You are on page 1of 10
» KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT BINA TEKNIK ‘Jalan Pattimura No, 20, Gd. Sapis Taruna Lt. Vi, Kebayoran Baru - Jakarta Selatan 12110 ‘Telp. (021) paastean ‘7251019, 72797577-8, Fax, 7247283, 7254766” . MEMO DIN. No $8 bby tod Kepada Yth : PPK. Kegiatan Pembangunan Jembatan Dr.lr. Soekamo SNVT, Pembangunan Jalan dan Jembatan Propinsi SULUT Dari : Direktur Bina Teknik Perihal Penyampaian Spesifikasi Khusus Interim Mass Conerete untuk Jembatan Drr.Soekarno Tembusan —; 1. Bapak Direktur Jenderat Bina Marga (sebagai laporan); 2, Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah IIL 3. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Makasar. 4, Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Propinsi Sulawesi Utara 5. Pertinggal. Tanggal : 8 September 2010 Menindaklanjuti surat PPK. Kegiatan Pembangunan Jembatan Dr.IrSoekarno No PW.03.02/PJJ- SULUT.08/146/2010 22 Juli 2010 mengenai permintaan Spesifikasi Khusus Interim Beton Struktur Bervolume Besar (Structural Mass Concrete) untuk mengurangi panas hidrasi tinggi, dan mengacu pada Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga No, 05/SE/Db/2008 tanggal 19 Desember 2008 perihal Penggunaan Teknologi Baru / Teknologi Non Standar di Lingkungan Bina Marga, maka dengan ini kami sampaikan Spesifikasi Khusus Interim Beton Struktur Bervolume Besar (Structural Mass Concrete) terlampir, yang akan digunakan oleh para Satker/PPK dan Penyedia Jasa terkait dalam pelaksanaan konstruksi pekerjaan beton DrIr.Soekarno. Adapun judul dari spesifikasi khusus interim dimaksud adalah sebagai berileut: | No. Spesifikasi Judul Spesifikasi Khusus No. Divisi Induk dalam Khusus Spesifikasi Umum SKh-2.7.1 | Spesifikasi Khusus Interim Beton Struktur| _Divisi 7— Struktur Bervolume Besar (Structural Mass | Concrete) Penerapan Spesifikasi Khusus Interim ini hanya dilaksanakan pada tokasi : «Pylon pada Jembatan Dr.ir.Soekamo + Konstruksi Beton yang memerlukan pengendelian temperatur © Ruas / lokasi yang menerapkan spesifikasi khusus interim ini harus terus dilakukan pemantauan dan evaluasi atas kinerjanya; + Agar dalam kegiatan diatas dikoordinasikan dengan Direktorat Bina Teknik. Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih. or BINA TEKNIK fa oar, Purnomo S. ATES Sp. 110 018691 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2010 SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 7.1 BETON STRUKTUR BERVOLUME BESAR (STRUCTURAL MASS CONCRETE) (SKh-2.7.1) SKb-2.74,1 a) @Q) @) 4) @) SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM ‘SEKSI 7. BETON STRUKTUR BERVOLUME BESAR (STRUCTURAL MASS CONCRETE) UMUM Uraian Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini mencakup pekerjaan beton bervolume relatif besar' dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi yang sepadan, serta dalam pengecoran kontinyu monolit yang memerlukan pengendalian temperatur untuk mengurangi terjadinya retak pada| bbeton akibat panas hidrasi sesuai yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan Pekerjaan ini terdin dari persiapan peralatan dan bahan, pelaksanaan, dan pengendalien mutu pekecjaan yang ‘hanus dilakukan oleh Kontraktor yang selanjutnya disebut Penyedia Jasa. Spesifikesi Khusus Interim ini mengacu pada Spesifikesi Umum Direktorat Jenderal Bina Marga edisi Desember 2006 Pekerjaan seksi lain yang berkaitan dengan seksi i ) Pemeliharaan dan Pengaturan Lelulintas Seksi 18 6) Bahan dan Penyimpanan Seksi 1.11 ©) Beton + Seksi 7.17 Jaminen Muni ‘Mut bahan yang dipasok dari campuran yang dihasitkan dan cara kerja serta hasil cir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan Tolecansi Toleransi mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7.1.1.5). Standar Rujukan Standar Nasional Indonesi (SNI) Mengacu pada Spesifikasi Umum Fadisi Desember 2006 seksi 7.1 pasal 7.1.1.6) dengan perbaikan dan penambahan SNI meliputi : SNI07-1154-1989 + Kawat Baja Tanpa Lepisan Bebss Tegangan untuk Konstrukst Beton, Jalinan Tujuh SNI07-1155-1989 Kawat Baja Tanpa Lapisan Bebas Tegangan untuk Konstruksi Beton SNI03-1972-1990 Metode Pengujian Slump Beton. SN103-1973-1990 Metoda Pengujian Berat Isi Beton. SNI03-2460-1991 Spesifikasi_ Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran Beton SNI03-2495-1991 Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton, SNI15-2049-1994 Semen Portland. SKh-27.4-4 ‘SNI03-3418-1994 ‘Metode Pengujian Kandungen Udara pada Beton Segar. SNT03-4141-1996 Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah dalam Agregat SNI03-4142-1996 Metode Pengujian Jumlah bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm) SNI03-4433-1997 Spesifikasi Beton Siap Pakai SNI03-4806-1998, Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam Beton Segar dengan Cara Titrasi Volumetri SNI.03-4807-1998 Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Seger Semen Portland, SNI03-4810-1998 Metode Pembustan dan Perawatan Benda Uji Beton di ‘Lapangan. SNT.03-6817-2002 Metode Pengusian Mutu Aur untuk Digunakan dalam Beton. American Standard Testing Methode (ASTM) ASTM C309 Standord Specification for Liquid Membrane-Forming. Compounds for Curing Concrete. ASTMC-1107 + Standard Specification for Packaged Dry, Hydraulte-Cement Grout (Nonshrink). ASTM 0-827 : Standard Test Method for Change in Height at Early Ages off Cylindrical Specimens of Cementitious Mixtures. ‘American Concrete Institute (ACI) ACT 207 1R-96 : Mass Concrete (6) Pengajuan Kesiapan Kerja Pengajuan Kesiapan Kerja mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 71.1.7) dengan modifikesi ” @) Penyedia Jasa harus segera menyerahkan secara tertulis hasil en ciate pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia dan. harus diberikan bila dipertukan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengyjian kuat tekan beton yang berumur 3 han, 7 hari, 14 hari, 28 hari, dan S6 hari setelah tmggal pencampuran, Sebelum pelaksanaan pembetonan, Penyedia Jasa harus menyerahkan Rancangan Pengendalian Temperetur dengan perhitungan rancangan untuk disetyjui oleh Dizeksi Pekerjaan, Rancangan tersebut berupa perencanaan campuran beton serta metode dan lama ‘Perawatan beton. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan Penyimpanan dan Perlindungan Bahan mengacu pade Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7.1.1.8). Kondisi Tempat Kerja Kondisi Tempat Kerja mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7 1.19) SKh2.74 -2 ) SKh-2.7.12 a @ @) @ Perbaikan Atas Pekerjaan Beton yang Tidak Memeruhi Ketentuan Perbaikan Atas Pekerjaan Beton yang Tidak Memenuhi Ketentuan mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7.1, 1.10). PERSYARATAN Semen Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland Tipe I atau Tipe II yang memenuhi persyaratan SNI 15-2049-1994 sesuai dengan merk semen yang digunakan sejak perancangan campuran awal. Air Air yang digunakan mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1. pasal 7122) Aggregat Ketentuan Gradasi Agregat mengacu peda Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 sal 7.1.23) Bahan Tambah ‘Behan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat benipa bahan kitnia, bahan mineral atau basil lmbah yang berupa serbuk halus sebagai behan pengisi ori dalam campuran beton a} Bahan kimia ‘Bahan campuran tambahan (pengurangan air, proses pengerasan beton, modifikasi tingkat danJatau kepasiias bleeding, mengurangi segregasi, mengurangi tingkat kchilangen rilai slump, dan pengendalian pengerasen beton) yang berupa balan kimia dapat ditambabkan kke dalam campuran beton (sesuai dengan spesifikasi yang disyaretkan oleh pabrik pembuat) terhadap berat semen pada proses pengadukan atau proses pelaksanaan pengadukan tambehan pada waktu pengecoran beton, Bahan campuran tambahan yang digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495- 1991 ‘Admixture yang mengandung Chloride tidak dizinken. b) Mineral Mineral yang berupa bahan tambah atau bahan limbah dapat berbentuk abu terbang (fly ash), Pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila digunakan bahan tambahan berupa abu terbang (Fly Ash Kas F), maka batasan yang diperbolehkan adalah 25-45 % dari total Dahan pengikat serta baban tersebut harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SI 03-2460-1991 Skh2.7.4-3 o (6) @ SKb-2.7.13 a) @ GB) 4) © © ‘Bahan Perawatan beton ‘Curing Compound, bila digunakan, harus sesuai dengan ASTM C-309. Bahan perawatan beton yang berfungsi sebogni lapisan penutup untuk menshan panas sodikitya harus memiliki tingket penahan parias 0,5 hr-foot “/BTU. nit « Dinding Insulasi Bila digunakan dinding pelapis acuan untuk menjaga perbedaan temperatur, bahan yang digunakan harus memiliki tingkat penahan panas antara 2-4 hr-foot “/BTU. eralatan Sensor Temperatur Sensor temperatur yang digunaken adalah type thermistor atau yang sejenisnya, sensor harus menunjukkan temperatur dalam rentang 10°C - 95°C dengan ketelitian baca 0,5°C, Alat Temperatur harus dikalibrasi PENCAMPURAN DAN PENAKARAN Rancangen Campuran Rancangan Campuran mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 713.1). ‘Campuran Percobaan ‘Campuran Percobaan mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7.1.3.2) dengan modifikasi untuk mutu beton K-500 (mass concrete) kadar semen minimum 300 kg/mm? dari campuran Ketentuan Sifa-Sifat Campuran Keventuan sifat campuran mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember:2006 Seksi 7.1 pasal 7133). Penyesuaian Campuron Penyesuaian Campuran mengseu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7134) Penakaran Agregat Penakaran Agregat mengacu pada Spesifikast Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1. pasal 1435) Pencampuran Pencampuran mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7.1.3 6) SKh27.1-4 SKh-2.7.1.4 a) @) 8) 4) SKb-2.7.1.5 a) PELAKSANAAN Pembetonan 8) Sebelum pelaksanaan pengecoran, Penyedia Jasa harus menginspeksi dan mengujt sistem. pengamatan dan pencatatan temperatur. Selama pelaksanaan, semua proses pengecoran, ‘harus diawasi dan dilaporkan secara harian kepada Direksi pekerjaan Salinan laporan hharus tesedia di tempat pekerjaan 'b) Sebelum pengecoran beton dimulay, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus bberada di dalam beton (seperti pipa atau sefongsong) harus sudah dipasang dan diukat kuat sehinggs tidak bergeser pada saat pengecoran. Jka Penyedia Jasa memilih untuk menggunakan sistem pendinginan mekanis, maka harus direncanaken sesuai dengan rencana pengendalian temperatur dengan persyaratan : = Sistem pendinginan mekanis harus terletak di dalam elemen beton dan bila telah ‘mencapai umur beton pengecoran sambungan permukaan ke pipa pendingin harus dapat dibuang sampai kedalaman 10 em dari permukaan. + Acuan harus direncanakan schingga pembukaan acuan tidak mengganggu pengamatan sistem pendingin dan temperatur. + Pipa pendingin tidak boleh pecah atau melendut selama pengecoran beton dan harus dijamnn terlindung dari gerakan. Pipa pendingin yang rusak harus segera diganti. + Sistem pendingin mekenis barus diujt tekan pada 30 psi selama 30 menit untuk ‘mengetahui tidak ada kebocoran sebelum pengecoran beton. - Sirkulasi pendinginan sudah harus dilakukan saat pengecoran dimulai setelah proses pendinginan selesai, pipa pendingin harus segera digrouting dengan campuran grouting tanpa penyusutan yang sesuai dengan ASTM C-1107 untuk 0.0 persen Penyusutan dan ASTM C-827 untuk pengembengan 0,0 ~ 4,0 persen. Pelaksanaan grouting harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat, - Setelah sambungan permukaen ke pipa pendingin dibuka, lobang harus diisi dengan mortar. Acuan ‘Acuan atau cetakan bekisting mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7.1.4.2) Pengecoran Pengecoran mengacu pada Spesifikasi Umum Edlsi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7.1.4.3) Konsolidasi Konsolidasi mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7.1.45). PENGERJAAN AKHIR ‘Pembongkaran Acuan Pembongkaran Acusn mengacu pada Spesifikasi Umum Bdisi Desember 2006 Seksi 7.1 pasal 7.151) dengan modifikasi pembongkaran acuan tidak boleh dilakukan pada kondisi temperatur yang tidak sesuai dengan persyaratan berdasarkan hasil pengujian dan persetujuan dani Direksi Pekerjasn. SKh2.7.1-8 Q @) @ @G) Pormukacn (Pengerjsan Akhur Biasa) Pengerjaan Akhir Permukaan mengacu pada Spesifikasi Umum Edisi Desember 2006 Seksi 7A pasal 7.1.5.2). * Perawatan Beton Perawatan beton dilaksanakan dengan memperhatikan wakts pengikatan awal. Segera sctelah ‘ecjadinya waktu pengikatan awal, maka harus segera dilaksanakan pekerjaan perawatan (curing) pada beton yang telah selesai dicor dengan menyemprotken bahan curing compound, Beberapa ‘cara curing lain dapat dilaksanakan settlah waktu curing compound berakhir antara lain 1) Segera setelah pengecoran (sebelum pengiketan awal terjadi), beton harus dilindungi dari Pengeringan dini, temperatur yang terlalu penas, dan gangguan mekanis. Beton harus

You might also like