You are on page 1of 13
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian. Gastroenteritis adalah peradangan pada mukosa membran lambung dan usus halus ditandai dengan gejala diare dengan disertai muntah atau tidak. Diare adalah frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari, Konsistensi faeces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. ©" 2.2. Etiologi a. Bakteri : Escherichia coli, Salmonella typi, Salmonella Paratypi A, B, C, Shigella dysentri, Shigella flexneri, Vibrio cholera, Vibrio eltor, Vibrio parahemolytius, Clostridium perfringens, Campilobacter ( Helico-bacter) jejuni, Staphylococcus, Streptococcus, Yersinia intestinal, Coccidiosis b. Parasit, Protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis isospora, Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator americanus, Trichuris trichiura, Velmicularis, Strongyloides stercolaris, Taenia saginata, Taenia solium. c. Virus : rotavirus 2.3. Epidemiologi Gastroenterit 2.3.1. Distribusi Gastroenteritis merupakan sejenis penyakit infeksi yang terjadi diseluruh dunia, Penyakit ini lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak yang lebih besar karena ‘bayi mempunyai daya tahan tubuh yang rendah, dan kejadian penyakit ini hampir sama terjadi pada laki-laki dengan perempuan. Epidemi diare pada bayi, anak-anak dan orang dewasa, biasanya disebabkan oleh mikroorganisme dalam air atau makanan, yang terkontaminasi oleh faeces terinfeksi. Infeksi juga bisa ditularkan dari orang ke orang bila seorang penderita tidak mencuci tangannya dengan baik. Faktor lingkungan (air, ekskreta, makanan, lalat, dan serangga lain), enterobakteri, parasit usus, virus jamur dan beberapa zat kimia telah dibuktikan pada berbagai penyelidikan epidemiologis sebagai penyebab penyakit gastroenteritis. Kesehatan lingkungan hidup di Indonesia penyebab gastroenteritis meliputi : a. Kurangnya penyediaan air minum yang bersih yang memenuhi syarat kesehatan b. Kurangnya sarana pembuangan kotoran yang sehat. c. Keadaan rumah yang pada umumnya tidak sehat, d. Usaha higiene dan sanitasi makanan yang kurang e. Belum ditanganinya higiene dan sanitasi industri yang insentif. f kurangnya usaha pengawasan dan pencegahan terhadap pencemaran ligkungan. g. Pembuangan limbah di daerah pemukiman yang kurang baik.” Masa inkubasi.yang ditimbulkan oleh kuman penycbab gastroenteritis berbeda- beda seperti a Staphylococcus aureus dalam waktu 6 jam timbul mual dan muntah biasanya terdapat pada susu yang terkontaminasi. . Salmonella dalam waktu 18-24 jam menimbulkan gastroenteritis biasanya terdapat pada produk daging/telur ayam yang kurang matang yang terkontaminasi kuman atau pengolahan yang kurang higienis. Bacillus cereus dalam waktu 8-16 jam (biasanya 1-6 jam) menimbulkan gastroenteritis yang biasanya terdapat dalam bubur kaleng, puding vanili yang terkontaminasi. Stereptococcus faecalis dalam waktu 5-20 jam menyebabkan mual, muntah, dan diare yang terdapat dalam makanan yang terkontaminasi . Vibrio Cholera dalam beberapa jam sampai 5. hari (biasanya 2-3 hari) menimbulkan diare mendadak, Kadang-kadang muntah, asidosis dan shock yang biasanya terdapat dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi.*"” Di Amerika Serikat pada pusat pemberantasan dan pencegahan penyakit menyatakan bahwa rotavirus menyebabkan 55,000 penderita yang harus dirawat di rumah sakit setiap tahun dengan angka kesakitan antara 150-300 penderita setiap tahun. Salmonella menyebabkan gastrcenteritis sebesar 5 juta pada bayi setiap tahunnya, 613) E, Coli merupakan 20-30 % penyebab gastroenteritis akut sedangkan Shigella terdapat dalam frekuensi yang bervariasi tetapi tidak tinggi. Suharyono dan Koiman (1982) mendapitkan 1,2 %, Vibrio cholerae kurang dari 5 % kasus meskipun penyakit ini endemis dimana-mana.” Pada tahun 1997 saat terjadi KLB diare dan kekeringan di Propinsi Irian Jaya di Kabupaten Merauke menyebabkan 74 orang meninggal (CFR 13 %) dari 569 penderita gastroenteritis untuk semua golongan umur."? Wicaksono, dkk (1999) menyaiakan bahwa dalam 1 tahun mulai | juli 1998 sid Agustus 1999 di seluruh Indonesia tercata 43 bayi dari 90 kasus (47,78%) meninggal Karena salmonella, angka ini belum termasuk data yang tidak dilaporkan." Mahoney, dkk (1990) menyatakan bahwa 70 % kasus gastroenteritis pada bayi disebabkan karena terkontaminasinya makanan dan minuman oleh kuman penycbab gastroenteritis.“ 2.3.2. Determinan. a. Host Beberapa faktor host dapat meningkatkan kerentanan, beratnya penyakit, dan lamanya gastroenteritis, faktor tersebut antara lain karena : al. Tidak mendapat:ASI sampai usia 2 tahun. ASI mengandung antibedi yang dapat melindungi terhadap kuman penyebab gastroenteritis a2. Kurang gizi, Beratnya penyakit, lamanya diare dan resiko kematian Karena gastroenteritis meningkat pada bayi yang mengalami gangguan gizi, terutama pada penderita gizi buruk (malnutrisi), hal ini disebabkan karena : 2.1, Makanan sering dihentikan olch orang tua karena takut, dan memberikan air teh saje. 2.2. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran, dan susu yang encer ini diberikan dalam waktu yang lama, 2.3. Makanan tidak dapat dicerna dan di absorbsi dengan baik Karena adanya hiper peristaltik usus. a.3.Campak. Gastroenteritis sering terjadi dan berakibat berat pada bayi / anak- anak yang sedang menderita campak dalam 4 minggu terakhir. Hal ini akibat dari penurunan kekebalan tubuh penderita. b. Agent penyebab gastroenteritis dapat dibagi dalam beberapa faktor b.1.Faktor infeksi Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama gastroenteritis meliputi : a. Bakteri_ : Escherichia coli, Salmonella typi, Salmonella Paratypi A, B, C, Shigella dysentri, Shigella flexneri, Vibrio cholera, Vibrio eltor, Vibrio parahemolytius, Clostridium perfringens, Campilobacter ( Helico- bacter) jejuni, Staphyllococcus, Streptococcus, Yersinia intestinal, Coccidiosis. b. Parasit, Protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis isospora, Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator 10 americanus, Trichuris trichiura, Velmicularis, Strongyloides stercolaris, Tacnia saginata, Taenia solium. c. Virus : rotavirus b.2. Faktor Malabsorbsi b.2.1. Malabsorbsi karbohidrat, disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak adalah intoleransi laktosa. b.2.2. Malabsorbsi lemak. }.2.3. Malabsorbsi protein. b3. Faktor makanan seperti makanan basi, beracun, alergi makanan. b4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas. 1?) c. Environment. Gastroenteritis sering disebabkan oleh kebersihan yang kurang terjaga dan bisa menyebar dengan cepat kepada anggota keluarga lainnya, seperti rotavirus dapat menular dari satu orang ke orang lain lewat rute fecal — oral (lewat makanan dan minuman yang tercampur mikro-organisme kemudian masuk kedalam mulut)- Kemudian mikro-organisme memperbanyak diri dalam usus, merusak epitelium (lapisan permukaan) usus dan dalam 48 jam menyebabkan diare. 2.4, Tanda dan Gejala. Mula-mula pada bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair " dan dapat disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau- hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitamya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbst usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare disebabkan oleh lambung yang meradang dan akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit, kram perut, diare yang kadang-kadang berdarah, Bila penderita telah kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.“'"? 2.5. Komplikasi Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat), b. Renjatan hipovolemik. c. Hipokalemia (keadaan kadar kalium darah yang rendah dengan gejala metcorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram) d. Hypoglikemia (keadaan kadar elukosa darch yang rendah). Gejala hypoglikemia akan muncu! jika kadar glukosa darah sampai 40 mg % pada bayi disertai lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma. 12 e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukaosa usus halus. f Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik. g. Malnutrisi energi protein, Karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah)."” 2.6. Penatalaksanaan. 2.6.1. Pengobatan Kausal Pengobatan yang tepat terhadap penyebab gastroenteritis diberikan setelah mengetahui penyebabnya yang pasti. Jika penyebabnya berasal dari infeksi diberikan antibiotika, jika tidak berasal dari infeksi, antibiotika juga dapat diberikan jika pada pemeriksaan laboraiorium dapat ditemukan bakteri patogen. Karena pemeriksaan untuk menemukan bakteri ini kadang-kadang sulit dan hasil pemeriksaannya datang terlambai, antibiotika dapat diberikan dengan memperhatikan umur, perjalanan penyakit, sifatnya, dan sebagainya. 2) 2.6.2, Pengobatan Simtomatik a. Antiemetik: mencegah muntah juga mengurangi sekresi dan kehilangan cairan tubuh. b. Antipiretik : dalam dosis rendah berguna untuk menurunkan panas yang terjadi akibat dehidrasi, panas karena infeksi penyerta.“” 2.6.3. Pengobatan Cairan a. Jenis Cairan : a.1.Cairan dari oral a.1.1, Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHiCO3, KCL dan glukosa. Formula lengkap sering disebut oralit. 2.1.2. ’ Formula sederhana (tidak lengkap), dapat dibuat sendiri hanya mengandung garam dan gula (NaCI dan sukrosa atou karbohidrat lain), misalnya larutan garam, larutan air tajin yang merupakan pengobatan sebelum dibawa ke rumah sakit untuk mencegah dehidrasi. a.2. Cairan Parenteral. 2.1. DGaa (1 bagian larutan Darraw dan 1 bagian glukosa 5 %) 2.2. RL g(I bagian Ringer Laktat +1 bagianglukosa 5%) 22.3. 3 @ (I bagian NaCl 0,9 % + | bagian glukosa 5% + 1 bagian Nalaktat 1/6 mol/)) 2.4. DG 1:2 (1 bagian larutan Darraw + 2 bagian glukosa 5 %. 2.5, RLg 1:3 (1 bagian ringer laktat + 3 bagian glukosa 5-10 %) 2.6. Cairan 4: 1 (4 bagian glukosa 5 - 10 % + 1 bagian NaHCO3 1,5 % atau 4 bagian glukosa 5-10 % + | bagian NaCl 0,9 %). b. Jalan Pemberian Cairan bil. Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum serta kesadaran baik. 2.7. Wi b.2. Intragastri, untuk dehidrasi ringan, sedang, atau tanpa dehidrasi tetapi anak tidak mau minum, atau kesadaran menurun. b.3. _ Intravena untuk dehidrasi berat. . Jumlah cairan, tergantung dari dehidrasi apakah ringan, sedang atau berat. Dietik (pemberian makanan) Jenis makanan yang diberikan pada bayi penderita gastroenteritis berupa d.1.Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam Jemak tidak jenuh, misalnya susu LLM, susu almiron) .2.Makanan setengah padat (bubuk susu) atau makanan padat (nasi tim) bila anak tidak mau minum susu karena dirumah sudah biasa diberi makanan padat. .3.Susu Khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu asam Temak berantai sedang / tidak jenuh sesuai dengan kelainan yang ditemukan. Pencegahan Gastroentertis 2.7.1. Pemberian AST Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 4-6 bulan. Selama 6 bulan kedua dari kehidupannya, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan dengan makanan lain: ay ASI mempunyai Khasiat preventif secara immunologik dengan adanya antibodi dari zat-zat lain yang dikandungnya, ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare, Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 x lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol.” 2.7.2. Makanan Pendamping ASI Pemberian makanan pendamping ASI diberikan pada bayi secara bertahap. Pada masa tersebut merupakan masa yang berbahaya meningkatnya resiko terjadinya diare ataupun penyakit lain yang menyebabkan kematian. Ada beberapa cara pemberian makanan pendamping ASI yang baik, yaitu * Perkenalkan makanan lunak ketika anak berumur 4-6 bulan tetapi teruskan pemberian ASI. Berikan makanan lebih sering (4x schari). Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua’ makanan yang dimasak dengan baik, 4-6 x sehari, teruskan pemberian ASI bila mungkin. * Tambahkan minyak, lemak dan gula kedalam nasi/bubur dan biji-bijian untuk energi, Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan daging, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayur-sayuran berwarna hijau kedalam makanannya. * Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih. * Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak." 2.7.3. Menggunakan air bersih yang cukup sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur orofecal. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang tércemar dengan tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar.“' Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tesebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan dirumah. ‘Yang harus diperhatikan oleh keluarga = Ambil air dari sumber air yang bersih. = Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air, = Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh kotoran binatang. = Gunakan air yang direbus, * Cuci semua peralatan masak dan minum dengan air yang bersih dan cukup. 2.7.4. Mencuci tangan kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan scbelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.“ 2.7.5. Menggunakan Jamban Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan resiko terhadap penyakit diare, Keluarga harus buang air besar di jamban, dan yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah : + Keluarga harus mempunyai jarnban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga. * Bersihkan jamban secara teratur. + Jarak jamban dengan sumber air minum minimal 10 meter 2.8. Pengembangan Vaksin Untuk Gastroenteritis. 2.8.1. Vaksin Rotavirus. Pengembangan vaksin rotavirus diberikan secara oral pada bayi dibawah umur 6 bulan yang dapat melindungi dari penyakit gastroenteritis selama kehidupan 2 tahun pertama. Tim penasehat obat dan makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) menyetujui vaksin baru yaitu Rottashild dalam pencegahan gastroenteritis yang disebabkan oleh virus rotavirus. Vaksin ini terbukti efektif mencegah infeksi berat sampai 70-91 % kasus gastroenteritis. Pembuat vaksin dari Wyeth-Lederle Vaccine & Pediatrics, sebuah divisi pada American Home Product menyatakan bahwa vaksin tersebut tidak akan mempengaruhi atau mengganggu cefektifitas vaksin lainnya yang lazim dan rutin diberikan seperti vaksin DPT. °?

You might also like