You are on page 1of 22

CASE REPORT

SEORANG LAKI-LAKI USIA 58 TAHUN DENGAN KANKER PARU


DEXTRA

Disusun Oleh:
Erwin Imawan, S.Ked
Rima Rahmadipta, S.Ked

Pembimbing :
dr. Krisbiyanto, Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PARU


RSUD Dr. HARJONO KABUPATEN PONOROGO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

CASE REPORT
SEORANG LAKI-LAKI USIA 58 TAHUN DENGAN KANKER PARU
DEXTRA
Disusun Oleh:
Erwin Imawan, S.Ked & Rima Rahmadipta, S.Ked
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing
dr. Krisbiyanto, Sp.P

( ..........................................)

Dipresentasikan dihadapan
dr. Krisbiyanto, Sp.P

( ..........................................)

Ka. Program Pendidikan Profesi FK UMS


dr. Dona Dewi Nirlawati

( ...........................................)

BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. K

Usia

: 58 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Status

: Menikah

Suku

: Jawa

Pekerjaan

: Petani dan tukang bangunan

Tanggal MRS

: 1 maret 2016

Tanggal periksa

: 2 maret 2016

II. ANAMNESIS PASIEN


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis yang
dilakukan pada tanggal 2 maret 2016.
A. Keluhan Utama
Nyeri dada sebelah kanan
B. Riwayat penyakit Sekarang
Pada tanggal 1 maret 2016 pasien datang ke IGD RSUD dr. Harjono
Ponorogo dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Keluhan tersebut sudah
dirasakan memberat kurang lebih 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
juga mengatakan bahwa selain nyeri dada pasien merasakan sesak nafas yang
hilang timbul bersamaan dengan nyeri dada kanan tersebut. Pasien mengaku
nyeri dada kanan dan sesak tidak berkurang saat posisi berbaring, duduk,
maupun berbaring lalu miring ke kanan atau ke kiri. Nyeri dada kanan dan
sesak tidak berpengaruh pada saat melakukan aktivitas atau beristirahat. Pasien
mengaku saat sesak tidak disertai mengi. Nyeri dada kanan dan sesak tersebut
dirasakan sewaktu-waktu atau kumat-kumatan.
Pasien juga mengeluhkan batuk dan mengeluarkan dahak sejak 3 hari.
Batuk dirasakan hilang timbul. Dahak yang keluar berwarna putih kekuningan.

Saat batuk dan berusaha mengeluarkan dahak, nyeri dada kanan pasien akan
timbul. Pasien mengaku ada penurunan berat badan 4 bulan terakhir, Nafsu
makan pasien juga menurun sejak 4 bulan ini. Pasien tidak pernah
mengeluarkan keringat dingin saat malam hari, serta pasien tidak pernah
demam sumer beberapa bulan ini. Pasien mengaku masih sering merokok
sebelum 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku pernah
mengalami sakit serupa yaitu nyeri dada kanan dan sesak nafas sejak 2 tahun
yang lalu namun keluhan hilang sendiri dan kambuh kembali 4 bulan ini.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat TBC
: disangkal
2. Riwayat pengobatan OAT
: disangkal
3. Riwayat Asma
: disangkal
4. Riwayat Hipertensi
: disangkal
5. Riwayat DM
: disangkal
6. Riwayat sakit serupa
: diakui, kurang lebih 2 tahun
7. Riwayat sakit jantung
: disangkal
8. Riwayat Alergi (obat / makanan) : disangkal
9. Riwayat opname
: disangkal
10. Riwayat operasi
: disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga
1. Riwayat TBC
: disangkal
2. Riwayat pengobatan OAT
: disangkal
3. Riwayat Asma
: disangkal
4. Riwayat Hipertensi
: disangkal
5. Riwayat DM
: disangkal
6. Riwayat sakit serupa
: disangkal
7. Riwayat sakit jantung
: disangkal
8. Riwayat Alergi (obat / makanan) : disangkal
9. Riwayat opname
: disangkal
10. Riwayat operasi
: disangkal
E. Riwayat Kebiasaan
1. Merokok
: diakui
2. Minum alkohol
: disangkal
3. Minum jamu
: disangkal
III.
STATUS INTERNA
A. Keadaan umum
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 2 maret 2016
Vital Sign : Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Suhu
: 36,8C
Pernafasan
: 24 x/ menit
Kesadaran : Compos mentis E4V5M6

B. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
bibir sianosis (-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
2. Leher
: leher simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
3. Thorax :
a. Paru-paru
Inspeksi : bentuk dinding dada simetris,

ketinggalan gerak, tidak ada ekspirasi memanjang.


Palpasi :
- Deviasi trakhea (-)
- Ketinggalan gerak nafas (+/-) dada sebelah kanan
- Fremitus raba
Depan (Ka/Ki)
N
N
N

Belakang (Ka/Ki)
N
N
N

Perkusi
Depan (Ka/Ki)
redup
redup
Sonor

tidak

Sonor
redup
redup

Auskultasi
- Suara dasar vesikuler
Depan (Ka/Ki)
N
N
N

Suara tambahan :
wheezing (+/+)
ronkhi
Depan (Ka/Ki)
+
-

b. Jantung

+
-

Belakang (Ka/Ki)
N
N
N

ada

Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak.
Palpasi
: ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi
: batas jantung
- Batas kiri jantung:
o Atas : SIC II di sisi lateral linea parasternalis sinistra
o Bawah : SIC V linea midclavicula sinistra
-

Batas kanan jantung :


o Atas : SIC II linea parasternalis dextra
o Bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, bising (-)
4. Abdomen :
Inspeksi
: distended (-)
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi
: Timpani
Palpasi
: supel, nyeri tekan
5. Ekstremitas : clubbing finger tidak ditemukan, pitting oedem

atas

bawah kanan kiri (-/-), akral hangat atas bawah kanan kiri (+/+)
IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium darah lengkap dan kimia darah
(terlampir)
2. Foto rontgen Thorak (terlampir)

V.

RESUME / DAFTAR MASALAH


Pasien adalah seorang laki-laki usia 58 tahun datang dengan
keluhan nyeri dada kanan disertai sesak nafas sejak 4 hari SMRS. Nyeri
dada kanan dan sesak kumat-kumatan serta tidak terpengaruh dengan
posisi atau aktivitas. Saat sesak tidak ada mengi. Batuk berdahak sejak 3
hari sebelum masuk rumah sakit. Dahak berwana putih kekuningan. Pasien
ada penurunan berat badan. Tidak terdapat demam sumer serta keringan
dingin saat malam hari. Riwayat sakit serupa yaitu nyeri dada kanan
kurang lebih 2 tahun yang lalu dan sembuh sendiri tetapi 4 hari ini terasa
memberat. Pasien merupakan seorang perokok aktif dan pasien bekerja
sebagai petani dan tukang bangunan.
Dari hasil pemeriksaan vital sign didapatkan : TD : 130/90, nadi :
90 x/menit, suhu : 36.8oC, pernafasan: 24 x/ menit. Status neurologik:

Kesadaran kuantitatif E4V5M6. Dari hasil pemeriksaan fisik hanya


didapatkan kelainan pada lokalis paru (thorak) saja yang berupa:
1. Palpasi: ketinggalan gerak nafas pada dada kanan. Fremitus raba
menurun pada seluruh lapang dada kanan.
2. Perkusi: pada lapang paru atas dan tengah redup.
3. Auskultasi: SDV melemah pada seluruh lapang dada kanan.
Wheezing pada kedua lapang paru. Rhonki pada kedua lapang paru
bagian atas.
Dari pemeriksaan

penunjang

laboratorium

darah

lengkap

didapatkan hasil WBC 6.9, pada laboratorium kimia darah didapatkan


hasil SGOT 78.5 dan ALP 326. Pada pemeriksaan foto rontgen thorax
tampak perselubungan dengan tepi irreguler pada SIC 7-8 dan dari
mediastinum hingga linea midclavicula lapang paru dextra.
VI. DIAGNOSIS BANDING
Tumor paru klinis curiga ganas (suspect Ca paru) dextra
TB paru
VII. PENATALAKSANAAN
Assesment

Planning

diagnose
Tumor Paru
- CT Scan thoraks
Susp. Ca paru - Bronkoskopi
- Sitologi sputum
dextra
- FNAB

Planning terapi

Planning

- Radioterapi

monitoring
- Monitor
gejala

(terapi

kuratif

dan paliatif)
- Kemoterapi
- Operasi
bila

klinis
- CT Scan thoraks
- Ro thoraks

operable

TB

- Sputum BTA
- LED

- O2 Nasal canul
- Rontgen Thorak
- Infuse PZ 14 - DL
- LED
tpm
- Drip
aminophillin 1
1/2 ampul
- Inj
Dexametason
3x 1 ampul
- Inj Cefotaxime
3x1amp
- P.o

Ciprofloxacin
tab 500 mg 2x1

VIII. FOLLOW UP

Tgl

Subjektif

Objektif

Assesment

Planning

02-

Nyeri dada kanan

KU : baik, CM

Tumor Paru

-Inf PZ 16tpm

03-

(+), sesak nafas (+),

16

batuk dahak putih


sedikit kekuningan
(+)

TD : 130 / 90, nadi


90x/menit, RR 24x/menit.

Susp Ca Paru
dextra

-O2 3L/mnt
-Drip

K/L : CA(-/-), SI(-/-),

aminophilin 2

PKGB (-/-), Dev

amp

Trakhea(-/-).

-inj

Thorax: Paru :

dexametason
3x1amp

I : dbn

-inj ranitidine

Pal : ketinggalan gerak

2x1amp

(+/-), fremitus menurun


(+/-)

-inj cefotaxime
3x1

Per : redup pada paru


bagian kanan

-OBH syr 3x1C

Aus : SDV (/N), rhonki

-Ciprofloxacin

di atas (+/+), wheezing di

tab 2x500mg

atas (+/+),

-CT Scan

Cor : BJ I, II reguler,
bising (-)
Abdomen : dbn
03-

Sesak (+), nyeri dada

03-

kanan sedikit

16

berkurang, batuk
kering tanpa dahak

KU : baik, CM
TD : 120 / 80, nadi
80x/menit, RR 22x/menit.
Thorax: Paru :

Tumor Paru
Susp Ca Paru
dextra

Terapi lanjut

Pal : ketinggalan gerak


(+/-), fremitus menurun
(+/-)
Per : redup pada paru
bagian kanan
Aus : SDV (/N), rhonki
di atas (+/+), wheezing
(-/-)
Hasil CT Scan :

Kesimpulan : DD : Ca
Paru, Lymphadenopathy
Hillus Dextra.

04-

Sesak sudah

TD :120/70, Nadi

03-

berkurang, batuk

82x/menit, RR 22x/menit. Susp Ca Paru

16

kering (+)

Thorax Paru :
Pal : ketinggalan gerak
(+/-), fremitus menurun
(+/-)
Per : redup pada paru

Tumor Paru
dextra

Terapi lanjut

bagian kanan
Aus : SDV (/N), rhonki
di atas (+/-), wheezing
(-/-)

DL

TD: 130/90
RR: 22x / menit

05-

Pasien sudah tidak

TD :120/80, Nadi

03-

ada keluhan

80x/menit, RR 20x/menit. Susp Ca Paru

16

Tumor Paru

Pasien
pulang
Foto

HR: 90x/ menit

Thorak

Suhu: 36,8

Thorax Paru :

dextra

Compos mentis

Hanya terdapat kelainan pada

Pal : ketinggalanfisik
gerak
lokal thorak:

(+/-), fremitus menurun


Palpasi: ketinggalan gerak
nafas pada dada kanan.
(+/-)
Fremitus raba menurun pada

Per : redup paru kanan


seluruh lapang dada kanan.
Perkusi: pada lapang paru

Aus : SDV (/N), rhonki

atas dan tengah redup.

Pasien laki-laki

di atas (-/-), wheezing(-/-)


Auskultasi: SDV melemah
pada seluruh lapang dada
kanan. Wheezing pada kedua

Pasien berusia >40 tahun

lapang paru. Rhonki pada


kedua lapang paru bagian

Nyeri dada sejak 4 HSMRS, hilang

atas.

timbul
Sesak nafas 4 HSMRS, tanpa mengi,BAB II
hilang timbul

ANALISIS KASUS

Batuk disertai dahak putih kekuningan


ANAMNESIS
Nyeri dada kanan sering muncul saat
batuk
Penurunan berat badan dan nafsu
makan beberapa bulan terakhir
Tidak ada demam sumer dan keringat
dingin saat malam

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN
PENUNJANG AWAL

tahun, keluhan hilang sendiri


Pasien perokok aktif
Pasien petani dan pekerja bangunan

Diagnosis Banding:
Tumor paru klinis
curiga Ca Paru Dextra
TB

Diagnosis
Pasti ?

BAB III
PEMBAHASAN

A. Definisi
Tumor-tumor bisa menjadi jinak atau menjadi ganas.
Kanker adalah tumor yang dipertimbangkan sebagai tumor ganas.
Tumor-tumor jinak biasanya dapat diangkat dan tidak menyebar ke
bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ganas, akan tumbuh secara
agresif dan menyerang jaringan-jaringan yang lain dari tubuh.
Masuknya tumor ke tempat-tempat di lain tubuh. Proses
Planning
penyebaran ini disebut metastisis.3
Pemeriksaan
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang
Penunjang:
memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah.
CTScan thoraks
Tingginya angka merokok pada masyarakat akan menjadikan
bronkoskopi
Sitologi sputum
- FNAB
- Sputum BTA
- LED

kanker paru salah satu masalah kesehatan di Indonesia, seperti


keganasan lainnya.1
B. Etiologi dan Predisposisi
Dari beberapa kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi
kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok.
Lombard dan Doering, telah melaporkan tingginya insiden kanker
paru pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Terdapat hubungan antara rata-rata jumlah rokok yang dihisap
perhari dengan insidensi kanker paru-paru. Dikatakan bahwa, 1
dari 9 perokok berat akan menderita kanker paru. Hidrokarbon
karsinogenik telah ditemukan dalam ter tembakau rokok yang jika
mengenai pada kulit hewan jangka lama akan meninggalkan
tumor.2
C. Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesis yang lengkap merupakan salah satu kunci untuk
diagnosis kanker paru yang tepat. Sasaran untuk deteksi dini
terutama pada subjek dengan resiko tinggi yaitu1:
Laki-laki, usia lebih dari 40 tahun, perokok.
Paparan industri tertentu.
Selain itu dapat muncul satu atau lebih gejala berupa batuk
darah, batuk kronik, sesak nafas, nyeri dada dan berat badan
menurun. Golongan lain yang perlu diwaspadai adalah perempuan
perokok pasif dengan salah satu gejala diatas dan seseorang dengan
gejala klinis berupa batuk darah, batuk kronik, sakit dada,
penurunan berat pada tanpa penyakit yang jelas. Riwayat tentang
anggota keluarga dekat yang menderita kanker paru juga menjadi
faktor pertimbangan.1
Pasien merupakan seorang laki-laki yang berusia lebih dari 40
tahun. Pasien juga seorang perokok aktif dan belum berhenti
hingga menjelang MRS. Pasien merupakan pekerja bangunan

yang sering kali bekerja pada daerah yang terpapar bahan


industri. Melalui anamnesis pasien memiliki lebih dari satu gejala
yang mengarahkan pada kanker paru yaitu nyeri dada kanan,
sesak nafas, batuk kronik yang terjadi pertama kali pada 2 tahun
yang lalu dan kumat-kumatan yang memberat 4 HSMRS. Pasien
juga mengaku berat badannya menurun. Pasien merupakan resiko
tinggi dan memiliki lebih dari satu gejala kanker paru.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menemukan kelainankelainan berupa perubahan bentuk dinding dada dan trakea,
pembesaran kelejar getah bening dan tanda-tanda obstruksi parsial,
infiltrate dan pleuritis dengan cairan pleura. Pemerikasaan jasmani
harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti. Hasil yang
didapatkan sangat bergantung pada kelainan saat pemeriksaan
dilakukan. Tumor paru ukuran kecil yang terletak di perifer dapat
memberikan gambaran normal pada pemeriksaan. Tumor dengan
ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis sebagai akibat dari
kompresi bronkus, efusi pleura atau penekanan vena kava akan
memberikan hasil yang lebih informatif. Pemeriksaan ini juga
dapat memberikan data untuk penentuan stage penyakit, seperti
pembesaran KGB atau tumor di luar paru. Metastasis ke organ lain
juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar, pemeriksaan
funduskopi untuk mendeteksi peninggian tekanan intracranial dan
terjadinya fraktur sebagai akibat metastasis ke tulang.2
Pemeriksaan fisik pada thorak harus dilakukan dengan
teliti, sesuai urutan dan tepat dalam menilai setiap temuan. Pada
inspeksi dapat ditemukan kelainan abnormal seperti adanya
benjolan pada dinding dada ataupun perbedaan bentuk pada kedua
bidang dada. Perbedaan pada gerakan nafas dada kanan dan kiri
juga penting untuk dinilai karena secara normal tidak ada
perbedaan gerakan dada kanan atau kiri saat bernafas dan terjadi

bersamaan. Saat dilakukan palpasi pada dinding dada sangat


penting dilakukan pada dada kiri dan kanan serta depan dan
belakang. Palpasi yang dilakukan secara tepat dapat mempertajam
setiap temuan abnormal pada inspeksi dan mungkin didapatkan
abnormalitas

yang

belum

ditemukan

saat

inspeksi.

Pada

pemeriksaan perkusi secara normal adalah suara sonor kecuali pada


batas jantung dan juga tulang. Apabila ditemukan suara selain
sonor saat dilakukan perkusi, hal tersebut menunjukkan adanya
kelainan baik suara hipersonor ataupun suara redup selain batas
jantung. Auskultasi merupakan pendengaran suara pada dinding
dada depan ataupun belakang dengan menggunakan bantuan
stetoskop. Suara paru normal tanpa disertai suara tambahan baik
mengi atau ronki. Apabila terdapat kelainan-kelainan pada setiap
pemeriksaan tersebut maka dicurigai terdapat masa berupa benda
padat, cair, ataupun gas.4
Pada pasien kasus ini ditemukan beberapa kelainan pada
pemeriksaan thorak. Pada inspeksi tidak ditemukan kelainan tetapi
saat dilakukan palpasi ditemukan kelainan seperti terdapat
ketinggalan gerak nafas pada dada kanan serta fremitus raba yang
menurun pada dada kanan. Saat dilakukan perkusi terdapat
abnormalitas berupa perkusi redup pada dinding dada kanan
depan atas dan tengah. Pada saat dilakukan auskultasi ditemukan
suara dasar vesikuler menurun pada dada kanan, adanya suara
tambahan berupa wheezing pada kedua lapang paru, dan rhonki
pada paru kanan dan kiri bagian atas. Dari kelainan tersebut
dicurigai terdapat massa.
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil dari pemerikasaan penunjang terutama pemerikasaan
radiologis adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang mutlak
dilakukan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis,
serta menentukan stadium penyakit berdasarkan sistem TNM

(Tumor, Nodul, Metastasis). Pemeriksaan radiologi paru yaitu foto


toraks PA/ lateral, bila mungkin CT- scan thoraks.1
Pada pemeriksaan foto thoraks PA/Lateral akan dapat
dilihat bila massa tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm. tanda yang
mendukung keganasan adalah tepi yang irregular disertai identasi
pleura, tumor satelit tumor, dan lain-lain. Pada foto tumor juga
dapat ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura, dan
metastasis intrapulmoner. Pada CT Scan thoraks dapat menentukan
kelainan di paru secara lebih baik daripada foto thoraks. CT scan
dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1cm secara
lebih tepat. Demikian juga tanda-tanda proses keganasan juga
tergambar secara lebih baik, bahkan bila terdapat penekanan
bronkus, tumor intra bronchial, atelektasis, efusi pleura yang tidak
massif dan telah terjadi invasi ke mediastinum dan dinding dada
meski tanpa gejala apapun.1
Pasien pada kasus ini dilakukan pemeriksaan penunjang
berupa foto thorak dan CT Scan. Pada foto thorak terdapat
perselubungan dengan tepi irreguler pada SIC 7-8 dan dari
medisatinum hingga linea midclavicula lapang paru dextra. Pada
CT Scan thorak didapatkan kesimpulan massa pada Hillus Dextra
berbatas tegas dengan ukuran 3x4x4cm, , lobulated. Massa
tampak mendesak Bronkus Dextra.
D. TB Paru
TB paru adalah penyakit menular yang disebabakan oleh
M. Tuberkulosa, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui
udara yang ditandai dengan terbentuknya granuloma oleh jaringan
terinfeksi.5
Keluhan

yang

dirasakan

pasien

tuberculosis

dapat

bermacam-macam atau malah banyak pasien ditemukan TB paru


tanpa keluhan sama sekali. Dalam pemeriksaan kesehatan, keluhan
terbanyak adalah demam, yang biasanya sub febril menyerupai
influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat mencapai 40-

41C, keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien
dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk .
Batuk/batuk darah, batuk dapat terjadi karena adanya iritasi pada
bronkus, batuk diperlukan untuk membuang produk-produk radang
keluar. Sifat batuk dimulai batuk kering (non-produktif) kemudian
setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan
sputum). Selain itu pasien juga ditemukan gejala malaise yang
sering ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit
kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam hari.5
Pemeriksaan bakteriologi untuk menentukan

kuman

tuberculosis

dalam

mempunyai

arti

yang

sangat

penting

menegakkan diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteorologik


dapat berasal dari dahak, cairan pleura, LCS, bilasan bronkus,
bilasan lambung, urin, feses dan jaringan biopsi.6
Pada pasien kasus ini terdapat batuk dengan dahak
berwarna putih kekuningan. Pada infeksi TB pengeluaran dahak
biasanya berwana kuning dan kental atau dapat juga dahak yang
bercampur darah. Berat badan pada pasien ini menurun tetapi
tidak disertai riwayat demam sumer dan tidak keluar keringat
malam hari. Gejala klinis kearah infeksi TB yang lain juga tidak
ditemukan karena pasien tidak mengeluh sakit kepala dan nyeri
otot. Pada pasien setelah dilakukan analisa sputum BTA
menunjukkan hasil negatif.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik


Ca Paru

TB

Pasien

>40 tahun

<40 tahun

58 tahun

Nyeri dada

Sesak nafas

Batuk Kronik

Usia

Dahak

Putih-darah

Kuning-darah

Putih
kekuningan

Demam

Ca Paru

TB

Pasien

Keringat malam

Penurunan

-/+

nafsu makan
Penurunan berat
badan
Hasil BTA

KESIMPULAN KASUS
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN
PENUNJANG AWAL

PEMERIKSAAN FISIK

1.DL

TD: 130/90
RR: 22x / menit

Pasien laki-laki

2.Foto

HR: 90x/ menit

Pasien berusia >40 tahun

Thorak

Suhu: 36,8

Nyeri dada sejak 4 HSMRS, hilang


timbul

Compos mentis
Hanya terdapat kelainan pada
fisik lokal thorak:
1.Palpasi: ketinggalan gerak

Sesak nafas 4 HSMRS, tanpa mengi,

nafas pada dada kanan.

hilang timbul

Fremitus

raba

menurun

pada seluruh lapang dada

Batuk disertai dahak putih kekuningan

kanan.

Nyeri dada kanan sering muncul saat batuk


Penurunan berat badan dan nafsu makan
beberapa bulan terakhir

2.Perkusi: pada lapang paru


atas dan tengah redup.
Auskultasi: SDV melemah
pada seluruh lapang dada
kanan.

Diagnosis Banding:
Tidak Tumor
ada demam
sumerklinis
dan keringat dingin
paru
curiga
Ca Paru Dextra
saat
malam
TB

Wheezing

pada

kedua lapang paru. Rhonki


Ca Paru
pada kedua lapang Dextra
paru
bagian atas.

Riwayat keluhan serupa sekitar 2 tahun,


LAMPIRAN
keluhan
hilang sendiri
1. Laboratorium Darah Lengkap
Pasien perokok aktif
No Jenis Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
Penunjang:
Pasien petani dan pekerja
1. bangunan
WBC
6.9 uL
2.

Lymph#

3.

Mid#

4.

Gran #

Lab lengkap
2.4 uL
Rontgen Thorax
0,5 uL
CT Scan
4.0 uL

Nilai Normal
4.0 10.0
0.8 4.0
0.1 1.5
2.0 7.0

5.

Lymph%

35.0 %

20.0 40.0

6.

Mid%

6.8 %

3.0 15.0

7.

Gran%

58.2 %

50.0 70.0

8.

HGB

14.4 g/dL

11.0 16.0

9.

RBC

4.91uL

3.50 5.50

10.

HCT

41.3 %

37.0 54.0

11.

MCV

84.2 fl

80.0 100.0

12.

MCH

29.3 pg

27.0 34.0

13.

MCHC

34.8 g/dL

32.0 36.0

14.

RDW-CV

14.0 %

11.0 16.0

15.

RDW-SD

48.4 fl

35.0 56.0

16.

PLT

272 uL

150 400

17.

MPV

8.0 Fl

6.5 12.0

18.

GDA

116 mg/dl

< 140 mg/dl

2. Laboratorium Kimia Darah


No

Jenis Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan

Nilai Normal

1.

DBIL

0.27 mg/dl

0 0.35

2.

TBIL

1.33 mg/dl

0.2 1.2

3.

SGOT

78.5 U/l

0 38

4.

SGPT

35.5 U/l

0 40

5.

ALP

326 U/l

98 279

6.

GammaGT

29.8 U/l

10 54

7.

TP

7.6 g/dl

6.6 8.3

8.

ALB

4.1 g/dl

3.5 5.5

9.

Glob

3.5 g/dl

2 3.9

8.

UREA

18.59 mg/dl

10 50

9.

CREAT

1.15 mg/dl

0.7 1.4

10.

UA

5 mg/dl

3.4 7

11.

CHOL

173 mg/dl

140 200

12.

TG

51 mg/dl

36 165

13.

HDL

51 mg/dl

35 150

14.

LDL

112 mg/dl

0 190

3. Foto Rontgen Thorax

4. CT Scan

DAFTAR PUSTAKA

You might also like