You are on page 1of 4

MAKALAH KOLOKIUM

DEPATEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
Judul
Nama/NIM
Pembimbing
Hari, tanggal

: Penggunaan Paclobutrazol dan Giberelin dalam Menginduksi Pembungaan Anggrek


PPhalaenopsis di Dataran Rendah
: Desy Anggreni Simangunsong/A24120153
: Dr. Dewi Sukma, SP, Msi.
: 22 Februari 2016
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Anggrek merupakan famili terbesar diantara famili tumbuhan berbiji lainnya. Hal ini dikarenakan anggrek
memiliki 800 genus dan lebih dari 26,000 spesies (Royal Botanic Garden, 2011) . Anggrek sangat digemari karena
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, bentuk yang unik, warna yang menarik dan daya tahan mekar yang lebih lama
(Nurmalinda et al., 1999). Salah satu jenis anggrek yang terkenal adalah genus Phalaenopsis. Anggrek Phalaenopsis
memiliki bunga yang indah dan dapat bertahan selama tiga minggu dan bunga Phalaenopsis potong dapat bertahan
antara 5 hari hingga 2 bulan tergantung pada iklim dan varietas (IMAC, 2004). Tanaman ini sangat diminati banyak
orang oleh keindahannya dan waktu mekarnya yang lebih lama.
Anggrek Phalaenopsis dianggap sebagai tanaman yang tergolong sulit untuk dipelihara apalagi membuat
tanaman ini berbunga pada dataran rendah. Anggrek Phalaenopsis memerlukan waktu 3-5 tahun hingga dapat berbunga
sejak dari pembibitan. Bunga akan terbentuk lagi dalam kurun waktu 3-4 bulan sejak rontok bunga (Rittershausen dan
Wilman, 2003). Anggrek tersebut memerlukan perbedaan suhu siang dan malam yang berkisar 3-5C untuk dapat
berbunga (Balithi, 2007). Menurut Sandra (2005), faktor lingkungan dapat merangsang pembungaan Phalaenopsis.
Phalaenopsis berbunga secara alami pada bulan-bulan peralihan antara musim kemarau ke penghujan dan sebaliknya
yaitu, pada bulan Maret-April atau Oktober-November. Bibit yang baik, sirkulasi udara yang lancar, waktu penyiraman,
media tanam yang bersih dapat mendukung keberhasilan pembungaan anggrek Phalaenopsis.
Zat pengatur tumbuh yang sering digunakan dalam memacu proses inisiasi pembungaan antara lain
Paclobutrazol dan Giberelin. Giberelin banyak digunakan dalam penelitian fisiologi tanaman dan kebanyakan tanaman
memberikan respon pemanjangan batang. Giberelin juga mempengaruhi luas daun, biji dan pembungaan (Wattimena
1997). Menurut Budiarto dan Wuryaningsih (2007) salah satu jenis giberelin yang stabil dan mampu memacu
pertumbuhan dan pembungaan tanaman adalah GA3.
Induksi pembungaan dapat juga dilakukan menggunakan paclobutrazol. Menurut Herlina dan Dwiatmini (1996),
pemberian paclobutrazol pada tanaman melati mengakibatkan ruas batang lebih pendek, luas daun semakin sempit dan
meningkatkan jumlah tunas berbunga. Sefiani (2004) menyatakan paclobutrazol dapat digunakan untuk menginduksi
pembungaan, mempercepat waktu coloring daun, mempercepat waktu mekar braktea, dan mengurangi diameter braktea
pada kastuba. Penggunaan zat pengatur tumbuh yang tepat diharapkan dapat menginduksi pembungaan tanaman
anggrek Phalaenopsis di dataran rendah tanpa harus menunggu waktu yang lama atau dibawa ke dataran tinggi.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mempelajari jenis zat pengatur tumbuh yang tepat dalam mempercepat induksi
pembungaan anggrek Phalaenopsis.
1.
2.

Hipotesis
Terdapat giberelin atau paclobutrazol yang menginduksi pembungaan tanaman anggrek Phalaenopsis di dataran
rendah.
Terdapat konsentrasi optimum giberelin atau paclobutrazol untuk menginduksi pembungaan tanaman anggrek
Phalaenopsis di dataran rendah.
METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilaksanakan di Green house, Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga, Bogor. Penelitian
ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2016 hingga Juni 2016.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan tanaman yang digunakan adalah Phalaenopsis hybrid Dtps I Hsin Song. Phalaenopsis yang digunakan
merupakan tanaman yang sudah dewasa dan siap berbunga. Media yang digunakan adalah spagnum moss dari nursery.

Bahan lain yang digunakan paclobutrazol, giberelin, aquades, RHS Colour Chart dan pestisida. Alat yang digunakan
neraca analitik, jangka sorong, gelas ukur 100 ml, gelas piala, dan sprayer.
Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan faktorial disusun dalam rancangan lingkungan acak lengkap,
terdiri dari dua faktor. Jenis ZPT yang digunakan adalah paclobutrazol dan GA 3. Tanaman anggrek yang yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Phalaenopsis hybrid Dtps I Hsin Song nomor KHM - 2166. Terdapat 8 perlakuan
dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri dari 3 tanaman. Jumlah
tanaman yang digunakan adalah 72 tanaman.
Rincian perlakuan konsentrasi dalam penelitian ini, dinotasikan sebagai berikut :
P0 : Pemberian GA3 pada konsentrasi 0 ppm
P1 : Pemberian GA3 pada konsentrasi 50 ppm
P2 : Pemberian GA3 pada konsentrasi 100 ppm
P3 : Pemberian GA3 pada konsentrasi 150 ppm
P4 : Pemberian Paclobutrazol pada konsentrasi 0 ppm
P5 : Pemberian Paclobutrazol pada konsentrasi 50 ppm
P6 : Pemberian Paclobutrazol pada konsentrasi 100 ppm
P7 : Pemberian Paclobutrazol pada konsentrasi 150 ppm
Model statistika yang digunakan sebagai berikut :
Yijk = + i + j + ()ij + ijk
Keterangan :
Yijk
= Nilai pengamatan pada pemberian GA3 ke-i, pemberian paclobutrazol ke-j, dan ulangan ke-k

= Nilai rataan umum


i
= Pengaruh utama pemberian GA3 ke-i
j
= Pengaruh utama pemberian paclobutrazol ke-j
()ij
= Komponen interaksi antara pemberian GA3 ke-i dan pemberian paclobutrazol ke-j
ij
= Pengaruh galat percobaan yang menyebar normal (0,2) pada pemberian GA3 ke-i, pemberian paclobutrazol
ffke-j, dan ulangan ke-k
Prosedur Percobaan
Pelaksanaan penelitian induksi pembungaan Phalaenopsis menggunakan GA3 dan paclobutrazol dimulai
dengan kegiatan :
1. Tahap persiapan
Kegiatan pernyiapan lokasi penelitian meliputi menyiapkan rak besi (bed) untuk meletakkan tanaman,
membersihkan rak besi dari lumut dan kotoran lainnya.
2. Penyiapan bahan tanaman
Bahan tanam merupakan Phalaenopsis hybrid Dtps I Hsin Song yang dibeli dari nursery anggrek
dibudidayakan secara intensif. Tanaman yang dipilih adalah Phalaenopsis yang siap untuk berbunga. Tanaman
berasal dari jenis, umur dan ukuran yang sama.
3. Penyiapan bahan perlakuan
Pembuatan larutan paclobutrazol dan GA3 dilakukan dengan melarutkan bubuk Paclobutrazol WP 15
atau GA3 WP 20 dalam aquades dengan volume berdasarkan konsentrasi masing-masing perlakuan. Pembuatan
larutan GA3 pada konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, dan 150 ppm dilakukan dengan melarutkan masing-masing 60
mg, 120 mg, dan 180 mg GA3 WP 20 menjadi 1.2 L larutan tiap konsentrasi larutan. Volume semprot 20 ml tiap
tanaman sekali aplikasi. Larutan ini akan diaplikasikan ke 9 tanaman tiap perlakuan sekali seminggu selama 6
minggu. Pembuatan larutan paclobutrazol pada konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, dan 150 ppm dilakukan dengan
melarutkan masing-masing 60 mg, 120 mg, dan 180 mg Paclobutrazol WP 15 menjadi 1.2 L larutan tiap
konsentrasi larutan. Larutan ini akan diaplikasikan ke 9 tanaman tiap perlakuan sekali seminggu selama 6
minggu.
4. Aplikasi ZPT
Tanaman anggrek disemprot dengan ZPT dengan menggunakan hand sprayer setiap 1 kali seminggu
selama 6 minggu. Seluruh tanaman disemprot termasuk bagian daun setiap pagi hari pada selang waktu 07.0009.00 bersamaan dengan penyiraman tanaman.
5. Pemeliharaan rutin
Tanaman disiram secara teratur dengan volume yang sama terhadap masing-masing pot dan
disesuaikan dengan kondisi media tanaman. Hal ini bertujuan untuk menghindari busuk akar apabila kelebihan
air. Pemupukan dilakukan selama pengamatan dengan memberikan pupuk NPK (10-20-10) sebulan sekali.
Pengendalian gulma dilakukan tiap minggu, dengan mencabut gulma hingga ke akarnya. Pengendalian hama
dan penyakit dilakukan sesuai dengan keadaan tanaman.

Pengamatan
Pengamatan dan pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengamatan non destruktif
pada bagian keseluruhan tanaman. Menurut Martha et al. (2011), pengamatan pada daun, jumlah daun, dan panjang
tangkai bunga dilakukan 10 hari sekali dalam mengamati pengaruh ZPT untuk menginduksi pembungaan anggrek
Phalaenopsis.
Parameter yang diamati meliputi :
1. Pengamatan vegetatif
Parameter yang diamati meliputi :
Daun dewasa terbesar
Panjang, lebar dan tebal daun dewasa terbesar dihitung di awal percobaan dan diamati 10 hari sekali.
Daun termuda
Panjang, lebar dan tebal daun termuda dihitung di awal percobaan dan diamati 10 hari sekali.
Daun baru yang muncul
Panjang, lebar dan tebal daun yang mucul dihitung selama pengamatan dan diamati 10 hari sekali.
Waktu muncul daun baru
Jumlah daun
Jumlah daun dihitung di awal percobaan dan diamati 10 hari sekali.
Warna daun
Warna daun diukur dengan bantuan RHS Colour Chart.
2. Pengamatan generatif (perkembangan bunga)
Parameter yang diamati meliputi :
Waktu muncul tangkai bunga (spike)
Panjang malai
Panjang malai bunga diukur setiap dari pangkal hingga ujung (cm) 10 hari sekali
Diameter tangkai
Warna tangkai bunga
Jarak dari pangkal tangkai bunga hingga bunga pertama
Jumlah kuntum bunga per malai
Panjang tangkai bunga
Panjang tangkai bunga diukur dari bakal bunga pertama hingga ujung yang diukur diukur setiap 10
hari sekali
Jumlah bunga mekar setiap malai
Jumlah bunga layu/gugur
Diameter bunga pada bunga yang telah mekar sempurna (cm)
Persentase pembungaan dihitung pada tiap perlakuan.
3. Serangan hama dan penyakit
Jenis hama yang menyerang tanaman selama pengamatan
Jenis penyakit yang dialami tanaman selama pengamatan
Persentase tanaman yang terserang hama dan penyakit
Intensitas penyakit
Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan uji F. Perlakuan yang berpengaruh nyata pada uji F diuji lanjut dengan
DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, K., Wuryaningsih, S. 2007. Respon pembungaan beberapa kultivar anthurium bunga potong. Agritop
2(26):51-56.
[BALITHI] Balai Penelitian Tanaman Hias. 2007. Panduan Karakterisasi Tanaman Anggrek. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura, Jakarta.
Herlina, D., K. Dwiatmini. 1996. Peran zat pengatur tumbuh dan dosis pupuk organik terhadap induksi pembungaan
melati (Jasminum sambac) sebagai Tanaman Pot. Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Hias. Jakarta.
IMAC. 2004. Cultivation guidelines phalaenopsis for the cut flower culture. http://ecaaser3.ecaa.ntu.edu.tw/weifang/
lab551/ flower/phal/ anthura_cut/manphsuk.pdf. [6 Februari 2016].
Martha, H., E. E. Nurlaelih, T. Wardiyati. 2011. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam induksi pembungaan anggrek
bulan (Phalaenopsis sp.). Buana Sains. 11(2):119-126.
Nurmalinda, E., S. Iriani, A. Santi, T. Haryati.1999. Kelayakan Finansial Teknologi Budidaya Anggrek. Balai Penelitian
Tanaman Hias, Cianjur.
Rittershausen, B., Wilman. 2003. Growing Orchids. Hermes House, British.

Royal Botanic Garden. 2011. World checklist of selected plant families. http://apps.kew.org/wcsp/incfamilies.do. [27
Januari 2016].
Sandra, E. 2005. Membuat Anggrek Rajin Berbunga (Edisi Revisi). Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sefiani, D. 2004. Pengaruh paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan perkembangan kastuba (Euphorbia pulcherrima
Willd.) kultivar millenium. Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Wattimena, G.A. 1987. Zat Pengatur Tumbuh. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Bogor.

You might also like