You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perumahan Mutiara Witayu merupakan salah satu wilayah permukiman di
Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Lokasi tersebut
secara geografis terletak pada 0o 33 Lintang Utara dan 101o 24 Bujur Timur.
Sungai Umban Sari merupakan salah satu anak sungai Siak yang berada cukup
dekat dengan wilayah permukiman tersebut. Sungai ini menjadi output dari
sistem drainase yang ada di perumahan Mutiara Witayu. Sungai Umban Sari
merupakan anak sungai Siak, yang juga terpengaruhi oleh pasang surut air laut.
Perumahan Mutiara Witayu mulai berdiri pada tahun 2000, yang mana
secara peraturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tidak direkomendasikan untuk
dibangun menjadi komplek perumahan dikarenakan secara topografis berada
pada elevasi yang rendah. Pembangunan perumahan tetap dilanjutkan dengan
tidak melakukan penimbunan serta pemadatan tanah diawal pembangunannya.
Hal inilah yang menyebabkan pada awal Januari 2013 terjadi banjir di wilayah
tersebut dengan ketinggian air mencapai 1,2 meter dan merendam ratusan rumah
penduduk (Republika, 2014).
Zarkani (2016) melakukan analisa drainase pada perumahan Mutiara
Witayu dengan melakukan normalisasi terhadap kemiringan dan dimensi saluran
drainase. Hal tersebut dianggap dapat menampung limpasan pada wilayah
penelitian. Simulasi yang dilakukan tidak mempertimbangkan pengoperasian
pintu air di bagian outfall (pembuangan akhir). Pengoperasian pintu air akan
menyebabkan air yang ada pada saluran drainase tidak dapat keluar, sehingga
akan menyebabkan air tertampung dan kembali menggenangi wilayah perumahan
Witayu. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Zarkani merencanakan
penggunaaan embung di dekat perumahan sebagai kolam tampungan untuk
menampung limpasan air disertai unit pompa untuk membuang air tersebut.
Kolam tampungan yang direncanakan memiliki luas 2.705,338 m 2 dengan
kedalaman 3 m serta pompa yang digunakan berkapasitas 6 m 3/detik. Semakin

besar debit pompa maka volume kolam tampungan yang di butuhkan semakin
kecil.
Berdasarkan Detail Engineering Design (DED) drainase kota Pekanbaru
(2015), Perumahan Witayu merupakan daerah dengan karakteristik jenis tanah
gambut dalam. Pembangunan pondasi pada daerah yang bergambut dalam akan
menyebabkan tingginya biaya investasi (Tinambunan, 2006). Permasalahan yang
cukup kompleks serta daya dukung lingkungan yang rendah akan menyebabkan
pembangunan pondasi untuk pompa akan berdampak pada biaya pembangunan
dan pemeliharaan yang relatif mahal. Selain itu bangunan yang didirikan pada
tanah gambut dalam akan berpotensi terjadinya peristiwa settlement atau
penurunan tanah. Berdasarkan penelitian Zarkani, tanpa penggunaan pompa akan
berdampak pada semakin besar kebutuhan luas dari kolam tampungan untuk
menampung limpasan yang tertuju ke wilayah Perumahan Witayu.
Bersumber dari pemangku kebijakan, dalam hal ini Pemerintah Kota
Pekanbaru, perumahan Mutiara Witayu Kecamatan Rumbai tidak layak untuk
dipertahankan menjadi komplek perumahan. Pemerintah mengambil kebijakan
sebagai upaya pemecahan masalah adalah melakukan relokasi warga Perumahan
Witayu ke daerah yang tidak rawan banjir. Serta untuk mengatasi permasalahan
banjir pada wilayah bekas Perumahan Witayu, Pemerintah berencana menjadikan
wilayah tersebut sebagai daerah tampungan air (kolam retensi) dan pengembangan
ekowisata diKota Pekanbaru.
Menurut Maryono (2001) dalam Cipta Karya (2013), Ecodrain
merupakan suatu konsep dengan usaha mengalirkan air kelebihan ke sungai
dengan waktu seoptimal mungkin, sehingga tidak menyebabkan permasalahan
kesehatan dan banjir pada sungai terkait. Kolam retensi merupakan salah satu
komponen ecodrain yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Kolam
retensi juga merupakan salah satu contoh bangunan tampungan air yang
berfungsi menyimpan sementara debit air sehingga puncak banjir dapat dikurangi
(Kodoatie, 2013). Kolam retensi dengan konsep ecodrain tidak hanya menitik
beratkan pada konsep hidrolika saja, namun dikaitkan juga terhadap komponen
hidrologi. Kolam retensi yang dirancang dengan pendekatan ecodrain akan

dipadukan dengan konsep resapan, sehingga hal ini akan berdampak positif
terhadap siklus hidrologi dan upaya konservasi air di lingkungan tersebut.
Selain sebagai bangunan pengendali banjir, penempatan kolam retensi di
kawasan tersebut dapat dijadikan sebagai ruang terbuka hijau. Hal tersebut juga
mendukung pengimplementasian Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang yang secara khusus mengamanatkan perlunya
penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang proporsi luasannya
ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota. Ruang
terbuka hijau ini nantinya juga akan dimanfaatkan sebagai wilayah rekreasi yang
bersifat ekowisata. Ekowisata merupakan suatu bentuk perjalanan wisata ke area
alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan serta
melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat (Darsoprajitno,
2002).
Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti akan melakukan perencanaan kolam
retensi dengan pendekatan ecodrain di wilayah perumahan Mutiara Witayu.
Kolam retensi yang direncanakan selain sebagai prasarana untuk tampungan air
akan difungsikan untuk memperoleh keseimbangan ekosistem, ruang terbuka
hijau, konservasi air dan keindahan visual yang akan dijadikan sebagai lokasi
ekowisata. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan program bantu SWMM.
Storm Water management Model (SWMM) merupakan model yang mampu untuk
menganalisa permasalahan kuantitas dan kualitas air yang berkaitan dengan
limpasan daerah perkotaan. SWMM tergolong model hujan aliran dinamis yang
digunakan untuk simulasi dengan rentang waktu yang menerus atau kejadian
banjir sesaat. Model ini paling banyak dikembangkan untuk simulasi proses
hidrologi dan hidrolika di wilayah perkotaan (Rossman, 2008). Dengan
menggunakan program ini, kondisi yang terjadi di lapangan dapat di modelkan
dengan

memasukkan

parameter-parameter

yang

tercatat

pada

kondisi

sesungguhnya. Hal ini menjadikan program SWMM dapat secara akurat


memberikan simulasi relatif sama dengan keadaan di lapangan.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan banjir di wilayah perumahan Mutiara Witayu di identifikasi
berasal dari air limpasan yang berasal pada wilayah hulu saluran drainase yang
bermuara pada saluran outlet perumahan Mutiara Witayu. Kondisi awal pola arah
aliran drainase di lokasi studi adalah mengalir secara gravitasi melalui pintu air ke
Sungai Umban Sari. Pada bagian outlet drainase perumahan tersebut dioperasikan
pintu air yang berguna untuk menghindari masuknya air luapan sungai Umban
Sari ketika terjadi kenaikan muka air sungai. Hal inilah yang menyebabkan ketika
musim penghujan tiba terjadi pengumpulan aliran yang tersentral menuju ke titik
elevasi paling rendah, yaitu Perumahan Mutiara Witayu dan menyebabkan banjir
serta merendam rumah warga.

Gambar 1.1 Banjir Menggenangi Perumahan Mutiara Witayu


Sumber : Isnim (2016)

Gambar 1.2 Banjir Setinggi 50 cm Merendam Rumah Warga


Sumber : Isnim (2016)

Kolam retensi merupakan salah satu bangunan untuk mengatasi banjir


yang juga dapat menciptakan estetika lingkungan baik bagi daerah perkotaan.
Perencanaan kolam retensi dilakukan dengan pendekatan ecodrain, dimana air
akan di optimalkan untuk meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan menjadi air
cadangan tanah ketika musim kemarau datang.
Saputra (2015) telah melakukan penelitian tentang kajian alternatif
penanganan banjir perkotaan menggunakan pendekatan eco-drainage (studi kasus,
kawasan AKAP Kecamatan Payung Sekaki). Peneliti melakukan perencanaan
bangunan kolam retensi sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan
banjir di wilayah tersebut. Penelitian dilakukan dengan menentukan aliran
eksisting serta dimensi drainase yang menyalurkan air ke kolam retensi.
Perencanaan kolam retensi dilakukan dengan memvariasikan luas area yang
digunakan (ponded area) dan mempertahankan kedalaman (max depth) sebesar 2
m. Setelah dilakukan running menggunakan program bantu EPA-SWMM, didapat
luas area yang dibutuhkan (ponded area) adalah sebesar 20.000 m2.
Penelitian yang akan dilakukan adalah melakukan perencanaan kolam
retensi di wilayah bekas perumahan Mutiara Witayu. Perencanaan kolam retensi
di lakukan dengan melakukan analisa hidrologi menggunakan program bantu

EPA-SWMM. Program ini dapat menggambarkan aliran air pada kondisi eksisting
dari lokasi perencanaan, dengan gambaran tersebut nantinya akan di dapatkan
dimensi kolam retensi yang dapat menampung genangan dari air limpasan pada
lokasi perencanaan.
Perencanaan kolam retensi dilakukan dengan memperhatikan kondisi
tanah yang berkarakteristik gambut dalam dan tanah lunak. Sehingga perencanaan
kolam retensi akan mempertahankan kedalaman 1 meter dan memvariasikan
luas area (ponded area). Kolam retensi yang dirancang selain berfungsi sebagai
pengendali banjir juga memiliki fungsi sebagai kolam resapan untuk
meningkatkan kapasitas cadangan air tanah dengan mengunakan matras beton
pada dasar kolam guna meningkatkan infiltrasi air kedalam tanah. Selain itu juga,
kolam retensi dirancang untuk kedepannya menjadi tempat rekreasi berupa eco
wisata untuk meningkatkan estetika wilayah studi.
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan dirumuskan pada beberapa
poin berikut :
1. Bagaimana kondisi aliran eksisting di daerah kajian studi?
2. Berapa dimensi kolam retensi yang tepat sebagai penanggulangan
banjir di wilayah studi?
3. Berapa rencana anggaran biaya (RAB) yang dibutuhkan untuk
pembangunan kolam retensi di daerah kajian studi?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Data curah hujan yang di gunakan berasal dari kantor Balai Wilayah
Sungai Sumatera Kota Pekanbaru, berupa data curah hujan dari tahun
1996 2015 dengan panjang data 20 tahun.
2. Analisa hidrologi yang dilakukan menggunakan program bantu EPASWMM 5.0.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa kondisi aliran eksisting di daerah kajian studi.
2. Menentukan pola aliran rencana pada drainase serta menghitung
kapasitas kolam retensi sebagai bangunan pengendali banjir.

3. Menganalisa rencana anggaran biaya untuk pembangunan kolam


retensi.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan solusi alternatif dalam mengatasi permasalahan banjir
bagi pihak yang berkepentingan.
2. Memberikan kontribusi yang nyata dalam perkembangan ilmu dan
pengetahuan di bidang pengembangan sumber daya air dalam hal
pengaturan air.
3. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi dan referensi bagi
pihak akademis dalam melakukan penelitian mengenai permasalahan
banjir.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada usulan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang pokok pokok pikiran yang
menggambarkan konsep dasar permasalahan yang akan diangkat.
Bagian ini terdiri atas latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang penjelasan teori teori dasar yang
dijadikan acuan dalam melakukan analisa terhadap potensi banjir di
Perumahan Mutiara Witayu Keluarahan Sri Meranti, Kecamatan
Rumbai Pekanbaru.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini membahas tentang cara pengumpulan data primer maupun
sekunder yang akan digunakan dalam penelitian, serta berisi tahapan
dalam melakukan penelitian dengan diagram alir penelitian, dan
waktu pelaksanaan penelitian.

You might also like