You are on page 1of 18

BAB IV

DESKRIPSI PROSES
PT Kaltim Methanol Industri membuat methanol dengan bahan baku gas alam
dengan memakai proses Lurgi. Beberapa tahapan proses yang dilaksanakan untuk
membuat methanol dari gas alam yaitu sebagai berikut :

Desulfurisasi
Pre-reforming
Steam reforming
Authotermal
Syntesis methanol

Distilasi methanol

Proses pembuatan methanol pada pabrik KMI dapat dilihat dari diagram blok berikut
ini:
Methanol Murni
Gas Alam

Reforming

Oksigen

Synthesis

Distillation

Storage

Steam
Steam and Condensate System

Air Separation Unit

Udara

Water TreatmentSea Water Desalination Air Laut

Gambar 4.1 Diagram Blok Proses Pembuatan Methanol

4.1 Unit 100 (Reforming)

12

13

Natural Gas

Steam

Desulfurisasi

Pre-Reforming

Steam Reformer

O2

Autothermal Reformer

Syn. Gas ke Sintesis Methanol

Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Unit 100 Reforming


Unit ini berfungsi untuk menyiapkan bahan baku yang akan masuk menuju
reaktor methanol agar sesuai dengan kondisi yang diperlukan sehingga reaktor
tersebut dapat beroperasi secara optimal. Bahan baku yang masuk pada unit ini
adalah gas alam, sedangkan hasil dari unit ini yang akan digunakan untuk proses
sintesis methanol yaitu CO2, CO dan H2. Proses utama dari unit ini antara lain
desulfurisasi, pre-reforming, steam reforming dan autothermal reforming.

Flare

14

4.1.1

Desulfurisasi
Gambar 4.3 Diagram Alir Proses Unit 100 Reforming - Desulfurisasi
Bahan baku natural gas yang masuk melalui battery limit masih
mengandung sulfur dalam bentuk sulfur organik maupun sulfur anorganik.
Sulfur ini harus dihilangkan dari bahan baku natural gas karena dapat
meracuni katalis yang digunakan pada proses selanjutnya. Bahan baku
umpan gas alam memiliki tekanan dan temperatur sebesar 29,2 bar dan
30oC.
Fuel

Tahap desulfurisasi merupakan bentuk perlakuan awal terhadap gas

alam yang akan masuk ke dalam proses pembuatan methanol. Pada


desulfurisasi terjadi proses penyerapan sulfur dalam gas alam. Alat yang
digunakan adalah Co-Mo vessel (010-D03) dan sulphur catchpot (010D01). Sebelum masuk Co-Mo vessel, kondesat pada gas alam dipisahkan
terlebih dahulu dalam separator (010-F20) agar tidak mengganggu kinerja
natural gas compressor. Setelah keluar separator, gas alam masuk ke
dalam natural gas compressor hingga tekanan menjadi 49 bar dan
temperatur sekitar 70oC. Kompresor ini digerakkan dengan back pressure
turbine dengan mengekspansi steam 36 bar menjadi 5,5 bar. Kemudian
dipanaskan dalam preheater dengan memanfaatkan panas keluaran dari
autothermal reformer. Purge gas di unit 200 yang masih banyak
mengandung H2 dan CH4 ditambahkan ke aliran gas alam sebelum masuk
Condensate
ke preheater. Kemudian aliran gas alam ini masuk ke dalam Co-Mo vessel

yang berisi katalis Co-Mo. Katalis Co-Mo ini berfungsi untuk mengubah
sulfur organik menjadi H2S. Reaksinya adalah :
RSH + H2

RH + H2S

(4.1)

RSR + 2H2

RH + RH + H2S

(4.2)

RSSR + 3H2

RH + RH + 2H2S

(4.3)

COS + H2

CO + H2S

Sulphur catchpot berisi katalis ZnO (Zinc Oxide) yang akan menyerap
sulfur dalam H
2S. Reaksinya adalah :
Steam
ZnO + HCondensate
2S

ZnS + H2O

(4.4)

15

LP
Steam

Kedua proses ini berlangsung pada temperatur operasi sekitar 350 400oC dan tekanan 42-43 barg. Jika temperatur lebih dari 400oC, maka
akan menyebabkan cracking sehingga terbentuk karbon yang dapat
menutupi permukaan katalis. Natural gas yang keluar dari 010-D01 ini
diharapkan masih mengandung sulfur kurang dari 0,2 ppm yang
selanjutnya akan dialirkan sekitar 87 % menuju pre-reformer dan 13 % ke
autothermal.
Pembagian aliran gas alam ini disebabkan :
a. Untuk memenuhi stoichiometric number yang dibutuhkan untuk reaksi
di sintesis methanol yaitu sebesar 2,02.
b. Untuk mengontrol temperatur di autothermal.

Condensate Drum
(010-F23)

Purge Gas

Flue Gas from 010-E02I

16

Steam MP 45 bar
LP
Steam

Purge H2
Natural Gas

Flue Gas
010-E04
Fixto
Bed
Reactor
(010-D02)

4.1.2

Feed Superheater II
(010-E03)

Pre-Reforming
Gambar 4.4 Diagram Alir Proses Unit 100 Reforming - Pre-Reforming
Sebagian besar gas hasil Natural
proses desulfurisasi
dicampur dengan
Gas Preheater
steam proses dari ekstraksi steam turbin(010-E07A)
syn gas compressor (020-T01)
yang merupakan MP steam. Campuran ini kemudian dipanaskan sampai
Kompressor

suhu 480oC di feed superheater II (010-E03) sebelum masuk ke prereformer (010-D02). Pada feed superheater, panas disuplai oleh gas
cerobong keluaran steam reformer.
Pre-reformer (010-D02) adalah reaktor fixed-bed multitube yang
berisi katalis khusus dengan kadar nikel tinggi (32-40 %wt). Katalis ini
tidak boleh berisikan campuran yang mudah menguap, misalnya Potash
(Kalium Karbonat) yang dapat menyebabkan fouling (endapan) pada heat
Reformed Gas from E06
Reformed Gas from E08

17

exchanger. Pada pre-reformer tekanan dan temperatur operasinya adalah


35 barg dan 450oC.
Pada tahap ini seluruh hidrokarbon berat di feed gas dan juga
sebagian methane direaksikan dengan steam menjadi gas H2 dan CO2. Gas
yang keluar dari reaktor sederhana ini terdiri atas CH 4, H2, CO2 dan N2,
residual steam dan sedikit CO pada temperatur rendah.
Panas reaksi keseluruhan tergantung pada komposisi gas umpan.
Dengan komposisi gas alam design, panas reaksi overall adalah positif
(endotermis) sehingga temperatur outlet reaktor kira-kira 30oC dibawah
temperatur inlet. Karena bersifat endotermis dan tidak ada panas yang
disuplai.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CnHm + nH2O

nCO + (

m
+n
) H2 H = (+)
2

(4.5)

Reaksi pembentukan methane :


CO + 3H2

CH4 + H2O

H = (-)

(4.6)

CO2 + H2

H = (-)

(4.7)

Reaksi Water-Gas :
CO + H2O
Dengan

adanya

pre-reformer

dapat

menurunkan

rasio

steam/carbon sehingga dapat menghemat penggunaan steam yang berarti


menghemat biaya produksi.
Pre-reformed gas yang keluar dari pre-reformer sekitar 470oC
dicampur dengan sebagian purge gas dari unit 200 dan dipanaskan hingga
560oC di feed superheater (010-E01) yang berada disaluran flue gas steam
reformer sebelum masuk ke steam reformer (010-B01).

18

4.1.3

Steam Reforming
Reformed gas

Flue Gas dari natural gas, off gas unit 300


Udara

Pre reformed gas Steam Reformer (010-B01) Auxiliary Burner

Flue Gas (waste heat system)

Flue (expansion gas, purge gas, NG)


Flue gas dari

steam
reformer
Combustion
Air Preheater (010-E05)
Flue gas menuju stack

Combustion
AirDiagram
Blower (010-C02)
Gambar 4.5
alir proses

unit 100 Reforming Steam

Reforming
Proses di unit steam reforming ini berfungsi untuk pemecahan
Udara

methane dan penguraian CO. Steam reforming (010-B01) adalah furnace


box berbentuk empat persegi panjang dengan top fire, steel frame, steel
casing plate dengan sebuah fiber lining pada ceiling (langit-langit) dan
side wall dan sebuah refractory lining di bottom. Tube berisi katalis
disusun dalam tungku 6 baris yang masing-masing baris berisi 40 tube.
Katalis yang digunakan adalah NiO dengan kadar sekitar 14%wt.
Tekanan operasi pada steam reforming sebesar 34 bar sedangkan
temperatur masukan dan keluaran sebesar 560oC dan 786oC

19

Umpan yang merupakan campuran dari pre-reformed gas, sisa


steam dan purge gas dari loop sintesis didistribusikan melalui header pada
bagian atas steam reformer menuju paralel manifold kemudian ke sistem
inlet pigtail menuju ke tube reformer yang disusun paralel. Masing-masing
high alloy tube mempunyai fire length 12 meter dan diisi dengan katalis
nikel. Reaksi yang terjadi dalam steam reforming adalah sebagai berikut :
CH4 + H2O
Komposisi

CO + 3H2
gas

yang

keluar

selanjutnya

H = (+)
ditentukan

(4.8)
oleh

reaksi

kesetimbangan penguraian CO yang sangat eksotermis.


CO + H2O

CO2 + H2

H = (-)

(4.9)

Kedua reaksi tersebut terjadi secara bersamaan dalam waktu yang sama
dan secara keseluruhan reaksi yang terjadi bersifat endotermis.
Suplai panas untuk reaksi diperoleh melalui pembakaran gas
(natural gas) dari unit 100, purge gas dari unit 200 dan expansion gas dari
unit 300 dengan pengapian dari bagian atas. Saat pabrik normal operasi,
campuran gas alam, purge gas dari unit sintesis, off gas dari unit distilasi
digunakan sebagai bahan bakar. Selama start up atau kondisi upset hanya
gas alam saja yang digunakan sebagai bahan bakar. Udara pembakaran
disuplai dari combustion air blower (010-C02). Udara pembakaran ini
dipanaskan melalui combustion air preheater (010-E05) yang panasnya
diperoleh dari flue gas steam reforming dan didistribusikan ke burner.
Flue Gas Waste Heat Recovery
Furnace dilengkapi dengan auxilary firing yang diarahkan ke
saluran flue gas untuk keperluan kesetimbangan panas agar mencukupi
kebutuhan dibagian flue gas waste heat recovery. Flue gas meninggalkan
bagian bawah steam reformer (010-B01) pada suhu sekitar 1030oC melalui
transit duck yang dihubungkan flue gas duct utama.
Sisa panas yang terkandung dalam flue gas digunakan untuk
memanaskan berbagai macam arus sebelum dibuang ke udara melalui
stack. Pemanfaatan panas dari flue gas steam reforming dilaksanakan

20

dalam flue gas duck dan dinamakan system flue gas waste heat recovery.
Reformed gas yang terdiri dari CH4 sisa, H2, CO2, N2, CO dan sisa steam
meninggalkan reformer pada suhu sekitar 786oC dan melewati outlet
manifold system dan refractory lined transfer line menuju ke autothermal
reformer (010-R01).
Gas buang (flue gas) yang melewati duck dialirkan ke bagian
horizontal flue gas heat recovery. Jadi panas sensibel dari flue gas
dimanfaatkan untuk memanaskan :
1.
2.
3.
4.
5.
4.1.4

Umpan reformer (010-B01) di feed superheater (010-E01)


Superheating HP steam (010-E02 I dan 010-E02 II)
Superheating Pre-Reformer feed (010-E03)
Superheating MP steam (010-E04)
Preheating Combustion Air (010-E05)

Autothermal Reformer

Gambar 4.6 Diagram Alir Proses Unit 100 Reforming Autothermal


Reformer
Autothermal reformer bertugas menyempurnakan reaksi sisa-sisa
metane dari steam reformer dan sebagian kecil gas alam yang keluar dari
unti desulfurisasi. Aliran steam reformer dicampur dengan sebagian

21

natural gas dari desulfurizer serta oksigen dan steam menjadi gas
synthesis methanol.
Sebagaimana telah dijelaskan dibagian pre-reforming, sekitar 87%
natural gas dimasukkan ke pre-reformer dan menuju ke steam reformer.
Sisa dari natural gas dicampur dengan outlet steam reformer gas dan
diproses

kembali

di

autothermal

reformer

(010-R01)

dengan

menambahkan oksigen dan steam untuk mendapatkan synthesis gas pada


ratio stoichiometric yang optimum untuk methanol synthesis. Prinsip
reaksi kimia meliputi proses penyempurnaan pembakaran methane, yaitu :
CH4 + 2O2

CO2 + 2H2O panas

(4.9)

CO + H2 + H2O panas

(4.10)

CO + 3H2 + panas

(4.11)

C2+ + H2O

CO + 3H2 + panas

(4.12)

C2+ + O2

CO2 + 2H2O panas

(4.13)

C2+ + O2

CO + 2H2O panas

(4.14)

Oksidasi parsial dari methane :


CH4 + O2
Reformasi methane :
CH4 + H2O
Reaksi samping

Komposisi reformed gas keluaran ditentukan oleh kesetimbangan reaksi


shift CO yang eksotermis.
CO + H2O

CO2 + 3H2 panas

(4.15)

Keempat reaksi diatas terjadi secara berurutan dimana reaksi


pembakaran methane dan oksidasi parsial methane yang eksotermis terjadi
terlebih dahulu untuk menyuplai energi untuk reaksi pemecahan methane
yang endotermis. Hal ini dilakukan dengan menginjeksikan oksigen dari
bagian atas autothermal reformer sehingga reaksi pembakaran methane
dan oksidasi parsial methane dapat terjadi pada bagian atas alat.
Temperatur keluaran autothermal dipilih untuk menyediakan kualitas gas
sintesis yang diinginkan dan dikendalikan dengan injeksi sejumlah oksigen

22

yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan panas antara reaksi


eksotermis dan endotermis.
Gas produk mengandung H2, CO, CO2, methane yang tidak
bereaksi dan steam tak terurai bersama-sama dengan sejumlah inert (N2).
Komposisi gas keluaran harus memiliki stoichiometric number, SN-2,02.
SN dinyatakan sebagai berikut :

SN

H 2 (%) - CO 2 (%)
CO (%) CO 2 (%)

Reaksi yang eksotermis menghasilkan suhu keluaran sekitar 970 oC dan


digunakan untuk :
a. Membangkitkan HP steam di Waste Heat Boiler (WHB 010-E06)
b. Memanaskan gas alam yang masuk ke Autothermal Reformer
c. Membuat steam (MP steam) guna kebutuhan proses
d. Memanaskan HP BFW di HP BFW preheater
e. Memanaskan reboiler-reboiler menara distilasi
Akhirnya gas produk didinginkan dengan air laut dalam cooler (010-E01).
4.2 Unit 150 (Steam System dan Boiling Feed Water)

23

Gambar 4.7 Diagram Alir Proses Unit 150 - Steam System dan Boiling Feed
Water
Unit 150 adalah unit dengan fungsi menyediakan steam yang dibutuhkan
untuk kebutuhan proses dan kebutuhan utilitas lainnya. Umpan demin water dari
unit 500 dari bagian utilitas masuk menuju deaerator (015-F01) untuk
menghilangkan O2 yang masih terkandung di dalamnya dengan menambahkan LP
steam dengan cara mengalirkannya dari bawah. Oksigen harus disingkirkan
karena dalam air bersifat korosif sehingga dapat merusak peralatan serta
perpipaan.Untuk memenuhi kondisi operasi yang diinginkan dimana air yang
keluar memiliki kandungan O2 sekitar 10 ppb, maka ke dalam steam tersebut
ditambahkan zat yang dapat mengikat O2 (Oxygen scafanger) seperti eliminox.
Senyawa amine dan phospat digunakan untuk mencegah korosi akibat pH yang
rendah. Keluar dari deaerator ini air yang telah terbebas dari O2 akan menuju
steam drum dimana terdapat tiga steam drum yaitu 010-F01, 020-F01 serta steam
drum pada unit 1400. Di steam drum ini air dipisahkan lagi dengan zat-zat
pengotor seperti silika, natrium dan lainnya yang akan mengendap dengan
mengalirkan air ini menuju blow down drum (015-F02).

24

Selanjutnya air yang telah bersih ini dipanaskan untuk mendapatkan


steam yang diinginkan. HP steam bertekanan 105 bar digunakan untuk turbin
penggerak make up dan recycle gas compressor pada unit 200 serta air
compressor pada unit 1300. MP steam bertekanan 40-45 barg digunakan untuk
proses, sedangkan yang bertekanan 35 - 36 barg dipakai untuk menggerakkan
turbin. LP steam (4-4,5 barg) digunakan sebagai pemanas pada reboiler unit
distilasi. Contoh lainnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Jenis-Jenis Steam
Jenis Steam
High pressure steam
(HP steam)
Medium pressure

Produksi
WHB
Auxiliary boiler
Methanol reactor

steam
(MP steam)
Low pressure steam
(LP steam)

Ekstraksi turbin (020-T01)


Exhaust turbin steam

Konsumsi
Compressor (020-C01/C02)
Air compressor (130-C01)
Oxygen compressor (130C01)
Natural gas compressor
Pompa (015-G01/015-G05)
Reboiler (030-E01 I)
Reboiler (030-E04 I)

Selain untuk menyiapkan steam yang dibutuhkan, unit ini juga melakukan
proses kondensasi air dari reformed gas yang keluar dari autothermal reformer.
Gas yang keluar tersebut akan mulai terkondensasi pada reboiler menara distilasi
kedua (030-E04 II), dimana air yang terkandung dalam reformed gas akan mulai
terkondensasi. Air yang terkondensasi ini selanjutnya akan dimanfaatkan untuk
pembuatan steam kembali. Agar air ini benar-benar dalam keadaan bersih, maka
dilakukan pemisahan dari senyawa pengotor seperti gas CO 2 melalui stripper
(015-D01). Air yang telah bersih dari kandungan CO 2 ini dibawa menuju unit 500
untuk diolah lebih lanjut untuk menghasilkan air demin.
4.3 Unit 200 (Methanol Syntesis)

25

Gambar 4.8 Diagram Alir Proses Unit 200 - Methanol Syntesis


Unit ini berfungsi untuk mereaksikan syn gas dengan bantuan katalis
sehingga menghasilkan methanol. Katalis yang digunakan adalah Zn/Cu/Al 2O3
dengan komposisi 46% Cu, 20% Zn dan 4,6 % Al. Reaktor yang digunakan adalah
fixed bed multitube sebanyak 2 reaktor yang disusun secara paralel.
Gas sintesis produk autothermal reformer yang telah dimanfaatkan
panasnya lalu masuk ke separator (010-F03). Dalam separator ini, air dalam gas
sintesis yang telah terkondensasi dipisahkan menjadi proses condensate yang
menuju stripper unit 150 untuk kemudian dialirkan ke unit 500 (water treatment).
Sedangkan gas sintesisnya dialirkan ke unit 200 sebagai make up gas.
Make up gas sebelum masuk ke reaktor dinaikkan tekanannya dalam
compressor (020-C01) hingga mencapai 81 bar sesuai dengan tekanan operasi
reaktor. Selanjutnya make-up gas dicampur dengan recycle gas dan dipanaskan
dalam interchanger (020-E01) di shell side dengan panas sensibel gas produk

26

reaktor yang berada disisi tube hingga mencapai suhu inlet reaktor methanol (020R01 A/B) sebesar 219oC.
Reaksi sintesis methanol terjadi pada tekanan sekitar 80 bar dan
temperatur reaksi sekitar 250oC. Persamaan reaksi sebagai berikut :
CO + 2H2
CO2 + 3H2

CH3OH
H = (-)
(4.16)
CH3OH + H2OH = (-)
(4.17)

Reaksi diatas sangat eksotermis dan panas reaksi harus cepat dipindahkan
untuk melindungi katalis dan mencegah reaksi samping yang tidak diinginkan.
Penghilangan panas paling efektif dengan menyirkulasi boiling water yang
melewati shell-side reaktor. Karena semua tube katalis terendam dalam boiling
water, sehingga dapat mencegah overheating katalis. Sistem ini memberikan
kontrol

suhu

di

reaktor

sekaligus

memanfaatkan

panas

reaksi

untuk

membangkitkan MP steam.
Steam yang dihasilkan oleh panas reaksi melewati steam drum (020-FO1)
dan dimasukkan ke MP steam superheater (010-E04) pada system flue gas waste
heat recovery di unit reforming. Suhu campuran reaksi yang meninggalkan reaktor
sekitar 255oC selanjutnya dimanfaatkan untuk preheating gas recycle dan gas
make-up dalam interchanger. Kemudian campuran ini diembunkan dalam BFW
preheater (020-E03) dan final cooler (020-E02).
Setelah menjalani pendinginan, dua fase campuran hasil reaksi dikirim ke
methanol separator (020-F02). Pada separator ini dua fase terpisah dengan baik,
fraksi gas sebagian kecil akan di purge dan sisanya dimasukkan ke recycle
compressor (020-C02) untuk selanjutnya dibawa ke interchanger. Jika tekanan
gas terlalu tinggi, sebagian gas dibuang ke flare system.

4.4 Unit 300 (Methanol Distillation)

27

Gambar 4.9 Diagram Alir Proses unit 300 dan 400 - Methanol Distillation and
Intermediate Tank
Raw methanol dari unit 200 mengandung air, gas terlarut dan hasil
samping yang tidak dapat dihindarkan dengan titik didih di bawah atau di atas titik
didih methanol. Untuk itu, methanol dimurnikan dengan proses distilasi hingga
mencapai kadar 99,85%.
Sebelum menuju proses distilasi raw methanol dari methanol synthesis
(020-F02) dialirkan ke dalam expansion vessel (030-F02). Pada expansion vessel
tekanan diturunkan dari 5,5 bar menjadi 3,72 bar. Ini bertujuan untuk memisahkan
gas-gas terlarut yang terkandung dalam methanol, dimana kelarutan gas dalam
liquid akan turun apabila tekanan diturunkan. Outlet liquid dari expansion vessel
dialirkan ke prerun column, sedangkan expansion gas dialirkan ke steam reformer
(010-B01) sebagai fuel. Level dari liquid di expansion vessel dijaga sekitar 55 %
dengan suplai raw methanol dari raw methanol tank (040-K01) di unit 400.
Low boiling by product seperti metal formiat dan dimetil eter dipisahkan
dari raw methanol pada prerun column (030-D01) dan keluar dari prerun coloumn
sebagai produk atas. Prerun column menggunakan valve tray dengan tray
sebanyak 40 buah. Kolom ini bekerja pada tekanan sekitar 1,38 bar dengan suhu
sekitar 81,4oC pada kolom bagian atas dan 95,6oC pada bagian bawah kolom.
Kolom ini menggunakan panas dari reformed gas hasil dari autothermal reformer
sebagai sumber panas pada reboiler dan LP steam untuk kondisi start up.

28

Produk atas berupa gas dialirkan ke condenser (030-E02). Dalam


kondensor ini sebagian uap methanol dikondensasikan menuju off gas cooler
(030-E03) untuk mengembunkan methanol yang masih tersisa untuk dikembalikan
ke kolom melalui refluks. Off gas kemudian dipanaskan untuk digunakan sebagai
fuel di auxiliary burner (030-B03).
Larutan caustic soda encer dalam jumlah sedikit ditambahkan melalui
bawah menara untuk menjaga pH agar tetap basa. Tujuannya adalah untuk
menjaga agar tidak terjadi korosi. TMA (Tri Methyl Amine) merupakan hasil
samping dari synthesis methanol yang dapat menimbulkan bau amis pada produk
methanol. Oleh karena itu harus dihilangkan dengan cara mereaksikan dengan
basa untuk membentuk free TMA yang bersifat easy separable (TB = 3oC).
Kandungan TMA yang diijinkan dalam produk methanol sebesar <50 ppb.
Hasil bawah berupa methanol yang telah bebas low boiling product dengan
kandungan methanol sekitar 79% (sisanya air dan high boiling by product)
diumpankan ke pressure column (030-D02). Menara kedua ini menggunakan
valve tray dengan tray sebanyak 85 buah. Kolom ini bekerja pada tekanan sekitar
7,27 bar dengan suhu sekitar 126oC pada kolom bagian atas dan 139oC pada
bagian bawah kolom. Kolom ini menggunakan panas dari reformed gas hasil dari
autothermal reformer sebagai sumber panas pada reboiler dan LP steam.
Produk dari pressure column adalah methanol murni dengan grade AA
(99,85%) yang keluar dari bagian atas menara, dikondensasikan dalam reboiler
atmospheric column (030-E08 A/B) dan dikumpulkan sementara dalam tangki
reflux (030-F03). Sebagian methanol dikembalikan ke pressure column dan
sebagian dialirkan ke dalam intermediate tank (040-K02 A/B). Sebelum dialirkan
ke dalam intermediate tank, methanol dialirkan ke TMA catchpot (030-F07) yang
berisi resin kation. TMA catchpot ini berfungsi untuk menurunkan kadar TMA
dalam produk methanol hingga kadarnya <50ppb. Produk bawah pressure column
(030-DO2) yang masih mengandung 67% methanol, 32% H2O dan high boiling
by product diumpankan ke atmospheric column.

29

Atmospheric column (030-D03) bertujuan untuk memisahkan methanol


dari air dan high boiling by product. Menara ketiga ini menggunakan valve tray
dangan tray sebanyak 85 buah. Kolom ini bekerja pada tekanan sedikit diatas
tekanan atmosfer dengan suhu sekitar 69oC pada kolom bagian atas dan 113oC
pada bagian bawah kolom. Kolom ini menggunakan panas dari produk atas
pressure column.
Hasil atas dari menara distilasi ini dikirim ke intermediate tank (040-K02
A/B) sedangkan hasil bawah ke process water boiler (E-108) dibagian reformer
gas cooling. Untuk hasil produk atas yang tidak memenuhi syarat akan dikirim ke
raw methanol tank di unit 400.

You might also like