You are on page 1of 4

1.

Metode Arithmatic/rata-rata aljabar

Metode

ini

dipakai

untuk

daerah-daerah

datar

dengan

pos

pengamatan hujan tersebar merata, an masing-masing pos mempunyai


hasil pengamatan yang tidak jauh berbeda dengan hasil rata-ratanya.
Caranya dengan membagi rata pengukuran pada semua pos hujan
terhadap sejumlah stasiun dalam daerah aliran yang bersangkutan.
Rumus:

Dimana:
Pr = Tinggi ujan rata-rata.
P1, P2, P3, P4, Pn = Tinggi hujan pada tiap stasiun pengamatan.
n = Jumlah stasiun pengamatan.

2.

Metode Poligon Thiessen (Thiessen Polygon Method)

Metode ini bisa digunakan untuk daerah-daerah dimana distribusi dari


pengamatan hujan tidak tersebar merata. Hasilnya lebih teliti.
Caranya:
a. Stasiun pengamatan digambarkan peta, dan ditarik garis hubung
masing-masing stasiun.
b. Garis bagi tegak lurus dari garis hubung tersebut membentuk
poligon-poligon mengelilingi tiap-tiapstasiun, hindari bentuk poligon
segi tiga tumpul.

c. Sisi-sisi tiap poligon merupakan batas-batas daerah pngamatan hujan


yang bersangkutan.
d. Hitung luas wilayah tiap poligon yang terdapat di dalam DAS dan luas
DAS seluruhnya. Dengan planimeter atau metode grid, dan luas tiap
poligon dinyatakan sebagai persentase dari luas DAS seluruhnya.
e. Faktor bobot dalam menghitung rata-rata daerah di dapat dengan
mengalikan presipitasi tiap stasiun pengamatan dikalikan dengan
persentase luas daerah yang bersangkutan.

Rumus:

Dimana:
Pr = Tinggi hujan rata-rata.
P1, P2, P3, P4, Pn = Tinggi hujan tiap pos hujan.
A1, A2, A3, A4, An = Luas wilayah tiap pos hujan.
A total

= Luas wilayah total dari semua pos hujan.

3.

Metode Isohyet (Ishohyetal Method)

Metode ini dipakai untuk menentukan hujan rata-rata pada daerah


bargunung dan sebaran stasiun/pos pengamatan yang tidak merata.
Hasilnya lebih teliti dibandingkan dengan metode sebelumnya.
Caranya:
a. Lokasi dan stasiun-stasiun pengamatan hujan digambar pada peta
berikut nilai urah hujannya.
b. Gambar kontur-kontur untuk presipitasi yang sama (isohyet).
c. Cari harga rata-rata presipitasi untuk sub daerah yang terletak antara
dua isohyet berikut luas sub daerah tersebut diatas.
d. Untuk tiap sub daerah dihitung volume presipitasi sebagai perkalian
presipitasi rata-ratanya terhadap sub daerah (netto).

Rumus:

Dimana:
Pr = Tinggi hujan rata-rata.
P1, P2, P3, Pn = Tinggi hujan antara garis isohye.
A1, A2, A3, An = Luas wilayah antara garis isohyet.

A total = Luas wilayah total pos hujan.

You might also like