Professional Documents
Culture Documents
Analisis Kasus Tesco
Analisis Kasus Tesco
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Audit merupakan proses pemeriksaan laporan keuangan oleh pihak yang
independen, kompeten, objektif, dan tidak memihak yang disebut auditor atau
Akuntan Publik. Tanggung jawab Akuntan Publik adalah merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah
laporan keuangan suatu perusahaan terbebas dari salah saji material baik yang
disebabkan oleh kekeliruangn maupun kecurangan sesuai dengan bukti-bukti yang
telah ditemukan. Setelah melaksanakan proses audit, auditor harus memberikan
pendapat terkait dengan kewajaran laporan keuangan. Proses dan pernyataan pendapat
yang diutarakan oleh auditor semuanya diatur dalam standart audit yang berlaku yaitu
SPAP (Standart Profesioal Akuntan Publik) yang dikeluarkan oleh IAPI (Institut
Akuntan Publik Indonesia). Standar tersebut digunakan sebagai panduan auditor
untuk memberikan jasa audit kepada kliennya.
Auditor atau Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang unik, karena disini
yang membayar jasa Akuntan Publik adalah klien akan tetapi Akuntan Publik justru
bekerja untuk user (pemegang saham, kreditor, pemerintah). Hal ini menuntut seorang
Akuntan Publik harus mempertahankan Independensi nya sesuai dengan kode etik
profesi Akuntan Publik yang berlaku. Independensi merupakan sikap tidak mudah
terpengaruh, hal ini sangat penting bagi seorang Akuntan publik untuk melaksanakan
tanggung jawabnya. Akan tetapi, beberapa tahun kebelakang banyak sekali skandalskandal Akuntansi yang muncul seperti penggelembungan laba, overstated penjualan,
overstated persediaan oleh perusahaan yang melibatkan seorang Akuntan Publik dan
KAP nya. Profesi Akuntan Publik sering dikait-kaitkan dengan skandal akuntansi
muncul. Saat sebuah perusahaan terbukti melakukan kecurangan, pasti seorang
Akuntan Publik juga ikut diperiksa apakah terdapat indikasi keterlibatan. Sebagai
contoh yaitu kasus Enron yang melibatkan akuntan publik KAP Arthur Andersen,
kasus Satyam yang melibatkan Akuntan Publik KAP Pricewaterhouse Coopers
(PwC), dan kasus Kimia Farma (akan tetapi tidak ada keterlibatan auditor). Pada
kasus Enron dan Satyam,
ini tentu tidak sesuai dengan kode etik dan tanggungjawab profesi Akuntan Publik
dimana Independensi justru diabaikan. Akan tetapi, pada kasus PT Kimia Farma
auditor terbukti tidak terlibat. Disini, seorang Akuntan Publik harus membuat
safeguard untuk melindungi profesinya sebagai Akuntan Publik.
Tidak hanya Eron dan Satyam, banyak sekali skandal akuntansi perusahaan
yang melibatkan auditornya. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya ingin
menyampaikan
analisis
terkait
kasus
Perusahaan
Tesco
yang
terbukti
BAB II
PEMBAHASAN
1. Profil Perusahaan Tesco Plc
Tesco Plc adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail yang berpusat di
Inggris. Perusahaan ini didirikan oleh Jack Cohen pada tahun 1932. Sedangkan Jack
Cohen sendiri sudah mulai merintis bisnis sebagai pedagang dan peretail sejak tahun
1919. Dengan kerja kerja keras Jack Cohen, ia mebangun dan mengembangkan Tesco
Plc menjadi perusahaan retail ternama dan sukses.
Pada tahun 1947, Tesco menjual sahamnya pertama kali ke publik. Beberapa
tahun setelahnya bisnis Tesco semakin berkembang pesat. Salah satu strategi nya
untuk memperluas bisnisnya yakni dengan mengakuisisi toko-toko retail lainnya.
Kemudian pada tahun 1956, Tesco membuka Supermarket pertamanya di Maldon
yang menawarkan fresh and traditional food. Awal nya Tesco hanya menjual produk
makanan saja, akan tetapi saat bisnisnya semakin berkembang luas ia mulai
menawarkan produk non-makanan dengan harga terjangkau. Pada tahun 1990 an
Tesco mulai berekspansi ke luar Inggris. Tesco merambah ke Prancis, Hungaria,
Polandia, Ceko, Slowakia, dan negara lainnya. Dan pada tahun 1998 ia juga
berekspansi ke kawasan Asia yaitu Korea Selatan, kemudian menyusul Taiwan,
Jepang, dan China. Sebagai perusahaan go public yang harus melaporkan hasil
laporan keuangan yang telah diaudit, Tesco Plc telah menggandeng PwC
(Pricewaterhouse Cooper) menjadi partner nya dalam proses audit ekternalnya sejak
tahun 1983 hingga tahun 2014 (selama 32 tahun).
Hingga saat ini Tesco mengoperasikan 5.380 toko yang terdiri dari
supermarket, superstrore, dan convenience store di 14 negara. Memperkerjakan
490.000 orang di seluruh dunia, dan melayani jutaan pelanggan di setiap minggunya
dengan perkiraan keuntungan bersih 2,76 Milyar Poundsterling. Di Eeropa, Tesco
beroperasi di Republik Ceko, Hungaria, Polandia, Irlandia, Slowakia dan Turki.
Sedangkan untuk Asia ia mengoperasikan bisnisnya di Jepang, Korea Selatan, Taiwan,
Malaysia, dan Thailand. Tidak hanya pada bidang retail, Tesco juga merambah pada
bidang jasa finacial melalui Tesco Financial Services yang melayani 4,6 juta rekening.
Selain itu, Tesco juga merambah ke bisnis retail BBM dan menjadi peritel BBM
terbesar di Inggris pada tahun 1992.
2. Skandal yang terjadi dan Keterlibatan Auditor (PwC).
Pada akhir tahun 2014 yang lalu terkuak skandal akuntasi yang megejutkan
dari perusahaan Retail besar Tesco Plc. Skandal akuntansi yang terjadi pada Tesco Plc
adalah overstated laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. FRC atau Financial
Reporting Council (FRC) sebagai Regulator keuangan di Inggris mencurigai adanya
kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan Tesco. FRC kemudian mengutus KAP
Delloite untuk menyelidiki dan menginvestigasi kecurigaan tersebut. Deloitte
memeriks laporan keuangan Teco Plc selama 3 periode kebelakang. Hingga pada
bulan September 2014 lalu, terbukti bahwa pihak manajemen perusahaan Tesco Plc
ditemukan menggelembungkan laba nya sehingga meningkat hingga 250 Miliar
selama hanya setengah tahun. Ia mencatat laba pada laporan keuangan nya menjadi
sebesar 263 Miliar. Overstated laba tersebut terjadi karena Tesco melakukan
pengakuan dini atau lebih awal atas pendapatan dari suplier. Tesco Plc sudah
mengakui pendapat saat barang yang diterima dari supliernya belum terjual ke pihak
lain. Kesepakatan dengan suplier untuk membayar kembali ke tesco pada beberapa
periode menyebabkan pendapatan yang seharusnya belum diakui menjadi lebih dulu
diakui sehingga pendapatan tesco terus meningkat. Diskon yang diberikan oleh
suplier juga dimasukkan dalam pendapatan nya.
Untuk keterlibatan Auditor nya sendiri, setelah diselidiki lebih lanjut auditor
dalam kasus ini, yaitu PwC tidak terlibat dalam penggelembungan laba yang
dilakukan oleh manajemen. Tidak ada bukti yang ditemukan bahwa auditor PwC
terlibat dalam penggelembungan laba ini.
3. Tanggung jawab Auditor dan Pelanggaran yang dilakukan oleh Auditor dan
Tesco.
Tanggung jawab auditor
Dengan terjadinya kasus ini, PwC atau Pricewaterhouse Coopers yang
merupakan salah satu Kantor Akuntan Publik Big-Four bertangungjawab dengan
dipecat dari perusahaan Tesco sebagai audit eksternalnya. Tanggungjawab ini hars
diambil karena PwC gagal dalam mendeteksi penggelembungan laba yang
dilakukan oleh manajemen Tesco Plc. Padahal, kerjasama mereka sudah terjalin
sejak 32 tahun yang lalu dari tahun 1983 dan berakhir tahun 2014. Dengan adanya
masalah ini, PwC dan Tesco mengakhiri kerjasama yang telah terjalin lama
tersebut. Setelah Tesco Plc memecat PwC sebagai audit eksternalnya, Tesco
memutuskan open Tender untuk memilih KAP mana yang akan menjadi audit
eksternalnya yang baru. Disini, KAP PwC sepakat untuk tidak terlibat lagi dalam
open tender tersebut. Dan untuk saat ini, yang terpilih untuk menjadi audit
eksternal Tesco Plc adalah KAP Deloitte yang juga merupakan salah satu BigFour.
Pelanggaran oleh Akuntan Publik Pwc
Pelanggaran yang dilakukan oleh Auditor adalah PwC gagal dalam mendeteksi
adanya penggelembungan laba sebesar 250 Miliar yang dilakukan oleh
manajemen Tesco. Diduga, hal ini disebabkan karena unsur kelalaian pihak
auditor sehingga laba yang berlebih tersebut tidak terdeteksi. Mungkin karena
sudah lama dalam bekerjasama dengan Tesco PwC tidak lagi memiliki Profesional
Sceptism sehingga kesalahan tersebut tidak terdeteksi. Selain itu, mungkin dari
PwC sendiri tidak mendesain prosedur audit dengan baik.
Pelanggaran Tesco Plc
Sedangkan pelanggaran yang dilakukan oleh
Tesco
Plc
adalah
terbesar ke-dua dari Tesco Plc BlackRock telah menjual sahamnya.hal ini tentunya
merugikan pihak perusahaan Tesco. reputasi Tesco juga ikut menurun akibat skandal
yang dilakukannya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Skandal akuntansi yang terjadi di perusahaan Retail besar dari Inggris yaitu
Plc adalah penggelembungan laba sebesar 250 Miliar. Hal ini dikarenakan Tesco Plc
mengakui pendapatan nya terlalu dini sehingga laba tinggi padahal belum semuanya
dapat diakui sebagai pendapatan. Dalam kasus tersebut, auditor ekternal dari Tesco
Plc juga ikut diselidiki apakah kesalahan tersebut memiliki indikasi keterlibatan
dengan PwC. Akan tetapi setelah diselidiki lebih lanjut, PwC tidak terlibat. Akan
tetapi PwC gagal mendeteksi adanya penggelembungan laba tersebut. terbukti jika
PwC lalai dalam mengerjakan tugasnya. Oleh karena hal tersebut, PwC dipecat oleh
Tesco Plc. Dan tanggung jawab hukum yang dialamtkan pada Tesco adalah dari
pemegang sahamnya sendiri. Ancaman Independensi dalam kasus ini adalah
Familitary karena hubungan Tesco dan Plc sudah terjalin selama 32 tahun sehingga
memungkinkan adanya rasa simpatik sehingga tidak ada lagi profesional Sceptism
PwC terhadap Tesco Plc.
DAFTAR PUSTAKA
1. Merison, Paul. (Desember 2014). Window Dressing. PQ Magazine, 14. Tersedia:
https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.cpaireland.ie/docs/defaultsource/Students/p1-cl-g-p1-aud-p2-acr-p2ap.pdf%3Fsfvrsn
%3D2&ved=0CBoQFjABahUKEwjijNzNuJXJAhWUBI4KHb1IBSE&usg=AFQjCN
EODuRbVvXxJPUAgNWmPlB0E56-Zg&sig2=TEGY1zujpEKEO4mVSYPzXQ [12
November 2015).
2. Ruddick, Graham. 2014. The unanswered questions in Tescos accounting scandal.
The thelegraph (Online). Tersedia: https://uk.finance.yahoo.com/news/unansweredquestions-tesco-accounting-scandal-205146090.html [12 November 2105].