You are on page 1of 16

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI (PLTM)

Di Susun Oleh:
FIKO SAPUTRA

: 2013110044

MAKMUR SOLEH RITONGA

: 2013110049

ARMENDRA ARLO

: 2013110054

YATUL

: 2013110060

JULIAN SYAH PUTRA

: 2014110062

JURUSAN TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya
lingkungan dari efek rumah kaca yang menyebabkan global warming, hujan asam,
rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu ratarata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium,
plutonium, batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa
bahan bakar dari fosil tidak dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar nonfosil.
Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat
energi sudah merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat
bahan bakar dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui
seperti tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya.
Duniapun sudah mulai merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya,
dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga matahari
yang tidak terbatas.

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM) akan lebih diminati


karena dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan
besar, pabrik, perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga
surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar
lainnya.Di negara-negara industri maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan
beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan
program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga matahari ini. Tidak itu saja
di negara-negara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian
sumber energi yang dapat diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui
apa itu pembangkit listrik tenaga matahari atau kami singkat dengan PLTM maka
dalam tulisan ini akan dijelaskan secara singkat komponen-komponen yang
membentuk PLTM, sistem kelistrikan tenaga matahari dan trend teknologi yang ada.

BAB II
PERALATAN
2.1. PHOTOVOLTAIC
Cara kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Matahari dengan menggunakan
Grid-Connected panel sel surya Photovoltaic untuk perumahan :

Modul sel surya Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC. Arus
listrik DC yang dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga)
yang merubahnya menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur
seluruh sistem. Listrik AC akan didistribusikan melalui suatu panel distribusi indoor
yang akan mengalirkan listrik sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik. Besar dan
biaya konsumsi listrik yang dipakai di rumah akan diukur oleh suatu Watt-Hour
Meters.
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan
unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara
pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal
dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat
sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi.
Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan
secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya
yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di
dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTM. Untuk itulah,
modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai
(frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika
permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini
karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal
secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTM,
Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan
sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk
pedesaan.
Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah,
bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala

utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi
awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena
memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai
dengan kebutuhannya.
Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive
transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material antirefleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang
dipantulkan, semi-konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk
menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis)
untuk mengirim elektron ke perabot listrik.

Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktor
dioda. Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semikonduktor, terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh
perjalanan menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi
perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor,
menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan elektron dapat disalurkan ke
saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik.

Fabrikasi Photovoltaic
2.2. KOMPONEN KOMPONEN DARI PLTM.

1. Solar Module dalam bagian ini akan dijelaskan secara singkat komponen utama
PLTM yaitu solar module. Setelah menjelaskannya, maka dilanjutkan dengan trend
kedepan teknologi yang berkaitan dengan solar module.
2. Solar cell sebelum membahas sistim pembangkit listrik tenaga matahari, pertamatama akan dijelaskan secara singkat komponen penting dalam sistim ini yang
berfungsi sebagai perubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Listrik
tenaga matahari dibangkitkan oleh komponen yang disebut solar cell yang besarnya
sekitar 10 ~ 15 cm persegi. Komponen ini mengkonversikan energi dari cahaya
matahari menjadi energi listrik.
Solar cell merupakan komponen vital yang umumnya terbuat dari bahan
semikonduktor. multicrystalline silicon adalah bahan yang paling banyak dipakai
dalam industri solar cell. Multicrystalline dan monocrystalline silicon menghasilkan
efisiensi yang relativ lebih tinggi daripada amorphous silicon. Sedangkan amorphus
silicon dipakai karena biaya yang relativ lebih rendah. Selain dari bahan nonorganik
diatas dipakai pula molekul-molekul organik walaupun masih dalam tahap penelitian.
Sebagai salah satu ukuran performansi solar cell adalah efisiensi. Yaitu
prosentasi perubahan energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Efisiensi dari
solar cell yang sekarang diproduksi sangat bervariasi. Monocrystalline silicon
mempunyai efisiensi 12~15 %. Multicrystalline silicon mempunyai efisiensi 10~13 %.
Amorphous silicon mempunyai efisiensi 6~9 %.
Tetapi dengan penemuan metode-metode baru sekarang efisiensi dari
multicrystalline silicon dapat mencapai 16.0 % sedangkan monocrystalline dapat
mencapai lebih dari 17 %. Bahkan dalam satu konferensi pada September 2000,
perusahaan Sanyo mengumumkan bahwa mereka akan memproduksi solar cell
yang mempunyai efisiensi sebesar 20.7 %. Ini merupakan efisiensi yang terbesar
yang pernah dicapai.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu solar cell sangat kecil maka beberapa
solar cell harus digabungkan sehingga terbentuklah satuan komponen yang disebut
module. Produk yang

dikeluarkan oleh industri-industri solar cell adalah dalam

bentuk module ini.Pada applikasinya, karena tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu
module masih cukup kecil (rata-rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130 W)

maka dalam pemanfaatannya beberapa module digabungkan dan terbentuklah apa


yang disebut array. Sebagai contoh untuk menghasilkan listrik sebesar 3 kW
dibutuhkan array seluas kira-kira 20 ~ 30 meter persegi.
Secara lebih jelas lagi, dengan memakai module produksi Sharp yang
bernomor seri NE-J130A yang mempunyai efisiensi 15.3% diperlukan luas 23.1m2
untuk menghasilkan listrik sebesar 3.00 kW. Besarnya kapasitas PLTM yang ingin
dipasang menambah luas area pemasangan.
3. Building-integrated module
Selain dari pencarian bahan-bahan baru untuk meningkatkan efisiensi module yang
nantinya akan meningkatkan tenaga listrik dengan luas yang sama, maka trend
sekarang adalah memberikan nilai tambah module itu dengan menjadikan module
sebagai bagian dari bangunan yang menambah keindahan bangunan tersebut dan
menambah kenyamanan orang-orang yang tinggal di dalamnya.Disamping akan
mengurangi biaya karena tidak diperlukan lagi biaya untuk pemasangan atap. Dari
segi module sebagai komponen pembangkit listrik tidak ada perubahan dalam
performansi yang dituntut. Tetapi dari segi module sebagai bahan bangunan maka
diperlukan syarat-syarat tambahan, seperti syarat kekuatan, daya tahan terhadap
hujan, angin, petir dan gangguan luar lainnya. Selain itu bagi para arsitektur syarat
keindahan arsitektur juga diperlukan.
Seperti yang telah diterangkan diatas module adalah komponen yang
merubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan
adalah DC. Untuk dapat dimanfaatkan lebih banyak lagi biasanya listrik DC ini
dirubah menjadi AC. Untuk diubah maka listrik DC dari beberapa module
digabungkan dan dikonversikan menjadi AC dengan alat yang disebut power
conditioner. Karena menggabungkan listrik dari beberapa module maka sistim
pengkabelannnya menjadi rumit dan kapasitas yang dibutuhkan dari power
conditionernya pun menjadi besar.Untuk mengatasi persoalan ini, maka sekarang
dikembangkan apa yang disebut AC module. Yaitu module yang langsung
menghasilkan listrik AC.

Secara prinsip tidak ada perubahaan yang terjadi, tetapi secara teknologi
diperlukan power conditioner berskala kecil yang dapat dipasang di belakang
module.Contoh power conditioner yang sekarang banyak dipasarkan .

Power Conditioner JH40EK


Power Conditioner adalah produk dari Sharp yang dapat dihubungkan dengan
8~9 lembar module. Berat dari alat ini adalah sebesar 25 kg.Dua trend diatas adalah
lebih pada pemberian nilai tambah module agar pemanfaatannya lebih luas lagi.
Disamping

dua

hal

tadi

untuk

mendukung

perkembangan

agar

makin

memasyarakatnya Pembangkit listrik tenaga surya maka dicari metode-metode baru


untuk menurunkan biaya per watt listrik yang dihasilkan.

Contoh biaya produksi (sumber : PVTEC)


Seperti terlihat dalam grafik diatas bahwa biaya material tidak megalami
penurunan yang berarti walaupun jumlah produksinya makin bertambah.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KONSEP KERJA SISTEM PLTM
Pembangkit listrik tenaga matahari itu konsepnya sederhana yaitu mengubah
cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu
bentuk energy dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah
banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya.
Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas
langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak
memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan
ramah lingkungan.
Bandingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan
memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain
itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green
house

gas)

yang

pengaruhnya

dapat

merusak

ekosistem

planet

bumi

kita.
Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel
surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt
yang maintenance free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel
surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan
kapasitas yang diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt
atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang proporsional
dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari.
Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan
rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat
mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila

tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panel
surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila
berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi
pada malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah
proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik.
Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan menghentikan proses
pengisian aki itu.
Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri.
Tapi, biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran.
Memang harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri.
Kebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap
pakai. Jadi, system surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah
dibandingkan bila merakit sendiri.
Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari.
Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi
berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari
bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu
yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal.
Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus
diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Jadi, untuk
mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi
pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel
surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari
jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya.
Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan
mikrokontroler 8031. Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian
perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang
lengkap belum termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis
supaya sinar matahari jatuh tegak lurus.Karena itu, kontroler macam ini cukup mahal.

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 LANDASAN TEORI
Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM) adalah salah satu pembangkit
listrik yang sangat sederhana dan mudah dipasang dirumah, sehingga PLTM
merupakan salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik
yang sangat ramah lingkungan. Mengingat Indonesia merupakan daerah tropis,
maka sangatlah baik jika PLTM dikembangkan dengan sungguh-sungguh.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM) akan lebih diminati
karena dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan
besar, pabrik, perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga
surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar
lainnya.Di negara-negara industri maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan
beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan
program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga matahari ini. Tidak itu saja
di negara-negara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian
sumber energi yang dapat diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui
apa itu pembangkit listrik tenaga matahari atau kami singkat dengan PLTM maka
dalam tulisan ini akan dijelaskan secara singkat komponen-komponen yang
membentuk PLTM, sistem kelistrikan tenaga matahari dan trend teknologi yang ada.

4.2 Macam-macam Komponen Modul Surya


Macam macam Modul ini ada beberapa, diantaranya ada yang dipasang
secara Individual ataupun secara umum.
Dipasang secara individual

(Desentralisasi=

Satu rumah satu paket

pembangkit). Karenanya cocok untuk program listrik rumah pedesaan (terpencil),

dimana rumah satu dengan lainnya berjauhan (akan sangat mahal jika listrik
disalurkan melalui jaringan kabel).

Manfaat:
Tidak memerlukan bahan bakar minyak (BBM), hanya menggunakan sinar
matahari

yang

gratis,

sehingga

dapat

dimanfaatkan

didaerah

terpencil.

Dipasang secara individual (satu rumah satu system) sehingga jika rumah
berjauhan sekalipun tidak memerlukan jaringan kabel distribusi, dan gangguan pada
satu system tidak mengganggu system lainnya.
Berikut salah satu jenis modul yang sudah ada dipasaran penggunaan:
Catu daya Telekomunikasi, telemetry, system instrumentasi & signals, lampu bidan
desa/camping light dll. CONTROLLERController/Charge Regulator adalah alat
elektronik pada system Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM) Berfungsi
mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke battery/accu (apabila battery/accu sdh
penuh maka listrik dari modul surya tidak akan dimasukkan ke battery/accu dan
sebaliknya), dan dari battery/accu ke beban (apabila listrik dalam battery/accu
tinggal 20-30%, maka listrik ke beban otomatis dimatikan.

Versi standard umumnya dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk melindungi


battery/accudengan proteksi-proteksi berikut :
a. LVD, Low voltage disconnect, apabila tegangan dalam battery rendah, ~11.2 V,
maka

untuk sementara beban tidak dapat dinyalakan. Apabila tegangan battery

sudah melewati 12V, setelah di charge oleh modul surya, maka beban akan

otomatis dapat dinyalakan lagi (reconnect).

b. HVD, High Voltage disconnect, memutus listrik dari modul surya jika battery/accu
sudah penuh. Listrik dari modul surya akan dimasukkan kembali ke battery jika
voltage battery kembali turun.
.
c. Short circuit protection, menggunakan electronic fuse(sikring) sehingga tidak
memerlukan fuse pengganti. Berfungsi untuk melindungi system PLTM apabila
terjadi arus hubung singkat baik di modul surya maupun pada beban. Apabila terjadi
short circuit maka jalur ke beban akan dimatikan sementara, dalam beberapa detik
akan otomatis menyambung kembali.
d. Reverse Polarity, melindungi dari kesalahan pemasangan kutub (+) atau (-).
e. Reverse Current, melindungi agar listrik dari battery/accu tidak mengalir ke modul
surya pada malam hari.
f. PV Voltage Spike, melindungi tegangan tinggi dari modul pada saat battery tidak
disambungkatidak disambungkan ke controller.
g. Lightning Protection, melindungi terhadap sambaran petir (s/d 20,000 volt).

4.3 SISTIM KELISTRIKAN PLTM


Dalam bagian ini akan dibahas tentang sistim kelistrikan tenaga matahari.
Sebelumnya akan dijelaskan beberapa istilah yang muncul disini. Pertama adalah
power conditioner. Power conditioner telah dijelaskan secara sangat singkat diatas,
disini akan diterangkan sedikit lebih detail.Inti dari alat ini adalah inverter. Yaitu
komponen listrik yang berfungsi sebagai perubah listrik DC menjadi listrik AC. Power
conditioner selain berfungsi untuk menghasilkan listrik AC yang bersih juga
mengkontrol agar tegangan keluarannya berada dalam batas tegangan yang
diperbolehkan. Beberapa fungsi lain power conditioner dapat disimpulkan sebagai
berikut :sebagai switch yang mengontrol dimulainya dan dihentikannya kerja
sistim.
4.3.1. Mendeteksi islanding. Islanding adalah kondisi ketika terjadi pemutusan aliran
listrik pada jaringan distribusi yang dimiliki oleh perusahaan listrik sedangkan PLTM

tetap bekerja. Hal ini terjadi misalnya apabila timbul kerusakan pada jaringan
distribusi listrik. Bila ini terjadi akan membahayakan pekerja yang akan memperbaiki
kerusakan-kerusakan

yang

ada.

Disini

power

conditioner

berfungsi

untuk

mendeteksi terjadinya islanding dan dengan segera menghentikan kerja PLTM.


4.3.2. Pengontrol maksimum tenaga listrik
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh solar panel tergantung pada suhu udara dan
kuatnya cahaya. Pada suatu nilai suhu dan kuatnya cahaya, hubungan antara
tenaga, tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh solar panel.Disini fungsi dari
power conditioner adalah bagaimana mengontrol agar tenaga listrik yang diproduksi
menjadi maksimum.Hal ini disebut dengan istilah MPPT (Maximum Power Point
Tracking).
Pembagian sistem PLTM Secara garis besar sistim kelistrikan tenaga matahari
dapat dibagi menjadi :
1. Sistim Terintegrasi
Listrik yang dihasilkan oleh array dirubah menjadi listrik AC melalui power
conditioner, lalu dialirkan ke AC load. AC load disini dapat berupa listrik yang
diperlukan di perumahan atau kantor. Yang menjadi ciri utama dari sistim ini adalah
dihubungkannya AC load ke jaringan distribusi listrik yang dimiliki oleh perusahaan
listrik. Jadi apabila listrik yang dihasilkan oleh solar panel cukup banyak -melebihi
yang dibutuhkan oleh AC load- maka listrik tersebut dapat dialirkan ke jaringan
distribusi yang ada. Sebaliknya apabila listrik yang dihasilkan solar panel sedikit
kurang dari kebutuhan ac load- maka kekurangan itu dapat diambil dari listrik yang
dihasilkan perusahaan listrik. Hal ini di banyak negara-negara industri maju secara
peraturan telah memungkinkan.

Contoh Sistim di Rumah (sumber : Sharp Co.Ltd)


Keterangan :
1 adalah solar panel
2 adalah power conditioner
3 adalah alat pendistribusi listrik
4 adalah alat pengukur banyaknya listrik yang dijual atau dibeli.
Keuntungan dari sistim ini adalah tidak diperlukan lagi battery. Biaya battery
dapat dikurangi. Selain dari itu bagi rumah atau kantor yang memasang solar panel,
mereka akan mendapatkan keuntungan dengan penjualan listrik. Persoalan yang
dihadapi sekarang adalah soal teknis. Karena terhubungi dengan sistim distribusi,
maka masalah keselamatan menjadi perhatian yang utama.Dan salah satu dari
pemecahannya adalah membuat power conditioner yang mampu mendeteksi
apabila terjadi kecelakaan dan mampu mengkontrol tegangan apabila terjadi
perubahan tegangan di AC load dan beberapa soal teknis yang lain.
2. Sistim Independensi
Selain sistim terintegrasi yang diterangkan diatas terdapat pula sistim
independensi yang merupakan sistim yang selama ini banyak dipakai. Seperti
terlihat dalam gambar di bawah ini sistim independensi dapat dibagi lagi yaitu yang
dihubungkan dengan DC load dan yang dihubungkan dengan AC load.
Contoh dari sistim yang dihubungkan dengan dc load adalah pembangkit
listrik untuk peralatan komunikasi. Misalnya peralatan komunikasi yang dipasang di

pegunungan. Sedangkan yang dihubungakan dengan AC load adalah sistim


pembangkit listrik untuk pulau-pulau yang terpencil.Dalam sistim ini, battery
memainkan peranan yang sangat vital. Bila ada kelebihan listrik yang dihasilkan,
misalnya pada siang hari, listrik ini disimpan di battery. Dan pada malam hari listrik
yang disimpan ini dialirkan ke load.
Sistim seperti ini banyak dipakai di negara-negara berkembang seperti contoh
adalah sebuah contoh proyek di Mongol. Yaitu proyek pemasangan pembangkit
listrik untuk keperluan rumah sakit dan lampu penerangan. Dalam gambar ini terlihat
PLTM dikombinasikan dengan pembangkit listrik tenaga angin. Kapasitas terpasang
PLTM adalah 3.4 kW sedangkan dari tenaga angin 1.8 Kw

4.4.PLTM dilihat dari Perspektif Gender


Target Konsumen PLTM: Masyarakat didaerah yang belum Dilayani Listrik
PLN. Umumnya rumah terpencil, pendapatan rendah, kondisi infrastruktur minim,
penerangan dengan Lampu minyak tanah.Target dari PLTM :

Meningkatkan Kualitas hidup masyarakat:

Memberikan penerangan (lampu), dg kualitas lebih baik, sehingga

jam

belajar dan beraktifitas lebih panjang;

Membukakan akses pada informasi (radio, TV, internet);

Memberikan akses pada sumber air minum dan pertanian (surya untuk
pompa air);

Menciptakan bisnis baru didesa (jadi distributor/service center yang mampu


dilakukan oleh Koperasi Wanita/Nelayan/Tani/Desa), LSM;

Menciptakan Lapangan Kerja

di desa (penjualan dan service center

memerlukan banyak tenaga lokal);

Menciptakan Tenaga Teknisi di desa

BAB V
PENUTUP
5. KESIMPULAN
Di atas telah dijelaskan secara singkat pembangkit listrik tenaga surya. Yang
diawali dengan penjelasan konsekomponen-kompp kerja PLTM dan komponenkomponen yang mendukung dihasilkannya tenaga listrik. Kemudian dijelaskan juga
sistim kelistrikan tenaga surya. Dan terakhir target yang dapat dicapai dengan
adanya PLTM. Selain dari BIPV yaitu module yang dipasang di perumahan atau
bangunan-bangunan, sekarang juga telah dibahas kemungkinan pemasangan PLTM
berkapasitas sangat besar di satu wilayah tertentu. Hal ini dimungkinkan misalnya
pemasangan di negara-negara yang memiliki padang pasir.
Selain itu yang menarik adalah beberapa hasil karya pemanfaatan tenaga
listrik dari cahaya matahari di negara-negara berkembang seperti India, Mongol,
negara-negara Eropa timur. Seperti hasil karya dari Mongol tentang pemasangan
PLTM bersekala kecil di rumah-rumah suku-suku yang tinggal di padang rumput
yang jauh dari jaringan listrik utama.

You might also like