensi, keparahan, dan


lokasi nyeri. Frekuensi nyeri punggung selama 30 hari terakhir dikelompokkan menjadi tidak
pernah, jarang, beberapa waktu, hampir setiap waktu, dan setiap saat. Keparahan nyeri
punggung selama 30 hari terakhir dikelompokkan menjadi tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri
sedang, dan nyeri berat. Lokasi nyeri selama 30 hari terakhir dikelompokkan menjadi LBP,
buttock pain (tanpa LBP), upper atau middle back pain (tanpa LBP atau buttock pain), dan
tidak nyeri di lokasi mana pun.
Statistik deskriptif untuk data demografi dibagi menjadi kelompok LSTV dan nonLSTV, juga masing-masing subtipe LSTV dibandingkan dengan non-LSTV. Untuk
perbandingan bivariat, variabel kontinyu dibandingkan menggunakan analisis variansi, dan
variabel kategorik dibandingkan dengan uji x2. Seluruh perhitungan statistik signifikan bila P
< 0.05.
HASIL
Karakteristik pasien
LSTV ditemukan pada 18,1 % (841 dari 4.636) peserta (Tabel 1), 28,1 % (539 dari 1919) dari
laki-laki dan 11,1 % (302 dari 2.717) perempuan (P < 0,001). Tidak ada perbedaan yang
signifikan prevalensi LSTV pada ras. 841 pasien dengan LSTV ditempatkan ke dalam empat

dimodifikasi klasifikasi Castellvi : 351 pasien (41,7 %) memiliki LSTV tipe I , 349 (41,4 %)
memiliki LSTV tipe II, 97 (11,5 %) memiliki LSTV tipe III, dan 44 (5.2 %) memiliki LSTV
tipe IV (Tabel 2).
LSTV dan LBP
Secara keseluruhan, pasien dengan LSTV lebih mungkin telah melaporkan LBP 30 hari
sebelumnya dibandingkan dengan peserta tanpa LSTV (OR : 1,42 [ 95 % CI : 1.21 , 1.68 ], P
< 0,001) (Tabel 3). Empat ratus delapan puluh empat pasien (10,4 %) yang didiagnosis
dengan sindrom Bertolotti (LSTV dengan LBP). Tabel 4 menunjukkan bahwa jenis II dan IV
yang sangat terkait dengan LBP. Dibandingkan dengan kelompok non LSTV, jenis II dan
IV memiliki masing-masing OR 3,48 (95 % CI : 2.62 , 4.64) dan 3.94 (95 % CI : 1,63 , 9,54).
Tipe I dan III memiliki OR masing-masing 0,78 (95 % CI : 0.62 , 0.99) dan 0,69 (95 % CI :
0,45, 1,07).
LSTV dan buttock pain
Individu dengan LSTV lebih mungkin dilaporkan buttock pain dibandingkan dengan peserta
tanpa LSTV ( OR : 1,68 [ 95 % CI : 1.09 , 2.59 ] , P = 0,019 ) ( Tabel 3 ) . Dibandingkan
dengan kelompok non - LSTV, tipe II dan IV yang terkait dengan buttock pain, dengan OR
masing-masing 4.12 ( 95 % CI : 2.31 , 7.33 ) dan 9.47 ( 95 % CI : 2,62 , 34,24 ) ( Tabel 3 ).
Tipe I dan III tidak dikaitkan dengan buttock pain.
LSTV dan Nyeri punggung atas dan bawah
Nyeri punggung atas dan bawah tidak terkait dengan ada atau tidaknya LSTV ( P = 0,96 )
(Tabel 4). Hubungan LSTV dengan nyeri punggung tengah atau atas, bagaimanapun, hampir
sama dengan LBP dan buttock pain, dengan rasa sakit di tipe II ( OR : 1,9 [ 95 % CI : 1,04 ,
3,48 ] , P = 0,037 ) dan tipe IV ( OR : 6,48 [ 95 % CI : 1.95 , 21,55 ] , P = 0,002 ) , dan sedikit
rasa sakit dalam tipe I ( OR : 0,44 [ 95 % CI : 0,22 , 0,88 ] , P , 001 ). Perbandingan antara
Back Pain dan lainnya variabel Seperti disajikan pada Tabel 4, nyeri punggung frekuensi
( OR : 1,22 [ 95 % CI : 1,01 , 1,48 ] , P = 0,042 ) dan tingkat keparahan ( OR : 1,40 [ 95 % CI
: 1.16 , 1.69 ] , P , 0,001 ) pada setiap lokasi yang lebih tinggi kelompok LSTV : jenis I, II,
dan IV memiliki hubungan yang signifikan dengan frekuensi dan tingkat keparahan sakit
punggung, tetapi tipe III tidak. Jenis II dan IV lebih mungkin dilaporkan dengan tingkat
keparahan atau frekuensi lebih tinggi, sedangkan tipe I kurang mungkin untuk melaporkan
tingkat keparahan yang lebih tinggi atau frekuensi nyeri punggung. Tidak ada yang signifikan

perbedaan aktivitas fisik yang diamati antara pada kelompok LSTV dan non-LSTV. Namun,
analisis subkelompok menunjukkan melalui Pase yang jenis II dan IV dikaitkan dengan fisik
yang lebih rendah pada aktivitas. Dibandingkan dengan non Kelompok LSTV, tipe II dan IV
memiliki masing-masing OR 1,67 (95% CI: 1.37, 2.05) dan 2,39 (95% CI: 1.40, 4.06). Tipe I
dan III tidak memiliki asosiasi yang signifikan secara statistik dengan PASE.
DISKUSI
Penelitian ini menunjukkan bahwa LSTV berhubungan dengan LBP dan buttock pain,
dengan tipe II dan IV yang memiliki korelasi yang paling kuat. Tingginya tingkat keparahan
dan frekuensi LBP juga berhubungan dengan tipe II dan IV. Pada populasi OAI, prevalensi
LSTV pada pria hampir tiga kali lebih besar dibandingkan wanita. Prevalensi LSTV berkisar
antara 4%-37%. Hubungan antara LBP dan subkelompok LSTV menunjukkan bahwa LSTV
tipe II dan IV berafiliasi dengan adanya rasa nyeri, keparahan rasa nyeri, dan frekuensi
terjadinya nyeri. Mekanisme patofisiologi rasa nyeri yang berhubungan dengan LSTV masih
belum jelas
KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara LSTV dan tipe II dan IV dengan lumbar back pain dan buttock
pain. LSTV sebaiknya dipertimbangkan sebagai diferensial diagnosis dari back pain.

You might also like