Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun akibat
proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ketingkatan tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai
peruntukannya (Chandra, 2006).
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zatzat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi)
udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara
dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan
mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang (Wardhana, 2004).
Menurut Mukono (2010), yang dimaksud dengan pencemaran udara
adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan
udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh
manusia (atau dapat dihitung dan diukur) serta memberikan efek pada manusia,
binatang, vegetasi dan material.
Pencemaran udara menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.
41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara adalah masuknya atau
dimasukkanya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
2.
Sumber bergerak: sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu
tempat yang berasal dari kendaraan bermotor.
2.
Sumber bergerak spesifik: serupa dengan sumber bergerak namun berasal dari
kereta api, pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan berat lainnya.
3.
Sumber tidak bergerak: sumber emisi yang tetap pada suatu tempat.
4.
Sumber tidak bergerak spesifik: serupa dengan sumber tidak bergerak namun
berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah.
5.
1. Berdasarkan bentuk
a.
Gas, adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena
dipanaskan atau menguap sendiri. Contohnya: CO2, CO, SOx, NOx.
b.
Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) yang disebut juga
udara tidak bebas seperti di rumah, pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit,
dan bangunan lainnya. Biasanya zat pencemarnya adalah asap rokok, asap
yang terjadi di dapur tradisional ketika memasak, dan lain-lain.
b.
Pencemaran udara luar ruang (outdoor air pollution) yang disebut juga
udara bebas seperti asap dari industri maupun kendaraan bermotor.
b.
c.
d.
10
b.
5. Berdasarkan asalnya
a.
b.
Sekunder, adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi
antara zat polutan primer dengan komponen alamiah. Contohnya: Peroxy
Acetil Nitrat (PAN).
Perkiraan persentase pencemar udara di Indonesia dari sumber transportasi
Persen (%)
CO
70,50
NOX
8,89
SOX
0,88
HC
18,34
Partikel
1,33
Total
100
Polutan Primer
Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber
tertentu, dan dapat berupa :
a. Polutan gas, terdiri dari :
11
Polutan Sekunder
Polutan sekunder biasnya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan
kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2
yang menghasilkan NO dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
a.
b.
Derajat fotoaktivasi
c.
Kondisi klim
d.
12
Polutan sekunder mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil.
Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah ozon, Peroxy Acyl Nitrat (PAN), dan
formaldehid.
2.5. Komponen Pencemar Udara
2.5.1. Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa dan
juga tidak berwarna. Oleh karena itu lingkungan yang telah tercemar oleh gas CO
tidak dapat dilihat oleh mata. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat
konsentrasi gas CO berkisar antara 1015 ppm. Gas CO dalam jumlah banyak
(konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan dapat
menimbulkan kematian (Wardhana,2004).
Karbon Monoksida secara praktis diproduksi oleh proses-proses yang
artifisial dan 80% diduga berasal dari asap kendaraan bermotor. Konsenrasi CO di
udara perkotaan menunjukkan korelasi yang positif dengan kepadatan lalu lintas,
dan korelasi yang negatif dengan kecepatan angin. Efeknya terhadap kesehatan
disebabkan karena CO dapat menggeser oksigen yang terkait pada Hemoglobin
(Hb) dan mengikat Hb menjadi karbon monoksida hemoglobin (COHb)
(Soemirat, 2009).
Pengaruh karbon Monoksida ternyata (CO) terhadap tubuh manusia
ternyata tidak sama untuk manusia satu dengan manusi lainnya. Daya tahan tubuh
ikut menentukan toleransi tubuh terhadap pengaruh adanya karbon monoksida.
Keracunan gas karbon monoksida (CO) dapat ditandai dari keadaan yang ringan,
berupa musing, sakit kepala dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa
13
Waktu Paparan
8 jam
8 jam
14
2.
Terhadap Mata
Iritasi pada mata bisa menyebabkan keluarya air mata dan mata menjadi
merah dan terasa pedas.
15
Pengaruh
3-5
8-12
20
20
20
50-100
400-500
Hidrokarbon
Hidrokarbon atau sering disingkat HC adalah pencemar udara yang berupa
16
Partikel
Partikel adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama dengan
bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau
sempit sebagai bhan pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun, dalam
pengertian lebih luas, partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari
bentuk yang sederhana sampai bentuk yang rumit dan kompleks (Wardhana,
2004).
Pengaruh partikel (partikulat) debu bentuk padat maupun cair yang berada
di udara sangat tergantung pada ukurannya. Ukuran partikulat debu yang
berbahaya bagi kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10
mikron. Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan yang
dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini
bukan berarti bahwa ukuran partikel yang lebih besar dari 5 mikron tidak
berbahaya, karena partikel yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan
bagian atas dan menyebabkan iritasi ( Depkes,2005).
Berbagai proses alami yang menyebabkan penyebaran partikel di atmosfer,
misalnya letusan vulkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktivitas
17
Kendaraan Bermotor
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang kendaraan
Sepeda motor
Sepeda Motor didefinisikan sebagai kendaraan bermotor beroda dua dengan
atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau kendaraan
bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah. Rodanya sebaris dan pada kecepatan
tinggi sepeda motor tetap tidak terbalik dan stabil disebabkan oleh gaya
giroskopik; pada kecepatan rendah pengaturan berkelanjutan setangnya oleh
pengendara memberikan kestabilan.
Berdasarkan siklus langkah kerjanya, sepeda motor dapat dikasifikasikan menjadi
dua jenis :
a. Motor dua langkah yaitu motor pada dua langkah piston (satu putaran
engkol) sempurna akan menghasilkan satu tenaga kerja (satu angkah kerja)
18
b. Motor empat langkah. Motor yang pada setiap empat langkah piston (dua
putaran sudut engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu
langkah kerja)
2.
Mobil penumpang,
Yang dimaksud dengan mobil penumpang adalah kendaraan bermotor
Mobil bus
Yang dimaksud dengan mobil bus adalah kendaraan bermotor angkutan
orang yang memiliki tempat duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk untuk
Pengemudi atau yang beratnya lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
4.
Mobil barang
Yang dimaksud dengan mobil barang adalah kendaraan bermotor yang
Kendaraan khusus
Yang dimaksud dengan kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor yang
dirancang khusus yang memiliki fungsi dan rancang bangun tertentu, antara lain:
a. Kendaraan Bermotor Tentara Nasional Indonesia;
b. Kendaraan Bermotor Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c. Alat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin gilas (stoomwaltz), forklift,
loader, excavator, dan crane
d. Kendaraan khusus penyandang cacat.
19
a. Golongan I : Sedan, Jip, Pick Up, Bus Kecil, Truk Kecil (3/4), dan Bus
Sedang. Umumnya termasuk jenis Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia
b. Golongan I Umum : Bus Kecil dan Bus Sedang.
c. Golongan IIA : Truk Besar dan Bus Besar, dengan 2 (dua) gandar.
d. Golongan IIA Umum : Bus Besar dengan 2 (dua) gandar.
e. Golongan IIB : Truk Besar dan Bus Besar, dengan 3 (tiga) gandar atau
lebih.
Tabel 2.4 Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi) Tahun 2004-2009
di Kota Medan
Tahun
Mobil
Penumpang
Mobil
Gerobak
2004
149.302
104.776
12.108
756.569
(8,04%)
(5,34%)
(2,47%)
(15,07%)
164.314
112.001
12.406
883.406
5.172.127
(14,02%)
(6,89%)
(2,46%)
(16,76%)
(15%)
175.198
116.184
12.619
985.745
1.289.746
(6,62%)
(6,73%)
(1,71%)
(11,58%)
(10%)
189.157
120.328
12.751
1.103.707
1.425.943
(7,96%)
(3,56%)
(1,04%)
(11,96%)
(11%)
209.547
140.986
22.130
2.102.026
2.476.669
(11,80%)
(17,20%)
(73,60%)
(90,60%)
(73,70%)
222.891
144.865
22.123
2.318.632
2.708.511
(6,40%)
(2,80%)
(7%)
(10,20%)
(9.40%)
2005
2006
2007
2008
2009
Bus
Sepeda
Motor
Jumlah
1.022.755
20
memasukkan panas dari percikan bunga api listrik dari busi pada campuran udara
dan bahan bakar yang dikompresikan. Beberapa contoh jenis roda Empat kategori
M berpenggerak mesin bensin seperti tipe kijang Innova, Xenia, Avanza,
Fortuner, Trajet, Honda CRV, Stream, Grand Vitara, APV, Carry 1,5 minibus,
Terios, Terano, Grand Livina.
Mesin diesel
bahan bakar pada udara yang telah dikompresikan sehingga memiliki tekanan dan
temperatur tinggi (Anonim, 2009). Beberapa contoh jenis kendaraan bermotor
roda empat kategori M berpenggerak mesin diesel seperti Panther, Captiva, Isuzu
TBR 54 Turbo, Minibes Mitsubitshi L-300.
Antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada
proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan akar
terjadi karena adanya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi
(spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan
temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga
mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat
tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine sedangkan
motor bensin disebut spark ignition engine (Anonim, 2009).
Suatu motor bakar pengapian pembakarannya memerlukan waktu untuk
kelangsungannya, dan oleh karena itu pembakaran dimulai dengan mempercepat
pengapian. Terdapat kerugian tekanan sewaktu aliran melalui katup pada langkah
hisap
dn
buang,
torak
haru
melakukan
kerja
terhadap
udara
untuk
mengeluarkannya, dan kerja ini lebih besar dari kerja yang dilakukan gas-gas
dalam silinder terhadap tork selama langkah isap ( Arismunandar, 1994).
21
Motor Diesel.
Udara yang terhisap ke dalam ruang bakar dikompresi sehingga mencapai
tekanan dan temperatur yang tinggi. Bahan bakar (fuel) diinjeksikan dan
dikabutkan ke dalam ruang bakar. Sehingga terjadi pembakaran sesaat setelah
terjadi pencampuran dengan udara.
Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Langkah.
a.
b.
22
c.
d.
2.
Motor Bensin.
Udara dan bahan bakar yang tercampur didalam karburator, terhisap ke dalam
ruang bakar dan dikompresikan hingga mencapai tekanan dan temperatur tertentu.
Pada akhir langkah kompresi, busi memercikan api sehingga terjadi pembakaran.
23
24
2.
3.
4.
5.
Kemampuan
produksi
tercapai
sesuai
dengan
yang
direncanakan
(Maimun,1995).
Beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam perawatan kendaraan bermotor
seperti :
1.
Menyetel mesin-mesin (di-tune up) secara berkala karena mesin yang besar
setelannya dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar sampai 10%-20%.
(tergantung kondisi kendaraan). Tune-up yang dimaksud adalah servis berkala
sesuai dengan rekomendasi produsen. Tune-up secara berkala dilakukan
setiap 20.000 km
2.
25
3.
Pelumasan mesin dan mengganti oli mesin setiap 5000 km, karena oli yang
bersih mencegah keausan yag disabkan oleh gesekan antar komponen yang
bergerak dan menghilangkan unsur-unsur berbahaya dari mesin.oli juga
berfubgsi sebagai pendingin komponen, karena berfungsi sebagai pelumas
dan pendingin, maka oli akan cepat kotor dan mejadi encar. Jika hal ini terjadi
maka oli tida akan bisa berfungsi sebagimana mestinya ( Teiseran,1992).
Pada dasarnya perawatan mesin diesel dengan mesin bensin tidaka jauh
berbeda, hanya pengecekanya saja yang berbeda, terutama pada filter oli,
filter udara, rutinitas penggantian oli mesin dan yang penting, melakukan
tune-up setiap 50.000 km (Noval MH, 2010).
2.7.
26
dijelaskan bahwa pelaksanaan uji emisi di suatu daerah dievaluasi oleh Bupati
atau Walikota minimal 6 bulan sekali.
2.7.2. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Emisi
Tingginya emisi kendaraan bermotor disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah : (Rhimanto 2007).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
27
(perawatan mesin, ban, oli, filter udara serta usia kendaraan bermotor
(GTZ,2007).
Kendaraan dengan tahun pembuatan yang lebih lama akan mengeluarkan
emisi yang lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan baru (Morlok, 1991).
Dengan tidak efisiennya mesin, emisi pun menigkat sehingga polusi
semakin bertambah. Lalu apabila sebaliknya (mesin kompresi tinggi diisi dengan
bensin oktan rendah), ledakan akan terjadi beruntun pada ruang pembakaran yang
semestinya hanya boleh terjadi satu ledakan. Hal ini terjadi karena bensin
beroktan rendah lebih cepat terbakar sehingga terjadi ledakan beruntun pada ruang
pembakaran mesin kompresi tinggi. Dengan adanya ledakan tersebut, mesin
menjadi rusak dan emisi menjadi naik dan polusi pun bertambah.
2.7.3. Dampak Emisi Kendaraan Bermotor
Berdasarkan sifat kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan
pencemar yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor digolongkan
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
28
Mendapat kepastian akan kinerja mesin dalam kondisi prima dan siap
diandalkan
2.
3.
Dapat melakukan setting pencampuran antara udara dan bahan bakar dengan
tepat
4.
5.
6.
Menurunkan emisi gas buang sehingga tidak merugikan kesehatan orang lain.
Menurut Pasaribu (2010), manfaat uji emisi untuk mengetahui efektivitas
proses pembakaran bahan bakar pada mesin dengan cara menganalisis kandungan
karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC) dan Nitrogen Oksida (Nox) yang
terkandung didalam gas buang. Selain itu uji emisi berguna untuk mengetahui
29
adanya kerusakan pada bagianbagian mesin kendaraan. Uji emisi juga berguna
membantu saat melakukan setting campuran udara dan bahan bakar yang tepat.
2.8 Uji emisi Kendaraan Bermotor
2.8.1. Kriteria Kendaraan Wajib Uji
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2006
tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama, pengujian
emisi ini wajib dilakukan di tempat pengujian milik pemerintah atau swasta yang
telah mendapat sertifikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Adapun kriteria kendaraan bermotor yang wajib uji emisi, yaitu:
1. Kendaraan bermotor tipe baru
Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 4 tahun 2009
tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru,
kendaraan bermotor tipe baru adalah kendaraan bermotor yang menggunakan
mesin dan/atau transmisi tipe baru yang siap diproduksi dan akan dipasarkan, atau
kendaraan bermotor yang sudah beroperasi di jalan tetapi akan diproduksi dengan
perubahan desain mesin dan/atau sistem transmisinya, atau kendaraan bermotor
yang diimpor dalam keadaan utuh (completely built-up) tetapi belum beroperasi di
jalan wilayah Republik Indonesia. Kategori kendaraannya yaitu:
a.
b.
Kategori M, yakni kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan digunakan
untuk angkutan orang berpenggerak cetus api dan berpenggerak penyalaan
kompresi.
30
c.
Kategori N, yakni kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang digunakan
untuk angkutan barang berpenggerak cetus api dan berpenggerak penyalaan
kompresi.
d.
b.
c.
d.
O2 (Oksigen), bila kadar CO2 harus tinggi maka O2 sebaliknya harus rendah
karena udara merupakan komponen penting dalam proses pembakaran. Nilai
O2 idealnya berada di rentang 0,5% 2%.
31
e.
Opasitas adalah faktor kekeruhan asap kanlpot. Nilai ideal mesin diesel
Opasitas (opacity) konvensional diesel injection system 50%.
Tahun
pembua
tan
Parameter
CO (%)
HC
Opasitas
(ppm) (%HSU)
Metode
Uji
2.8.3.
kepada kendaraan wajib uji sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 22
Tahun 2009 yaitu Sepeda Motor, Mobil Penumpang, Mobil Bus, Mobil Barang
dan Kendaraan Khusus.
32
3.
33
Pertama, dan sudah menjadi kategori kendaraan bermotor wajib uji yang
dilakukan setiap enam (6) bulan sekali, sampai kendaraan bermotor tersebut
dilakukan penghapusan/abolisi kendaraan bermotor.
5.
daerah lain, yang telah jatuh tempo, sementara kendaraan bermotor yang
bersangkutan masih berada di luar daerah yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan pengujian kendaraan bermotor secara fisik di daerah asalnya.
2.8.4
34
35
36
gas dan tunggu hingga putaran mesin kembali stasioner. Catat nilai opasitas
asap
f. Ulangi proses butir (e) minimal 3 kali.
g. Catat nilai persentase nilai rata-rata opasitas asap dari langkah (f) dalam
satuan persen (%) yang terukur dalam alat uji (SNI 09-7118.2-2005).
37
2.9.
Kerangka Konsep
Karakteristik Kendaraan
Bermotor Roda empat
1. Jenis Kendaraan
2. Kapasitas Mesin
Kendaraan Bermotor
3. Tahun Pembuatan
Kendaraan Bermotor
4. Perawatan Kendaraan
Bermotor
PerMen LH No.05
Tahun 2006
2.10.
Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara jenis kendaraan bermotor roda empat dengan emisi gas
buang kendaraan bermotor.
2.
Ada hubungan antara kapasitas mesin kendaraan bermotor roda empat dengan
emisi gas buang kendaraan bermotor.
3.
4.