You are on page 1of 6

BI326 | BIOLOGI

LAUT

Panulirus longipesA. Milne-Edwards, 1868


Lobster Bunga

Dirangkum oleh :
DINA HILLERRY
B1J013103
Deskripsi Umum :
Panulirus longipes (lobster bunga) mampu beradaptasi pada berbagai habitat, namun
lebih menyukai perairan yang lebih dalam, pada lubang-lubang batu karang. Pada malam
hari, sering ditemukan pada tubir-tubir batuan dan kadang-kadang tertangkap di perairan
yang relatif dangkal (sekitar 1 meter) dengan air yang jernih dan berarus kuat. Hal ini
diperkuat oleh Chan (1998) dalam Saputra (2009), habitat spesies P. longipes adalah perairan
karang atau bebatuan yang dangkal (tapi kadang-kadang dijumpai juga pada kedalaman 130
meter). Perairan yang disukai yang jernih, dengan arus sedang, atau kadang-kadang sedikit
keruh.
Lobster ini disebut long legged spiny, mempunyai warna tubuh merah kecoklatan
terang, merah kecoklatan gelap, atau kemerahan. Terdapat bintik-bintik putih dan setiap ruas
kaki bergari-garis coklat atau kekuning-kuningan memanjang. Spesies ini diperkirakan
memiliki dua varietas, yaitu Panulirus Longipes femoritiga dan Panulirus Longipes
longipes. Menurut Chan (1998) dalam Saputra (2009), Lobster Bunga (Panulirus longipes),
jenis ini ditemukan diberbagai habitat, mulai dari perairan pada zona karang yang jernih
dampai perairan dangkal yang keruh. Namun demikian habitat yang disukai jenis ini adalah
perairan dalam dekat tubir. Banyak ditemukan di perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,
Ambon, Pangandaran dan selatan Madura.

Taksonomi :
Lobster Bunga (Panulirus longipes) diberi nama oleh A. Milne-Edwards, 1868
dalam Nouvelles Archives Museum Histoire Naturelle dengan nama Panulirus longipes
namun enam tahun kemudian memiliki sinonim nama yaitu Palinurus femoristriga oleh Von
Martens

TUGAS TERSTRUKTUR

BI326 | BIOLOGI

LAUT

Klasifikasi:
Kingdom
:
Animalia
Phylum
:
Arthropoda
Class
:
Crustacea
Order
:
Decapoda
Suborder
:
Reptantia
Super family :
Palinuroidea
Family
:
Palinuridae
Genus
:
Panulirus
Species
:
Panulirus longipes
(Waterman dan Chace (1960) dalam moosa M.K dan
Aswandy I. (1984)

Deskripsi Morfologi (Struktur dan Fungsi) :


Menurut Subani (1984), lobster bunga (Panulirus longipes) memiliki ciri-ciri yaitu
badan besar dan dilindungi kulit keras yang berzat kapur, mempunyai duri-duri keras dan
tajam, terutama dibagian atas kepala dan antena atau sungut, bagian belakang badannya
(abdomen) dan lembaran ekornya. Pasangan kaki jalan tidak mempunyai chela atau capit,
kecuali pasangan kaki lima pada betina. Pertumbuhan lobster bunga (Panulirus longipes)
sendiri selalu terjadi pergantian kulit atau molting, udang karang memiliki warna yang
bermacam-macam yaitu ungu, hijau, merah, dan abu-abu serta membentuk pola yang indah.
Memiliki antena yang tumbuh dengan baik, terutama antena kedua yang melebihi panjang
tubuhnya.
Secara morfologi tubuh lobster bunga (Panulirus longipes) terdiri dari 2 bagian,
yaitu bagian depan atau cephalothoraxs (kepala menyatu dengan dada) dan bagian belakang
yang disebut abdomen (perut). Seluruh tubuh lobster terdiri dari ruas-ruas yang tertutup olek
kerangka luar yang keras, bagian kepala terdiri dari 13 ruas dan bagian dada terdiri dari 6
ruas Cephalothoraxs tertutup oleh cangkang yang keras (carapace) dengan bentuk
memanjang kearah depan. Pada bagian ujung cangkang tersebut terdapat bagian runcing
yang disebut cucuk kepala (rostrum). Mulut terletak pada kepala bagian bawah, diantara
rahang-rahang (mandibula). Sisi kanan dan kiri kepala ditutup oleh kelopak kepala dan
dibagian dalamnya terdapat insang. Mata terletak dibagian bawah rostrum, berupa mata
majemuk bertangkai yang dapat digerakkan (Subani, 1984).

Gambar 4. Deskripsi Morfologi lobster bunga (Panulirus longipes

TUGAS TERSTRUKTUR

BI326 | BIOLOGI

LAUT

Gambar 5. Anatomi Internal lobster bunga (Panulirus longipes

Makanan dan Cara Makan :


Lobster bunga (Panulirus longipes adalah hewan nocturnal atau aktif di malam hari
terutama dalam hal mencari makan. Siang hari lobster bunga beristirahat dan bersembunyi di
tempat-tempat yang gelap, di lubang-lubang dan di balik batu karang. Lobster Bunga
memakan ikan rucah, cumi-cumi, sotong atau kerang. Lobster juga menyukai spesies cacing
untuk dijadikan makanannya seperti cacing air dan plankton. Kebutuhan pakan lobster
sebenarnya sangat sedikit yaitu hanya berkisar 2-3 gram per ekor lobster dewasa per hari.
Kebutuhan pakan tersebut di gunakan untuk pertumbuhan, pergantian sel-sel yang telah
rusak dan perkembangbiakan. Lobster Bunga termasuk hewan yang bersifat kanibal atau
suka memangsa jenisnya sendiri. Sifat kanibal pada lobster akan lebih nyata terjadi jika
lobster kekurangan makanan. Biasanya lobster bunga akan memangsa lobster yang sedang
mengalami proses moulting. Kemungkinan pemicu munculnya sifat kanibal saat ada lobster
yang moulting adalah aroma yang ditimbulkan oleh cairan pelican yang dikeluarkan lobster
saat proses ganti kulit sehingga memancing lobster lain untuk memangsanya (Diaz et al.,
2001).

Siklus Hidup dan Reproduksi :


Lobster bunga memiliki siklus hidup yang kompleks. Siklus hidup lobster mengalami
beberapa tingkatan yang berbeda pada tiap jenis. Lobster termasuk binatang yang mengasuh
anaknya walaupun hanya sementara. Menurut Subani (1978), sistem pembuahan lobster
terjadi di luar badan induknya (external fertilization). Indung telur nya berupa sepasang
kantong memanjang terletak mulai dari belakang perut (stomach) dibawah jantung
(pericarduim) yang dihubungkan keluar oleh suatu pipa peneluran (oviduct) dan bermuara di
dasar kaki jalannya yang ketiga.
Menurut Moosa dan Aswandy (1984), ukuran panjang total lobster bunga jantan
dewasa kurang lebih 20 cm, dan betina kurang lebih 16 cm, sedangkan umur pertama kali
matang gonad yaitu ditaksir antara 5 tahun 8 tahun. Pada waktu pemijahan lobster bunga
mengeluarkan sperma (spermatoforik) dan meletakkannya di bagian dada (sternum) betina
mulai dari belakang celah genital (muara oviduct) sampai ujung belakang sternum.

TUGAS TERSTRUKTUR

BI326 | BIOLOGI

LAUT

Peletakan spermatoforik ini terjadi sebelum beberapa saat peneluran terjadi. Masa
spermatoforik yang baru saja dikeluarkan sifatnya lunak, jernih dan kemudian agak
mengeras dan warna agak menghitam dan membentuk selaput pembungkus bagian luar atau
semacam kantong sperma.
Pembuahan terjadi setelah telur-telur dikeluarkan dan ditarik kearah abdomen yaitu
dengan cara merobek selaput pembungkus oleh betina dengan menggunakan cakar (kuku)
yang berupa capit terdapat pada ujung pasangan kaki jalannya. Lobster yang sedang bertelur
melindungi telurnya dengan cara meletakkan atau menempelkan dibagian bawah dada
(abdomen) sampai telur tersebut dibuahi dan menetas menjadi larva atau biasa disebut
burayak atau tumpayak. Lobster betina kadang-kadang dapat membawa telur antara 10.000
-100.000 butir, sedangkan pada jenis-jenis yang besar bisa mencapai 500.000 hingga jutaan
telur. Banyak sedikitnya jumlah telur tergantung dari ukuran lobster air laut tersebut. Lobster
betina mempunyai periode pemijahan yang panjang puncaknya pada bulan November
sampai Desember. Setiap individu hanya sekali memijah setahun. Tetapi pada musim
perkembangbiakan, lobster dapat melakukannya lebih dari satu kali pemijahan. Waktu
pemijahan sangat berhubungan dengan temperatur (Moosa dan Aswandy, 1984).

Gambar 6. Siklus Hidup lobster bunga (Panulirus longipes

Habitat, Populasi, dan Distribusi :


Richard (1972) menyatakan bahwa lobster bunga (Panulirus longipes) terdapat
dimana-mana pada substrat keras di laut-laut tropis dan merupakan bagian terpenting fauna
terumbu karang, dengan sifat ekologis mirip seperti kerabatnya yang hidup di daerah sub
tropis. Lobster hidup pada beberapa kedalaman tergantung pada jenis spesies dan lingkungan
yang cocok mulai dari daerah intertidal sampai perairan yang dalam. Banyak spesies yang
hidup pada substrat yang berbatu-batu, lumpur atau pasir dan membuat lubang.
Lobster bunga (Panulirus longipes) hidup pada kedalaman sekitar 250-750 meter,
tapi sebagian besar hidup pada kedalaman antara 300- 450 meter. Lobster bunga hidup pada
substrat yang berlumpur dan hidup dengan membuat lubang. Menurut Tin-Yan Cham, (2010)
Tempat hidup lobster bunga pada perairan dangkal sampai pada laut kedalaman 400 meter.
Namun umumnya Lobster bunga hidup di daerah terumbu karang di perairan dangkal

TUGAS TERSTRUKTUR

BI326 | BIOLOGI

LAUT

hingga pada kedalaman 100 meter. Lobster bunga berdiam di dalam lubang-lubang karang
atau menempel pada dinding-dinding karang. Lobster bunga yang muda menyukai perairan
karang dangkal kedalaman 0,5-3,0 meter. Lobster bunga menyukai perairan dengan dasar
pasir berkarang yang ditumbuhi lamun, setelah menginjak dewasa Lobster bunga bergerak
keperairan yang lebih dalam dengan kedalaman antara 7-40 meter yang biasanya
perpindahan dilakukan pada sore hari. Persebaran geografis Lobster Bunga yaitu di pantai
utara Jawa, pesisir Kalimantan, Sumatera, dan Irian Jaya. (Richard, 1972).

Gambar 7. Habitat lobster bunga (Panulirus longipes

Gambar 8. Distribusi Geografis lobster bunga (Panulirus longipes

Kekerabatan dan Evolusi :


Evolusi invertebrate dimulai dari nenek moyang berupa protista yang hidup di laut.
Ketika itu, evolusi biologi berlangsung semakin cepat dibandingkan dengan evolusi biologi
pertama kali. Protista bercabang tiga, dimulai dari filum Porifera, filum Cnidaria, dan filum
Platyhelminthes. Platyhelminthes bercabang tiga, cabang pertama bercabang tiga lagi
menjadi filum Mollusca, filum Annelida, dan filum Arthropoda. Cabang kedua menjadi
filum Nematoda, sedangkan cabang ketiga menjadi dua yaitu filum Echinodermata dan filum
Chordata (Barnes et al., 1993)

TUGAS TERSTRUKTUR

BI326 | BIOLOGI

LAUT

Referensi :
Barnes, R. S. K., Calow, P. dan Olive P. J. W., 1993. The invertebrates: a new
synthesis. Oxford: Blackwell Science Ltd.
Diaz, D., Mari, M., Abello, P. dan Demestre, M., 2001. Settlement and juvenile habitat of the
European spiny lobster Palinurus elephas (Crustacea: Decapoda: Palinuridae) in the
western Mediterranean Sea. Scientia Marina, 65, 347-256
Moosa, M.K. dan I. Aswandy. 1984. Udang Karang (Panulirus spp.) dari Perairan
Indonesia. LON LIPI. Jakarta
Richard J. F. Jenkins. 1972. Metanephrops, A New Genus Of Late Pliocence To Recent
Lobsters (Decapoda, Nephroidae).
Saputra, Suradi Wijaya. 2009. Status Pemanfaatan Lobster (Panulirus sp) di
Perairan
Kebumen. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 4, No. 2
Subani, W., 1987. Perikanan Udang Barong (Spiny Lobster) dan Prospek Masa Depannya.
Bulletin Penelitian Perikanan Volume I (3). Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perikanan.
Tin-Yan Cham. 2010. Annotated Checklist of the Worlds Marine Lobster
(Crustacean:Decapoda: Astacidea, Glypheidea, Achelata, Polychelida), National
University Of Singapore.

TUGAS TERSTRUKTUR

You might also like