Professional Documents
Culture Documents
Kel 10 - ATM
Kel 10 - ATM
Ainan Nurizzaman
( 50410442 )
( 51410916 )
Irfan Maulana
( 58410890 )
Daftar Isi
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 4
DAFTAR TABEL ................................................................................................ 5
BAB I - Evolusi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode) ........................................ 6
1.1. Definisi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode) ....................................... 6
1.2. Arsitektur Protokol ATM (Asynchronous Trasnfer Mode) ..................... 7
1.2.1. Physical Medium Sublayer ........................................................... 8
1.2.2. Transmission Convergence (TC) Sublayer .................................... 9
1.2.3. ATM Layer .................................................................................. 9
BAB II - Kategori Layanan ATM (Asynchronous Transfer Mode) ..................... 11
2.1. Layanan Real-Time .............................................................................. 11
2.1.1. Constant Bit Rate (CBR) ............................................................ 11
2.1.2. Real-Time Variable Bit Rate (RT-VBR) ..................................... 11
2.2. Layanan Non Real-Time ...................................................................... 12
2.2.1. Non-Real Time Variable Bit Rate (nrt-VBR) .............................. 12
2.2.2. Unspecified Bit Rate (UBR) ....................................................... 12
2.2.3. Available Bit Rate (ABR) ........................................................... 12
2.3. Layanan AAL (ATM Adapter Layer) ................................................... 13
BAB III - Kelebihan ATM (Asynchronous Transfer Mode)................................ 16
3.1. Label Switching ................................................................................... 16
3.2. Low Latency ........................................................................................ 16
3.3. Kadar Kelajuan dan Bandwidth yang Tinggi ........................................ 17
3.4. Penyatuan Rangkaian ........................................................................... 18
3.5. Penyatuan Kemasukan daripada Premis Pelanggan .............................. 18
3.6. Kemampuan Bekerja dengan Protokol yang ada dan Legasi LAN ........ 18
Daftar Gambar
Halaman
Gambar 1. ATM (Asynchronous Transfer Mode) ...................................................... 6
Gambar 2. Arsitektur Protokol ATM .................................................................... 8
Gambar 3. Alokasi Sumber Daya ....................................................................... 13
Gambar 4.Penjadualan 1..................................................................................... 17
Gambar 5.Penjadualan 2..................................................................................... 17
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 1. Jenis Aplikasi AAL dan ATM ............................................................. 14
BAB I
Evolusi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode)
Pada tahun 1988 industri telekomunkasi mulai mengembangkan sebuah konsep yang
disebut Broadband Integrated Service Digital Network atau B-ISDN. B-ISDN digambarkan
sebagai carrier service (layanan pembawa) yang mampu menyediakan komunikasi ke enduser (ujung pemakai) dengan kecepatan tinggi dan dalam system yang tenintegrasi.
1. 1. Definisi ATM (Asynchronous Trasnfer Mode)
Pengertian umum dari ATM (Asynchronous Transfer Mode) adalah standard ITU-T
untuk relay sel dimana bermacam-macam tipe informasi, seperti: video, suara atau data
dibawa dalam bentuk sel-sel berukuran kecil.
Sebelum informasi ditransfer dari terminal ke network, sebuah fase setup logical / virtual
connection harus dilakukan untuk menyediakan resource diperlukan. Jika resource tersedia
tidak mencukupi maka connection dari terminal akan dibatalkan. Jika fase transfer informasi
telah selesai, maka resource yang telah digunakan akan dibebabskan kembali. Dengan
menggunakan connection-oriented ini akan memungkinkan network untuk menjamin packet
loss yang seminim mungkin.
Untuk menjamin pemrosesan yang cepat dalam network, maka ATM header hanya
memiliki fungsi yang sangat terbatas. Fungsi utama dari header adalah untuk identifikasi
virtual connection (virtual connection identifier =VCI) yang dipilih pada saat dilakukan call
setup dan menjamin routing yang tepat untuk setiap paket didalam network serta
memungkinkan multiplexing dari virtual connection virtual connection berbeda melalui
satu link tunggal.
Selain fungsi VCI, sejumlah fungsi lain yang sangat terbatas juga dilakukan oleh header,
terutama terkait dengan fungsi pemeliharaan. Karena fungsi header diabatasi, maka
implementasi header processing dalam ATM node sangat mudah / sederhana dan dapat
dilakukan pada kecepatan yang sangat tinggi (150 Mbps sampai 2.5 Gbps) dan hal ini akan
menyebabkan processing delay dan queuing delay yang rendah.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi ukuran buffer internal dalam switching node, dan
untuk membatasi queuing delay yang terjadi pada buffer tersebut. Buffer yang kecil akan
menjamin delay dan delay jitter rendah, hal ini diperlukan untuk keperluan service-service
real time.
1.2. Arsitektur Protokol ATM (Asynchronous Trasnfer Mode)
Pada sistem telekomunikasi modern, model OSI telah digunakan untuk menjelaskan
organisasi dari seluruh fungsi-fungsi komunikasi dengan pendekatan layer (layer approach).
Fungsi fungsi dari layer dan hubungan layer satu dengan lainnya dijelaskan dalam suatu
Ptotocol Reference Model (PRM).
Penjelasan PRM untuk BISDN dijelaskan pada rekomendasi ITU-T I.321. BISDN PRM
terdiri dari tiga plane, yaitu :
1. User Plane
2. Control Plane
3. Management Plane
Management plane meliputi dua jenis fungsi yaitu :
Seluruh fungsi manajemen yang terkait dengan keseluruhan sistem akan ditempatkan
dalam plane management yang bertanggung jawab untuk menyediakan koordinasi diantara
seluruh plane yang ada. Pada plane ini tidak digunakan struktur layer (layered structure).
Pada layer management digunakan struktur layer. Layer management melakukan fungsifungsi manajemen yang terkait dengan resources dan parameter-parameter yang ada dalam
protocol entity (misalkan : meta signalling). Layer management menangani aliran informasi
OAM (Operation and Maintenance) yang spesifik untuk setiap layer.
User Plane menyediakan fungsi pengiriman/transfer informasi user, dan meliputi seluruh
mekanisme yang terkait transfer informasi misalnya flow kontrol dan error recovery. Didalam
user plane digunakan pendekatan layer.
Control Plane bertanggung jawab terhadap fungsio-fungsi call control dan connection
control yang mana fungsi-fungsi ini merupakan seluruh fungsi signalling yang sangat penting
dalam melakukan connection / call setup, connection / call supervise, dan connection/ call
release. Didalam control plane juga digunakan pendekatan layer.
Berbasis cell
Cell-cell tersebut ditempatkan dalam sistem transmisi dengan mengacu pada metode
mapping yang telah distandardisasi. Sebagai tambahan, ATM Forum juga
menambahkan FDDI (Fiber Distributed Data Interface) sebagai option untuk usernetwork interface.
Cell multiplexing/demultiplexing, pada arah kirim cell-cell dari VP (Virtual Path) dan VC
(Virtual Channel) individual akan dimultiplexing menghasilkan suatu cell stream. Pada
sisi terima fungsi cell demultiplexing akan memisahkan cell stream yang diterima
menjadi cell flow individual ke VP dan VC terkait.
Translasi VPI dan VCI. Translasi VPI (VP Identifier) dan VCI dilakukan di ATM
switching node. Didalam VP node nilai dari VPI field dari setiap incoming cell akan
ditranslasikan ke nilai VPI yang baru untuk outgoing cell. Pada VC switch baik nilai VPI
maupun VCI akan ditranslasikan ke nilai VPI dan VCI yang baru.
10
Pembangkitan / pemisahan cell header, fungsi ini diterapkan pada titik-titik terminasi dari
ATM layer. Pada arah kirim, pada field informasi yang telah diterima dari AAL
ditambahkan ATM cell header (kecuali field HEC) dan nilai VPI serta VCI dari cell
header dapat diperoleh dengan melakukan translasi dari SAP (Service Access Point)
identifier. Pada arah terima, fungsi pemisahan cell header akan memisahkan cell header ,
dan hanya filed informasi saja yang diteruskan ke AAL.
Generic Flow Control (GFC). Fungsi GFC hanya digunakan pada BISDN UNI (User
Network Interface) saja. GFC digunakan untuk mendukung kontrol dari ATM traffic flow
dalam satu customer network dan dapat digunakan untuk mengurangi kondisi-kondisi
overload pada UNI. Informasi GFC ditumpangkan dalam assigned cell dan unassigned
cell.
11
BAB II
Kategori Layanan ATM (Asynchronous Transfer Mode)
Asinkron adalah nama sebuah jaringan khusus. Asynchronous Transfer Mode
merupakan sebuah teknologi lapisan 2, yang dapat digunakan oleh siapa saja, namun
sekaligus merupakan sebuah jaringan publik sebagaimana halnya Internet, dengan sistem
pengalamatan yang dikelola secara rapi, sehingga setiap perangkat di dalam jaringan dapat
memiliki sebuah identitas yang unik.
Kategori Layanan ATM (Asynchronous Transfer Mode :
a. Layanan real-time
CBR
(Constant Bit-Rate)
RT-VBR
(Real-Tiime Variable Bit-Rate)
b. Layanan non real-time
NRT-VBR
(Non Real-Time Variable Bit-Rate)
ABR
(Available bit-Rate)
UBR
(Unspecified Bit-Rate)
c. Layanan AAL (ATM Adaption Layer)
2.1.
Layanan Real-Time
Perbedaan yang paling utama antar aplikasi berhubungan dengan jumlah penundaan dan
variasi penundaan, dikenal sebagai kerlipan. Penerapan Real-Time secara khas melibatkan
suatu alir informasi persis sama benar dengan pemakai yang dimaksudkan untuk reproduksi
yang mengalir pada suatu sumber. Sebagai contoh, seorang pemakai mengharapkan suatu
arus dari audio atau informasi video untuk disediakan secara berlanjut dengan lembut.
Aplikasi yang melibatkan interaksi antara orang-orang mempunyai batasan yang ketat pada
penundaan. Secara khas, penundaan apapun yang bernilai ratusan milidetik menjadi
mengganggu dan nyata. Maka, permintaan di jaringan ATM untuk menswitch dan
mengirimkan data yang realtime adalah tinggi.
2.1.1. Constant Bit Rate (CBR)
Layanan CBR adalah adalah layanan yang paling sederhana untuk digambarkan. CBR
digunakan oleh aplikasi yang memerlukan suatu data yang ditetapkan secara terus-menerus
yang tersedia sepanjang sambungan dan batas atasnya relatif ketat pada penundaan. CBR
biasanya digunakan untuk informasi video dan audio yang tidak dimampatkan. Contoh
aplikasi CBR meliputi: Videoconferencing, Interaktif audio, Distribusi Audio/Video
(televisi).
2.1.2. Real-Time Variable Bit Rate (RT-VBR)
RT-VBR dimaksudkan untuk aplikasi time-sensitive yaitu, yang menuntut dengan ketat
pembatasan penundaan dan variasi penundaan. Perbedaan yang paling mendasar antara
aplikasi dengan RT-VBR dan CBR adalah bahwa aplikasi pemancaran RT-VBR pada sebuah
rate yang bervariasi terhadap waktu. Sumber RT-VBR dapat ditandai seperti bursty. Sebagai
contoh, bahwa pendekatan yang baku ke tekanan video menghasilkan urutan dari bingkai
gambar dari bermacam-macam ukuran. Sebab video yang real-time memerlukan suatu
transmision rate bingkai yang seragam, tingkat tarip data yang nyata bervariasi.
12
Layanan RT-VBR mengijinkan jaringan lebih fleksibel dibanding CBR. Jaringan bisa
secara statistik terdiri dari banyak bagian sambungan dengan kapasitas yang disajikan sama
dan masih menyediakan layanan yang diperlukan bagi masing-masing sambungan.
2.2.
Jasa non-real-time dimaksudkan untuk aplikasi yang mempunyai karakteristik bursty lalu
lintas dan tidak mempunyai batasan yang ketat pada penundaan dan variasi penundaan.
Maka, jaringan mempunyai fleksibilitas yang lebih besar di dalam menangani arus lalu lintas
dan dapat membuat penggunaan yang terdiri dari banyak bagian untuk meningkatkan
efisiensi jaringan.
2.2.1. Non-Real Time Variable Bit Rate (nrt-VBR)
Karena beberapa aplikasi yang non-real-time, hal ini memungkinkan untuk menandai arus
lalu lintas sedemikian sehingga jaringan dapat menyediakan QoS pada area kerugian dan
penundaan. Aplikasi seperti itu dapat menggunakan layanan NRT-VBR. Dengan layanan ini,
sistem akhir menetapkan suatu tingkat tarip sel puncak, rata-rata tingkat tarip sel, dan suatu
ukuran dari bagaimana bursty atau clumped sel dimungkinkan.
Dengan informasi ini, jaringan dapat mengalokasikan sumber daya untuk menyediakan
penundaan secara relatif rendah dan kerugian sel yang minimal. Contoh layanan NRT-VBR
meliputi reservasi perusahaan penerbangan, transaksi perbankan, dan proses monitoring.
2.2.2. Unspecified Bit Rate (UBR)
Jumlah kapasitas dari suatu jaringan ATM yang dipakai dalam membawa CBR dan dua
jenis lalu-lintas VBR selalu ditambah. Penambahan kapasitas tersedia untuk satu atau keduaduanya dengan pertimbangan:
1. Tidak semua dari total sumber daya telah merasa terikat dengan CBR dan lalulintas VBR.
2. Bursty nature dari lalu-lintas VBR berarti bahwa, pada beberapa waktu, kurang
dari kapasitas yang dilakukan telah digunakan.
Semua kapasitas yang tak terpakai ini bisa tersedia untuk layanan UBR. Layanan ini
pantas untuk aplikasi yang dapat memaklumi keterlambatan dan kerugian sel. Dengan UBR,
sel disampaikan pada suatu first-in-first-out (FIFO) yang menggunakan kapasitas yang
dikonsumsi oleh jasa yang lain Contoh aplikasi UBR meliputi: Text/Data/Image transfer,
messaging, distribusi, retrieval, dan remote terminal.
2.2.3. Available Bit Rate (ABR)
Untuk meningkatkan layanan yang disajikan bagi sumber bursty yang akan menggunakan
UBR, layanan ABR telah digambarkan. Suatu penggunaan aplikasi ABR menetapkan peak
cell rate (PCR) yang akan digunakan dan minimum cell rate (MCR) yang diperlukan.
Jaringan mengalokasikan sumber daya sedemikian sehingga semua aplikasi ABR menerima
sedikitnya sama dengan kapasitas MCR.
Kapasitas manapun yang tak terpakai kemudian dibagi secara adil dan mode yang
terkendali antar semua sumber ABR. Mekanisme ABR menggunakan umpan balik yang
13
eksplisit ke sumber untuk meyakinkan bahwa kapasitas secara wajar dialokasikan. Kapasitas
manapun yang tidak digunakan oleh ABR disediakan untuk lalu-lintas UBR.
Suatu contoh dari suatu aplikasi penggunaan ABR adalah interkoneksi LAN. Dalam hal
ini, sistem akhir yang dihubungkan dengan jaringan ATM adalah router. Gambar dibawah
memperlihatkan bagaimana suatu jaringan mengalokasikan sumber daya selama suatu
periode posisi mantap dari waktu (tidak ada penambahan atau pengurangan virtual channel).
14
protokol yang dibangun di atas kemampuan manajemen lalu-lintas dari lapisan ATM. Maka,
perancangan AAL protokol harus berhubungan dengan kategori layanan yang dapat dilihat
pada Tabel.
15
Suatu higher-layer dari data adalah encapsulated unit data protokol yang tunggal. Protocol
data unit (PDU) terdiri dari higher-layer data dan mungkin suatu header dan informasi yang
berisi informasi protokol level CS. CS PDU kemudian melewatkan hingga ke lapisan SAR
dan terbagi-bagi ke dalam sejumlah blok. Masing-masing dari blok ini adalah encapsulated
pada 48-octet SAR PDU yang tunggal, yang meliputi header dan suatu kereta gandeng
sebagai tambahan terhadap blok dari data yang dilewati dari CS. Akhirnya, masing-masing
SAR PDU membentuk muatan payload dari ATM sel yang tunggal.
Pada awalnya, ITU-T menggambarkan satu tipe protokol untuk masing-masing kelas
layanan, yang disebut tipe 1 sampai tipe 5. Masing-masing jenis protokol terdiri dari dua
protokol, satu di CS sub-layer dan satu di SAR sub-layer. Tipe 3 dan 4 telah digabung dengan
tipe 3/4, dan suatu jenis yang baru, yaitu tipe 5. Dalam semua kasus, suatu blok data dari
lapisan yang lebih tinggi adalah encapsulated ke dalam suatu PDU di CS sub-layer. Sub-layer
ini dikenal sebagai common part convergence sublayer (CPCS), masih terbuka kemungkinan
tambahan, fungsi yang khusus mungkin dilakukan level CS. CPCS PDU kemudian
melewatkan ke SAR sub-layer, di mana hal tersebut menghancurkan blok payload. Masingmasing blok payload dapat berkait dengan suatu SAR PDU, yang mempunyai total panjang
48 byte. Masing-masing 48 byte SAR PDU berkait dengan ATM sel yang tunggal.
16
BAB III
Kelebihan ATM (Asynchronous Transfer Mode)
3.1. Label Switching
Dalam protokol ATM akan sangat sesuai menggunakan label switching karena pada label
switching bekerja dengan cara memeriksa 3 lapisan header apabila satu paket diterima
daripada router, dan menghantarkan paket tersebut ke hop (node) yang seterusnya
berdasarkan destinasi yang diinginkan. Label switching ini akan memberikan keputusan
dalam proses pengiriman ATM.
Di dalam label switching, alamat dari ketiga lapisan akan dipetakan kepada pengecam
yang lebih singkat yang dinamakan dengan label. Apabila satu paket dilalukan ke hop
seterusnya label tersebut akan dihantarkan secara bersama-sama sebagai bagian dari header
untuk memperbolehkan router menggunakan data yang ingin digunakan dan untuk
mengetahui perjalan hop seterusnya. Dalam ATM label dibentuk dengan menggunakan 24 bit
medan Virtual Path Identifier (VPI) dan Virtual Connections Identifier (VCI). Label
switching mempunyai banyak kelebihannya; diantaranya adalah ia lebih mudah untuk
membina satu label switching router kerana paket yang digunakan boleh dilalui oleh label
sebagai indeks ke dalam switch memory untuk menentukan hop seterusnya dan juga karena
label adalah lebih ringkas berbanding alamat IP. Kedua, jika paket IP dilalukan melalui dua
titik akhir dalam sebuah rangkaian ATM yang menggunakan cara tradisional, sehingga perlu
untuk disambungkan dalam sesuatu konfigurasi full mesh antara suis ATM ataupun
pemintaan melalui suis laluan maya (Switched Virtual Channel - SVC) harus diwujudkan
menggunakan protokol yang sesuai.
Label switching tidak memerlukan penyambungan mesh yangbegitu rumit dan ia juga
mampu mengurangi bilangan router yang diperlukan untuk berkomunikasi antara satu sama
lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan label switching maka proses
pengiriman dalam ATM akan lebih cepat dan melibatkan kos yang lebih rendah. Ketiga, label
switching disekitar ATM kurang lebih sama dengan protokol lain sehingga bukan suatu yang
mustahil untuk menggunakan cara yang sama untuk penghantaran paket dan juga pengurusan
rangkaian.
3.2. Low Latency
Salah satu ciri penting dari ATM adalah rendahnya penyembunyian dari kapasitas untuk
merentangi LAN dan WAN. Hal ini disebabkan oleh paket-paket yang terdapat dalam lapisan
ATM yang mempunyai panjang yang tetap. Gambar (a) menunjukkan bagaimana sebuah
server yang memiliki 3 input yang berlainan. Dimana 3 input tersebuat diandaikan memiliki
ukuran yang tetap. Paket-paket dalam sambungan input mungkin dikirimkan secara acak
kepada sambungan input yang lain. Sekiranya server mengimbas input setiap d saat, dimana d
merupakan panjang paket tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap paket input ialah d/2
saat.
17
Gambar 4. Penjadualan 1
Penjadualan yang sempurna adalah bukan suatu yang mustahil di sini karena ukuran
dari setiap paket yang dinamakan priori. Sebagai contoh, sekiranya kadar data di setiap
sambungan input ialah 25Mb/s, maka untuk 53-oktet sel ATM, masa perkhidmatan ialah
16.96 mikro saat dan purata kelewatan ialah 8.48 mikrosaat. Maka langkah selanjutnya dapat
kita lihat pada gambar (b) dimana paket input yang terdapat didalamnya memiliki paket input
yang berbeda ukuran. Andaikan l adalah nilai minimum dan m adalah nilai maksimum.
Keadaan ini akan diaplikasikan dalam penggunaan Ethernet. Dalam kes seperti ini, server
terpaksa mengimbas data secara berterusan untuk menyesuaikan panjang antara setiap paket,
sekiranya tidak diimbas dengan cara ini, paket akan ditahan dalam jangka masa yang lama.
Gambar 5. Penjadualan 2
18
19
BAB IV
Contoh Kasus ATM (Asynchronous Transfer Mode)
Teknologi ATM akan mempengaruhi banyak segmen sosial, seperti menyentuh sisi
konsumen, pelayanan umum, dan pasar komersial. Semua sektor akan diuntungkan oleh
ATM dengan meningkatkan kualitas hidup dan keseluruhan produktivitas.
Aplikasi ATM di sisi konsumen meliputi bidang hiburan, telecommuting, hone
shopping, katalog dan multimedia on line, Electronic mail, sistem multimessaging, aplikasi
multimedia interaktif, dan games.
Aplikasi ATM di sisi pelayanan umum ialah sebagai media belajar jarak jauh,
perpustakaan video, training melalui video, video conferencing, dan lain-lain.
Aplikasi di sisi pasar komersial meliputi : LAN, WAN, Telemedicine, Distributed
Data Access, Large File Transfer, Electronic Publishing, Financial Reporting, Integrated
Voice, Terminal to Mainframe Computing, Video and Data Multiplexing, CD Room server,
Inventory Control System, dan lain-lain.
20
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]