Professional Documents
Culture Documents
RUMUSAN MASALAH
a.
b.
c.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Benchmarking Adalah suatu proses Studi Banding dan mengukur suatu kegiatan
perusahaan/organisasi terhadap proses operasi yang terbaik dikelasnya sebagai inspirasi dalam
meningkatkan kinerja (performance) perusahaan/organisasi.Selain itu, benchmarking di sebut
juga Patok Duga yang dapat mendorong perusahaan/ organisasi untuk menyiapkan suatu
dasar untuk membangun rencana operasional praktek terbaik perusahaan dan menganjurkan
meningkatkan perbaikan bagi seluruh komponen lingkungan perusahaan/organisasi.
Benchmarking dapat diartikan sebagai metode sistematis untuk mengidentifikasi, memahami,
dan secara kreatif mengembangkan proses, produk, layanan, untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
Dalam praktek pengukurannya, ada 4 jenis benchmarking yang dikenal selama ini, yaitu:
1. Internal benchmarking memberikan pembandingan antara operasi atau proses yang
sejenis dalam korporasi.
2. Competitive benchmarking memberikan pembandingan antar pesaing untuk produk
atau layanan tertentu (spesifik).
3. Functional benchmarking memberikan pembandingan untuk fungsi sejenis dengan
industri yang sama.
4. Generic benchmarking memberikan pembandingan proses-proses yang independen
pada industri atau fungsi secara keseluruhan.
Kapan Benchmark digunakan ?
Digunakan ketika:
Peluang pertumbuhan yang signifikan terjadi dalam bisnis, namun korporasi tidak
mampu mengambil keuntungan tersebut.
Manajemen tidak memahami apa yang dibutuhkan pelanggan dari proses ini
Manajemen belum melakukan pemetaan proses dan tidak memiliki ukuran kinerjanya.
Kelebihan benchmarking
Benchmarking yang sebenarnya akan mendorong kita untuk melihat jauh ke dalam prosesproses di pesaing kita (atau sejawat kita) yang sejenis, yang barangkali diimplementasikan
dengan lebih baik dan terbukti memberikan kualitas hasil atau keluaran yang lebih baik. Juga
benchmarking ini dapat membantu untuk mendapatkan jalan pintasuntuk mencapai tujuan
(target), dengan meniru maka banyak hal dapat dihemat, antara lain kita dapat lebih
mempersingkat proses pembelajaran (learning process), mengurangi kemungkinan kegagalan
karena bisa belajar dari kegagalan dan kesalahan orang lain.
B. IMPLEMENTASI
Pencarian Informasi :
1. Identifikasi proses dan pemanufakturan serta operasi lainnya di dalam perusahaan
yang membutuhkan perbaikan
2. Mencari perusahaan lain yang sukses dalam melakukan aktivitas dan proses
operasinya
Bertindak
Merencanak
an
Merinci/
Merencanakan
mengadaptasi/
studi yang
memodifikasi
bersangkutan
(menyempurnaka
n)
Menganalisis
data
Mengumpulkan
data
Pengeceka
n
Laksanaka
nn
KRITERIA KINERJA
UNIT PENGUKURAN
Pangsa pasar
Unit Rupiah
Profitabilitas
Pertumbuhan pesaing
Biaya modal
Karakteristik produk
Kebijakan depresiasi
Kinerja
Pelayanan
10
Citra (image)
Konsentrasi pada perusahaan terkemuka dalam bidang yang diakui oleh pemimpin
Institusionalisasi benchmarking
proses atau prosedur baru dan standar baru: hal ini dapat terjadi saat belum pernah
dibuat standar atau prosedur sebelumnya, jadi merupakan suatu kegiatan atau tolok
ukur yang baru.
KESIMPULAN
Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa benchmarking membutukan
kesiapan Fisik dan Mental. Secara Fisik karena dibutuhkan kesiapan sumber daya
manusia dan teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara akurat.
Sedangkan secara Mental Adalah bahwa pihak manajemen perusahaan harus bersiap diri
bila setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka menemukan kesenjangan yang
cukup tinggi.Benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagimana dan
mengapa suatu perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugastugasnya secara lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.
Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari perusahan lainnya.
Ruang lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan jasa menjalar kearah proses, fungsi,
kinerja organisasi, logistik, pemasaran, dll. Benchmarking juga berwujud perbandingan yang
terus-menerus, jangka panjang tentang praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik
dimanapun perusahaan itu berada.Praktik banchmarking berlangsung secara sistematis dan
terpadu dengan praktik manajemen lainnya, misalnya TQM, corporate reengineering, analisis
pesaing,Dll
Walaupun benchmarking gencar dilakukan di kalangan dunia usaha (organisasi bisnis), tapi
prinsip-prinsipnya
(organisasi publik) atau organisasi-organisasi non profit, dengan produk yang wujudnya
berbeda. Pada dunia usaha beruapa kualitas barang dan jasa yang unggul dan memuaskan
pelanggan, pada organisasi publik dan non profit berupa pelayanan yang publik/jasa kepada
masyarakat yang prima.
Proses benchmark bukan sekedar menyontek, tetapi membandingkan keberadaan suatu
proses di satu pihak dengan pihak lain yang melakukan proses yang sama. Hasil analisa yang
diperoleh digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja. bukannya meniru secara gelap.tapi Meniru dan memodifikasi secara jujur,
artinya kita minta izin dan bekerja sama dengan pemilik patent-nya, karena pada dasarnya
diatur oleh International Benchmarking Clearinghouse (IBC). Silakan mencoba melakukan
benchmark, pasti banyak perubahan positif yang bisa diterapkan di dalam organisasi anda.
KASUS
DeskripsiAlternatif:
Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Nganjuk
dengan judul Analisis Pengaruh Strategi Benchmarking Kompetitif Fungsional Terhadap
Peningkatan Pelayanan nasabah pada Keputusan Pengadaan ATM (Anjungan Tunai
Mandiri) di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Nganjuk.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan strategi benchmarking pada
pengadaan fasilitas ATM dan mengetahui peningkatan pelayanan setelah adanya fasilitas
ATM di PT. BRI Cabang Nganjuk.
Alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi proses pengadaan fasilitas ATM di Bank
Rakyat IndonesiaCabang Nganjuk menggunakan analisis tahoan-tahapan standar proses
benchmarking yang ditetapkan oleh International Benchmarking Clearinghouse, dan untuk
mengetahui peningkatan pelayanan setelah adanya fasilitas ATM menggunakan analisis
antrian. Tolak ukur untuk menentukan bahwa proses pengadaan fasilitas ATM di Bank Rakyat
Indonesia Cabang Nganjuk merupakan implementasi dari strategi benchmarking adalah jika
sesuai dengan tahapan-tahapan standar yang ditetapkan oleh International Benchmarking
Clearinghouse,sedangkan untuk menentukan peningkatan pelayanan setelah adanya fasilitas
Atm adalah jika pelayanan di kasir bank lebih efektif.
Hasil dari analisis tahapan standar proses benchmarking adalah (1) menentukan apa yang
akan di-benchmarking, (2) Mengidentifikasi pasangan benchmarking, (3) Mendapatkan
Informasi dan Analisis, (4) Implementasi. Sedangkan hasil perhitungan dengan analisis
antrian untuk menentukan keefektifan di kasir adalah probabilitas nasabah dalam antrian
(Po) meningkat 1%, tingkat intesitas pelayanan (P) berkurang 18%, rata-rata jumlah
nasabah dalam antrian (L) berkurang 3 orang, rata-rata waktu tunggu nasabah dalam
antrian (W) menjadi lebih singkat 1,8 menit.
Dari hasil analisis dan tolak ukur yang digunakan, maka proses pengadaan fasilitas ATM di
Bank Rakyat Indonesia Cabang Nganjuk merupakan implementasi dari strategi
benchmarking kompetitif fungsional sesuai dengan tahapan standar yang ditetapkan
International Benchmarking Clearinghouse, dan pengadaan fasilitas ATM berpengaruh
terhadap peningkatan pelayanan nasabah meskipun relatif kecil.
Berdasarkan kesimpualn diatas, penulis dapat mengimplikasikan bahwa sebaiknya pihak
Bank Rakyat Indonesia Cabang Nganjuk lebih memaksimalkan fasilitas ATM dengan
menempatkan di tempat yang strategis sehingga dapat dimanfaatkan oleh nasabah secara
maksimal.
DAFTAR BACAAN
1. Browsing Internet ,Keyword : strategi benchmarking
2. GAMBAR 1.Sumber : Nisjar S. & Winardi (1997:188)
3. ( Benchmarking The Primer; Benchmarking for Continuous Environmental
Improvement, GEMI, 1994,
4. Benchmarking is a continous, systematic process for evaluating the product, services,
and work processes of organizations that are recognized as representing best
practices, for the purpose of organizational improvement (Spendolini, 1992 dalam
Nisjar S & Winardi, 1997:178).
5. kesimpulan
(Pawitra,
1994,
p.12),
yaitu