Professional Documents
Culture Documents
Aplikasi Fungsi Linear Dalam Ilmu Ekonom
Aplikasi Fungsi Linear Dalam Ilmu Ekonom
Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
1211508621
1211508589
1211508551
1211508578
1211508594
a
b
a
b
a
Dalam persamaan diatas terlihat bahwa variabel P (price/harga)
mempunyai tanda
yang berlawanan dengan variabel Q (quantity/jumlah). Gerakan harga berlawanan
arah dengan gerakan jumlah menyebabkan kurva permintaan berlereng negatif.
Hukum Permintaan :
Apabila harga naik maka jumlah yang diminta akan berkurang.
Apabila harga turun maka jumlah yang diminta akan bertambah.
Contoh Soal 1 :
10 buah barang A terjual jika harganya Rp. 80,-/buah. Sedangkan jika harga barang A
Rp. 60,-/buah, terjual 20 buah. Tentukan persamaan dan kurva permintaannya!
Penyeleseian :
Q1 = 10
P1 = 80
Q2 = 20
P2 = 60
Menggunakan rumus persamaan garis melalui dua titik :
P P1
P2 P1
Q Q1
Q2 Q1
(0,100)
60 80
Q 10
20 10
P 80 2Q 20
P 80
P 2Q 100
2Q 100 P
(50,0)
Jika P = 0
2Q = 100 0
Jika Q = 0
2(0) = 100 P
Q = 50
P = 100
A (50,0)
B (0,100)
b. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran menghubungkan antara variabel harga dan variabel jumlah
barang/jasa yang ditawarkan. Bentuk umum fungsi penawaran antara lain :
P
Q = - a + bP
Atau
P=
a
b
a
Q
b
Dalam persamaan diatas terlihat bahwa variabel P (price/harga) mempunyai tanda
a
yang sama dengan variabel Q (quantity/jumlah), yaitu sama-sama positif. Gerakan
harga searah dengan gerakan jumlah menyebabkan kurva penawaran berlereng
positif.
Hukum Penawaran :
Apabila harga naik jumlah yang ditawarkan akan bertambah.
Apabila harga turun jumlah yang ditawarkan akan berkurang.
Contoh Soal 2 :
Apabila harga barang A Rp. 75,- barang yang tersedia di pasar 100 buah. Apabila
harga barang A Rp. 50,- maka barang yang tersedia di pasar hanya 50 buah.
Penyeleseian :
Q1 = 100
P1 = 75
Q2 = 50
P2 = 50
Menggunakan rumus persamaan garis melalui dua titik :
P P1
P2 P1
Q Q1
Q2 Q1
50 75
Q 100
50 100
1
P 75 Q 50
2
(-50,0)
1
1
P Q 25 P Q 25 x 2 2 P Q 50
2
2
Q 50 2 P
P 75
Jika P = 0
Q = - 50 + 2(0)
Jika Q = 0
0 = - 50 + 2P
Q = - 50
2P = 50
(0,25)
A (- 50,0)
P = 25
B (0,25)
c. Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar (equilibrium) terjadi jika jumlah barang yang diminta di pasar
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Persamaan kesimbangan pasar secara
matematik :
Qd=Qs
Qd
: jumlah permintaan
Qs
: jumlah penawaran
E
: titik keseimbangan
Pe
: harga keseimbangan
Qe
: jumlah keseimbangan
Pe
0
Excess Supply
E
Excess Demand
Qe
Qs
Qd
Harga barang C di pasar terjadi pada harga Rp 500,00 dengan jumlah penawaran dan
permintaan masing-masing 50 unit dan membentuk keseimbangan pasar.
Ketika kebijakan harga maksimum diberlakukan, harga turun menjadi Rp 400,00
sehingga menyebabkan naiknya permintaan menjadi 60 unit. Di sisi lain
mengakibatkan turunnya jumlah penawaran menjadi 20 unit. Sehingga jumlah
permintaan lebih besar daripada penawaran sebesar :
60 20 unit = 40 unit (Excess demand).
Contoh Soal 3 :
Tentukan titik keseimbangan dari persamaan permintaan P = 12 2Q dan persamaan
penawaran P = 3/2Q + 2!
Penyeleseian :
Permintaan : P = 12 2Q
Penawaran : P = 3/2Q + 2
Qd QS
Qd = 6 1/2P
Qs = 2/3P 4/3
P
(0,12)
6 12 P 23 P 43
P = 3/2Q + 2
43
18 4
P
6
3
22 6
P
3 7
44
2
P
6
7
7
1 44 42 22 20
6
Q 6
2
2 7
7
7
7
6
7
E (2
(0,2)
,6
2(- 4/3,0)
7 )
6
7
P = 12 2Q
0
(6,0)
Pengaruh pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual
barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak (t), produsen akan berusaha
mengalihkan sebagian beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan jalan
menawarkan harga jual yang lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak.
Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ maka sesudah pajak akan
menjadi P = a + bQ + t = ( a + t ) + bQ atau Q =
a
b
1
b
(P t).
Contoh Soal 4 :
Fungsi permintaan akan suatu barang Q + P = 5 sedangkan penawarannya 2Q P = 5,5.
Terhadap barang tersebut dikenakan pajak 3 per unit. Berapa harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan sebelum pajak, dan berapa pula harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan sesudah pajak?
Penyeleseian :
Sebelum Pajak :
Permintaan : Q + P = 5
Penawaran
: 2Q P = 5,5
Q=5P
Q = 2,75 + 0,5P
Keseimbangan Pasar :
Qd = Qs
5 P = 2,75 + 0,5P
1,5P = 2,25
P = 1,5
Q=5P
Q = 5 1,5
Q = 3,5
E(3
1
2
,1
1
2
Q=5P
(persamaan permintaannya tetap)
P = 2Q 5,5
P = 2Q 5,5 + 3
P = 2Q 2,5
Q = 0,5P + 1,25
Keseimbangan Pasar :
Qd = Qs
5 P = 0,5P + 1,25
1,5P = 3,75
P = 2,5
Q = 5 2,5
Q = 2,5
1
2 ,2
Titik keseimbangan E ( 2
Q=5P
Jadi, sesudah pajak : Pe = 2,5 dan Qe = 2,5
E ( 2
1
2
,2
1
2
1
2
Qs
Qs
Catatan :
-
(0,5)
E (2
E (3
(2
(0,- 2 0
1
2 5)
(0,-
1
2
3
4 ,
(5,0)
(2
3
4
,
1
2 ,
Q
Qd
1
Karena produsen mengalihkan sebagian beban pajak kepada konsumen melalui harga
2 )
jual yang lebih tinggi, akhirnya beban pajak ditanggung bersama oleh produsen maupun
konsumen. Adapun besarnya bagian beban pajak untuk konsumen dan produsen, serta
jumlah pajak yang diterima pemerintah dapat diketahui melalui persamaan berikut ini :
Pajak Konsumen
Ket :
tk = pajak konsumen
Pajak Produsen
:
Pe = harga keseimbangan sesudah
tp = t tk
pajak
Pajak Diterima Pemerintah :
Pe = harga keseimbangan sebelum
T = Qe x t
pajak
tp = pajak produsen
Contoh Soal 5 :
t = pajak per unit barang
Berdasarkan contoh soal 4, tentukan masing-masing nilai pajak konsumen, pajak
T = pajak yang diterima pemerintah
produsen, dan jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah!
Penyeleseian :
Pajak Konsumen
: tk = 2,5 1,5 = 1/ unit
Pajak Produsen
: tp = 3 1 = 2/ unit
Pajak Diterima Pemerintah : T = 2,5 x 3 = 7,5
tk = Pe Pe
Ket :
sk = pajak konsumen
Pe = harga keseimbangan sesudah
pajak
Pe = harga keseimbangan sebelum
pajak
sp = pajak produsen
S = Qe x s
s = pajak per unit barang
Contoh Soal 6 :
S = pajak subsidi
yang diterima
Berdasarkan persamaan pada Contoh Soal 4, pemerintah memberikan
sebesarpemerintah
1,5
Qe = jumlah keseimbangan setelah
per unit. Hitunglah :
1) Keseimbangan pasar setelah subsidi.
3) Subsidi yang diberikan pemerintah.
4) Subsidi untuk konsumen.
5) Subsidi untuk produsen.
Penyelesaian :
1) Diketahui keseimbangan pasar sebelum subsidi =
1
1
Pe = 1,5 dan Qe = 3,5
E(3 2 ,1 2 )
Keseimbangan pasar setelah subsidi
Fungsi penawaran baru setelah subsidi adalah :
Permintaan : Q + P = 5
Q=5P
(persamaan permintaannya tetap)
Penawaran : 2Q P = 5,5
P = 2Q 5,5
P = 2Q 5,5 1,5
P = 2Q 7
Q = 0,5P + 3,5
Keseimbangan Pasar :
Qd = Qs
5 P = 0,5P + 3,5
1,5P = 1,5
P=1
Q=5P
Q=51
Q=4
Titik keseimbangan E ( 4 , 1 )
Qs
E ( 4 , 1 )
Catatan :
- Pemberian subsidi spesifik sebesar s,
kurva penawaran bergeser sejajar ke
bawah dengan penggal yang lebih
kecil (lebih rendah) pada sumbu
harga.
Qs
(0,5)
(2
1
E (3 E
2 ( ,4,1 )
3
(3
(5,0)
4
1
2 ,
Q
Qd
(0,- 5
1
(0,- 7)
2 )
2) Variabel cost atau biaya variabel (VC) adalah fungsi biaya yang berubah-ubah yang
besarnya bergantung dari jumlah barang yang diproduksi. Jadi : VC = f(Q)
merupakan hasil kali antara biaya produksi per unit dengan jumlah barang yang
diproduksi.
VC = f ( Q ) = vQ dengan v : lereng kurva VC dan kurva C
3) Total Cost, dilambangkan dengan C (Cost) atau TC (Total Cost) merupakan
penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel.
TC = FC + VC = k + vQ
Contoh Soal 6 :
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp. 1.000.000,-.
Sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 500Q. Tunjukkan
persamaan dan kurva biaya totalnya! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika
perusahaan tersebut memproduksi 9.000 unit barang?
Penyeleseian :
FC = 1.000.000
TC = FC + VC = 1.000.000 + 500Q
VC = 500QTC
Jika Q = 9.000, TC = 1.000.000 + 500 (9.000) = 5.500.000
= 500 (9.000) = 4.500.000
TC =1.000.000 + 500Q
5.500.000
VC = 500Q
4.500.000
FC
9.000
Q
Catatan0 :
1.000.000
- Kurva biaya tetap (FC) berupa sebuah garis lurus sejajar sumbu jumlah
- Kurva biaya variabel (VC) berupa sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula
dari titik pangkal
Fungsi Penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau fungsi hasil penjualan,
dilambangkan dengan R (Revenue) atau TR (Total Revenue). Fungsi Penerimaan
merupakan fungsi dari output :
Fungsi penerimaan
hasil kali
harga
jual per
unit
dengan
jumlah barang
TR= merupakan
R = f (Q) dengan
Q :antara
jumlah
produk
yang
laku
terjual
yang diproduksi dan laku dijual.
Fungsi penerimaan bukan saja melambangkan
TR = Q x Pjumlah
= f (Q)barang yang dihasilkan, tetapi juga
melambangkan jumlah barang yang terjual dengan asumsi bahwa perusahaan selalu
berhasil menjual setiap barang yang dihasilkan.
Contoh Soal 7 :
Berdasarkan Contoh Soal 6, tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total
perusahaan, serta besarnya penerimaan jika harga jual barang dari perusahaan Rp. 1000,per unit!
Penyeleseian :
TR = Q x P
TR = Q x 1000
TR = 1000QTR
TR = 1000Q
9.000.000
4.500.000
4.500
Catatan : 0
- Kurva fungsi penerimaan berupa garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik
pangkal
6. Analisis Pulang Pokok/Break Event Point (Titik Impas) 9.000
Setelah diketahui nilai TR
keuntungan ataukah mengalami kerugian. BEP (Break Even Point) atau titik impas
adalah suatu titik atau keadaan dimana suatu perusahaan tidak memperoleh keuntungan
dan juga tidak mengalami kerugian. Dengan kata lain, keuntungan atau kerugiannya
bernilai nol. Jumlah unit yang dihasilkan dalam keadaan BEP dapat ditentukan melalui
rumus :
BEP Q
Biaya Tetap
Harga Jual Per Unit - Biaya Variabel Per Unit
Contoh Soal 8 :
= 0 , TR = TC
Berdasarkan Contoh Soal 6 dan 7, pada tingkat produksi berapa unit perusahaan tersebut
berada dalam posisi pulang-pokok (BEP)? Apa yang terjadi jika perusahaan berproduksi
sebanyak 9000 unit?
Penyeleseian :
= TR TC
BEP :
= 0, TR TC = 0
TR = TC
1000Q = 1.000.000 + 500Q
500Q = 1.000.000
= 2.000
TC
Keuntungan :
= TR TC = 3.500.000
TC, TR,
TR = 1000Q
9.000.000
5.500.000
TC =1.000.000 + 500Q
>0
VC = 500Q
4.500.000
2.000.000
1.000.000
BEP
FC = 1.000.000
<0
2.000
9.000
Posisi BEP pada grafik di atas ditunjukkan pada tingkat produksi 2.000 unit dengan TR
dan TC sama-sama sebesar Rp. 2.000.000,-. Pada tingkat produksi 9.000 unit perusahaan
memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3.500.000,-.
Catatan :
-
= 0) jika TR =
TC dan secara grafik ditunjukkan oleh perpotongan kurva TR dan kurva TC (terlihat
pada grafik di atas).