You are on page 1of 6

Artikel Pendidikan 23

RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA


DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS
KALIMANTAN TENGAH
Oleh :
Alpiana
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram
Abstrak: Seiring dengan kemajuan industri pertambangan, mendorong perkembangan investasi di sektor
pertambangan. Sehingga banyak bermunculan perusahaan pertambangan khususnya di tambang batubara.
Salah satunya adalah di PT. Bumi Bara Kencana yang berdasarkan hasil eksplorasi memiliki daerah
keprospekan seluas 350 Ha. Penelitian ini dilakukan karena PT. BBK belum memiliki rancangan urutan
penambangan. Rancangan penambangan yang dibatasi oleh blok seluas 350 Ha pada blok utara dengan target
produksi 50.000 ton/bulan. Sehingga saat ini diperlukan suatu rancangan penambangan dengan
mempertimbangkan stripping ratio (SR) berkisar 5 yang telah disesuaikan dengan Break Even Stripping
Ratio (BESR) sebesar 6,2 sehingga rencana penambangan yang dibuat masih berada pada kondisi yang
menguntungkan. Rancangan penambangan ini akan digunakan oleh PT. Bumi Bara Kencana sebagai
tambang perintis untuk wilayah Masaha. Jika pada akhir periode didapatkan hasil yang sesuai dengan
harapan, maka akan dilanjutkan dengan pembuatan rancangan penambangan yang lebih luas. Metode
penelitian yang digunakan yaitu studi literatur, pengumpulan data di lapangan dan pengolahan data. Dimana
pengolahan data menggunakan software autoCAD dan penampakan tiga dimensi untuk mengetahui bentuk
penambangan yang akan dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga lapisan batubara, dengan
menggunakan metode penambangan terbuka, dimana Geometri lereng penambangan akhir yang ditetapkan
oleh PT Bumi Bara Kencana adalah tinggi jenjang individu 6 m, lebar jenjang pengaman 4 m, lebar jenjang
kerja 13 m, dengan single slope 70 overall slope 44. Lebar total jalan angkut tambang pada jalan lurus
adalah 13 m, lebar jalan angkut pada tikungan 15 m. Geometri jalan tambang yang ditentukan oleh PT. Bumi
Bara Kencana didasarkan pada rencana produksi dan juga penggunaan alat gali, muat dan angkut. Kegiatan
penambangan akan dilakukan selama 3 tahun. Penambangan tahun ke-1 dilakukan pada seam 1,2 dan 3
dengan elevasi pit bottom 72 mdpl, batubara yang tertambang adalah 608.176 ton dengan overburden
2.410.493 bcm dan SR 3,96:1. Penambangan tahun ke-2 dilakukan pada seam 1, 2 dan 3 dengan elevasi pit
bottom 54 mdpl, batubara yang tertambang adalah 608.721 ton dengan over burden 2.564.977 bcm dan SR
4,21:1. Penambangan tahun ke-3 dilakukan pada seam 1, 2 dan 3 dengan elevasi pit bottom 32 mdpl,
batubara yang tertambang adalah 604.357 ton dengan overburden 2.504.983 bcm dan SR 4.14:1. Total
perolehan sumberdaya sebesar 1.821.254 ton.
Kata kunci : Stripping ratio, pit bottom, tinggi jenjang, lebar jenjang,single slope, overall slope
PENDAHULUAN
PT. Bumi Bara Kencana merupakan perusahaan
swasta nasional yang bergerak di bidang
pertambangan batubara dan merencanakan untuk
membuka tambang batubara di wilayah eksplorasi
KP PT. BBK. Wilayah KP eksplorasi ini berada di
daerah Masaha, Kecamatan Kapuas Hulu,
Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah,
seluas 5000 Ha. KP PT. BBK dibagi menjadi dua
blok yaitu, blok utara dan blok selatan. Dimana
berdasarkan laporan hasil eksplorasi daerah
prospeknya seluas 350 Ha yang kemudian diberi
nama blok utara Masaha.
Penelitian ini dilakukan karena PT. BBK belum
memiliki
rancangan
urutan
penambangan.
Rancangan penambangan yang dibatasi oleh blok
seluas 350 Ha pada blok utara dengan target

produksi 50.000 ton/bulan. Sehingga saat ini


diperlukan suatu rancangan penambangan dengan
mempertimbangkan stripping ratio (SR) berkisar 5
yang telah disesuaikan dengan Break Even Stripping
Ratio (BESR) sebesar 6,2 sehingga rencana
penambangan yang dibuat masih berada pada
kondisi
yang
menguntungkan.
Rancangan
penambangan ini akan digunakan oleh PT. Bumi
Bara Kencana sebagai tambang perintis untuk
wilayah Masaha. Jika pada akhir periode didapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan, maka akan
dilanjutkan
dengan
pembuatan
rancangan
penambangan yang lebih luas.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang bentukbentuk penambangan yang mampu menambang
cadangan batubara yang rencananya akan dilakukan

24 Media Bina Ilmiah


selama 3 tahun yaitu mulai dari tahun 2009 sampai
tahun 2011 dengan sasaran produksi tambang
sebesar 50.000 ton/bulan mulai dari titik awal
hingga batas akhir penambangan.

mengisi pit. Perbandingan antara overburden dan


batubara tersebut akan memberikan nisbah
pengupasan total suatu pit (lihat gambar)
SR = Volume Overburden (bcm)
Tonase Batubara (ton)

TINJAUAN PUSTAKA
a. Rencana Penambangan dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Penambangan Batubara Secara Terbuka
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode penambangan batubara secara terbuka,
antara lain :
1. Kondisi Topografi
Kondisi
topografi
lokasi
penambangan
merupakan satu parameter penting pemilihan
metode penambangan batubara secara terbuka.
Metode penambangan yang diterapkan untuk
kondisi topografi yang berupa perbukitan akan
berbeda dengan metode penambangan yang
diterapkan untuk kondisi topografi yang datar.
2. Karakteristik Endapan Batubara
Karakteristik
endapan
batubara
akan
mempengaruhi pemilihan metode penambangan,
terutama menyangkut dimensi endapan batubara
yang akan berpengaruh terhadap ketebalan
lapisan overburden.
3. Ketebalan Lapisan Overburden dan Interburden
Endapan batubara yang terletak cukup dalam
akan menyebabkan lapisan overburden atau
interburden pada daerah penambangan menjadi
tebal. Lapisan overburden yang tebal akan
mempengaruhi pemilihan metode penambangan
terutama menyangkut keberadaan endapan
batubara yang masih dapat ditambang secara
ekonomis.
b. Sistem Penambangan Batubara Secara
Terbuka
Sistem penambangan secara terbuka untuk
endapan batubara terdiri dari beberapa metode
penambangan. Penentuan metode penambangan
tersebut akan dipengaruhi oleh kondisi topografi
lokasi penambangan, karakteristik endapan batubara
serta ketebalan lapisan overburden. Umumnya di
Indonesia metode penambangan yang digunakan
adalah metode strip mine karena topografinya yang
berbukit-bukit, endapan batubara yang cenderung
berada di bawah permukaan tanah serta overburden
yang relatif tebal.
c. Nisbah Pengupasan (Stripping Ratio)
Stripping ratio (SR) adalah perbandingan antara
volume overburden yang harus dipindahkan (bcm)
untuk setiap satu ton batubara yang ditambang. Hasil
suatu perancangan pit akan menentukan jumlah
volume overburden dan tonase batubara yang

Gambar 1 Perbandingan Overburden dan atubara


(Stripping Ratio)
Selain pengertian stripping ratio diatas dikenal
pula istilah Break Even Stripping Ratio (BESR)
yaitu dimana biaya yang dihasilkan dari penjualan
batubara habis untuk biaya operasi penambangan
tersebut atau dengan kata lain, keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan penambangan batubara
impas dengan biaya penambangannya. Secara umum
BESR dapat dirumuskan sebagai berikut:
BESR = Perolehan
Biaya Stripping

BESR=

(H arga PenjualanBatubara/ ton BiayaPenambanga


n / ton)
BiayaStripping/ bcm

Stripping ratio berbanding terbalik dengan


keuntungan. Apabila menambang dengan batasan
BESR maka tidak diperoleh keuntungan dan tidak
pula mengalami kerugian. Apabila menambang
dengan ketentuan stripping ratio lebih kecil dari
BESR maka diperoleh keuntungan dan semakin
kecil stripping ratio yang diterapkan maka
keuntungan yang diperoleh semakin besar.
Sebaliknya, apabila menambang dengan ketentuan
stripping ratio lebih besar dari BESR maka akan
mengalami kerugian dan semakin besar stripping
ratio yang diterapkan maka kerugian yang diderita
pun akan semakin besar.
Besarnya stripping ratio yang diterapkan oleh
perusahaan berbeda-beda tergantung dari beberapa
hal diantaranya harga batubara pada saat itu, biaya
penambangan, biaya stripping dan besarnya
keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
d. Tahapan Penambangan (Pushback)
Tahapan
penambangan
(lihat
Gambar)
merupakan bentuk-bentuk penambangan (mineable
geometris) yang menunjukan bagaimana suatu pit
akan ditambang dari titik awal masuk hingga bentuk
akhir pit. Pentahapan penambangan disebut juga
dengan nama sequence, pushback, phase, slice, dan
stage.

Artikel Pendidikan 25
ratio atau SR) maksimal 5 : 1
Mempunyai batubara dengan kualitas baik
dengan nilai kalori antara 5800-6.200 kkal/kg.

Gambar 2. Tahapan Penambangan


Tujuan dari pentahapan penambangan adalah
untuk menyederhanakan seluruh volume yang ada
dalam overall pit ke dalam unit-unit pit
penambangan
yang lebih kecil, sehingga
memudahkan penanganannya. Dalam merancang
tahapan penambangan, parameter waktu harus
diperhitungkan, karena waktu merupakan parameter
yang sangat berpengaruh dalam suatu penjadwalan
tambang
(mine
scheduling)
untuk
dapat
mengoptimalkan sasaran produksi.
Pada tahap perencanaan, pada awalnya
diusahakan untuk mengkaitkan hubungan antara
geometri penambangan dengan geometri perlapisan
batubara. Dengan mempelajari tingkat perlapisan
batubara dan topografi maka akan diperoleh suatu
jalan untuk membuat strategi pengembangan pit
secara logis dalam waktu yang relatif singkat.
Tahapan-tahapan penambangan yang dirancang
secara baik akan memberikan akses ke semua daerah
kerja dan menyediakan ruang kerja yang cukup
untuk operasi peralatan kerja tambang secara efisien.
Salah satu hal terpenting adalah untuk
memperlihatkan minimal satu jalan angkut untuk
setiap pushback. Hal tersebut dilakukan untuk
memperhitungkan jumlah material yang terlibat dan
kemungkinan akses
jalan angkut ke seluruh
permukaan kerja.
METODE DAN HASIL PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan yaitu studi
literatur, pengumpulan data di lapangan dan
pengolahan data. Dimana pengolahan data
menggunakan software autoCAD dan penampakan
tiga dimensi untuk mengetahui bentuk penambangan
yang akan dilakukan.
Berdasarkan data penyebaran batubara, dan
batasan ketebalan batubara, maka kegiatan
penambangan PT. Bumi Bara Kencana akan
dilakukan pada blok utara Masaha.
Penambangan akan di mulai dari Barat menerus
ke Timur. Pemilihan ini didasarkan pada
pertimbangan geologis dan operasional yang
memudahkan panambangan, yaitu:
Mempunyai ketebalan 1,5 2,85 meter
Mempunyai jarak pengangkutan batubara yang
dekat dengan jalan loging.
Mempunyai nisbah kupas rata-rata (stripping

a. Bentuk dan Karakteristik Endapan Batubara


serta Lapisan Penutup
Lapisan batubara yang ada terdiri dari 3 (tiga)
kelompok lapisan, yaitu seam 1 (tebal 1,5 meter), 2
(tebal 1,85 meter), dan seam 3 (tebal 2,85 meter).
Lapisan penutup di atas lapisan batubara dan
interburden didominasi oleh batupasir kuarsa, serpih
(shale), dan batulempung. Adapun kemiringan sudut
kemiringan perlapisan yang relatif datar (< 20o).
Lokasi penelitian mempunyai topografi yang
berbukit-bukit, dimana endapan batubaranya
mempunyai strike/dip N218E/12dan terdapat 3
lapisan batubara serta lapisan overburden yang tebal
(lihat Gambar)

Gambar 3. Penampang Sayatan A-A


b. Sistem Penambangan
Berdasarkan bentuk dan karakteristik lapisan
batubara serta lapisan penutupnya, sistem
penambangan yang akan diterapkan adalah sistem
tambang
terbuka
(strip
mine).
Kegiatan
penambangan yang dilakukan secara umum adalah
pembersihan lahan (land clearing), pengupasan
tanah pucuk, penggalian lapisan penutup, dan
penggalian batubara. Pada saat pembersihan lahan
dan
pengupasan
tanah
pucuk,
dilakukan
penumpukan tanah pucuk di suatu tempat sementara
yang aman dari kegiatan penambangan agar
nantinya dapat dimanfaatkan kembali dalam
pelaksanaan reklamasi.
c. Geometri Jenjang Penambangan

Gambar 4. Rancangan
Penambangan

Geometri

Jenjang

26 Media Bina Ilmiah


Pembuatan geometri jenjang penambangan yang
direkomendasikan adalah sebagai berikut:
Untuk tinggi jenjang sebesar 6 meter.
Untuk lebar jenjang sebesar 4 meter.
Untuk lebar jenjang kerja sebesar 13 meter
Sudut lereng jenjang (individual slope) sebesar
700 dan sudut lereng total (overall slope) sebesar
44 (lihat Gambar).
d. Rancangan Tambang (Pit Design)
Dari semua hasil uraian diatas, maka pembuatan
rancangan teknis penambangan memerlukan
parameter penting antara lain :
1. Sasaran produksi 50.000 ton perbulan
2. Stripping ratio maksimal 5 : 1
3. Nilai kalori batubara 5800-6.200 kkal/kg.
4. Losses batubara sebesar 5%
5. Rekomendasi untuk tinggi jenjang (6 m)
6. Rekomendasi untuk lebar jenjang (4 m)
7. Rekomendasi untuk lebar jenjang kerja (13 m)
8. Rekomendasi untuk single slope 70 dan overall
slope 44
9. Kemiringan (grade) jalan tambang (8%)
10. Lebar jalan tambang lurus (13 m)
11. Lebar jalan tambang pada tikungan (15m)
e. Rancangan Penambangan Tahun 2009
Berdasarkan rancangan penambangan untuk
tahun 2009 maka rencana overburden yang bisa
dipindahkan adalah sebesar 2.410.493.25 bcm
dengan rencana penggalian batubara (coal exposed)
sebesar 608.176 ton. Perbandingan antara rencana
pemindahan overburden dengan rencana penggalian
batubara (lihat Tabel 4.1) adalah sebesar 3.96 : 1
(plan stripping ratio). Dengan elevasi pit bottom
adalah 72 mdpl dan jarak tempuh lokasi
penambangan di pit ke temporary stockpile adalah
673 m.
Tabel 1. Jumlah Penggalian
Batubara Tahun 2009

Overburden

Kapasitas Penggalian
Seam

dan

Stripping

Overburden

Batubara

Ratio

(bcm)

(ton)

(bcm/ton)

2.410.493,25

608.176,68

3,96 : 1

A, B, C
Total

f. Rancangan Penambangan Tahun 2010


Berdasarkan rancangan penambangan untuk
tahun 2010 maka rencana overburden yang bisa
dipindahkan adalah sebesar 2.564.977,50 bcm
dengan rencana penggalian batubara (coal exposed)
sebesar 608.721,31 ton. Perbandingan antara
rencana pemindahan overburden dengan rencana
penggalian batubara (lihat Tabel 4.2) adalah sebesar

4.21 : 1 (plan stripping ratio). Dengan elevasi pit


bottom adalah 54 mdpl dan jarak tempuh lokasi
penambangan di pit ke temporary stockpile adalah
854 m.
Tabel 2. Jumlah Penggalian
Batubara Tahun 2010

Overburden

Kapasitas Penggalian
Seam

dan

Stripping

Overburden

Batubara

Ratio

(bcm)

(ton)

(bcm/ton)

2.564.977,5

608.721,31

4.21 : 1

A, B, C
Total

g. Rancangan Penambangan Tahun 2011


Berdasarkan rancangan penambangan untuk
tahun 2011 maka rencana overburden yang bisa
dipindahkan adalah sebesar 2.504.983,13 bcm
dengan rencana penggalian batubara (coal exposed)
sebesar 604.357,28 ton. Perbandingan antara
rencana pemindahan overburden dengan rencana
penggalian batubara (lihat Tabel ) adalah sebesar
4.14 : 1 (plan stripping ratio). Dengan elevasi pit
bottom adalah 32 mdpl dan jarak tempuh lokasi
penambangan di pit ke temporary stockpile adalah
1059 m.
Tabel 3. Jumlah Penggalian
Batubara Tahun 2011

Overburden

Kapasitas Penggalian
Seam

dan

Stripping

Overburden
(bcm)

Batubara
(ton)

Ratio
(bcm/ton)

2.504.983,13

604.357,28

4.14: 1

A, B, C
Total

h. Perhitungan Produksi Penambangan


Berdasarkan perhitungan produksi penambangan
maka overburden yang bisa digali adalah sebesar
7.480.453 bcm dengan penggalian batubara (coal
exposed) sebesar 1.821.254 ton. Perbandingan antara
rencana penggalian overburden dengan rencana
penggalian batubara (stripping ratio) adalah sebesar
5:1
Tabel 4. Rencana
Produksi
Penambangan
Overburden dan Batubara
Kapasitas Penggalian
No

1
2
3

Tahun
2009(produksi
awal)
2010 (Jan. Dec.)
20011 (Jan. Dec.)
Total

Stripping

Overburden
(bcm)

Batubara
(ton)

Ratio
(bcm/ton)

2.410.493

608.176

3.96 : 1

2.564.977

608.721

4.21 : 1

2.504.983

604.357

4.14 : 1

7.480.453

1.821.254

4.10 : 1

Artikel Pendidikan 27
i. Jalan Tambang (ramp)
Jalan tambang disiapkan untuk untuk dua jalur
pengangkutan dump truck berkecepatan maksimum
35 km/jam. Kecepatan dump truck bermuatan di
tikungan tidak boleh lebih dari 25 km/jam. Dimensi
jalan yang diterapkan pedoman lebar jalan angkut
merekomendasikan 4 kali lebar alat angkut terbesar.
Perhitungan :
1) Lebar
= 13 m
Lebar jalan pada belokan = 15 m
Kemiringan jalan
= 8 %.
2) Turning radius untuk alat angkut dengan berat
total 20-100 ton minimum 7m dan Turning
radius yang dipakai
= 10 m
3) Untuk turning radius 10 m dan kecepatan
maksimum pada belokan 25 km/jam, maka
super elevasi (e) yang disarankan = 0,04 (m/m)
4) Jika h = beda tinggi sisi luar dibandingkan sisi
dalam pada tikungan,
maka untuk lebar jalan 13 m,
h = 13 m x 0,04 (m/m)
= 0,52 m `
5) Lebar ramp

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka


pada operasi penambangan batubara ini, akan
digunakan alat-alat sebagai berikut :
Tabel 5. Jenis Peralatan Utama Penambangan

j. Kebutuhan Bulldozer
Bulldozer merupakan alat mekanis yang
menggunakan tractor sebagai penggerak utamanya
(prime mover) yang dilengkapi dengan blade.
Bulldozer dirancang sebagai alat berat yang diberi
kemampuan
untuk
mendorong
ke
muka.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan bulldozer
D 10R didapat jumlah kebutuhan bulldozer D 10R
seperti terlihat pada (Lihat pada Lampiran K)
Tabel 6. Kebutuhan Bulldozer

Gambar 5. Dimensi jalan Tambang


Spesifikasi Peralatan Utama

Pemilihan

Pertimbangan pemilihan peralatan spesifikasi


teknis peralatan utama adalah :
1) Karakteristik lapisan batubara dan lapisan
penutup
2) Aspek teknis dan ekonomis
3) Dukungan teknis yang mencakup pelayanan
purna jual dari perusahaan yang menyediakan
peralatan.

k. Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut


Perhitungan alat muat dan alat angkut
overburden serta alat muat dan alat angkut batubara
diperhitungkan berdasarkan beberapa parameter
yang harus diketahui terlebih dahulu, antara lain:
1) Rencana produktifitas alat gali muat yang
diperoleh dengan membagi rencana produksi alat
gali muat selama periode waktu tertentu dengan
jumlah jam kerja selama periode waktu tertentu
W
(Pm).
t
2) Rencana produktifitas
alat angkut per jam (Pa).
Jumlah alat angkut (n) =

Pm (bcm / jam)
Pa (bcm / jam)

Berdasarkan hasil perhitungan maka didapat


jumlah kebutuhan alat muat dan alat angkut
overburden dan batubara.
Gambar 6. Super Elevasi Jalan Tambang

28 Media Bina Ilmiah


Tabel 7. Jumlah Kebutuhan Alat Muat dan Alat
Angkut

DAFTAR PUSTAKA
Adisoma

G, (1998), Pengantar Perencanaan


Tambang,
Direktorat
Jenderal
Pertambangan Umum Departemen
Pertambangan Dan Energi.

Adisoma G, (1998), Perencanaan Berdasarkan


Waktu, Teknik Pertambangan Institut
Teknologi Bandung.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, maka
dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :
1. Terdapat 3 lapisan batubara, yaitu seam 1, 2, dan
3.
2. Sistem penambangan menggunakan sistem
tambang terbuka.
3. Tinggi jenjang 6 m dan lebar jenjang 4 meter
dengan kemiringan jenjang 70o sesuai dengan
Keputusan Menteri No. 555 tahun 1995.
4. Rancangan penambangan pada :
tahun ke-1, overburden yang harus dikupas
2,410,493.25 BCM dan batubara tertambang
adalah 608,176.68 ton. Stripping ratio 3.96 :
1.
Tahun ke-2, overburden yang harus dikupas
2,564,977.50 BCM dan batubara tertambang
adalah 608,721.31 ton. Stripping ratio 4.21 :
1.
Tahun ke-3, overburden yang harus dikupas
2,504,983.13 BCM dan batubara tertambang
adalah 604,357.28 ton. Stripping ratio 4.14: 1
5. Arah penambangan batubara dari Barat Laut ke
Tenggara untuk daerah Masaha hingga
kedalaman 32 mdpl.
6. Alat
yang
digunakan
untuk
kegiatan
pembongkaran dan pemuatan batubara adalah
backhoe tipe Komatsu PC 200-6 dengan
kapasitas bucket 0,93 m3 , sedangkan alat
angkut yang digunakan adalah dump truck tipe
Hino FM 260JM dengan kapasitas 20 ton.
7. Alat yang digunakan untuk pembersihan lahan
(land clearing) adalah bulldozer Cat D 10R,
untuk pembongkaran overburden digunakan
backhoe tipe Komatsu PC 400-6 dengan
kapasitas bucket 1,8 m3 , sedangkan untuk
pengangkutan overburden digunakan dump truck
tipe Hino FM 260JM dengan kapasitas 20 ton.

Arif I, (1998), Dasar-Dasar Perencanaan Tambang,


Teknik
Pertambangan
Institut
Teknologi Bandung.
Arif

I,

(1996), Tambang Terbuka, Teknik


Pertambangan
Institut
Teknologi
Bandung.

Dewantara KP, (2006), Rancangan Push Back


Penambangan Batubara Blok 441 PT.
Nusantara Thai Coal di daerah Mampun
Povinsi
jambi,
Jurusan
Teknik
Pertambangan,
UPN
Veteran
Yogyakarta.
Lidana E, (2005), Perancangan Penambangan
Endapan Batubara PT. Anugerah Mulya
Barito
Timur,
Jurusan
Teknik
Pertambangan,
UPN
Veteran
Yogyakarta.
Sulistyana W, (2007), Modul Praktikum Simulasi
dan Komputasi, Jurusan Teknik
Pertambangan,
UPN
Veteran
Yogyakarta, Yogyakarta.
Sulistyana W, (2007), Perencanaan Tambang,
Jurusan Teknik Pertambangan, UPN
Veteran Yogyakarta, Yogyakarta.
Yanto Indonesianto, (2005), Pemindahan Tanah
Mekanis,
Jurusan
Teknik
Pertambangan,
UPN
Veteran
Yogyakarta, Yogyakarta.
(2007), Laporan Studi Kelayakan
Pertambangan Batubara, PT. Bumi
Bara Kencana.

You might also like