Professional Documents
Culture Documents
KOMPONEN INDUKTOR
DI SUSUN OLEH
KELAS III D
1.
2.
3.
4.
5.
105 82 1499 14
105 82 1475 14
105 82 1475 14
105 82 1466 14
105 82 1502 14
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015/2016
Kata Pengantar
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah S.W.T. Ar Rabb semesta alam yang telah
memberi petunjuk kepada penyusun untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Adapun maksud kami menyusun makalah ini adalah dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah rangkaian listrik. Di samping itu juga untuk menambah wawasan di bidang
pengetahuan rangkaian listrik khususnya mengenai komponen induktor , sehingga dapat
membawa manfaat bagi kita semua.
Makalah ini penyusun buat berdasarkan acuan dari berbagai sumber, baik itu buku
rangkaian listrik maupun hasil penjelajahan dari dunia maya (internet). Tidak kalah
pentingnya ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan
satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini.Oleh
karena itu, dengan rendah hati penyusun memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................................1
B. TUJUAN ...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................2
A. PENGERTIAN RANGKAIAN MURNI...................................................................2
B. FERIT DAN PERMEABILITY ................................................................................4
C. RUMUS DALAM RANGKAIAN INDUKTOR MURNI........................................5
D. KEGUNAAN INDUKTOR.......................................................................................6
E. CIRI-CIRI INDUKTOR............................................................................................6
F. JENIS-JENIS LILITAN INDUKTOR.......................................................................7
G. JEJARING INDUKTOR............................................................................................8
CONTOH SOAL....................................................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................11
A. KESIMPULAN..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Membahas arus listrik searah tidak terlepas dari pemakaian suatu sumber energi.
Sumber energi arus searah yang mudah dijumpai di pasaran adalah berupa batere. Kebutuhan
energi listrik untuk rumah tangga biasanya dipenuhi melalui sumber arus bolak balik dari
PLN. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada kelompok rumah di daerah terpencil
yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN dapat menggunakan sumber energi dari
tenaga surya, yang merupakan energi terbarukan dan tidak menggunakan energi dari fosil,
sehingga dapat mengurangi kebergantungan pada kenaikan harga minyak bumi yang kini
mencapai 100 dolar Amerika per barel dan berakibat memberatkan negara dalam
memberikan subsidi terhadap bahan bakar minyak yang kita pergunakan.
Energi surya bersifat bersih lingkungan, karena tidak meninggalkan limbah.Karena
harga sel surya cenderung semakin menurun dan dalam rangka memperkenalkan sistem
pembangkit yang ramah lingkungan, maka pemanfaatan listrik sel surya dapat semakin
ditingkatkan. Di samping itu, terdapat lima keuntungan pembangkit listrik dengan sel surya.
Pertama energi yang digunakan adalah energi yang tersedia secara cuma-cuma. Kedua
perawatannya mudah dan sederhana. Ketiga tidak menggunakan mesin (peralatan yang
bergerak), sehingga tidak perlu penggantian suku cadang dan penyetelan pada pelumasan.
Keempat peralatan dapat bekerja tanpa suara dan sehingga tidak berdampak kebisingan
terhadap lingkungan. Kelima dapat bekerja secara otomatis.
2. Tujuan
a)
b)
c)
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RANGKAIAN L MURNI
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan
berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet
ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah
kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan
magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah
salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan
tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolakbalik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan
tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari
induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada
suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain
memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di
dalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas
karena penjenuhan.
Jadi sebuah rangkaian Induktor murni adalah rangkaian listrik yang hanya diberi beban
sebuah induktor atau kumparan saja.
2
Dari buku fisika dan teori medan magnet, dibuktikan bahwa induktor adalah
komponen yang dapat menyimpan energi magnetik. Energi ini direpresentasikan dengan
adanya tegangan emf (electromotive force) jika induktor dialiri listrik. Secara matematis
tegangan emf ditulis :
Jika dibandingkan dengan rumus hukum Ohm V=RI, maka kelihatan ada kesamaan
rumus. Jika R disebut resistansi dari resistor dan V adalah besar tegangan jepit jika resistor
dialiri listrik sebesar I. Maka L adalah induktansi dari induktor dan E adalah tegangan yang
timbul jika induktor di aliri listrik. Tegangan emf di sini adalah respon terhadap perubahan
arus fungsi dari waktu terlihat dari rumus di/dt. Sedangkan bilangan negatif sesuai dengan
hukum Lenz yang mengatakan efek induksi cenderung melawan perubahan yang
menyebabkannya.
Hubungan antara emf dan arus inilah yang disebut dengan induktansi, dan satuan yang
digunakan adalah (H) Henry.
berbentuk silinder. Juga karena toroid umumnya menggunakan inti (core) yang melingkar,
maka medan induksinya tertutup dan relatif tidak menginduksi komponen lain yang
berdekatan di dalam satu pcb.
(inductance index) AL. Indeks ini dihitung berdasarkan dimensi dan permeability ferit.
Dengan data ini dapat dihitung jumlah lilitan yang diperlukan untuk mendapatkan nilai
induktansi tertentu.
Misalnya digunakan ferit toroida T50-1, maka dari table diketahui nilai AL = 100.
Maka untuk mendapatkan induktor sebesar 4mH diperlukan lilitan sebanyak :
N 20 lilitan
Rumus ini sebenarnya diperoleh dari rumus dasar perhitungan induktansi dimana
induktansi L berbanding lurus dengan kuadrat jumlah lilitan N 2. Indeks AL umumnya sudah
baku dibuat oleh pabrikan sesuai dengan dimensi dan permeability bahan feritnya.
Permeability bahan bisa juga diketahui dengan kode warna tertentu. Misalnya abu-abu,
hitam, merah, biru atau kuning. Sebenarnya lapisan ini bukan hanya sekedar warna yang
membedakan permeability, tetapi berfungsi juga sebagai pelapis atau isolator. Biasanya
pabrikan menjelaskan berapa nilai tegangan kerja untuk toroida tersebut.
Contoh bahan ferit toroida di atas umumnya memiliki permeability yang kecil. Karena
bahan ferit yang demikian terbuat hanya dari bubuk besi (iron power). Banyak juga ferit
toroid dibuat dengan nilai permeability m yang besar. Bahan ferit tipe ini terbuat dari
campuran bubuk besi dengan bubuk logam lain. Misalnya ferit toroida FT50-77 memiliki
indeks AL = 1100.
C. RUMUS DALAM RANGKAIAN INDUKTOR MURNI
Induktor yang diberi Tegangan AC akan teraliri Arus Listrik :
maka Tegangannya :
Rangkaian Induktif murni hanya memiliki induktansi diri L. Untuk fasor Im mendatar
dengan fase
Bentuk diagram fasor dan grafik geombang pada angkaian induktif murni sebagai berikut
:
Dalam rangkaian murni induktif yang berfungsi menghambat arus adalah reaktansi
induktif ( XL) yang dirumuskan sebagai :
atau
D. KEGUNAAN INDUKTOR
1. Pemroses sinyal pada rangkaian analog
2. Mengholangkan noise (dengung)
3. Mencegah interferensi frekwensi radio
4. Komponen utama pembuatan Transformator
5. Sebagai filter pada rangkaian power supply
FUNGSI INDUKTOR
1. Tempat terjadinya gaya magnet
2. Pelipat tegangan
3. Pembangkit getaran
G. JEJARING INDUKTOR
Induktor dalam konfigurasi kakap memiliki beda potensial yang sama. Untuk
menemukan induktansi ekivalen total (Leq):
Arus dalam induktor deret adalah sama, tetapi tegangan yang membentangi setiap
induktor bisa berbeda. Penjumlahan dari beda potensial dari beberapa induktor seri sama
dengan tegangan total. Untuk menentukan todu total digunakan rumus:
Hubungan tersebut hanya benar jika tidak ada kopling magnetis antar kumparan.
10
CONTOH SOAL
Soal 1:
Dalam suatu rangkaian induktor murni , sebuah induktor ( L = 60 mili Henry ) , dihubungkan
. Tentukan
besar arus listrik yang mengalir pada inductor pada saat t = 0,01 sekon !
Jawab :
11
BAB III
PE N UTU P
KESIMPULAN
Untuk membuat induktor biasanya tidak diperlukan kawat tembaga yang sangat
panjang. Paling yang diperlukan hanya puluhan sentimeter saja, sehingga efek resistansi
bahan kawat tembaga dapat diabaikan. Ada banyak kawat tembaga yang bisa digunakan.
Untuk pemakaian yang profesional di pasar dapat dijumpai kawat tembaga dengan standar
AWG (American Wire Gauge). Standar ini tergantung dari diameter kawat, resistansi dan
sebagainya. Misalnya kawat tembaga AWG32 berdiameter kira-kira 0.3mm, AWG22
berdiameter 0.7mm ataupun AWG20 yang berdiameter kira-kira 0.8mm. Biasanya yang
digunakan adalah kawat tembaga tunggal dan memiliki isolasi.
Sayangnya untuk pengguna amatir, data yang diperlukan tidak banyak tersedia di toko
eceran. Sehingga terkadang dalam membuat induktor jumlah lilitan yang semestinya selalu
berbeda dengan hasil perhitungan teoritis. Kawat tembaga yang digunakan bisa berdiameter
berapa saja, yang pasti harus lebih kecil dibandingkan diameter penampang induktor.
Terkadang pada prakteknya untuk membuat induktor sendiri harus coba-coba dan toleransi
induktansinya cukup besar. Untuk mendapatkan nilai induktansi yang akurat ada efek
kapasitif dan resistif yang harus diperhitungkan. Karena ternyata arus yang melewati kawat
tembaga hanya dipermukaan saja. Ini yang dikenal dengan istilah efek kulit (skin effect). Ada
satu tip untuk membuat induktor yang baik, terutama induktor berbentuk silinder. Untuk
memperoleh nilai Q yang optimal panjang induktor sebaiknya tidak lebih dari 2x diameter
penampangnya. Untuk toroid usahakan lilitannya merata dan rapat.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/diptakusumar/makalah-induktor.html
https://id.scribd.com/doc/91931925/induktor.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Induktor.html
https://www.academia.edu/8085079/Pengantar_Teknik_Elektro_TE-B.html
https://www.academia.edu/9646254/Pengertian_Induktor_Jenis-Jenis_Induktor
13