You are on page 1of 25

PTK_ MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA

PEMBELAJARAN PAWERPOINT PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI


SMP NEGERI 1 PALELEH BARAT
BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan informasi sangat begitu pesat. Perkembangan dan perubahan
peradaban manusia akan terus berlangsung. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
menurut masyarakat cenderung memasuki era globalisasi. Tuntututan layanan profesianal di
berbagai sektor kehidupan kian mendalam dan kualitas sumber daya manusia yang memenuhi
harapan masyarakat kian diperlukan. Konstruk masyarakat masa depan dapat digambarkan
dengan cir-ciri diantaranya kecenderungan glonalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin cepat, perkembangan arus informasi yang semakin padat dan tuntutan
layanan profesional diberbagai sektor kehidupan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
perlu disiapkan sejak dini guna menghadapi tuntutan perubahan zaman.
Persoalan yang kini dihadapai oleh banyak Negara termasuk Indonesia adalah bagaimana
meningkatkan kualitas penddikan, yang umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya prestasi
yang ditujunkan dengan kemampuaan siswa mendapatkan nilai dalam tes kemampuan lulusan
mendapatkan pekerjaan.kualitas pendidikan ini di anggap penting karena sangat menentukan
gerak laju pembangunan. Hampir semua Negara di dunia ini menghadapi tantangan untuk
melaksanakan pembaharuan pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
(Zamroni, 2002: 19).

Peningkatan kualitas sumber daya alam manusia akan terwujud jika menempatkan
pendidikan sebagai sarana pemacu dan alat bantu pendidikan akan mempuyai arti serta tujuan
dalam peningkatan sumber daya apabila pendidikan tersebut memiliki sistem yang relevan
dengan pembangunan dan kualitas yang baik dalam proses maupun hasilnya.
Menurut Marpaung (2001: 3) faktor-faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan kita
rendah antara lain : (1) pandangan yang keliru terhadap peran guru; pada umumnya guru banyak
mendominasi jalannya proses pembelajaran fisika di sekolah (2) kurangnya pengakuan dan
penghargaan terhadap perbedaan individu siswa, (3) pembelajaran yang kurang dapat
menumbuhkan kesadaran akan makna belajar, sebab siswa di paksa untuk mempelajari materi
yang di ajarkan oleh guru dengan menerapkan berbagai hukuman dan sebagainya sehingga perlu
mengenali situasi lingkungan siswa dan mengunakannya sebagai dasar berkomunikasi dengan
siswa, mengetahui sifat psikologis siswa, dan memanfaatkannya dalam situsai belajar untuk
membuat siswa senang dalam lingkungan belajarnya. Peningkatan mutu pendidikan perlu di
tunjang adanya pembaharuan di bidang pendidikan, salah satu caranya adalah melalui
peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dengan pembaharuan pendekatan atau peningkatan
relevansi metode mengajar. Metode mengajar di katakana relevan jika dalam prosesnya mampu
mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pembelajaran namun dalam
kenyataannya masih banyak guru yang mengajar secara monoton yaitu hanya menggunakan satu
metode saja. misalnya metode konvensional, padahal belum tentu setiap pokok bahasan suatu
materi pelajaran cocok dan efektif diajarkan dengan metode konvensional. Menurut beberapa
siswa SMP Negeri 1 Paleleh Barat mereka beranggapan bahwa fisika merupakan pelajaran yang
sulit, tidak menarik serta membuat pusing, serta metode pengajaran guru yang masih cenderung
monoton.

Dari hasil observasi awal pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Paleleh Barat yang dilakukan
penulis, banyak ditemukan hasil belajar relatif rendah pada mata pelajaran fisika khususnya pada
hasil belajar wujud zat. Hal ini terlihat dari nilai perolehan siswa pada matapelajaran fisika yaitu
pada semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008. Jumlah atau presentase siswa tidak mencapai
6,5 keatas pada mata pelajaran fisika khususnya wujud zat. Tidak mencapai 85 % seperti yang
diharapkan kurikulum.
Pengunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya peningkatan
kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar pada
siswa. Mengunakan media pengajaran dalam proses belajar mengajar akan di peroleh manfaat
diantaranya pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa dan materi pengajaran akan lebih
dipahami oleh para siswa.
Menurut Sudjana dan Rivai (2001: 2) mengatakan bahwa media pengajaran dapat
mempertinngi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.alasannya berkenan dengan manfaat media
pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain: (a) pengajaran akan lebih menarik perhatian
siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (b) Bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga akan lebih di pahami oleh para siswa dan memunkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran yang baik, (c) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, (d) siswa lebih
banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati,melakukan,mendemonstrasikan dan lain-lain.
Salah satu cara meningkatkan hasil belajar pada siswa terhadap fisika adalah penggunaan
media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah komputer
sebagai media yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Computer dapat digunakan

sebagai alat bantu dalam menyiapkan bahan ajar maupun dalam proses pembelajaran agar lebih
efektif dan efisien. Softwere dalam komputer yang digunakan dalam pengembangan media
pembelajaran ini adalah Microsoft PowerPoint. Program ini dapat menampilkan informasi yang
berupa tulisan, gambar, animasi, serta suara sehingga siswa dapat lebih tertarik dalam mengikuti
pelajaran fisika.
1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui penggunaan media
pembelajaran pawerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1
Paleleh Barat pada materi Wujud Zat Dan Perubahannya ?

1.3

Pemecahan Masalah
Upaya yang dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut adalah meningkatkan hasil
belajar siswa melalui penggunaan media Microsoft power point pada mata pelajaran fisika
khususnya pada materi Wujud Zat dan Perubahannya.

1.4

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Paleleh Barat melalui media
pembelajaran pawerpoint pada materi wujud zat dan perubahannya

1.5

Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini adalah:


1.5.1 Manfaat teoritis
Secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada peningkatan mutu pendidikan.
1.5.2 Manfaat Praktis

a) Memberikan informasi bagi guru khususnya guru bidang studi fisika bahwa media powerpoint
dapat digunakan dalam proses pebelajaran.

b) Bagi penulis menambah wawasan dan pandangan lingkungan pendidikan.


c) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga prestasinya dapat meningkat.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir,
manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan dan
mengembangkan dirinya. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakantindakannya yang berhubungan dengan belajar. Dari beberapa definisi belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang yang terjadi secara terus-menerus sebagai akibat dari pengalaman atau latihan.
Pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada
saat individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan (Wartono, 2004:15). Pembelajaran
dapat terjadi sepanjang waktu, misalnya belajar sesuatu pada saat berjalan-jalan, melihat TV,
berbicara dengan orang lain, atau hanya sekedar mengamati apa yang terjadi disekitar.

Menurut Darsono (2004:25), dikemukakan ciri-ciri dan tujuan pembelajaran sebagai


berikut :
1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis
2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar
3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa
4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu/alat peraga yang tepat dan menarik
5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa
6.

Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun
psikologis
Dari uraian di atas maka diambil kesimpulan bahwa pembelajaran bertujuan membantu
siswa agar memperoleh berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai dan norma sebagai pengendali
sikap dan perilaku siswa.

2.2 Hasil Belajar


Hasil belajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan belajarnya melalui berbagai kegiatan belajar. Selanjutnya, dari informasi tersebut
guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan
kelas maupun individu.
Sudjana (2001:22) menegaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional,
rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik. Hasil belajar ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual, yang dinyatakan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes evaluasi
pada pokok wujud zat dan perubahannya.
Hasil belajar ranah kognitif terdiri dari 6 aspek, yaitu: (1) Pengetahuan (knowledge) yaitu
jenjang kemampuan mencakup pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan dan atau
ingatan (rumus, batasan, definisi, istilah-istilah). (2) Pemahaman, misalnya menghubungkan
grafik dengan kejadian, menghubungkan dua konsep yang berbeda. (3) Aplikasi adalah
kesanggupan menerapkan dan menggunakan abstraksi yang berupa ide, rumus, teori ataupun
prinsip-prinsip ke dalam situasi baru dan konkret. (4) Analisis adalah usaha menguraikan suatu
situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya. (5)
Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk yang
menyeluruh. (6) Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan nilai tentang sesuatu
berdasarkan pendapat dan pertimbangan yang dimiliki dan kriteria yang dipakai.
Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan sikap, minat emosi, perhatian,
penghargaan dan pembentukan karakteristik diri. Hasil belajar afektif tampak dalam siswa dalam
tingkah laku, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman serta hubungan sosial.
Menurut David Karthwohl dalam Munaf (2001:76), ranah afektif terdiri dari 5 aspek,
yaitu: (1) Penerimaan, yaitu penerimaan secara pasif terhadap masalah situasi, nilai dan
keyakinan. Contoh mendengarkan penjelasan guru. (2) Jawaban, yaitu keinginan dan kesenangan
menanggapi/merealisasikan sesuatu. Contoh menyerahkan laporan praktikum tepat waktu. (3)
Penilaian, yaitu berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau situasi tertentu.
Contoh bertanggung jawab terhadap alat-alat laboratorium. (4) Organisasi, yaitu konseptualisasi

nilai-nilai menjadi sistem nilai. (5) Karakteristik, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki siswa yang mempengaruhi pola kepribadian siswa.
Hasil belajar ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan, kemampuan gerak
dan bertindak.
Menurut Harrow dalam Munaf (2001:77), ranah psikomotorik terdiri dari 6 aspek, yaitu:
1) Gerakan refleks, yaitu gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir.
2)

Ketrampilan gerakan-gerakan dasar, yaitu gerakan yang menuntut kepada keterampilan yang
sifatnya kompleks.

3) Kemampuan perseptual, termasuk membedakan visual dan auditorial.


4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.
5) Gerakan-gerakan skill, yaitu dari ketrampilan sederhana sampai kompleks.
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi, seperti gerakan ekspresif.

2.3 Media Pembelajaran


Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Menurut Heinich dalam Arsyad
(2009:4) Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi
dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut,
dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran
mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media

pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap
siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Sedangkan menurut para pakar bahwa
media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan computer (Gagne dan Briggs: 1975). Jadi, media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.
2.3.1

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran.


Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu
siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi
media pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:

1) Fungsi atensi Media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada
isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan dalam materi pelajaran.
2) Fungsi afektif Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika proses belajar
mengajar berlangsung.

3) Fungsi kognitif Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar.
4)

Fungsi kompensatoris Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk
memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

5)

Fungsi Psikomotoris Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa
melakukan suatu kegiatan, terutama yang berkenaan dengan hafalan-hafalan.

6) Fungsi Evaluasi Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan belajar mengajar yang telah
dilaksanaka dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam merespon pembelajaran.
Manfaat Media Pembelajaran.
Secara umum manfaat media pembelajaran ialah dapat dikatakan untuk memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih optimal, efektif, dan
efisien baik dari segi teroritis maupun praktikum yang pada akhirnya teraplikasi dalam tindakan.
Sedangkan secara lebih spesifikasi manfaat media pembelajaran yang telah terakumulasi dari
beberapa pendapat pakar adalah:
1)

Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. Dengan bantuan media pembelajaran,


penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan
informasi diantara siswa dimanapun berada.

2)

Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Media dapat menampilkan informasi
melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga
membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan
tidak membosankan.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah
secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
4)

Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai
secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan
materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan
lebih mudah memahami pelajaran.

5)

Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media pembelajaran dapat membantu siswa
menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh

6)

Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media
pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita
sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan
sekolah.

7)

Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Proses
pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu
pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Guru dapat berbagi peran dengan
media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif
lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi
belajar, dan lain sebagainya.

2.3.2

Pemilihan Media Pembelajaran

Berdasarkan ketersediaannya media dapat dikelompokkan menjadi Media Jadi (Media By


Utilization) dan Media Rancangan (Media By Design) alasan utama seseorang menggunakan
media adalah media dapat berbuat lebih dari biasa yang dilakukan. Pemilihan media dilakukan
agar penggunaan media dapat mencapai tujuan pembelajaran, maka haruslah dipilih media
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Haruslah diketahui bahwa media
merupakan komponen dari keseluruhan sistem pembelajaran. Minimal ada empat hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih media pengajaran, yaitu:
1)

Alasan meililih media, hal ini perlu karena adanya berbagai macam media, ada media yang
hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi tertentu, ada perbedaan karakteristik
setiap media, ada perbedaan pemakai, dan perbedaan situasi dan kondisi.

2) Waktu yang tepat memilih media, dilakukan setelah mengetahui tujuan instruksional, sebelum
melaksanakan program pengajaran, atau dengan kata lain pada waktu merencanakan program
pengajaran.
3) Pemilihan media, dilakukan oleh guru, penyusun desain instruksional seorang profesional dalam
kemediaan
4)

Cara memilih media, media yang dipilih harus paling baik. Baik dan buruknya media diukur
sampai sejauh mana media itu dapat menyalurkan informasi, dan sejauh mana media tersebut
dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional.
Adapun dalam memilih media, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Memahami karakteristik setiap media,


b) Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
c) Sesuai dengan metode pengajaran yang kita gunakan,
d) Sesuai dengan materi yang kita komunikasikan,

e) Sesuai dengan keadaan siswa,


f)

Sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan, kemudahan memperoleh media,

g) Sesuai keterampilan guru dalam menggunakannya,


h) Ketersediaan waktu dalam menggunakannya,
i)
2.3.3

Sesuai dengan taraf berpikir siswa.


Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar.
Ditegaskan oleh Danim (1995:1) bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas
pengunaan alat bantu atau media dalam proses belajar mengajar di kelas, terutama dalam hal
pengingkatan prestasi siswa. Terbatasnya media yang dipergunakan dalam kelas diduga
merupakan salah satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa. Dengan demikian penggunaan
media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal
ini dapat dipahami mengingat proses belajar yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan
menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang. Salah
satu upaya yang harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan situasi belajar yang
memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan menggerakkan
segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien. Sasaran dari penggunaan media
adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan
sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi yang lain yang berguna
dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan memahami materi
pelajaran yang disampaikan kepada mereka.

Tiga kemungkinan yang terjadi dalam

pengevaluasian dari penggunaan media pembelajaran, yaitu : (1) Apabila media yang digunakan
terdapat sesuatu kekurangan maka kemungkinan media tersebut akan dimodifikasi; (2) Apabila

media yang digunakan sama sekali tidak menghasilkan tujuan dari apa yang diinginkan, maka
akan dilakukan perombakan total terhadap penggunaan media tersebut; (3) Apabila media yang
dipergunakan telah mencapai tujuan yang diinginkan maka media tersebut dianggap baik dan
dapat dipertahankan.
2.4 Pawerpoint 2007
Pawerpoint 2007 sangat terkenal sebagai perangkat lunak yang bermanfaat untuk
membuat bahan presentasi. Dengan menggunakan pawerpoint, penyampaian informasi ke
audiensi dapat delakukan dengan cara menarik dan memberikan kesan yang tak terlupakan.
Dukungan berbagai fasilitas dalam pawerpointlah yang menjadi kunci utamanya.
Dalam praktik, tentu saja pawerpoint tidak hanya digunakan untuk kepentingan
presentasi bisnis. Siapapun sebenarnya bisa memanfaatkannya, sepanjang ditunjukan untuk
menyampaikan informasi. Pelajar bisa menggunakan pawerpoint untuk menyajikan pekerjaan
rumah yang perlu disampaikan kepada bapak/ibu guru dan rekan-rekan sekelas. Guru atau dosen
bisa menyajikan materi di kelas. Informasi di tempat umumpun bisa disampaikan dengan
pawerpoint. Dalam hal ini, pemakai bisa mengklik tombol-tombol secara interatif untuk
mendapatkan informasi yang dikehendaki. Yang menarik, pembuatan bahan presentasi dapat
dilakukan dengan sangat mudah. Pembuat dengan leluasa bisa menyisipkan teks, gambar, suara,
video, dan bahkan menyertakan animasi yang memikat. Penyajian grafik yang didasarkan pada
data juga dapat dibuat dengan gampang.
2.5 Wujud Zat dan Perubahannya
2.5.1

Wujud Zat
Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya pensil,
kacamata, batu, kursi, air, balon berisi udara, tabung LPG berisi gas, es, baja, dan daun. Berbagai

macam benda yang kita jumpai memiliki kesamaan, yaitu benda-benda tersebut memerlukan
ruang atau tempat untuk keberadaannya. Air di dalam gelas, menempati ruang bagian dalam
gelas itu, batu di pinggir jalan menempati ruang di pinggir jalan di mana ruangan itu tidak
ditempati oleh benda lain sebelum batu itu disingkirkan.
Udara dalam balon menempati ruang bagian dalam balon itu. Manusia juga menempati
ruang, misalkan dalam lift hanya cukup ditempati paling banyak 10 orang dewasa, lebih dari itu
ruang dalam lift tidak mencukupi lagi. Benda atau zat juga memiliki massa, sebagai contoh batu
bila ditimbang dengan neraca menunjukkan nilai massa tertentu. Balon berisi udara bila
dibandingkan massanya dengan balon yang kempis, akan lebih berat balon berisi udara. Hal itu
menunjukkan bahwa udara memiliki massa. Dapat disimpulkan bahwa zat adalah sesuatu yang
memiliki massa dan menempati ruangan. Menurut wujudnya zat digolongkan menjadi tiga yaitu
2.5.2

Zat Padat
Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng yang berbentuknya
bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat. Begitu pula dengan volumenya. Volume
kelereng akan selalu tetap walaupun berpindah tempat ke dalam gelas. Hal ini disebabkan karena
daya tarik antarpartikel zat padat sangat kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal (seperti
gula pasir atau garam dapur) atau amorf (seperti kaca dan batu granit). Partikel zat padat
memiliki sifat seperti berikut:

1) Letaknya sangat berdekatan


2) Susunannya teratur
3) Gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya
2.5.3

Zat Cair

Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai dengan yang
ditempatinya. Apabila air dimasukkan ke dalam gelas, maka bentuknya seperti gelas, apabila
dimasukkan ke dalam botol akan seperti botol. Tetapi volumenya selalu tetap. Hal ini disebabkan
partikel-partikel penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih bebas
bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah. Partikel zat cair memiliki sifat seperti berikut:

1) Letaknya berdekatan
2) Susunannya tidak teratur
3)

Gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari tempatnya, tetapi tidak lepas dari
kelompoknya

2.5.4

Zat Gas
Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan tempatnya. Gas yang
terdapat di balon memiliki bentuk dan volume yang sama dengan balon. Gas yang terdapat di
dalam botol, bentuk dan volumenya sama dengan botol. Partikel-partikel gas bergerak acak ke
segala arah dengan kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu berubah.
Partikel zat gas memiliki sifat seperti berikut :

1) Letaknya sangat berjauhan


2) Susunannya tidak teratur
3)

Gerakannya bebas bergerak, sehingga dapat bergeser dari tempatnya dan lepas dari
kelompoknya, sehingga dapat memenuhi ruangan

2.5.5

Perubahan Wujud Zat


1. Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es dipanaskan akan mencair. Air
dipanaskan akan menguap menjadi uap air (gas). Apabila uap air didinginkan menjadi

embun dan kembali menjadi air. Air didinginkan menjadi es. Proses perubahan wujud zat
tersebut dapat diamati pada diagram.

2.6 Hipotesis
Berdasarkan uraian teoritik dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Jika guru
menggunakan media pembelajaran pawerpoint dalam pembelajaran fisika pada materi wujud zat
dan perubahannya maka hasil belajar siswa kelas VII SMP 1 Paleleh barat dapat meningkat.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian Dan Karakteristik Subjek Yang Di Kenai Tindakan


Penelitan tindakan kelas ini akan di laksanakan di SMP Negeri 1 Paleleh Barat, kelas
yang diberi tindakan adalah kelas VII dengan jumlah siswa 31 orang, terdiri dari 16 siswa lakilaki 15 siswa perempuan. Sasaran utama dalam penelitin ini adalah Meningkatkan hasil
belajar siswa melalui media pembelajaran pawerpoint pada materi wujud zat dan
perubahannya di SMP Negeri I Paleleh Barat
3.2 Prosedur Penelitian
A. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan tindakan peneliti mengadakan persiapan sehingga semua
perlengkapan yang direncanakan dapat dikelolah dengan baik.

Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah :


1) Menusun rencana rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisi langkah-langkah yang
akan dilakukan oleh guru (peneliti) di kelas
2)

Persiapan pasilitas dan sarana pendukung (LCD, leptop, dan slide pawerpoint)

3)

Mempersiapkan lembar pengamatan kegiatan siswa dan guru (mendiskusikan kriteria-kriteria


yang digunakan) sebagai acuan dalam penelitian

4)

Membuat alat evaluasi dalam bentuk essay tes sebagai dasr dalam mempertimbangkan
pelaksanaan tindakan selanjutnya

B. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Siklus I
1)

Melaksanakan pembelajaran dikelas sesuai dengan rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


dan menggunakan media yang direncanakan

2)

Bersama guru pengamat memantau pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar


pengamatan sebagai alat bantu dalam melakukan tindakan

3)

Mengevaluasi hasil tindakan

4)

Menyimpulkan dan merefleksikan hasil yang dicapai


Siklus II
Apabila ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I belum mencapai kriteria
ketuntasan 85 % dari jumlah siswa yang mencapai nilai 6,5 keatas, maka pelaksanaan tindakan
dilanjutkan pada siklus II.
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah :
1) Memperbaiki dan merencanakan tindakan baru pada aspek yang belum tuntas
2) Melaksanakan tindakan baru serta pemantauan aspek-aspek dalam kegiatan pembelajaran

3) Mengevaluasi hasil belajar sesuai dengan indikator capaian


4) Menganalisis data dan merepleksi
C. Tahap Pemantauan Dan Evaluasi
Pada tahap ini peneliti melaksanakan dua kegiatan sekaligus yakni memantau dan menilai
hasil belajar dalam pembelajaran melalui penggunaan media pawerpoint. Kegiatan ini bertujuan
untuk melihat apakah perubahan pada hasil belajar untuk melihat apakah perubahan pada hasil
belajar untuk mempermudah penelitian ini, peneliti menggunakan alat instrumen berupa tes hasil
belajar siswa
D. Tahap Refleksi
Salah satu langkah propesionalitas dalam penelitian adalah dilaksanakan pengambilan
keputusan ahli sebelum, sementara dan setelah tindakan layanan ahli dilaksanakan, untuk dapat
melaksanakan hal itu secara efektif harus dilakukan refleksi yang disertai dengan analisis. Oleh
karena itu kegiatan analisis dan refleksi dilakukan pada setiap akhir siklus.
3.2.1

Pelaksanaan Tindakan
Setelah tahap persiapan dilakukan dengan baik maka tahap berikutnya adalah
melaksanakan tindakan. Pelaksanaan tindakan ini akan dilaksanakan berdasarkan rencana yang
telah ditetapkan melalui pendekatan pembelajaran langsung dengan kegiatan-kegiatan pada tiap
siklus sebagai berikut :

1. Rencana Tindakan
Siklus I
A. Pra pengajaran
Fase I mempersiapkan siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Motivasi siswa
Guru (peneliti) memotivasi siswa dengan cara menunjukan 3 benda yang berbeda wujud ( wujud
padat, wujud cair dan wujud gas) dan meminta tiga orang siswa memegang tiga benda yang
berbeda wujud tersebut dan mengamatinya, ketiga siswa tersebut diminta memberikan komentar
terhadap apa yang diamatinya.
b) Menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu wujud zat dan perubahannya.
c) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai
B. Kegiatan Inti
Fase II : Guru menyampaikan informasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Menyampaikan materi tahap demi tahap memalui slide pawerpoint.
Fase III : Mengecek pemahaman dan pemberian umpan balik
a) Memberikan komentar terhadap setiap slide yang yang ditampilkan
b) Guru memeriksa apakah siswa berhasil melakukan tugas dengan baik serta memberikan umpan
balik pada aspek-aspek yang benar terhadap keterampilan siswa.

Fase IV : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan


Guru memersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan dengan meminta siswa
mengamati wujud zat dan perubahannya.
C. Penutup

a) Guru meminta siswa untuk menympulkan keseluruhan proses belajar yang dilakukan.
b) Menginformasikan materi yang selanjutnya.
2. Evaluasi
Jika siklus I daya serap siswa belum mencapai ketuntasan belajar siswa 85 % dari jumlah
siswa yang mencapai 6,5 maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan pada siklus II.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dirumuskan berdasarkan tingkat capaian tindakan
pada hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa serta hasil belajar siswa pada siklus sebelumnya,
penyempurnaan tindakan pada siklus II meliputi :
a) Memperbaiki dan merumuskan penyempurnaan tindakan pada kegiatan guru
b) Memperbaiki dan merumuskan penyempurnaan tindakan pada kegiatan siswa
c) Mengevaluasi untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa
d) Menjelaskan refleksi tujuan
3.2.2

Tahap Akhir
Merangkum hasil pelaksanaan tindakan, faktor-faktor penunjang serta penghambat
dalam pelaksanaan tindakan diantaranya :

a) Mengumpulkan data penelitian


b) Menyusun konsep laporan penelitian
c) Mendiskusikan dengan guru mata peajaran dan kepala sekolah untuk kelengkapan lapran
d) Konsultasi dengan dosen pembimbing tentang konsep laporan yang diajukan untuk memperoleh
persetujuan
e) Menyusun laporan akhir penelitian
f)

Mengadakan laporan hasil penelitian tindakan kelas

3.3 Observasi
Dalam langkah observasi dilakukan oleh guru pengamat kepada guru dan siswa yang
akan diobservasi yang sudah disediakan.
3.4 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, menggerakan instrumen penelitian sebagai berikut :
a.

Lembar Observasi Kegiatan Guru


Dalam penelitian ini lembar observasi kegiatan guru digunakan untuk melihat apakah
langkah-langkah yang dilakukan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran langsung menggunakan pawerpoint.
Pada lembar observasi kegiatan guru, menggambakan langkah-langkah pembelajaran yang
berisikan tentang kegiatan pendahuluan kegiatan intimdn kegiatan penutup.

b. Lembar Observasi Kegiatan Siswa


Lembar observasi kegiatan siswa berisi lima aspek yang diamati selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Kelima aspek tersebut adalah (1) perhatian siswa ketikan menerima materi, (2)
memberikan komentar pada setiap slide, (3) menbuat pertanyaan, (4) turut aktif dalam
menyelesaikan tugas dan (5) mampu menyimpulkan materi yang telah dijelaskan.
Tabel 1 Instrumen Pemantauan Kegiatan Siswa
Hasil belajar
Afektif :
a.

Reciving (menghargai)

b. Responding (respon)

Aspek yang diamati


1
2
3
4

c.

Organization (mengintegrasikan)

d. Crekterization by value (karakteristik menurut nilai)

Psikomotor :
a.

Gerak refleks

b. Gerak keterampilan
c.

Kemampuan perseptual

d. Gerak yang terampil

c.

Tes Hasi Belajar


Untuk mengetahui hasil belajar dalam penelitian ini maka diukur dengan mengguanakan tes
hasil belajar. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian (essay) dengan jumlah
butir pada siklus I dan dan 4 butir pada siklus II dan mencerminkan isi kurikulum yang
dikehendaki. Tes ini berdasarkan indikator yang telah ditentukan serta berdasrkan pada pokok
bahasan materi yang telah diajarkan.

3.5 Kriteria Keberhasilan Pencapaian Tindakan


Untuk mengetahui tindakan keberhasilan capaian tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini
dirumuskan criteria sebagai berikut :
1)

Kegiatan belajar yang dimulai melalui lembar observasi sekarang kurangnya 85 % yang
mencapai kategori terbaik

2) Evaluasi hasil belajar siswa sekurang-kurangnya meningkat dari 60 % menjadi 85 % dari jumlah
siswa memperoleh nilai 6,5 keatas

3.6 Analisis Data


Analisis data yang digunakan untuk hipotesis tindak yang dilakukan secara kualitatif
dengan memperlihatkan hasil hasil pengukuran yang dilakukan dengan teknik presentase yang
diambil secara bertahap setiap akhir kegiatan dari setiap siklus.

Analisis data dimaksudkan untuk mengeahui ketuntasan belajar siswa pada matapelajaran
fisika khususnya materi wujud zat dan perubahannya dengan menggunakan rumus :
1) Nilai 65 keatas

2) Rata-rata kelas

3) Rata-rata daya sera

You might also like