You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat sebagai salah satu anggota tim pelayanan kesehatan jiwa harus
meningkatkan usaha dan perannya baik melalui jalur pelayanan maupun
pendidikan keperawatan. Institusi pendidikan yang memproduksi perawat harus
mengetahui peran, fungsi, dan tugas perawat yang dibutuhkan untuk mengatasi
dan mencegah terjadinya masalah kesehatan jiwa. Jadi, proses belajar peserta
didik diarahkan pada pencapaian kompetensi yang sesuai dengan peran, fungsi
dan tugas yang sudah ditetapkan.
Keperawatan sebagai disiplin didasarkan pada teori, praktek dan riset,
berusaha memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat (Dohany, Cook, dan
Stopper, 1982, hal 77). Disiplin diartikan dan diimplementasikan dalam kerangka
peran perawat. Melalui peran perawat memakai teori dan riset dalam praktek
keperawatan untuk memenuhi harapan masyarakat yaitu pemenuhan kebutuhan
mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi perawatan jiwa?
2. Bagaimana Tingkat Kinerja pada perawat jiwa ?
3. Bagaimana Peran, fungsi, tugas perawat kesehatan jiwa?
4. Bagaimana Peran, Fungsi, Tugas Perawat Kesehatan Jiwa Di Masyarakat ?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi perawatan jiwa
2. Mengetahui dan memahami tingkat kinerja pada perawat jiwa
3. Mengetahui dan memahami peran, fungsi, tugas perawat kesehatan jiwa
4. Mengetahui peran, fungsi, tugas perawat kesehatan jiwa di masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perawatan Jiwa
Perawatan kesehatan jiwa adalah area yang khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan teori ilmiah tentang perilaku manusia dan
diri sendiri secara terapeutik sesuai dengan kiat perawat. Berfokus pola
pencegahan dan tujuan terapeutik dalam meningkatkan kesehatan jiwa
masyarakat (Evans dkk, 1976, dikutip oleh Cook dan Fontaino, 1987, h.
41). Teori ilmiah diterapkan dalam pelayanan perawatan kesehatan jiwa.
B. Tingkat Kinerja
1. Empat faktor utama yang membantu menentukan tingkat fungsi dan
jenis aktivitas yang dilakukan oleh perawat jiwa:
a. Legislasi praktik perawat
b. Kualifikasi perawat, termasuk pendidikan, pengalaman kerja, dan
status sertifikasi
c. Tatanan praktik perawat
d. Tingkat kompetensi personal dan inisiatif perawat
2. Berikut ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan
jiwa yang telah diidentifikasi.
a. Psychiatric-mental health registered nurse (RN) adalah perawat
terdaftar berlisensi yang menunjukan keterampilan klinis dalam
keperawatan kesehatan jiwa melebihi keterampilan perawat baru di
lapangan. Sertifikasi adalah proses foral untuk mengakui bidang
keahlian klinis perawat. Huruf C yang diletakan setelah RN (mis,
RN, C) menunjukan status sertifikasi tingkat dasar.
b. Advanced practice registered nurse in psychiatric-mental health
(APRN-PMH) adalah perawat terdaftar berlisensi yang minimal
berpendidikan tingkat master, memiliki pengetahuan mendalam
tentang teori keperawatan jiwa, membimbing praktik klinis, dan
memiliki kompetensi keterampilan keperawatan jiwa lanjutan.
2

Perawat kesehatan jiwa pada praktik lanjutan dipersiapkan untuk


memiliki gelar master dan doktor dalm bidang keperawatan atau
bidang lain yang berhubungan. Huruf CS yang diletakan setelah
APRN (mis, APRN, CS) menunjukan bahwa perawat adalah
spesialis berijazah dalam bidang keperawatan kesehatan jiwa.
3. Tingkat Pencegahan
Intervensi keperawatan jiwa lebih jauh mencakup tiga area
aktivitas, yaitu pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
a. Pencegahan primer merupakan suatu konsep komunitas termasuk
menurunkan insiden penyakit di komunitas dengan mengubah
faktor penyebab sebelum hal tersebut membahayakan. Pencegahan
primer dilakukan sebelum ada penyakit dan diterapkan pada
penduduk yang umumnya sehat. Pencegahan ini meliputi promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Pencegahan sekunder mencakup pengurangan prevalensi penyakit
aktual melalui deteksi dini dan penanganan masalah kesehatan.
c. Pencegahan tersier meliputi penurunan gangguan atau disabilitas
yang disebabkan oleh penyakit.
4. Rentang Asuhan
Tatanan tradisional untuk perawat jiwa meliputi fasilitas
psikiatrik, pusat kesehatan jiwa masyarakat, unit psikiatrik di rumah
sakit umum, fasilitas residential, dan praktik pribadi. Namun, dengan
adanya reformasi perawatan kesehatan, timbul suatu tatanan terapi
alternatif sepanjang rentang asuhan bagi perawat jiwa. Banyak rumah
sakit secara spesifik berubah bentuk menjadi sistem klinis terintegrasi
yang memberikan asuhan rawat inap, hospitalisasi parsial atau terapi
harian, perawat residential, perawat di rumah, dan asuhan rawat jalan.
Tatanan terapi di komunitas saat ini berkembang menjadi faster care
atau group home, hospice, lembaga kesehatan rumah, asosiasi perawat
kunjungan, unit kedaruratan, shelter, nursing home, klinik perawatan
utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas managed care, dan
organisasi pemeliharaan kesehatan.
3

5. Asuhan yang Kompeten


Tiga domain praktik keperawatan jiwa kontemporer meliputi (1) aktivitas
asuhan langsung, (2) aktivitas komunikasi, dan (3) aktivitas penatalaksanaan.
Fungsi penyuluhan, koordinasi, delegasi, dan kolaborasi pada peran perawat
ditunjukkan dalam domain praktik yang tumpang-tindih ini,
Berbagai aktivitas perawat jiwa dalam tiap-tiap domain dijelaskan lebih
lanjut. Aktivitas tersebut tetap mencerminkan sifat dan lingkup terbaru dari
asuhan yang kompeten oleh perawat jiwa walaupun tidak semuanya perawat
berperan serta pada semua aktivitas. Selain itu, perawatan jiwa mampu
melakukan hal-hal berikut.
a. Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap
budaya.
b. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien
dan keluarga yang mengalami masalah kesehatan yang kompleks dari
kondisi yang dapat menimbulkan sakit.
c. Berperan

serta

mengorganisasi,

dalam

aktivitas

mengakses,

manajemen

menegosiasi,

kasus,

seperti

mengoordinasi,

dan

mengintegrasikan pelayanan dan perbaikan bagi individu dan keluarga.


d. Memberikan pedoman perawatan kesehatan kepada individu, keluarga,
dan kelompok untuk menggunakan sumber kesehatan jiwa yang
tersedia di komunitas termasuk pemberi perawatan, lembaga,
teknologi, dan sistem sosial yang paling tepat.
e. Meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa serta mengatasi pegaruh
gangguan jiwa melalui penyuluhan dan konseling.
f. Memberikan asuhan kepada pasien penyakit fisik yang mengalami
masalah psikologis dan pasien gangguan jiwa yang mengalami
masalah fisik.
g. Mengelola dan mengoordinasi sistem asuhan yang mengintegrasikan
kebutuhan pasien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.

C. Peran, Fungsi, Tugas Perawat Kesehatan Jiwa


1. Wilson dan Kneisl (1988) mengemukakan peran perawat kesehatan jiwa
diberbagai lingkungan pelayanan sebagai berikut :
a. Memberi perawatan langung pada klien dan keluarga,
b. Memakai lingkungan secara konstruktif,
c. Mendidik perawatan mandiri,
d. Mengkoordinasi berbagai aspek perawatan,
e. Memberi perawatan kontinu,
f. Membela klien dan keluarga,
g. Melibatkan diri pada aktivitas pencegahan primer,
h. Meningkatkan perikemanusiaan perawatan kesehatan jiwa.
2. Demikian pula Benfer (1980) (dikutip oleh Evans dan Lewis, 1985)
menguraikan peran perawat sebagai anggota tim kesehatan jiwa sebagai
berikut :
a. Mendapatkan riwayat perawatan dan melakukan pengkajian,
b. Implementasi rencana perawatan, mengkaji efek, dan mencatat
intervensi dan respons,
c. Menentukan cara pemenuhan kebutuhan klien dalam lingkungan,
d. Mendidik klien,
e. Mengkoordinasi aktivitas klien,
f. Mengantisipasi dan mencegah.
Evans dan Lewis (1985) mengemukakan dua kelompok peran
disertai aktivitas yang dibedakan berdasarkan latar belakang pendidikan.
Peran ini dapat diisi oleh perawat dengan pendidikan dasar dan perawat
berpengalaman atau mempunyai pendidikan tambahan. Cara lain,
mengartikan kedua peran ini sebagai perawat jiwa dan perawat jiwa
spesialis klinis.
3. Peran Perawat Kesehatan Jiwa menurut Peplau 1978, dikutip oleh Evans
dan Lewis (1985).

Peran Perawat (Pendidik Dasar):


a. Mengkaji kebutuhan klien
b. Membuat rencana perawatan
c. Implementasi rencana perawatan :
1) Perawatan langsung
2) Penugasan dan supervisi staf perawatan
d. Mengevaluasi hasil perawatan
e. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan terapeutik klien
f. Menstimulasi hubungan klien dan keluarga
g. Melakukan program pengobatan dokter :
1) Memberi obat
2) Memantau efek obat
3) Melaksanakan prosedur medic
h. Mengamati aktivitas hidup harian klien ; mandi, kebersihan mulut, eliminasi,
merapihkan tempat tidur, makan, tidur.
i. Memberi asuhan keperawatan yang rutin.
j. Menyiapkan klien untuk terapi khusus :
1) Modifikasi perilaku
2) Terapi kejang listrik
3) Tobektomi
k. Merujuk pada profesi
l. Pengkoordinasi pelayanan profesi lain
m. Membuat jadwal kegiatan klien
n. Mengatur dan berperan serta pada aktifitas harian bangsal :
1) Penatalaksanaan bangsal
2) Berbagai aktivitas
3) Memotivasi dan sosialisasi kembali
4) Kerja kelompok
5) Pesta klien
o. Melakukan tindakan lanjutan dengan kunjungan rumah setelah klien pulang
dari rumah sakit
p. Berinteraksi dengan klien.
6

q. Mengikuti pendidikan tambahan di rumah sakit dan pertemuan bangsal


r. Mengikuti pendidikan berkelanjutan di luar rumah sakit
Perawat Jiwa (Dengan pendidikan Tambahan):
Melakukan semua yang dilakukan perawat dengan tambahan sebagai berikut :
a. Mengkaji riwayat keperawatan
b. Mengobservasi keadaan sosial di rumah
c. Anggota pelayanan tim kesehatan jiwa:
1) Konseling
2) Psikoterapi individu
3) Psikoterapi kelompok
4) Terapi keluarga
5) Meninjau ulang data klinis
6) Rencana pemulangan
7) Evaluasi hasil perawatan klien
8) Catatan dalam status
d. Menjadi model untuk intervensi konstruksi pada bangsal gaduh
e. Berpengalaman mendidik perawat
Perawat Jiwa Di Rumah sakit
a. Bekerja dengan klien baru
b. Bekerja dengan klien akut, khususnya panic
c. Bekerja dengan klien austistik, khususnya anak
d. Bekerja dengan klien agresif
e. Sebagai nara sumber dan konsultan
f. Menyajikan data klien pada pertemuan staf
g. Mengatur peninjauan ulang data klinik dengan kolega yang setara
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas, perawat di Indonesia
perlu menetapkan peran serta aktivitas yang tepat bagi setiap perawat dengan latar
belakang pendidikan tertentu.

Fungsi perawat selalu tampak nyata melalui aktivitas. Berikut akan


dikemukakan dua daftar aktivitas kesehatan jiwa, yang belum dikategorikan dan
yang kedua sudah dikategorikan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
1. Aktivitas Keperawatan Kesehatan Jiwa menurut Plutchik dan Coute
(1976) dikutip oleh Evans dan Lewis (1985)
a. Membantu kebutuhan emosi klien,
b. Berespon pada klien krisis,
c. Intervensi untuk menurunkan panik pada gangguan jiwa,
d. Melindungi hak klilen,
e. Mengkaji efek terapi somatik pada klien,
f. Membantu perilaku klien,
g. Memimpin dan membantu tenaga perawatan yang lain,
h. Bertindak sebagai role model bagi staf yang lain,
i. Mencoba memprakarsai peningkatan program pelayanan,
j. mendorong kemandirian klien,
k. Bekerja sama dengan anggota disiplin lain dalam terapi klien,
l. Mewawancarai klien untuk mendapatkan data,
m. Implementasi rencana perawatan,
n. Bertindak sebagai role model bagi klien,
o. Mengkaji kebutuhan fisik klien,
p. Membuat rencana perawatan,
q. Bekerja dalam klien dalam aktivitas hidup harian,
r. Mengkaji keributan bangsal dan melakukan perbaikan,
s. Mendorong klien untuk mencoba pola kehidupan yang lebih
konstruktif,
t. Mendidik klien perilaku sosial yang sesuai,
u. Berperan serta dalam menentukan peraturan pelayanan,
v. Bertindak sebagai pendidik,
w. Membantu peningkatan kompetensi sosial,
x. Berperan serta dalam penelitian yang melibatkan klien,
y. Menggunakan sumber dari masyarakat

Daftar aktivitas berikut dibagi 3 (tiga) kolom, kolom pertama sederhana,


kolom kedua yang sedang, dan kolom ketiga yang kompleks.
1. Daftar Aktivitas Keperawatan Jiwa
KOLOM 1
1. Membantu ADL
2. Menemani klien
3. Pekerjaan R.T.
4. Tugas cuci
5. Memulai orientasi
6.

mengumpulkan
spesimen

7. Mencukur klien

KOLOM 2
KOLOM 3
1. Mensupervisi aktivitas 1. Proses
kelompok

9. Menimbang

klien baru

2. Prosedur dan pengobatan 2. Rencana perawatan


medik

3. Proses pulang

3. Memantau klien :
a. Bunuh diri
b.

Melukai
lain

8. Memeriksa tanda 4. Orientasi realita


vital

penerimaan

4. Terapi kejang listrik


5. Terapi keluarga
orang 6. Aktivitas kelompok
7. Terapi kelompok
8. Pengobatan

5. Supervisi rekreasi

9. Rode

6. Monitor klien

10. Hubungan individual

10. Memontor klien

11. Klasifikasi klien


12.

Pendidikan
kesehatan klien

13. Psikoterapi
14. Pengikatan :
a. Prosedur
b. Monitoring
15. Timbang terima
16. Sosialisasi
Sumber : Evans dan Lewis, 1985, Nursing Administration of Psychiatric
Mental Health Care, Maryland : An Aspen Publication h. 222.
D. Peran, Fungsi, Tugas Perawat Kesehatan Jiwa Di Masyarakat.
Peran perawat kesehatan jiwa masyarakat meliputi rentang pelayanan yang
luas, yaitu dari mempertahankan kesehatan jiwa sampai pada pengobatan dan
rehabilitasi (Wilson dan Kneisl, 1988,)
Keperawatan yang ditetapkan ANA (1982) yaitu perawat berperan serta
dengan anggota masyarakat yang lain dalam mengkaji, merencanakan,
9

mengimplementasikan, dan mengevaluasi pelayanan kesehatan jiwa dan sistem


masyarakat termasuk peningkatan rentang pelayanan kesehatan yaitu prevensi
primer, sekunder dan tertier gangguan jiwa
Dengan kata lain pelayanan meliputi prevensi primer, sekunder, dan tertier.
Juga klien yang dilayani adalah masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Tidak ada batasan yang jelas siapa
yang disebut perawat kesehatan jiwa masyarakat dan siapa yang tidak. Berns dan
Hamilton menguraikan 3 (tiga) tingkat perawat kesehatan jiwa masyarakat sesuai
dengan pendidikan dan pengalaman, tanggung jawab profesi, dan sertifikat dan
tempat kerja (Wilson dan Kneils, 1988)
Pada table berikut diuraikan peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa
masyarakat di ketiga tingkat pencegahan :
Tabel: Tingkat Pencegahan
TINGKAT

PELAYANAN
1. Pendidikan Kesehatan
2. Peningkatan Kesehatan

Pencegahan Primer

3. Perlindungan Khusus
4. Penemuan Kasus dan Pengobatan dini
5. Perlindungan Lingkungan
1. Kedaruratan

Pencegahan Sekunder

2. Pelayanan akut dan krisis


3. Penentuan diagnosa dan terapi
1. Rehabilitasi

Pencegahan Tertier

2. Long term care


3. Perawatan terminal

Tabel : Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa Masyarakat


PENCEGAHAN

PENCEGAHAN

PENCEGAHAN

PRIMER
1. Mengidentifikasi

SEKUNDER
1. Menyelenggarakan

TERTIER
1. Membantu rencana
10

kondisi yang

psikoterapi singkat

potensial

individu, keluarga,

menimbulkan stress

kelompok.

di masyarakat dan

2. Konseling hot-line untuk

pemulangan klien
dari Rumah Sakit.
2. Mengkoordinasi
dan memantau

kelompok yang

pencegahan bunuh diri

perawat di rumah,

beresiko.

dan program intervensi

half way house,

krisis.

foster home, dan

2. Menyelenggarakan
kelas persiapan

3. Menyediakan konseling

menjadi orang tua

untuk korban kekerasan

bagi remaja di

dan keluarga atau

Puskesmas atau

teman dekatnya.

Sekolah.
3. Menyelenggarakan

4. Menyelenggarakan
kelompok untuk

terapi kelompok

menurunkan stress bagi

yang cerai pasangan,

petugas kesehatan.

keluarga, individual.

5. Menemukan kasus dan

4. Menyediakan
konsultasi kesehatan
jiwa untuk petugas
kesehatan.
5. Menyelenggarakan
pendidikan

tempat perawatan
yang lain.
3. Mendidik klien
perawat mandiri
sebelum pulang
dari rumah sakit.
4. Menjadi pembela
klien.
5. Merujuk klien ke

merujuk jika perlu

self-help group

pengobatan.

atau pelayanan

6. menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan.
7. Pengkajian dan
pemeriksaan klien.

after care.
6. Berperan serta
pada program
dirawat sebagian

kesehatan jiwa untuk

(night care atau

masyarakat.

day care).

6. Memberi konsultasi
kelompok tertentu
(self-help group).
7. 7. Aktif dalam politis
sehubungan dengan
isyu kesehatan jiwa.
BAB III
PENUTUP
11

A. Kesimpulan
Peran, fungsi dan tugas perawat kesehatan jiwa dipengaruhi oleh
situasi lingkungan dan masayarakat, khususnya tentang masalah kesehatan
jiwa dan gangguan jiwa. Mengingat situasi kesehatan jiwa pada tahun 2010,
maka perlu disiapkan tenaga kesehatan khususnya perawat agar target
dapat dicapai. Pendidikan perawat sangat mempengaruhi pelaksanaan
peran yang diberikan, oleh karena itu sinkronisasi antara teori, riset,
praktek sangat penting untuk mewujudkan kualitas praktek keperawatan
yang optimal. Tatanan pelayanan kesehatan jiwa harus diperlukan dalam
rangka pencegahan yaitu rentang pelayanan dari Rumah Sakit ke
Masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

12

Anderson, E.T., dan Mc. Faulane, J.M. (1988). Community As Client : Application
Of The Nursing Process. Philadelphia : J.B. Lippincett Company.
Australian Congress of Mental Health Nurses. (1985). Standard Of Mental Health
Nursing Practice. Greenacres : Australian Congress of Mental Health
Nurses.
Evans, C.L.S., dan Lewis, S.K. (1985). Nursing Administration Of Psychiatric
Mental Health Care. Marryland : An Aspon Publication.
Wilson, H.B., dan Kneils, C.R. (1988). Psiciatric Nursing. (3 ud ed). California :
Addition Wesley Publishing Company

KEPERAWATAN JIWA I
13

PERAN PERAWAT JIWA


Dosen Pengampu :Puji Lestari

Disusun Oleh :

1. Feramalinda Christi

(010114A001)

2. Aisah Bibi

(010114A003)

3. Aisiyah Iman Brilian

(010114A004)

4. Ajeng Galuh R.

(010114A005)

5. Farin Nur Alfiyah

(010114A032)

6. Lalu Nur Halid

(010114A057)

7. Lalu Sahdan

(010114A058)

8. Lalu Santri Aji A.

(010114A059)

9. Lalu Sasmi Hardi

(010114A060)

10. Maelia Unayah

(010114A065)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016

14

You might also like