Professional Documents
Culture Documents
TEORI DASAR
4.1. Bagian Utama Transformator.
Transformator daya ( POWER TRANSFORMATOR ) adalah alat yang digunakan
untuk menaikkan atau menurunkan tegangan. Bagian utama pada traformator adalah inti
besi, belitan transformator, minyak trafo ,bushing, tap changer, dan peralatan bantu
pendingin transformator. PLTMG 20 MW Rengat memiliki 7 unit generator transformator.
Adapun transformator yang digunakan pada PLTMG 20 MW Rengat dapat dilihat pada
Gambar 4.1, dimana tiap unit trafo memiliki kapasitas sebesar 4700 kVa. Dengan input
transformator 11 kV yang merupakan output dari generator dan outputnya 20 kV untuk
kejaringan distribusi.
PHASE
FREQUENCY
Hz
3
50
TAG NUMBER
YEAR OF MANUFACTURE
4700
kVA
VOLT
HV
LV
HV
LV
%
AMPERE
IMPEDANCE
INSULATION CLASS
BIL
(kV)
HV
STANDARD
20000 TYPE OF COOLING
11000 VECTOR GROUP
135.67 TEMP. RISE OIL/WINDING c
246.68 TRANSFORMER OIL
Liter
7.5
TRANSFORMER WEIGHT Kg
A
UNTANKING WEIGHT
Kg
LI 125 AC 50 / LI 75 AC 28
BAT02
2011
IEC
60076
ONAN
YNd5
60/65
3580
11550
4900
SW.POS
1
2
3
4
5
b. Tipe Shell
Tipe ini kumparan digulung menjadi dua bagian terpisah antara sisi kumparan
primer dan sekunder. Pada tipe shell ini fluks bocor pada trafo ini lebih besar
dibandingkan core type karena terdapat dua bagian belitan yang terpisah. Gambar
4.4 merupakan contoh belitan trafo dengan tipe shell.
IV-4
pendingin
ini
menggunakan
sirkulasi
minyak
secara
alami
operasi
trafo dimulai dengan ONAN atau dengan ONAF tetapi hanya sebagian kipas
angin yang berputar. Apabila suhu trafo sudah semakin meningkat, maka kipas
angin yang lainnya akan berputar secara bertahap.
c. OFAF ( Oil Force Air Force )
Pada
sistem
ini
sirkulasi
minyak
digerakkan
dengan
menggunakan
transformator
adalah
sebuah
konduktor
yang
berfungsi
untuk
Panjang dan diameter silender di desain sedemikian rupa untuk mengatur distribusi
medan listrik dan permukaan luar dan dalam bushing.
d. Dry or unfilled type bushing, terdiri dari tabung porselin yang tidak ada pengisi
antara lapisan luar dan konduktor. Bushing jenis ini biasanya digunakan pada
tegangan 25 kV kebawah.
e. Oil-filled bushing, busing dengan celah antara isolasi dan permukaan dalam
konduktor diisi oleh minyak isolasi.
f. Oil Immersed bushing, bushing yang tersusun dari sistem isolasi utama yang
meredam bushing dalam kolam minyak isolasi.
g. Oil-impregnated paper-insulated bushing, bushing yang berada dalam struktur
internal yang berbuat dari material selulosa impregnated dengan minyak.
h. Resin-bonded, paper insulated bushing, bushing yang isolasi utamanya terdiri diri
material selulosa yang dicampur resin.
i. Solid (ceramic) bushing, bushing dengan isolasi utama terdiri diri keramik.
IV-7
changer
mendapatkan
adalah
tegangan
alat
operasi
perubah
sekunder
perbandingan
yang
lebih
transformasi
baik
untuk
(diinginkan)
dari tegangan jaringan /primer yang berubah-ubah. Ada 2 jenis tap changer pada trafo,
yaitu off Load Tap Changer (dioprasikan saat trafo tidak ada beban) dan On Load Changer
(beroperai saat trafo berbeban dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis).
Gambar 4.4 dapat dilihat bentuk OLTC dan LTC. [2]
On Load Changer
pembacaan resistansi akan meningkat lebih cepat jika isolasi bersih dan kering. Rasio
pembacaan 10 menit dibandingkan pembacaan 1 menit dikenal sebagai Polarization Index
(PI) atau Indeks Polarisasi (IP).[12]
Jika nilai Indeks Polaritas (IP) terlalu rendah ini mengindikasikan bahwa isolasi
telah terkontaminasi. Besarnya Indeks Polaritas (IP) dapat dirumuskan sebagai berikut:
PI =
(4.1)
Ketidaknormalan ini akan menimbulkan dampak terhadap kinerja trafo. Secara umum,
dampak/ akibat ini dapat berupa overheat, corona dan arcing.
Salah satu metoda untuk mengetahui ada tidaknya ketidaknormalan pada trafo
adalah dengan mengetahui dampak dari ketidaknormalan trafo itu sendiri. Untuk
mengetahui dampak ketidaknormalan pada trafo digunakan metoda DGA (Dissolved gas
analysis).
Pada saat terjadi ketidaknormalan pada trafo, minyak isolasi
sebagai rantai hydrocarbon akan terurai akibat besarnya energi
ketidaknormalan dan akan membentuk gas gas hidrokarbon yang larut
dalam minyak isolasi itu sendiri. Pada dasarnya DGA adalah proses
untuk menghitung kadar / nilai dari gas-gas hidrokarbon yang terbentuk
akibat ketidaknormalan. Dari komposisi kadar / nilai gas gas, maka
dapat diprediksi dampak
IV-10
Isolasi kertas merupakan bagian dari sistem isolasi trafo. Isolasi kertas berfungsi
sebagai media dielektrik, menyediakan kekuatan mekanik dan spacing. Panas yang
berlebih dan by-product dari oksidasi minyak dapat menurunkan kualitas isolasi kertas.
Proses penurunan kualitas isolasi kertas merupakan proses depolimerisasi. Pada proses
depolimerisasi, isolasi kertas yang merupakan rantai hidrokarbon yang panjang akan
terputus / terpotong potong dan akhirnya akan menurunkan kekuatan tensile dari isolasi
kertas itu sendiri. Proses depolimerisasi akan selalu diiringi oleh terbentuknya gugus furan.
Nilai furan yang terbentuk akan sebanding dengan penurunan tingkat DP (degree of
polimerization).
Dari informasi besarnya kandungan gugus furan yang dalam hal ini hanya 2Fal (2Furfural) yang terdeteksi, dapat diketahui estimasi atau perkiraan kondisi DP yang dialami
isolasi kertas dan estimasi sisa umur kertas isolasi tersebut (Estimated percentage of
remaining life %Eprl).[12]
DP=
%Eprl = 100-
log 10 ( DP ) 2,903
0,00602
(4.2)
(4.3)
Hasil pengujian Furan mengindikasikan rata rata kondisi DP isolasi kertas. Pada saat
hasil uji Furan telah mendekati nilai End of Expected Life isolasi kertas, perlu dilakukan
pengujian DP secara langsung pada sampel isolasi kertas sebagai verifikasi kondisi isolasi
kertas.
5.1.4. Pengujian Tegangan Tembus Minyak Isolasi (BreakDown Voltage).
Merupakan pengujian untuk mengetahui pada tegangan berapa isolasi minyak trafo
mengalami breakdown ( tegangan tembus). Metode pengujian yang dapat dilakukan antara
lain ASTM D-1816 dan ASTM D-877. Standart nilai hasil pengujian untuk kedua metode
tersebut adalah [3]:
IV-11
<68 kV
23
26
69 s/d 288 kV
26
30
>288 kV
26
30
Terdapat beberapa metode pengukuran tegangan tembus pada minyak berdasarkan standar,
dimana setiap metode pengujian menggunakan bentuk dan jarak antar elektroda.:[12]
1.
IEC 60156-02 Tahun 1995, jarak elektroda mushroom dengan elektroda 2,5mm
IV-12