You are on page 1of 9

Teori Akuntansi Keuangan

RISET DAN TEORI AKUNTANSI

KELOMPOK 7:
I GUSTI PUTU EKA RUSTIANA DEWI
I G.A.A. SURYA CINITYA ARDANARI

1681611013
1681611027

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

RISET DAN TEORI AKUNTANSI

A. METODE SAINTIFIK DAN RISET AKUNTANSI

Keberadaan teori sangat bermanfaat dalam kehidupan, sebab teori dapat menjelaskan
hubungan ataupun memprediksi fenomena. Teori mengandung sekumpulan dasar pikiran
yang biasa disebut asumsi atau dalil. Dasar pikiran ini harus jelas atau dibangun sehingga
dapat diuji dengan kesimpulan statistik dimana dalam kasus biasa disebut hipotesis. Pada
akhirnya, sebuah teori akan mengandung sekelompok konklusi atau kesimpulan yang berasal
dari premis. Kesimpulan dapat ditentukan baik secara deduksi maupun induksi.
Deduktif adalah kesimpulan yang dibuat secara logika dari berbagai premis yang ada.
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum
yang disepakati (disebut premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan (konklusi).
Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan
terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Pendekatan deduktif formal (metode deduktif
atau analisis) tidak selalu berhasil digunakan dalam teori akuntansi.Hal ini disebabkan karena
pemahaman yang terbatas dari teknik simbolis serta kurangnya pemahaman dari konsep dasar
premis dalam akuntansi keuangan. Tetapi secara umum penalaran deduktif tetap sering
dipakai dalam teori akuntansi dan pembuatan kebijakan.
Induktif adalah kesimpulan yang dibuat dengan cara mengumpulkan data (mengambil
sampel dari sebuah populasi) untuk mendukung atau menyangkal hipotesis. Dalam penelitian
akuntansi, data dikelompokkan dari berbagai metode dan sumber, termasuk pengiriman
kuisioner, kuisioner kepada praktisi atau yang lainnya.
Penalaran induktif berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan
berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus
tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan
pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala akuntansi tertentu.
Pernyataan-pernyataan umum tersebut biasanya berasal dari hipotesis yang diajukan dan diuji
dalam suatu penelitian empiris.
Dalam lingkungan yang lebih kompleks seperti dunia bisnis, teori induktif yang baik
harus spesifik dan teliti terhadap masalah yang diuji.Penelitian harus didasarkan pada
hipotesis yang layak untuk diuji, memilih sampel yang tepat dari populasi yang diteliti,
mengumpulkan dan memeriksa dengan cermat data yang diperlukan dan menggunakan alat
statistik untuk menguji hipotesis. Banyak contoh teori induktif dalam literatur akuntansi,
misalnya Watt dan Zimmerman, yang menguraikan bagaimana manajemen perusahaan
merespon standar baru yang diajukan FASB.
Selain diklasifikasikan menjadi deduktif dan induktif, teori dapat diklasifikasikan
menjadi normatif dan deskriptif. Teori normatif menggunakan nilai dalam pertimbangan,
1

yang mengandung sedikitnya satu premis yang menyatakan seharusnya. Teori akuntansi yang
bersifat normatif merupakan suatu teori yang menggunakan

sekumpulan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku berdasarkan dari peraturan, tata tertib, tata cara atau pedoman tentang
akuntansi yang ideal yang disesuaikan dengan standar akuntansi. Sementara teori deskriptif
mencoba menemukan hubungan kenyataan yang terjadi, Watts and Zimmerman adalah
contoh yang baik untuk penggunaan teori deskriptif.
Sistem deduktif sering disamakan dengan normatif walaupun matematika dan simbol
logikanya adalah deduktif sistem yang bebas nilai. Pendekatan induktif terkadang mencoba
untuk mendeskripsikan. Metode deduktif pada dasarnya bersifat tertutup, sistem non-empirik,
kesimpulannya didasarkan secara ketat pada premis. Sedangkan pendekatan induktif karena
mencoba untuk menemukan dan menjelaskan hubungan dunia nyata, ia bersifat sebaliknya di
bidang deskriptif dengan sangat alami.
Definisi yang lebih tajam antara sistem deduktif dan induktif adalah global (makro)
dan partikular (mikro). Premis dari sistem deduktif adalah total atau keseluruhan atau
meliputi semuanya dalam dasar dan kesimpulan. Sedangkan sistem induktif karena
didasarkan pada fenomena di dunia nyata dapat realistik dan terfokus pada bagian kecil pada
lingkungan yang relevan, dengan kata lain penelitian induktif cenderung untuk menguji lebih
seksama mendefinisikan pertanyaan dan masalah.
Perbedaan deduktif dan induktif dalam riset, meskipun merupakan konsep yang baik
pada tujuan pembelajaran sering tidak dipakai dalam praktek.Jauh dari kompetisi pendekatan,
keduanya malah saling melengkapi dan sering digunakan secara bersamaan.Penelitian
induktif dalam akuntansi dapat membantu menerangkan hubungan dan fenomena yang
sedang berlangsung pada lingkungan bisnis. Penelitian ini pada gilirannya akan bermanfaat
dalam proses pengambilan kebijakan dimana metode deduktif membantu memutuskan aturan
yang telah ditentukan. Maka dari itu, jelas bahwa metode induktif dan deduktif dapat
digunakan bersama-sama dan bukan metode yang saling ekslusif meskipun tidak mungkin
menjaga penelitian induktif menjadi bebas nilai. Pada praktiknya penalaran induktif dalam
akuntansi tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif atau sebaliknya karena
kedua penalaran tersebut saling berkaitan. Premis dalam penalaran deduktif dapat merupakan
hasil dari suatu penalaran induktif, demikian juga proposisi-proposisi akuntansi yang
diajukan dalam penelitian biasanya diturunkan dengan penalaran deduktif.

B. APAKAH AKUNTANSI MERUPAKAN SUATU SAIN ATAU SUATU SENI?

Selama ini, literatur-literatur akuntansi mengembangkan suatu debat berkepanjangan


menyangkut pertanyaan mengenai apakah akuntansi merupakan sebuah ilmu (sains). Mereka
yang berpendapat bahwa akuntansi adalah seni atau keahlian menyarankan agar keahlian
akuntansi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pedagang yang baik harus diajarkan dan
memerlukan adanya pendekatan legalistik terhadap akuntansi. Para pendukung akuntansi
adalah ilmu yang sebaliknya menyarankan agar mengajarkan model pengukuran akuntansi
untuk dapat memberikan pandangan yang lebih konseptual kepada para mahasiswa akuntansi
mengenai apa yang hendak dilakukan oleh akuntansi akrual konvensional dalam memenuhi
sasaran umum guna melayani kebutuhan para penggunanya dan untuk menumbuhkan
pemikiran-pemikiran kritis di bidang akunatansi dan perubahan-perubahan dinamis yang
terjadi di dalamnya. Bagaimana akuntansi itu diajarkan, apakah sebagai keahlian ataupun
sebagai ilmu, akan mempengaruhi cara pandang terhadap bidang studi ini dan kesiapan dari
para siswa yang memilih untuk mengambil akuntansi sebagai jurusan utamanya hingga nanti
pada akhirnya ia akan turut bergabung dalam profesi akuntansi.
Teori baik dalam segi normatif maupun positif dan ilmu akuntansi yang ditempatkan
di awal dan tidak hanya di belakang kurikulum akan dapat membantu para siswa dalam
memahami akuntansi secara lebih baik untuk lebih siap terhadap perubahan-perubahan dalam
praktik, hingga sampai kepada pengambilan kebijakan yang lebih baik. Argument yang
disebutkan terakhir tadi sangat sesuai dengan pandangan yang dikenal luas saat ini bahwa
akuntansi adalah suatu ilmu sosial yang lengkap. Argumentasi ini dijabarkan dengan sangat
tepat oleh Mautz sebagai berikut:
Akuntansi berhubungan dengan perusahaan, yang tentunya merupakan kelompok
sosial; akuntansi berkepentingan dalam transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi
lainnya yang memiliki konsekuensi dan mempunyai dampak atas hubungan sosial; akuntansi
menghasilkan pengetahuan yang berguna dan berarti bagi orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas-aktivitas yang memiliki implikasi sosial; akuntansi pada hakikatnya bersifat mental.
Menurut dasar pedoman-pedoman yang ada, akuntansi adalah suatu ilmu sosial.
Pandangan terhadap akuntansi sebagai suatu ilmu sosial telah meresap ke dalam atmosfer
lingkungan akademik dan riset mengenai akuntansi, menimbulkan terjadinya perpecahan
dalam bidang profesi ini. Terdapat cukup banyak bukti yang menunjukkan telah terjadi
perpecahan di antara komunitas praktisi dan akademisi akuntansi, yang khususnya
dikarakteristikkan oleh kurangnya minat dan perhatian yang sama. Hal ini dibuktikan oleh

respons yang diberikan terhadap survey AICPA atas para anggota institusi di bidang
pendidikan berikut ini:
1. Masalah terpenting yang dihadapi oleh CPA dalam bidang pendidikan adalah adanya
kenyataan bahwa bidang akademi telah terpisah terlalu jauh dari profesi akuntansi.
2. Riset akuntansi yang saat ini kebanyakan dijalankan tidak relevan sama sekali dengan
akuntansi di dunia nyata.
3. Para pengajar seringkali kurang berinteraksi dengan para praktisi.
Sterling (1975 and 1979) menegaskan bahwa istilah seni sangat tergantung pada
interpretasi personal praktisi.Sedangkan sains tergantung pada prosedur-prosedur
pengukuran khusus yang ketat.Sterling yakin bahwa bahwa akuntansi jauh lebih dekat kepada
seni daripada ilmu jika melihat bagaimana akuntan mendefinisikan masalah.Misalnya dalam
kasus depresiasi, sebuah kesepakatan adanya ruang gerak yang luas tersedia dalam
pengukuran kita dalam menyeleksi metode penyusutan dan memutuskan jumlah tahun masa
manfaat dan nilai sisa.Hasilnya, objektivitas menjadi sangat rendah. Pendekatan ilmiah
berjuang keras untuk mengadakan prosedur pengukuran sebagai kelengkapan yang bermakna
secara ekonomi. Sebagaimana replacement cost atau NRV dari aset atau elemen lain yang
diukur.
Namun demikian, akuntansi sebagian besar berkaitan dengan unsur manusia, yang
kurang terkendali daripada fenomena fisik yang diukur dalam ilmu alam (sains). Karenanya,
kita bisa memperkirakan akuntansi, bersama dengan ekonomi dan ilmu-ilmu sosial lainnya,
adalah kurang akurat dalam pengukuran dan prediksi dibandingkan dengan ilmu alam.

C. ARAH RISET AKUNTANSI


Penelitian akuntansi memiliki banyak arah, termasuk pendekatan model keputusan,
penelitian pasar modal, penelitian perilaku, teori keagenan, informasi ekonomi dan akuntansi
kritisi.

Pendekatan Model Keputusan


Menanyakan informasi apa saja yang diperlukan untuk membuat keputusan.
Pendekatan ini bukan menanyakan informasi apa saja yang dibutuhkan bagi para pengguna
tetapi lebih konsentrasi kepada informasi apa yang berguna untuk keputusan nyata. Dengan
demikian, orientasinya bersifat normatif dan deduktif. Teori normatif yang bersifat ilmiah dan
4

didasarkan pada aturan serta teori-teori yang memiliki kepastian belum tentu dapat
menghasilkan output model pendekatan keputusan dengan tingkat kepastian yang tinggi
meskipun Mattessich sangat jelas menunjukkan bahwa nilai yang diliput dalam pendekatan
normatif dianggap dari segi kebutuhan aktifitas administrasi sangat bersifat ilmiah. Dua
tujuan utama yang terkait dalam cakupan pendekatan model keputusan adalah yang pertama
memungkinkan para pengguna untuk dapat memprediksi arus kas masa depan dengan asumsi
yang lebih baik dan lebih tepat, kedua memungkinkan para pengguna untuk mampu
menganalisis keefisienan dan tingkat efektifitas manajemen.
Penelitian Pasar Modal
Sejumlah besar penelitian empiris menunjukkan bahwa harga sekuritas publik
bereaksi dengan sangat cepat dan objektif terhadap informasi baru. Menurut Hence, harga
pasar diasumsikan untuk merefleksikan seacara utuh semua informasi yang tersedia secara
umum. Keuntungan pada sebuah saham adalah fungsi resiko, yaitu perubahan dari
keuntungan penjualan saham relatif terhadap perubahan dari keseluruhan pasar saham.
Hipotesis efisiensi pasar memiliki beberapa implikasi yang signifikan terhadap
akuntansi.Sebagai contoh, karena informasi dengan cepat direfleksikan pada harga sekuritas,
dorongan untuk meningkatkan pengungkapan dengan sedikit konsentrasi untuk memilih
berbagai alternative akuntansi menjadi lebih kuat. Sejak hipotesis efisiensi pasar menyatakan
bahwa pengembalian sekuritas didasarkan pada risiko, penelitian lain telah berusaha untuk
menilai hubungan antara ukuran-ukuran akuntansi berbasis risiko (misalnya rasio laporan
keuangan) dan ukuran risiko berbasis pasar. Efek dari pilihan kebijakan akuntansi pada harga
sekuritas juga telah diuji secara luas.
Penelitian Perilaku
Perhatian utama pada penelitian perilaku adalah bagaimana para pengguna informasi
akuntansi mengambil keputusan dan informasi apa saja yang mereka butuhkan. Melihat
bahwa pendekatan ini adalah deskriptif, sedangkan pendekatan model keputusan normatif,
penelitian ini banyak menggunakan subjek laboratorium dalam mengendalikan keadaan
eksperimen secara hati-hati.
Saat penelitian perilaku ini masih pada tahap awal, ada banyak temuan yang menarik.
Banyak penelitian telah menunjukkan perbedaan antara model keputusan normatif dan proses
pengambilan keputusan sebenarnya dari para pengguna serta kemungkinan revisi oleh
pembuat keputusan yang terjadi kurang dari model keputusan Bayesian adalah tepat.
5

Penelitian lain menemukan bahwa adanya kecenderungan untuk mempublikasikan laporan


keuangan untuk tujuan pengambilan keputusan manajerial. Saat penelitian perilaku
merupakan pendekatan deskriptif atau positif, mudah untuk pindah menjadi kesimpulan yang
bersifat normatif yang digunakan pada data akuntansi untuk tujuan pengambilan keputusan
yang bisa diperbaiki.
Teori Keagenan
Teori keagenan (atau teori kontrak) merupakan salah satu teori yang sangat penting
dalam penelitian akuntansi.Teori keagenan dapat sebagai deduktif atau induktif dan
merupakan contoh khusus penelitian perilaku.Asumsi yang mendasari teori keagenan adalah
bahwa individu bertindak sendiri untuk yang terbaik bagi dirinya sendiri atau bagi
kepentingan sekelompok orang tertentu. Asumsi lain adalah bahwa perusahaan adalah tempat
persimpangan bagi banyak hubungan atau jenis kontrak kerja yang ada diantara manajemen,
pemilik, kreditor, dan pemerintah. Sebagai akibatnya, teori keagenan berkaitan dengan
penggunaan berbagai biaya monitoring dan penguatan hubungan antara berbagai
kelompok.Dalam dunia nyata banyak hubungan keagenan antara beberapa pihak yang diatur
oleh angka akuntansi yang meliputi perjanjian obligasi, kontrak kompensasi manajemen, dan
ukuran perusahaan.Perjanjian obligasi sering menggambarkan tingkat maksimum rasio
seperti debt to equity. Semakin ketat hutang terhadap ekuitas, semakin besar kemungkinan
bahwa manajemen akan memilih alternatif akuntansi yang akan meningkatkan pendapatan.
Dalam kontrak kompensasi manajemen, manajemen kemungkinan akan mencoba untuk
memilih metode yang akan meningkatkan pendapatan dan juga meningkatkan bonus. Dalam
diskusi sebelumnya penelitian akuntansi positif mencatat hubungan antara ukuran perusahaan
dianggap sangat besar dan campur tangan pemerintah, yang dapat nilai mengarah pada
pilihan alternatif pendapatan penurun, sebagai akibatnya pilihan metode akuntansi oleh
perusahaan mungkin dipengaruhi oleh efek pada kontrak keagenan.
Prinsip utama teori keagenan adalah adanya hubungan kerja antara pihak yang
memberi wewenang (investor) dengan pihak yang menerima wewenang (manajer). Menurut
teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya
kepentingan yang saling bertentangan. Teori keagenan muncul ketika satu orang atau lebih
(principal) memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Hubungan antara
principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asimetri

informasi) karena agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak
tentang perusahaan dibandingkan dengan principal.Dalam kondisi yang asimetri tersebut,
agent dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan
dengan cara melakukan manajemen laba.
Salah satu cara untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku
opportunistic manajemen adalah corporate governance, yaitu transparansi, akuntabilitas,
keadilan, dan responsibilitas. Corporate governance diharapkan dapat meminimalkan
tindakan manajemen laba.
Salah satu hipotesis dari teori keagenan adalah bahwa upaya manajemen untuk
memaksimalkan kesejahteraan sendiri dengan meminimalkan berbagai biaya agensi yang
timbul dari pemantauan dan kontraktor, sedangkan tujuan utama manajemen adalah untuk
memperbaiki kinerja, manajemen juga dapat mencoba untuk memilih aturan akuntansi yang
memaksimalkan pendapatan langsung daripada pendapatan dari waktu ke waktu, seperti
dalam kasus kredit pajak investasi. Perilaku ini kadang-kadang disebut perilaku oportunistik
atau moral hazard. Audit sebagai contoh meminimalkan agency cost, akan menjadi contoh
dari kontrak yang efisien.
Informasi Ekonomi
Akuntan menjadi semakin berminat akan adanya biaya (dan manfaat) dalam proses
menghasilkan informasi akuntansi. Ini secara relative telah mengarahkan pengetahuan baru
dalam penelitian akuntansi: informasi ekonomi. Penelitian informasi ekonomi biasanya
teranalisis secara alami.Informasi ekonomi baru-baru ini memasukkan asumsi teori keagenan
dan situasi dalam analisisnya karena pembagian risiko antara prinsipal dan agent sangat
berhubungan dengan masalah apakah diantara kedua belah pihak telah terjadi asimetri
informasi.Tujuan dari analisis teori informasi adalah untuk menentukan seberapa optimal
insentif kontrak manajemen dan pembagian risiko dapat dinegosiasikan. Penelitian ini juga
menunjukkan pentingnya fungsi pengelolaan akuntansi, yaitu mengevaluasi manajemen dan
kinerja relatif karena sangat penting untuk menentukan insentif di dalam manajemen.
Akuntansi Kritisi
Akuntansi kritisi adalah cabang teori akuntansi yang menunjukkan bahwa akuntansi
memiliki peran utama dalam menengahi konflik antara perusahaan dan konstitusi social
seperti tenaga kerja, konsumen dan masyarakat umum.Akuntansi kritisi merupakan gabungan
dari 2 sisi akuntansi yg berkembang pada tahun 1960, yaitu akuntansi sektor publik dan
7

akuntansi sosial. Tujuan akuntansi kritisi adalah untuk memajukan bagian dari bagian-bagian
penempatan oleh akuntansi sektor publik dan akuntansi kritisi ke tujuan utama penelitian
akuntansi dengan mengadopsi konflik berdasarkan perspektif
Revolusi Ilmiah Dalam Akuntansi?
Beberapa telah melakukan prediksi revolusi ilmiah dalam penelitian akuntansi karena
tidak puas dengan paradigma yang ada.Paradigma adalah berbagi pemecahan masalah
pandangan di antara anggota suatu ilmu atau disiplin. Dalam akuntansi, bagian paradigma
mempunyai pembiayaan historis, yang mana berdasarkan pada konsep realisasi dan
mencocokan serta pengajaran penting lainnya, seperti konseravatisme, kesinambungan,
akuntansi entitas, dan waktu periode.Ketidakmampuan pembiayaan historis untuk mengatasi
masalah pelaporan keuangan selama tahun 1970 dalam penjagaan inflasi tinggi menyebabkan
ketidakpuasan yang besar.

You might also like