Professional Documents
Culture Documents
No. Dokumen
SOP
PEMERINTAH KOTA
KOTAMOBAGU
Pengertian
Tujuan
No Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Kebijakan
Referensi
LangkahLangkah
/Prosedur
Kriteria Diagnosis :
- Gejala dan tanda klinis umunya minimal berupa malaise,
kelemahan badan, lesu, nafsu makan menurun (anoreksia),
penurunan berat badan, suhu badan sedikit meningkat pada sore
hari, batuk, ronkhi krepitasi di apek paru, hemoptoe.
- Gejala dan tanda klinis mungkin tidak ada sama sekali
- Tes tuberculin atau PPD positif, terutama jika baru terjadi konversi
dari negatif menjadi positif.
- Adanya infiltrat di apek atau subklavia, sering dengan kavitas
- Mycobacterium tuberculosis pada sputum, cairan lambung atau
usapan nasofaring.
Pemeriksaan
Anamnesis :
- Gejala mungkin minimal atau tidak ada sama sekali, non spesifik.
- Batuk, rasa malas, mudah capai, lesu, berat badan menurun, suhu
badan meningkat pada sore hari, keringat malam dan neri pleuritik.
- Batuk darah (hemoptoe), atau riak bercampur darah sugestif untuk
adanya penyakit tuberkulosis.
- Mungkin didapatkan gejala dari luar paru, seperti pada laring, usus,
ginjal dan susunan saraf pusat.
- Riwayat kontak dengan penderita yang sudah diketahui menderita
tuberkulosis.
Pemeriksaan Fisik
Tanda klini sering tidak ada. Ronkhi krepitasi di apek atau lobus
superior paru yabg persisten mungkin dijumpai. Ronkhi ini sering
terdengar pada waktu pasien inspirasi setelah batuk.
- Pada penyakit yang telah lanjut mungkin dijumpai retraksi dinding
dada, deviasi trachea, mengi (wheezing), ronkhi basah, tanda
konsolidasi paru, atau kavitasi (tidak terandalkan).
- Tuberkulosis paru tidak dapat disingkirkan hanya melalui
pemeriksaan fisik saja. Paling sedikit diperlukan pemeriksaan foto
thorak.
-
Pemeriksaan Penunjang
- Tes reaksi kulit (tes tuberculin, PPD)
- Pemeriksaan bakteriologis
Sputum 3 kali sewaktu, pagi, sewaktu dan kultur, cairan lambung,
biopsy limfonodi.
- Radiologis
Rntgen thorak, mungkin diperlukan lebih dari sekali
pemeriksaan, tak ada yang patognomonis.
- Serologis : Imuzim, Peroksidase Anti Peroksidase (PAP), PCR TB,
Mycodot, ICT-TB.
Diagnosa Banding
- Pneumonia bakterial atau viral
- Abses paru
- Mikosis paru
- Karsinoma bronkhogenik
- Sarkoidosis
- Infeksi Mikobakterium atipik
Prosedur
a. Persiapan : - membuat diagnosis dan menentukan masuk kategori
berapa
- menentukan PMO (pemantau minum obat)
- edukasi penderita dan PMO sebaik mungkin
b. Alat
: - status pasien (TB-01 sampai dengan TB-09)
- obat tuberkulostatika :
Kombipak I (HRZ)
Kombipak II (HRZE)
Kombipak III (HR)
Kombipak IV (HRE)
Streptomycin
c. Cara kerja :
- Pasien rawat jalan
Berikan edukasi sebaik-baiknya, berikan motivasi minum obat
sesuai ketentuan, nutrisi dll.
Obat anti tuberkulosis (OAT)
1. Untuk kategori I : Apus BTA (+), meningitis TB, TB
disseminated, Pericarditis TB, Peritonitis TB, Pleuritis
TB bilateral, TB spinal dengan komplikasi neurologis,
Apus BTA (-) dengan keterlibatan parenkim paru yang
luas ( >10 cm2), TB intestinal, TB traktus urinarius.
Diberikan OAT : 2 HRZE / 4 H3R3 + B6
2. Untuk kategori II : TB relaps atau gagal pengobatan
Diberikan OAT : 2 HRZES / HRZE / 4 H3R3 + B6
3. Untuk kategori III : Apus BTA (-) dengan keterlibatan
parenkim paru terbatas ( < 10 cm2), TB anak, effusi
pleura unilateral.
4. Untuk kategori IV : TB kronik.
Belum ada ketentuan program yang bersifat nasional.
Selain obat OAT diberikan quinolon, Ciprofloxacin 1 x
1000 mg, atau Ofloxacin 1 x 800 mg selama 6 bulan.
Bila tidak memungkinkan minimal INH seumur hidup.
- Pasien rawat inap
Indikasi untuk diagnostik dan isolasi pasien sementara waktu
( 2 minggu awal terapi).
- Perawatan Umum
1. Diet TKTP, istirahat cukup