Professional Documents
Culture Documents
(METODE ASETOLISIS)
Oleh :
Andriani Diah Irianti
Linda Anita Tristiani
Nur Ngafifah
Yuniana Riska Khasanati
Firza Thenia
Nur Ulfah Khasanah
B1J012011
B1J012021
B1J012025
B1J012049
B1J012191
B1J012199
I.
2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
III.
B. Pembahasan
diberi label.
Berdasarkan hasil pengamatan preparat polen yang telah dibuat menggunakan
pollen bunga turi (Sesbania grandiflora) diperoleh pollen bunga turi (Sesbania
grandiflora) berbentuk bulat. Dinding serbuk sari terdiri dari dua lapisan, yaitu eksin
(lapisan luar) tersusun atas sporopolenin, dan intin (lapisan dalam) yang tersusun atas
selulosa. Metode asetolisis biasa digunakan untuk mengamati preparat pollen.
Metode asetolisis merupakan salah satu metode pembuatan preparat serbuk sari
dengan menggunakan prinsip melisiskan dinding sel serbuk sari dengan asam asetat
glasial serta sam sulfat pekat sebagai bahan kimia fiksatif. Serbuk sari yang
digunakan sebaiknya menggunakan serbuk sari yang matang. Hal ini karena, serbuk
sari yang matang akan dengan mudah untuk diambil bagian serbuknya yang seperti
tepung (Suntoro, 1983).
Langkah-langkah dari pembuatan metode asetolisis yaitu fiksasi, pemanasan,
pencucian, pewarnaan (staining), penutupan (mounting), dan labelling. Berikut
langkah-langkah pada metode asetolisis (Sugiharto, 1989):
1. Fiksasi
Fiksasi adalah suatu usaha untuk mempertahankan elemen-elemen sel atau
jaringan, dalam hal ini serbuk sari agar tetap pada tempatnya, dan tidak mengalami
perubahan bentuk maupun ukuran dengan media kimia sebagai fiksatif. Selain itu
fiksasi juga mencegah terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh jenis
enzim yang terkandung di dalam jaringan itu sendiri, yang dikenal dengan autolisis.
Ada dua macam fiksatif, yaitu fiksatif sederhana dan majemuk atau campuran.
Fiksatif sederhana merupakan larutan yang didalamnya hanya mengandung satu
macam zat saja, sedangkan fiksatif majemuk atau campuran adalah larutan yang di
dalamnya mengandung lebih adri satu macam zat. Fiksatif yang digunakan dalam
pembuatan preparat pollen yaitu asam asetat glasial dan H2SO4 pekat. Langkah awal
yang dilakukan yaitu serbuk sari dimasukkan dalam larutan asam asetat glasial,
selanjutnya fiksatif dibiarkan selama 24 jam di dalam suhu ruang. Setelah 24 jam,
asam asetat diganti menggunakan asam asetat yang baru dan ditambahkan 1-2 tetes
H2SO4
2. Tahap pemanasan
Setelah dilakukan penggantian larutan asam asetat glasial yang baru yang
ditambah dengan 1-2 tetes H2SO4, selanjutnya dilakukan pemanasan dengan
menggunakan waterbath. Pemanasan dilakukan jangan sampai gosong. Setelah
dilakukan pemanasan, serbuk sari dalam larutan akan berubah warna menjadi agak
kecoklatan. Serbuk sari dan larutan yang dipanaskan ini kemudian didinginkan
sejenak. Setelah serbuk sari dingin dilakukan sentrifugase yang bertujuan untuk
mendapatkan serbuk sari yang telah terasetolisis. Selain itu juga, sentrifugase
bertujuan untuk memisahkannya serbuk sari dari larutan asam asetat glasial dan asam
asetat H2SO4 pekat. Sentrifuse dilakukan dengan kecepatan 3000 rpm.
3. Tahap pencucian
DAFTAR REFERENSI
Davis, G. L. 1999. Systematic Embryology of the Angiosperms. John Wiley and Sons
Inc., New York. 528 p.
Faegri, K dan J. Inverson. 1989. Text Book of Pollen Analysis. 3rd revised edition by
Faegri, K. Munksgaard, Copenhagen and Denmark. Pp. 1-295.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi 3. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.