Professional Documents
Culture Documents
Metrotvnews.com, Jakarta: Badan Reserse Kriminal Polri menangkap HH, SV, S, dan MS
karena memproduksi dan mengedarkan uang palsu. Sindikat ini dikendalikan A, narapidana di
Lapas
Kerobokan,
Bali.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya mengatakan
sindikat ini telah beroperasi selama empat tahun. Mereka sudah mengendarkan Rp2 miliar uang
palsu.
"Ada 10 provinsi yang teridentifikasi ada penyebaran uang palsu yang diproduksi jaringan A,
beberapa di wilayah Jawa, Bali, dan Jakarta," kata Agung di Jakarta, Senin (10/10/2016).
Pengungkapan ini berawal dari hasil penyelidikan peredaran uang palsu di wilayah Ungaran,
Semarang, Jawa Tengah. Penyidik menyamar sebagai pembeli untuk mengungkap kasus
tersebut.
Empat tersangka ditangkap secara berurutan di sejumlah wilayah di Semarang. Para tersangka
memiliki
peran
berbeda-beda.
HH, 39, berperan menjual uang palsu pecahan Rp100 ribu. SV, 26, pengendali pembutan uang
palsu atas perintah A yang tak lain orangtuanya. A mendekam di Kerobokan atas kasus serupa.
Kemudian, S, 48, sebagai kurir dan pengawas pembuatan uang palsu. Sedangkan MS, 32,
mengatur warna saat pencetakan uang palsu.
Penyidik mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya 450 lembar uang palsu pecahan
Rp100 ribu, ratusan lembar uang palsu yang belum dipotong, alat sablon, komputer, printer,
serta
peralatan
cetak
uang
palsu.
"Selain Uang Palsu, turut disita tiga unit mobil yang diduga merupakan hasil kejahatan selama
empat
tahun
ini,"
ujar
Agung.
Para tersangka terancam Pasal 36 ayat 1,2 dan 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 dengan
ancamam
(TRK)
hukuman
maksimal
15
tahun
penjara.