Professional Documents
Culture Documents
Pemecahan Dormansi
Pemecahan Dormansi
PEMECAHAN DORMANSI
Disusun Oleh :
Nama
NIM
: 135040201111266
Asisten
: Fefira Suci
Kelompok
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Skarifikasi
a. Amplas
b. Bak + pasir
c. Pemotong kuku
2. Stratifikasi
a. Heater
b. Gelas kimia
c. Cawan Petri
Untuk
tempat
benih
yang
akan
diuji
viabilitasnya
d. Germinator
3.1.2 Bahan
1. Skarifikasi
a. Benih Saga
b. Benih Semangka
2. Stratifikasi
a. Benih Kacang Tanah : Untuk bahan perlakuan metode stratifikasi
b. Kertas Merang
3.2.2 Stratifikasi
Menyiapkan 20 benih kacang tanah ( 10 benih sebagai perlakuan, 10
benih sebagai kontrol
Merendam benih pada air yang telah dipanaskan pada suhu 50oC selama
5 menit dalam kondisi tertutup untuk benih perlakuan
Meletakkan benih pada cawan petri dengan dilapisi 2 kertas merang dan
uji perkecambahan benih dengan metode UDK
Menyimpan benih kacang tanah baik yang kontrol maupun perlakuan
pada germinator selama 7 HST
Amati dan dokumentasi
Menghitung daya berkecambah dengan rumus uji viabilitas
selanjutnya
dihitung
presentase
daya
berkecambah
dengan
menggunakan rumus uji vigor. Di kategorikan mana yang termasuk vigor, less
vigor, abnormal dan mati. Mencatat hasil pengamatan tersebut.
3.3.2 Stratifikasi
Hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan benih kacang tanah
sebanyak 20 benih dimana untuk 10 benih digunakan sebagai perlakuan dan
yang 10 benih lagi sebagai kontrol. Selain itu kita menyiapkan kerta merang
sebanyak 4 yang sudah dipotong berbentuk lingkaran dimana dua kertas
merang untuk perlakuan dan dua kertas merang untuk kontrol serta
menyiapakan 2 cawan petri. Setelah benih benih dan cawan tersebut
disiapkan, selanjutnya memanaskan air dengan suhu kira-kira 50oC.Ssetelah air
tersebut mendidih atau sudah panas kita merendam 10 benih sebagai perlakuan
ke dalam air yang telah dipanaskan tersebut selama 5 menit dalam kondisi
tertutup pada gelas kimia. Sembari menunggu perendaman 10 benih sebagai
perlakuan kita menyiapakan 10 benih sebagai kontrol. 10 benih kontol tersebut
diletakkan pada cawan petri yang sudah ada kertas merang dan disusun secara
rapi dengan menggunakan metode UDK. Beri label dan nama kelompok pada
cawan petri tersebut.
Kemudian meletakkan benih kontrol tersebut ke dalam germinator.
Diamati selama 7 HST dan dihitung presentase daya berkecambahnya dengan
rumus uji viabilitas, mana yang termasuk benih normal, benih abnormal, benih
mati, benih segar tidak tumbuh, dan benih keras. Dicatat hasil pengamatannya.
Untuk yang benih perlakuan setelah direndam selama 5 menit pada air
hangat, melakukan hal yang sama pada benih kontrol. Benih diletakkan pada
cawan petri yang sudah dilapisi kertas merang dan disusun secara rapi dengan
menggunakan metode UDK. Setelah semuanya selesai, benih perlakuan
tersebut dimasukkan ke dalam germinator selama 7 HST. Diamati benih
tersebut kemudian menghitung presentase daya berkecambah dengan
menggunakan rumus uji viabilitas, mana yang termasuk benih normal, benih
abnormal, benih mati, benih segar tidak tumbuh dan benih keras. Dicatat hasil
pengamatannya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapatkan kesimpulan bahwa pada metode skarifikasi
benih saga dengan perlakuan amplas hasilnya lebih baik dari pada benih kontrol.
Karena pada benih kontrol semua benih mati atau tidak dapat berkecambah
sedangkan pada benih perlakuan terdapat enam benih yang tumbuh. Selain itu
pada benih semangka yang diberi perlakuan pemotongan ujung benih hasilnya
juga lebih baik dari pada benih kontrol. Terdapat 3 benih mati pada perlakuan dan
8 benih mati pada kontrol. Sehingga pemberian perlakuan pada benih lebih baik
untuk membantu masa pemecahan dormansinya.
Pada metode stratifikasi benih kacang tanah, perlakuan perendaman air
hangat juga lebih baik dari pada yang kontrol. Dilihat pada benih kontrol terdapat
5 benih yang mati dan tumbuh cendawan. Perendaman dengan air hangat dapat
memicu pembentukan hormone sehingga benih dapat berkecambah.
Metode stratifikasi dan skarifikasi terdapat kekurangan dan kelebihan
sehingga untuk menggunakan metode-metode tersebut kita perlu mengetahui
karakteristik benih yang akan di lakukan pematahan dormansi apa sesuai
menggunakan metode skarifikasi atau stratifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Indra.
D.
2009.
Perlakuan
Pemecahan
Dormansi
Benih
pada