You are on page 1of 15

BAB 1

LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI
Nama

: Tn.Yu

Umur

: 69 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki


Status

: Menikah

Pekerjaan

: Petani

Agama

: Islam

Kebangsaan

: Indonesia

Alamat

: Kelurahan Lubuk Aman, Lubuk Linggau Barat I

MRS

: 30 Juni 2012

No.Rekmed

: 01.37.13

ANAMNESIS (9 Juli 2011)


Keluhan Utama:
Benjolan pada kantung kemaluan kiri
Riwayat perjalanan penyakit:
6 bulan SMRS penderita mengeluh adanya benjolan sebesar telor ayam pada kantung
kemaluan kiri. Benjolan bersifat hilang timbul. Benjolan timbul ketika penderita berkerja
berat, duduk, berjalan atau batuk dan hilang ketika berbaring.
Mual (-), muntah (-), BAB biasa, BAK biasa.
Riwayat Penyakit dahulu:
Riwayat darah tinggi (+)
Riwayat batuk berdarah (+)
PEMERIKSAAN FISIK (9 Juli 2011)
Status Generalis
KU

: baik

Kesadaran

: compos mentis

Gizi

: kurang

Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 80x/menit

Pernapasan

: 22x/menit

Suhu

: 36,5C

Kepala

: tidak ada kelainan

Kulit

: tidak ada kelainan

Leher

: tidak ada kelainan

Pupil

: isokor/ reflex cahaya +/+

KGB

: tidak ada kelainan

Thoraks

: Cor, HR=80x/menit, murmur (-), gallop (-)


Pulmo, vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Abdomen

: I = datar
P= lemas, benjolan (-), massa (-)
P= timpani
A= BU (+) normal

Ekstremitas superior : tidak ada kelainan


Ekstremitas inferior

: tidak ada kelainan

Genitalia eksterna

: lihat status lokalis

Status Lokalis
Regio Inguinalis Sinistra
Inspeksi

:Tampak benjolan sebesar telur ayam, warna sama dengan sekitarnya

Palpasi

:Teraba massa , konsistensi kenyal, nyeri tekan (-), batas atas tidak
tegas, massa dapat didorong masuk ke cavum abdomen, finger test
(+)

Rectal Toucher

:Tonus spinchter ani baik, mukosa recti licin, ampula recti kosong,
prostat tidak membesar, feces (-) dan darah (-).

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab (Darah Rutin)

: Hb

: 10 g%

L: 14-18g/dl

Leukosit

: 5.900/mm3

N: 5,000-10,000/mm3

Trombosit

: 287.000/ mm3 N: 200,000500,000/mm3

Kimia klinik

CT

:16 menit (2-10 menit)

BT

:8 menit (6-15 menit)

:BSS

: 96,2 mg/dl

Ureum

: 24,7mg/dl

N: 15-39 mg/dl

Kreatinin

: 1,05 mg/dl

N: 0,9-1,3 mg/dl

Rontgen thorax PA

DIAGNOSIS KERJA
Hernia Scrotalis Sinistra Reponibel
PENATALAKSANAAN
Hernioraphy
R/ekg,konsul PDL(acc operasi)
PROGNOSIS
Quo ad vitam

: bonam

Quo ad fungsionam

: bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

HERNIA

2.1.1 Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia berarti penonjolan suatu
kantung poriteneum, suatu organ atau lemak pra-peritoneum melalui cacat konginental atau
akuisita dalam parietes muskuloaponeurotik dinding abdomen, yang normalnya tak dapat
dilewati . Sebagian besar hernia timbul pada regio ingualis, sekitar 50 persen merupakan
hernia inguinalis indirek dan 25 persen sebagai inguinalis direk. Bagian-bagian dari hernia
yaitu: Cincin hernia, kantung hernia (vaginalis), isi hernia.
Hernia scrotalis adalah merupakan hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum
(Syamsuhidajat, 1997, Buku Ilmu Bedah)

2.1.2 Klasifikasi
Hernia diklasifikasikan menurut berbagai dasar:

Klasifikasi hernia berdasarkan terjadinya:


1) Hernia kongenital, merupakan hernia bawaan yang terjadi pada saat bayi berada
dalam kandungan dan menetap sampai bayi lahir.
2) Hernia akuisita, merupakan hernia dapatan, yang umumnya terjadi akibat faktor
peningkatan tekanan intra abdomen.

Klasifikasi hernia berdasarkan letaknya:

1) Hernia inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anamoli kongenital atau didapat. Hernia
inguinalis timbul paling sering pada pria dan lebih sering pada sisi kanan
dibandingkan pada sisi kiri nanti. Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang
dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan
miring, adanya struktur m.oblikus internus obdominis yang menutup annulus
inguinalis internus ketika berkontraksi, dan adanya fasia transversa yang kuat
menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot. Faktor paling
kausal yaitu adanya proses vaginalis (kantong hernia) yang terbuka, peninggian
tekanan didalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.
Hernia inguinalis di bagi lagi, yaitu : hernia inguinalis medialis dan hernia
inguinalis lateralis.
2) Hernia femoralis
Hernia femoralis umumnya di jumpai pada perempuan tua. Keluhan biasanya
muncul berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama pada waktu melakukan
kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen. Pintu masuk hernia femoralis
adalah annulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia masuk ke dalam kanalis femoralis
yang berbentuk corong sejajar dengan v.femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan
keluar pada fosa ovalis di lipat paha .

3) Hernia umbilikalis
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya
tertutup peritoneum dan kulit. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% pada bayi dan
lebih tinggi lagi pada bayi prematur.
4) Hernia para-umbilikalis
Hernia para-umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah di
tepi kranial umbilikalus, jarang spontan terjadi di tepi kaudalnya.
5) Hernia epigastrika
Hernia epigastrika adalah hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara
umbilikus dan prosesus xifoideus. Isi terdiri atas penonjolan jaringan lemak
preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum.

6) Hernia ventralis

Hernia ventralis adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian
anterolateral seperti hernia sikatriks. Hernia sikatriks merupakan penonjolan
peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang lama.

7) Hernia spieghel
Hernia spieghel ialah hernia interstisial dengan atau tanpa isinya mealui fasia
Spieghel.

8) Hernia obturatoria
Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatorium.

9) Hernia perinealis
Hernia perinealis merupakan tonjolan hernia pada perineum melalui defek dasar
panggul yang dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara, atau skunder
setelah operasi melalui perineum seperti prostatektomia atau reseksi rectum secara
abdominoperineal.

10) Hernia pantalon


Hernia pantolan merupakan kombinasi hernia inguinalis dan medialis pada satu
sisi.

Klasifikasi hernia berdasarkan sifatnya:


1) Hernia reponibel, bila isi kantong hernia dapat keluar masuk ke dalam rongga.
2) Hernia irreponibel, bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan lagi ke dalam
rongga.
3) Hernia inkarserata, bila isi kantong hernia terjepit oleh cincin hernia, sehingga tidak
dapat dikembalikan lagi, akibatnya terjadi gangguan pasase dan tanda-tanda
sumbatan usus.
4) Hernia strangulata, bila terjadi gangguan vaskularisasi dari mulai bendungan sampai
nekrosis, pada saat isi hernia terjepit oleh cincinnya.

2.2

HERNIA INGUINALIS

2.2.1 Anatomi Regio Inguinalis


Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus
yang merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis m.tranversus
abdominis. Di medial bawah, di atas tuberkulum pubicum, kanal ini dibatasi oleh
anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis MOE. Atapnya ialah
aponeurosis MOE, dan dasarnya ialah ligamentum inguinale. Kanal berisi funikulus
spermatikus pada pria, dan ligamentum rotundum pada wanita.

Hernia inguinalis dapat dibedakan menjadi direk dan indirek. Hernia


inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis, isi hernia menonjol langsung
melalui trigonum Hesselbach (daerah yang dibatasi oleh, inferior: ligamentum
inguinale, lateral: vasa epigastrika inferior, medial: tepi m.rectus abdominis). Dasar
trigonum Hesselbach ini dibentuk oleh fasia tranversa yang diperkuat oleh
aponeurosis m.tranversus abdominis yang terkadang tidak sempurna, sehingga daerah
ini potensial menjadi lemah. Hernia jenis ini jarang mengalami strangulasi, karena
cincin hernia longgar. Hernia inguinalis direk ini hampir selalu di sebabkan oleh
faktor peninggian tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di
trigonum Hasselbech. Oleh karena itu, hernia ini umumnya terjadi bilateral,
khususnya pada lelaki tua.
Pada hernia inguinalis indirek atau hernia inguinalis lateralis, isi hernia keluar
dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus, yang terletak lateral dari
vasa epigastrika inferior. Dari anulus inguinalis internus, hernia masuk ke kanalis
inguinalis, dan jika berlanjut dapat keluar ke anulus inguinalis eksternus. Jika cukup
panjang, hernia dapat keluar menuju skrotum. Kantong hernia akan berada di dalam
m.cermaster, terletak anteromedial terhadap vas deferens dan struktur lain dalam
funikulus spermatikus. Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di
lateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua buah
pintu dan saluran, yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia
lateralis, akan tampak tonjolan berbentuk lonjong .

2.2.2 Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi akibat anomali kongenital atau karena sebab
yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia, namun lebih banyak pada pria
dibanding wanita.
9

Pada orang sehat, ada tiga mekanisme yang mencegah terjadinya hernia,
yaitu: struktur kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur MOI yang
menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi, dan adanya fasia tranversa
yang kuat dan menutupi trigonum Hesselbach. Ini disebut shutter mechanism, dan
gangguan pada mekanisme ini dapat menimbulkan hernia.
Faktor yang dianggap berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang
terbuka, peningkatan tekanan intra abdomen, dan kelemahan dinding perut akibat
usia.
Prosesus vaginalis paten adalah prosesus vaginalis yang tetap terbuka
walaupun testis sudah turun. Namun untuk terjadi hernia, faktor ini biasanya disertai
faktor lain seperti anulus yang cukup lebar atau tekanan intra abdomen yang tinggi.
Karena pada neonatus 90% prosesus vaginalis tetap terbuka, dan pada bayi 1 tahun
30% prosesus vaginalis belum menutup, akan tetapi kejadian hernia pada usia ini
hanya beberapa persen.
Tekanan intra abdomen yang tinggi secara kronik seperti batuk kronik,
hipertrofi prostat, konstipasi dan asites sering mencetuskan hernia.
Kelemahan dinding perut karena usia menyebabkan insiden hernia meningkat
seiring bertambahnya usia. Faktor lain seperti genetik juga dapat menyebabkan
hernia.
2.2.3 Diagnosis
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.
Pada hernia reponibel, keluhan satu-satunya adalah munculnya benjolan di daerah
inguinalis terutama pada saat batuk, bersin, mengejan atau mengangkat benda berat.
Lalu benjolan tersebut dapat menghilang saat penderita berbaring. Keluhan nyeri
dapat menyertainya walaupun jarang, disebabkan mekanisme nyeri viseral karena
regangan mesenterium saat satu segmen usus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri
ini dirasakan di daerah epigastrium atau para umbilikal. Nyeri yang disertai mual
muntah dapat timbul jika telah terjadi inkarserasi dan strangulasi.
Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi atau tidak.
Jika tidak dapat direposisi, diagnosis ditegakkan atas dasar tidaknya batas atas
benjolan, dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus.
Hernia inguinalis lateralis muncul sebagai tonjolan berbentuk lonjong, karena
keluar melalui dua pintu (anulus inguinalis internus dan eksternus), sedangkan hernia
inguinalis medialis berbentuk tonjolan bulat, karena langsung keluar melalui satu
celah yaitu trigonum Hesselbach. Hernia inguinalis medialis hampir selalu
disebabkan oleh peningkatan tekanan intra abdomen dan kelemahan dinding perut
bagian trigonum Hesselbach. Oleh karena itu, hernia ini kerap muncul bilateral,
khususnya pada pria tua. Selain itu hernia jenis ini jarang berpotensi
inkerserasi/strangulasi karena cincinnya yang besar. Pada hernia yang dapat

10

direposisi, saat jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien dapat diminta
mengejan, jika yang menyentuh hernia adalah ujung jari pemeriksa, berarti itu adalah
hernia inguinalis lateralis; jika yang menyentuh hernia adalah bagian sisi jari, berarti
hernia tersebut adalah medialis. Cara ini disebut finger tip test.
2.2.4 Tata laksana
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
memakai semacam korset penyangga untuk mempertahankan agar isi hernia yang
telah direposisi tidak keluar kembali. Cara ini tidak menyembuhkan, dan harus
dipakai seumur hidup. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata,
kecuali pada pasien anak-anak.
Reposisi dilakukan secara bimanual, tangan kiri memegang isi hernia
membentuk corong sedangkan tangan kanannya mendorong ke arah cincin hernia
dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi. Reposisi pada
anak-anak dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan
kompres es di atas hernia. Bila usaha ini berhasil, anak disiapkan untuk operasi pada
hari berikutnya. Apabila gagal,maka dalam waktu 6 jam harus segera dilakukan
operasi.
Pemakaian bantal penyangga hanya bertujuan untuk menahan hernia yang
telah direposisi dan harus dipakai seumur hidup. Cara ini tidak dianjurkan karena
menimbulkan komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut yang
tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat
menyebabkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung
pembuluh darah testis.
Indikasi operasi hernia pada bayi yaitu:
Bila terjadi hernia inkarserata dilakukan operasi langsung.
Bila tidak terjadi inkarserata tunggu sampai 6 bulan.
bila hidrokel tunggu sampai lebih dari satu tahun.
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia inguinalis.
Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia
terdiri atas herniotomi dan hernioraphy.

Herniotomi
Ligasi dan perapatan pintu hernia
Prinsipnya adalah pengikatan pintu hernia, lalu memotongnya. Sedapat mungkin
kantong hernia dipotong sampai melewati pintu hernia, lalu pintu dirapatkan dengan
jahitan sehingga pada tempat ini membentuk jaringan fibrostik.
Meskipun telah dijahit daerah ini masih rawan sehingga tidak menutup
kemungkinan adanya hernia lagi karena jahitan terlepas.

11

Untuk mencegah berulangnya hernia maka diusahakan dengan teknik operasi yang
baik, menghindari faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya tekanan intra
abdominal.

Hernioraphy
Herniotomi + plasty (menutup pintu)
Pada hernioplasty dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Dikenal berbagai macam teknik
hernioplasty antara lain memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan
terputus, menutup dan memperkuat fascia transversa, dan menjahitkan pertemuan
m. transversus internus abdominis dan m.obliquus internus abdominis yang dikenal
dengan nama conjoint tendon ke ligamen inguinal poupart menurut metode Bassini.
Menjahitkan fascia transversa m.transversus abdominis, m.obliquus internus
abdominis ke ligamentum cooper pada metode Mc Vay.
Kelemahan teknik Bassini dan teknik lain yang berupa variasi teknik herniotomi
adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-otot yang sudah dijahit. untuk
mengatasi hal ini dipasang plastik dengan bahan protesis mesh.

Terjadinya residif lebih disebabkan oleh teknik reparasi dibandingkan


dengan faktor konstitusi. Pada hernia inguinalis lateralis penyebab residif yang
paling sering adalah penutupan anulus inguinalis internus yang tidak memadai,
diantaranya karena diseksi kantong yang kurang sempurna, adanya lipoma
peritoneal atau kantung hernia yang tidak ditemukan. Pada hernia inguinalis
medialis penyebab residif umumnya karena tegangan yang berlebihan pada jahitan
plastik atau kekurangan lain dalam teknik.

12

2.2.5

Komplikasi
Komplikasi hernia tergantung dari keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi
hernia dapat tertahan dalam kantung hernia pada hernia irreponibilis, ini dapat
terjadi kalau isis hernia terlalu besar. Disini tidak muncul gejala klinis kecuali
berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh karena cincin hernia
sehingga terjadi hernia strangulata yang menyebabkan obstruksi.
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi
hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau
struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya udem
menyebabkan jepitan cincin makin bertambah sehingga peredaran darah jaringan
terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat.
Kalau isi hernia berupa usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat
menimbulkan abses lokal, fistel, peritonitis jika terjadihubungan dengan rongga
perut.
Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan
gambaran obstruksi usus dengan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
Bila terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi, terjadi keadaan toksik akibat
gangren dan gambaran klinis menjadi lebih komplek dan sangat serius. Penderita
mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia, nyeri akan menetap karena rangsang
peritoneal.

13

BAB III
ANALISIS KASUS
Seorang laki-laki berusia 69 tahun, status menikah, beragama islam dan beralamat di
Kelurahan Lubuk Aman, Lubuk Linggau Barat I datang berobat ke poli bedah RS. Sobirin,
Lubuk Linggau dengan keluhan terdapat benjolan di kantung kemaluan kiri.
Dari hasil anamnesis diketahui bahwa benjolan sudah timbul sejak 6 bulan sebelum
masuk rumah sakit, penderita mengeluh adanya benjolan sebesar telur ayam di kantung
kemaluan kiri. Benjolan tersebut bersifat hilang timbul. Jika penderita habis mengangkat
barang berat, batuk, duduk atau berjalan lama benjolan terasa membesar. Jika penderita
berbaring, benjolan menghilang. Dari anamnesis diketahui juga bahwa penderita tidak ada
keluhan mual atau muntah, BAK dan BAB seperti biasa.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Pada
status lokalis regio inguinalis sinistra didapatkan pada inspeksi tampak benjolan sebesar
telur ayam, warna sama dengan sekitarnya dan pada palpasi teraba massa, konsistensi
kenyal, nyeri tekan (-), batas atas tidak tegas, massa dapat didorong masuk ke cavum
abdomen.
Dari data-data diatas, dapat dipikirkan suatu hernia scrotalis sinsitra reponibel.
Hernia dipikirkan karena benjolan bersifat kenyal, dan batas atas tidak tegas, yang dapat
dicurigai sebagai massa usus. Hernia bersifat reponibel karena dapat keluar masuk cavum
abdomen. Tanda-tanda obstruktif berupa mual, muntah tidak didapatkan pada pasien ini,
yang berarti hernia tidak bersifat inkarserata.
Benjolan yang bersifat kenyal dan berwarna sama dengan sekitar dapat
menyingkirkan pembesaran testis karena orchitis yang akan terlihat tanda-tanda radang dan
batasnya jelas. Batas atas benjolan yang tidak jelas juga dapat menyingkirkan benjolanbenjolan lain seperti tumor atau radang. Pada RT tidak ditemukan kelainan dan tidak teraba
pembesaran prostat.
Penatalaksanaan terhadap penderita ini adalah operasi herniorhapy. Prognosis pasien
ini bonam, karena belum terdapat komplikasi.

14

DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi ke-III. Jakarta:
EGC. 2006.
2. Mansjoer A, Suorohaita, Wardhani, Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran 2000.
Jakarta: Media Aesculapsus.
3. Snell, Richard. Anatomi Klinik. Edisi ke-III, bagian I. Jakarta: EGC. 1992.
4. Merck H. Beers. The Merck Manual of Medical Information, 2nd Home Edition:
Merck & Co., Inc.

15

You might also like