You are on page 1of 4

Mata Kuliah

: Filsafat Bahasa

Jumlah SKS

: 2 SKS

Semester/Prodi

: III / PBSI

Tujuan Perkuliahan

Memberikan pengertian pada mahsiswa tentang hakekat bahasa yang dalam hal ini terkait
langsung dengan nalar manusia, bahwa berbahasa artinya berfikir dan bernalar dengan demikian
mahasiswa dapat memahami bagaimana kekuatan atau kekuasaan bahasa dalam membentuk
kehidupan baik secara individual sosial dan budaya.
Materi Perkuliahan : Pengertian Filsafat Bahasa
A. Filsafat
Filsafat menurut bahasa terdiri dari kata philen yang berarti Love (cinta) dan sophia yang berarti
Wisdom (kebijaksanaan), sehingga secara etimologis filsafat berarti love of wisdom (cinta akan
kebijaksanaan) secara mendalam. Hal tersebut menyebabkan munculnya pernyataan bahwa
seorang filosof (ahli filsafat) adalah seseorang yang sangat mencintai kebijaksanaan secara
mendalam.
Filsafat atau hasrat kebijaksanaan, menurut C.A. van Peursen, mulai tumbuh ketika manusia
mulai bertanya disertai rasa kagum dan rasa heran. Jadi filsafat dimulai dengan bertanya. Faktor
lain yang menyebabkan timbulnya filsafat adalah adanya masalah yang dihadapi manusia
sepanjang hidupnya. Selain itu adalah akal budi yang merupakan faktor lain kemunculan filsafat.
Kaitan antara filsafat dan ilmu dapat dilihat dari kelahiran keduanya, yaitu sebagai hasil proses
kerja akal budi yang mewujud dalam pertanyaan. Menurut C.C. Lewis pada awalnya filsafat
mencakupi keseluruhan wilayah belajar segala yang derajatnya lebih tinggi dari membaca,
menulis, dan matematika. Tapi pada suatu saat dapat dikatakan bahwa filsafat adalah induknya
ilmu. Ilmu yang bernaung di bawah filsafat, kemudian menjadi mandiri dalam zaman modern.
Pemisahan ilmu dari filsafat didahului oleh ilmu-ilmu yang tidak langsung mempersoalkan hidup
dan kehidupan manusia seperti matematika, astronomi, fisika; kemudian disusul ilmu-ilmu sosial
dan humaniora.

Hubungan keduanya juga tampak pada fungsi filsafat. Filsafat memiliki fungsi analitis, yaitu
berupaya menjelaskan dan mengkaji metode, hukum, prosedur, kaidah-kaidah teoritis, termasuk
penelitian, dan fungsi sintetis (atau spekulatif), yang berupaya membuat dugaan-dugaan rasional
dengan melampaui batas-batas fakta-fakta ilmiah untuk menyatukan semua pengalaman manusia
ke dalam suatu keseluruhan yang komprehensif dan bermakna
Beberapa pengertian mengenai filsafat adalah :
a.
Menurut ahli filsafat, pemahaman mengenai filsafat tidak cukup dengan pendekatan
etimologis. Menurut Aristoteles, definisi (pengertian) adalah esensi dari sesuatu. Sehingga
untuk dapat menemukan makna yang esensi seseorang harus melakukan penjelajahan
b.

pemikiran secara radikal atau mendalam, logis dan serius.


Menurut pendapat Aristoteles : Jika filsafat adalah sesuatu yang benar maka hendaknya dia

c.

diikuti, namun jika filsafat itu adalah sesuatu yang salah maka hendaknya dia ditolak.
Al-Ghozali tidak menolak filsafat, namun akhirnya ia menemukan (al-haqiqah atau the
reality), kebenaran yang hakikat dan dicari melalui (thariqat) jalan (tasawuf irfani)
tasawuf yang bukan mistisisme. Yaitu metode pencarian kebenaran melalui pembersihan
jiwa dengan menghindarkan diri dari bermaksiat serta senantiasa meksanaan syariat

d.

secara menyeluruh dan menghambakan diri secara penuh.


Menurut Mohammad Hatta lebih baik tidak dibicarakan lebih dahulu, sebab lambat laun
seseorang akan memahami pengertiannya setelah banyak membaca atau mempelajari
filsafat sesuai tingkat pemahamannya dari konotasi filsafat yang telah dipelajari.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Langeveld, yaitu : Setelah orang berfilsafat
sendiri, barulah ia maklum tentang apa itu filsafat. Dan mungkin dengan ia berfilsafat ia

e.

akan semakin memahami maksud dari filsafat itu secara lebih mendalam
Menurut Plato, filsafat adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang hakikat sesuatu, dan
dikembangkan oleh muridnya menjadi : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang

f.

kebenaran yang meliputi logika, fisika, metafisika dan pengetahuan praktis.


Menurut Immanuel kant (1724-1804 M), Filsafat adalah ilmu pengetahuan mengenai
pokok pangkal dari segala pengetahuan dan perbuatan.

B. Bahasa
Bahasa adalah salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia,
karena bahasa senantiasa ada dalam diri manusia, alam, sejarah, dan wahyu Tuhan.
Batasan makna bahasa menurut para ilmuan bahasa adalah:

a. Menurut Harimurti, bahasa adalah sistem lambang arbiter yang dipergunakan masyarakat
sebagai alat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.
b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah :
1.
Sistem lambang bunyi berartikulasi atau yang dihasilkan oleh alat-alat ucap yang
bersifat sewenang-wenang (arbiter) dan konvensional, yang digunakaan sebagai alat
2.

c.

komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.


Ucapan-ucapan yang digunakan oleh suatu bangsa, baik oleh suatu suku bangsa,

penduduk suatu daerah atau negara.


3.
Percakapan yang baik, sopan santun dan tingkah laku yang baik.
Menurut Bloch dan Trager, dan Joseph Bram bahasa adalah : sistem simbol-simbol bunyi

yang arbitrer dan digunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat komunikasi.
d. Menurut Ronald Wardhaugh, bahasa adalah suatu sistem dalam simbol-simbol bunyi yang
arbitrer dan digunakan untuk komunikasi manusia.
Kata kunci dari bahasa adalah simbol, yang berasal dari bahasa Yunani Symbolon yang
artinya : tanda pengenal, lencana, atau semboyan. Dan di Yunani simbol adalah sebuah identitas
yang salah satu fungsinya untuk mengikat persahabatan, contoh : sebuah batu yang dibelah,
sehingga pemegangnya mempunyai bukti kongkret dari persahabatan mereka karena identitas
tersebut.
Pengertian dari lambang atau simbol mengandung dualisme makna, karena mengandung dua
unsur, yaitu: Bentuk yang berwujud pada ucapan dan arti yang ditujukan pada benda (realitas,
peristiwa, fenomena dan perkara).
Maksud dari arbitary simbol adalah lambang yang tidak mempunyai hubungan mutlak atau
perhubungan sewajarnya dengan realitas. Contohnya kata bunga mempunyai perimbangan dalam
berbagai bahasa, yaitu: flower (Inggris), kembang (Jawa), puspa (Sansekerta), hana (Jepang), dei
blume (Jerman), la fleur (Perancis), dan az-Zahrah (Arab). Adapun maksud dari penjelasan
macam-macam perimbangan bahasa tersebut adalah bahwasanya suatu bahasa akan bermaksud
dengan arti bunga misalnya, maka ia tergantung pada siapakan pemakai dari bahasa tersebut.
Sehingga bahasa dapat dirasakan sebagai suatu kebiasaan yang sudah disepakati oleh pengguna
bahasa tersebut.
Dan pengertian dari bahasa sebagai bunyi atau vokal adalah sebagai cara untuk membedakan
antara bahasa dengan lambang-lambang lainnya, seperti: lambang yang dinyatakan dengan
gerakan badan, yang dinyatakan dengan bendera atau yang dinyatakan dengan kedip sinar lampu.
Menurut Henry Guntur Tarigan, terdapat hubungan antara simbol dan sesuatu yang
dilambangkan manusia dalam bahasanya, dimana hal tersebut tidak terjadi hanya dengan

sendirinya atau berifat alamiah seperti hubungan antara awan hitam dan turunnya hujan atau
tingginya panas badan dengan kemungkinan terjadinya infeksi. Namun simbol atau lambang dari
bahasa memperoleh fungsi khususnya dari kesepakatan suatu kelompok sosial dan tidak dapat
menimbulkan efek bagi yang tidak termasuk kedalam kelompok sosial tersebut.
C. Filsafat Bahasa
Menurut Harimurti Kridalaksana, Filsafat Bahasa adalah ilmu gabungan antara linguistik dan
filsafat. Ilmu ini menyelidiki kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta dasardasar konseptual dan teoretis linguistik.
Filsafat bahasa ialah teori tentang bahasa yang berhasil dikemukakan oleh para filsuf, sementara
mereka itu dalam perjalanan memahami pengetahuan konseptual. Filsafat bahasa ialah usaha
para filsuf memahami conceptual knowledge melalui pemahaman terhadap bahasa.
Dalam rangka mencari pemahaman ini, para filsuf telah juga mencoba mendalami hal-hal lain,
misalnya fisika, matematika, seni, sejarah, dan lain-lain. Cara bagaimana pengetahuan itu
diekspresikan dan dikomunikasikan di dalam bahasa, di dalam fisika, matematika dan lain-lain
itu diyakini oleh para filsuf berhubungan erat dengan hakikat pengetahuan atau dengan
pengetahuan konseptual itu sendiri. Jadi, dengan meneliti berbagai cabang ilmu itu, termasuk
bahasa, para filsuf berharap dapat membuat filsafat tentang pengetahuan manusia pada
umumnya.
Letak perbedaan antara filsafat bahasa dengan linguistik adalah linguistik bertujuan mendapatkan
kejelasan tentang bahasa. Linguistik mencari hakikat bahasa. Jadi, para sarjana bahasa
menganggap bahwa kejelasan tentang hakikat bahasa itulah tujuan akhir kegiatannya, sedangkan
filsafat bahasa mencari hakikat ilmu pengetahuan atau hakikat pengetahuan konseptual. Dalam
usahanya mencari hakikat pengetahuan konseptual itu, para filsuf mempelajari bahasa bukan
sebagai tujuan akhir, melainkan sebagai objek sementara agar pada akhirnya dapat diperoleh
kejelasan tentang hakikat pengetahuan konseptual itu.

You might also like