You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

PEMECAHAN DORMANSI

Disusun Oleh :
Nama

: Amalia Nisfi Cahyani

NIM

: 135040201111266

Asisten

: Fefira Suci

Kelompok

: I2, Rabu, 13.55-15.15

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Skarifikasi
a. Amplas

: Untuk menghaluskan permukaan biji

b. Bak + pasir

: Untuk media tumbuh benih

c. Pemotong kuku

: Untuk melukai benih

2. Stratifikasi
a. Heater

: Untuk memanaskan air

b. Gelas kimia

: Untuk tempat merendam benih dengan air yang


panas

c. Cawan Petri

Untuk

tempat

benih

yang

akan

diuji

viabilitasnya
d. Germinator

: Untuk tempat perkecambahan benih

3.1.2 Bahan
1. Skarifikasi
a. Benih Saga

: Untuk bahan perlakuan metode skarifikasi

b. Benih Semangka

: Untuk bahan perlakuan metode skarifikasi

2. Stratifikasi
a. Benih Kacang Tanah : Untuk bahan perlakuan metode stratifikasi
b. Kertas Merang

: Untuk substrat atau media perkecambahan

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Skarifikasi
Perlakuan benih saga dan benih semangka
Menyiapkan benih saga dan benih semangka masing-masing 10
biji
Benih saga dan benih semangka sebagai kontrol
Mengamplas benih saga
Memotong bagian ujung benih semangka
Menanam pada bak berisi pasir
Mengamati benih saga dan benih semangka selama 7 HST dan
dokumentasi
Menghitung presentase daya berkecambah dengan rumus uji vigor

3.2.2 Stratifikasi
Menyiapkan 20 benih kacang tanah ( 10 benih sebagai perlakuan, 10
benih sebagai kontrol
Merendam benih pada air yang telah dipanaskan pada suhu 50oC selama
5 menit dalam kondisi tertutup untuk benih perlakuan
Meletakkan benih pada cawan petri dengan dilapisi 2 kertas merang dan
uji perkecambahan benih dengan metode UDK
Menyimpan benih kacang tanah baik yang kontrol maupun perlakuan
pada germinator selama 7 HST
Amati dan dokumentasi
Menghitung daya berkecambah dengan rumus uji viabilitas

3.3 Analisis Perlakuan


3.3.1 Skarifikasi
Pada perlakuan skarifikasi menggunakan benih saga dan benih
semangka, pertama-tama kita menyiapkan benih saga dan benih semangka
masing-masing sebanyak 20. Kemudian benih saga diamplas bagian ujungnya
dengan menggunakan kertas amplas sampai ujung-ujung permukaan benih saga
halus. Untuk benih semangka bagian ujung-ujungnya di potong dengan
menggunakan potongan kuku dengan ukuran yang dibutuhkan. Pada kontrol
benih saga tidak perlu diamplas dan benih semangka tidak perlu di potong
bagian ujungnya.
Setelah semuanya selesai siapkan bak yang berisi pasir. Selanjutnya
tanam benih saga dan benih semangka pada bak tersebut. Benih-benih tersebut
disusun secara rapi. Selanjutnya bak yang telah berisi benih-benih tersebut
diletakkan ditempat yang terkena cahaya matahari atau ditempat yang sudah
ditentukan untuk pengujian vigor. Kemudian dilakukan pengamatan pada benih
saga dan benih semangka selama 7 HST serta didokumentasikan. Setelah 7 hari
langkah

selanjutnya

dihitung

presentase

daya

berkecambah

dengan

menggunakan rumus uji vigor. Di kategorikan mana yang termasuk vigor, less
vigor, abnormal dan mati. Mencatat hasil pengamatan tersebut.
3.3.2 Stratifikasi
Hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan benih kacang tanah
sebanyak 20 benih dimana untuk 10 benih digunakan sebagai perlakuan dan
yang 10 benih lagi sebagai kontrol. Selain itu kita menyiapkan kerta merang
sebanyak 4 yang sudah dipotong berbentuk lingkaran dimana dua kertas
merang untuk perlakuan dan dua kertas merang untuk kontrol serta
menyiapakan 2 cawan petri. Setelah benih benih dan cawan tersebut
disiapkan, selanjutnya memanaskan air dengan suhu kira-kira 50oC.Ssetelah air
tersebut mendidih atau sudah panas kita merendam 10 benih sebagai perlakuan
ke dalam air yang telah dipanaskan tersebut selama 5 menit dalam kondisi
tertutup pada gelas kimia. Sembari menunggu perendaman 10 benih sebagai
perlakuan kita menyiapakan 10 benih sebagai kontrol. 10 benih kontol tersebut
diletakkan pada cawan petri yang sudah ada kertas merang dan disusun secara

rapi dengan menggunakan metode UDK. Beri label dan nama kelompok pada
cawan petri tersebut.
Kemudian meletakkan benih kontrol tersebut ke dalam germinator.
Diamati selama 7 HST dan dihitung presentase daya berkecambahnya dengan
rumus uji viabilitas, mana yang termasuk benih normal, benih abnormal, benih
mati, benih segar tidak tumbuh, dan benih keras. Dicatat hasil pengamatannya.
Untuk yang benih perlakuan setelah direndam selama 5 menit pada air
hangat, melakukan hal yang sama pada benih kontrol. Benih diletakkan pada
cawan petri yang sudah dilapisi kertas merang dan disusun secara rapi dengan
menggunakan metode UDK. Setelah semuanya selesai, benih perlakuan
tersebut dimasukkan ke dalam germinator selama 7 HST. Diamati benih
tersebut kemudian menghitung presentase daya berkecambah dengan
menggunakan rumus uji viabilitas, mana yang termasuk benih normal, benih
abnormal, benih mati, benih segar tidak tumbuh dan benih keras. Dicatat hasil
pengamatannya.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapatkan kesimpulan bahwa pada metode skarifikasi
benih saga dengan perlakuan amplas hasilnya lebih baik dari pada benih kontrol.
Karena pada benih kontrol semua benih mati atau tidak dapat berkecambah
sedangkan pada benih perlakuan terdapat enam benih yang tumbuh. Selain itu
pada benih semangka yang diberi perlakuan pemotongan ujung benih hasilnya
juga lebih baik dari pada benih kontrol. Terdapat 3 benih mati pada perlakuan dan
8 benih mati pada kontrol. Sehingga pemberian perlakuan pada benih lebih baik
untuk membantu masa pemecahan dormansinya.
Pada metode stratifikasi benih kacang tanah, perlakuan perendaman air
hangat juga lebih baik dari pada yang kontrol. Dilihat pada benih kontrol terdapat
5 benih yang mati dan tumbuh cendawan. Perendaman dengan air hangat dapat
memicu pembentukan hormone sehingga benih dapat berkecambah.
Metode stratifikasi dan skarifikasi terdapat kekurangan dan kelebihan
sehingga untuk menggunakan metode-metode tersebut kita perlu mengetahui
karakteristik benih yang akan di lakukan pematahan dormansi apa sesuai
menggunakan metode skarifikasi atau stratifikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Ismail. Z. 2014. Perlakuan Pematahan Dormansi Benih dengan


Skarifikasi Mekanik dan Kimiawi. Surabaya : Balai Besar Perbenihan dan
Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya.
Hamilton and Midcap. 1999. Seed Propagation of Woody Ornamentals. Institute
of Food and Agricultural Sciences, University of Florida.
Juhanda, Nurmiaty. Y, Ermawati. 2013. Pengaruh Skarifikasi pada Pola Imbibisi
dan Perkecambahan Benih Saga Manis (Abrus precatorius L.). Lampung :
J. Agrotek Tropika. Vol. 1, No. 1 : 45 49, Januari 2013.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Rahardjo. 2002. Beberapa Cara yang Perlu Dalam Perkecambahan Kopi. Sub
Penelitian Budidaya Perkebunan Kopi, Bogor.
Sari,

Indra.

D.

2009.

Perlakuan

Pemecahan

Dormansi

Benih

pada

Perkecambahan Kopi. Surabaya : Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama


BBPPTP Surabaya.
Widyawati, N., Tohari, P. Yudono, dan I. Soemardi. 2009. Permeabilitas dan
perkecambahan benih aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.). Jurnal
Agronomi Indonesia 37 (2) : 152 158.

You might also like