Professional Documents
Culture Documents
Nama
NIM
Kelompok
Anggota(NIM)
: Hansen
: 13713061
:5
: Frederikus Niko Sutandi
(13713031)
Muhammad Fidel Adriana (13713034)
Rian Didik Andika
(13713057)
Tanggal Praktikum
: 16 Maret 2016
Tanggal Penyerahan Laporan : 21 Maret 2016
Nama Asisten (NIM)
: Ahmad Hafizh Bayhaqi (13712002)
BAB I
Pendahuluan
1.1.
Tujuan Praktikum
Mencari kekuatan tarik dari komposit dengan proses wet hand lay up
dan compression molding
Mencari fraksi volume matriks dan serat dari komposit yang dibuat
dengan menggunakan proses wet hand lay up dan compression
molding
1.2.
Latar Belakang
Pada jaman yang sudah berkembang ini, kebutuhan manusia akan semakin
beragam dan memiliki spesifikasi sifat material yang semakin tinggi. oleh
karena itu, material yang memiliki kekuatan tinggi namun memiliki densitas
yang tinggi, yang selama ini telah digunakan tidak mencukupi spesifikasi sifat
material yang diinginkan pada jaman ini. Maka, dikembangkanlah material
dari 2 atau lebih jenis material dengan cara digabungkan yang telah kita kenal
pada saat ini dengan sebutan material komposit.
Saat ini, material komposit ini memiliki perkembangan yang cukup pesat
dan penggunaan dari material komposit ini cukup tinggi di dunia ini. Material
komposit ini memang memiliki kekuatan yang tinggi dengan densitas yang
dapat dibilang sangat rendah dibandungkan dengan material logam dan
keramik. Aplikasinya dapat digunakan pada bidang aircraft, oil and gas,
building structure, etc.
Oleh karena material komposit ini masih berkembang, kami mahasiswa
teknik material ITB ingin mempelajari dan meneliti sebagian kecil dari sifat
dari material komposit.
BAB II
Dasar Teori
Komposit dapat dibuat dengan proses wet hand lay up, compression molding,
vacuum assisted resin infusion, pultrusion dan sebagainya. Proses wet hand lay
up:
Pertama, wax diberikan sebagai gel agar
komposit tidak menempel pada cetakan. Lalu
taruh serat diatas cetakan dan resin dituang ke
atas serat. Setelah itu, serat dan resin si roll
dengan tangan agar impregnasi terjadi dan
resin dan serat menyatu.
Source :
http://www.designinsite.dk/gifs/pb0102.jpg
Kualitas produk dari proses ini sangatlah bergantung pada skill dari pembuatnya.
http://www.sinotech.com/images/compressionTransfer2.gif
untuk compression moding, pertama coating gel dioleskan pada cetakan lalu serat
dan resin diratakan diatas cetakan, setelah itu diberi penekanan dengan tutup dari
cetakan dan didiamkan selama waktu yang dibutuhkan agar resin sepenuhnya
curing. Proses pembuatan komposit ini memiliki kualitas yang lebih baik dari
proses wet hand lay up secara umumnya karena penekanan yang diberikan akan
menyebabkan impregnasi dapat menjadi lebih baik dan membuang matriks
berlebih agar fraksi volume serat lebih tinggi.
BAB III
Data Percobaan
Data Percobaan:
Spesimen: komposit dengan wet hand lay up
Panjang
: 149 mm
Lebar
: 15 mm
Tebal
: 2.29 mm
Kekuatan tarik
: 7400N
Massa komposit
: 1,76 gram
Volume komposit
: 1 mL
Massa serat
: 0,933 gram
: 155 mm
Lebar
: 25,56 mm
Tebal
: 1,25 mm
Kekuatan tarik
: 9200 N
Massa komposit
: 1,3 gram
Volume komposit
: 1 mL
Massa serat
: 0,884
Spesimen: poliester
Tebal
: 6.69
Lebar
: 12.99 mm
Kekuatan tarik
: 1750 N
Massa matriks
: 5,26 gram
Volume matriks
: 4 mL
Pengolahan data :
A. Uji tarik
Spesimen: komposit dengan wet hand lay up
Tegangan maks yang dialami: 129,26 MPa
Spesimen polyester
Tegangan maks yang dialami: 20,14 MPa
BAB IV
Analisis Data
Pada percobaan kali ini, dapat kita lihat bahwa kekuatan tarik dari
komposit jauh lebih tinggi dari pada kekuatan tarik dari matriks itu sendiri.
Kekuatan tarik dari komposit mencapai 6 kali lipat bahkan lebih banyak jika
menggunakan proses compression molding. Hal ini disebabkan karena serat
memberikan kontribusi pada komposit sehingga komposit memiliki kekuatan
yang tinggi. kekuatan antarmuka dari matriks dan serat tergolong bagus karena
jika tidak ada ikatan interface ini maka komposit akan menjadi lemah.
Selain itu, kekuatan tarik spesimen komposit dengan compression molding
lebih kuat daripada yang dibuat dengan metode wet hand lay up. Hal ini karena
pada compresion molding, fraksi volume dari serat lebih tinggi, selain itu juga
karena tekanan, impregnasi matriks kedalam serat menjadi lebih baik sehingga
memiliki kekuatan yang lebih tinggi dengan luas area yang lebih kecil.
Pada pengujian, terdapat perbedaan kekuatan dengan perhitungan dimana
pengujian lebih rendah daripada perhitungan. Hal ini disebabkan karena luas area
yang tidak merata di sepanjang spesimen dan juga bentuk permukaan yang tidak
rata dapat menyebabkan konsentrasi tegangan. Konsentrasi tegangan juga
diakibatkan oleh void yang ada di dalam komposit.
Dapat dilihat pada bentuk patahan spesimen bahwa patah yang terjadi
adalah patah getas. Hal ini dikarenakan baik matriks maupun serat memiliki sifat
yang getas. Dan juga pada komposit patahan tidak sempurna karena tidak semua
serat mengalami rupture sehingga masih terikat hanya saja memiliki kekuatan
yang rendah.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
Kekuatan tarik dari komposit
Dengan wet hand lay up
: 129,26 MPa
Dengan compression molding: 287,95 MPa
Fraksi volume serat dan matriks komposit
Dengan wet hand lay up
: fraksi serat 0,36 dan fraksi matriks 0,566
Dengan compression molding: fraksi serat 0,343 dan fraksi matriks 0,285
Saran :
Untuk selanjutnya disarankan agar parameter matriks ditambah dengan
menggunakan epoxy
Dicoba pembuatan komposit dengan metoda spray up dengan wet hand lay
up
Jawaban:
1. Berdasarkan dari prosesnya,
Wet hand lay up : memiliki kualitas yang sangat bergantung
pada
kemampuan dari pembuatnnya.
Compression molding:
kualitasnya relatif lebih baik dari wet
hand lay up karena adanya pemberian
tekanan pada resin sehingga fraksi serat
produk lebih tinggi dan ikatan interface lebih
baik.
VARI:
proses ini memiliki kualitas yang lebih baik
lagi karena menggunakan bantuan dari
ruang vacuum, maka proses penekanan resin
menjadi lebih baik dan impregnasi menjadi
lebih baik. Proses ini mudah dilakukan untuk
komposit dengan bentuk yang kompleks.
2.
Faktor-faktor:
Fraksi volume serat dan matriks
Matriks dan serat memiliki sifat material yang berbeda.
Semakin tinggi fraksi volume serat, maka semakin
mendekati serat lah sifat dari komposit tersebut. Begitu
pula dengan matriks.
Orientasi serat
Lampiran