You are on page 1of 3

PERATURAN DIRJEN PAJAK

NOMOR PER-10/PJ/2009 TANGGAL 11 PEBRUARI 2009


TENTANG
PENGURANGAN BESARNYA PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 DALAM TAHUN 2009 BAGI WAJIB
PAJAK YANG MENGALAMI PERUBAHAN KEADAAN USAHA ATAU KEGIATAN USAHA

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


Menimbang

bahwa dalam rangka meringankan likuiditas bagi Wajib Pajak dan mengantisipasi dampak krisis
keuangan global yang dapat berakibat pada perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak, perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Tentang Pengurangan Besarnya Pajak Penghasilan Pasal
25 Dalam Tahun 2009 Bagi Wajib Pajak yang Mengalami Perubahan Keadaan Usaha atau Kegiatan
Usaha;
Mengingat

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan UNDANG-UNDANG nomor 36 TAHUN 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4893);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENGURANGAN BESARNYA PAJAK


PENGHASILAN PASAL 25 DALAM TAHUN 2009 BAGI WAJIB PAJAK YANG MENGALAMI
PERUBAHAN KEADAAN USAHA ATAU KEGIATAN USAHA.
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang dimaksud dengan:
a.

Wajib Pajak yang dapat diberikan Pengurangan Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah Wajib Pajak
yang mengalami perubahan keadaan usaha atau kegiatan usaha dalam tahun 2009.

b.

Pajak Penghasilan Pasal 25 bulan Desember tahun 2008 adalah Pajak Penghasilan Pasal 25
yang seharusnya dibayar oleh Wajib Pajak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 UndangUndang nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
Pasal 2

Wajib Pajak dapat diberikan pengurangan Pajak Penghasilan Pasal 25 sampai dengan 25% (dua puluh
lima persen) untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Juni 2009.
Pasal 3
(1)

Pengurangan Pajak Penghasilan Pasal 25 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dihitung dari
besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 bulan Desember tahun 2008.

(2)

Dalam hal Wajib Pajak telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
tahun pajak 2008, pengurangan Pajak Penghasilan Pasal 25 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 dihitung dari besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 berdasarkan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak 2008.
Pasal 4

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak berlaku bagi Wajib Pajak bank, badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, Wajib Pajak masuk bursa, dan Wajib Pajak lainnya yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan harus membuat laporan keuangan berkala.
Pasal 5
(1)

Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis tentang besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 yang diminta disertai dengan:
a.

penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan


Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak 2008 atau penghitungan sementara Pajak
Penghasilan terutang tahun pajak 2008, dan

b.

perkiraan penghitungan Pajak Penghasilan yang akan terutang tahun 2009,

kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar, dengan format sesuai
Lampiran I dan Lampiran II yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
(2)

Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditandatangani oleh Pengurus atau
Direksi dan disampaikan paling lama tanggal 30 April 2009.
Pasal 6

(1)

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan secara tertulis mengenai pengurangan besarnya
Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Masa Pajak Juli sampai dengan Desember 2009 kepada
Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar paling lama tanggal 30 Juni 2009
apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa besarnya Pajak Penghasilan yang akan terutang
untuk tahun 2009 kurang dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari Pajak Penghasilan yang
terutang yang menjadi dasar penghitungan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 Masa Pajak
Januari sampai dengan Juni 2009.

(2)

Pengajuan permohonan pengurangan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) disertai dengan perkiraan penghitungan besarnya Pajak Penghasilan
yang akan terutang tahun 2009 berdasarkan:
a.

penghasilan yang diterima atau diperoleh sampai dengan bulan terakhir sebelum bulan
pengajuan permohonan, dan

b.

perkiraan penghasilan yang akan diterima atau diperoleh sejak bulan pengajuan
permohonan sampai dengan Desember 2009,

dengan format sesuai Lampiran I dan Lampiran III yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini.

(3)

Atas permohonan yang diajukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kantor
Pelayanan Pajak melakukan evaluasi dengan format sesuai Lampiran IV dengan
mempertimbangkan kondisi Wajib Pajak di tahun 2009.

(4)

Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan surat keputusan tentang besarnya Pajak
Penghasilan Pasal 25 Masa Pajak Juli sampai dengan Desember 2009 berdasarkan hasil
evaluasi, paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diterima lengkap, dengan format sesuai Lampiran V yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(5)

Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Kepala Kantor Pelayanan
Pajak tidak memberikan keputusan, permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dianggap dikabulkan dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus menerbitkan surat keputusan
tersebut paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
berakhir.
Pasal 7

Dalam hal Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan pengurangan Pajak Penghasilan Pasal 25
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), Wajib Pajak membayar Pajak Penghasilan Pasal 25
untuk Masa Pajak Juli sampai dengan Desember 2009 sebesar Pajak Penghasilan Pasal 25 yang
dihitung berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1), ayat (4), dan ayat (6)
Undang-Undang nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
Pasal 8
Wajib Pajak yang mengalami perubahan keadaan usaha atau kegiatan usaha dan memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-537/PJ./2000 tentang
Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Dalam Tahun Pajak Berjalan Dalam Hal-Hal Tertentu dapat
mengajukan permohonan pengurangan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 sesuai ketentuan dalam
Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut.
Pasal 9
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di

Jakarta

pada tanggal

11 Pebruari 2009

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


ttd
DARMIN NASUTION

You might also like