You are on page 1of 3

Napi Kerobokan Kendalikan Peredaran Uang Palsu

Senin, 10 Oktober 2016 18:41 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Badan Reserse Kriminal Polri menangkap HH, SV, S, dan MS
karena memproduksi dan mengedarkan uang palsu. Sindikat ini dikendalikan A, narapidana di
Lapas

Kerobokan,

Bali.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya mengatakan
sindikat ini telah beroperasi selama empat tahun. Mereka sudah mengendarkan Rp2 miliar uang
palsu.
"Ada 10 provinsi yang teridentifikasi ada penyebaran uang palsu yang diproduksi jaringan A,
beberapa di wilayah Jawa, Bali, dan Jakarta," kata Agung di Jakarta, Senin (10/10/2016).
Pengungkapan ini berawal dari hasil penyelidikan peredaran uang palsu di wilayah Ungaran,
Semarang, Jawa Tengah. Penyidik menyamar sebagai pembeli untuk mengungkap kasus
tersebut.
Empat tersangka ditangkap secara berurutan di sejumlah wilayah di Semarang. Para tersangka
memiliki

peran

berbeda-beda.

HH, 39, berperan menjual uang palsu pecahan Rp100 ribu. SV, 26, pengendali pembutan uang
palsu atas perintah A yang tak lain orangtuanya. A mendekam di Kerobokan atas kasus serupa.
Kemudian, S, 48, sebagai kurir dan pengawas pembuatan uang palsu. Sedangkan MS, 32,
mengatur warna saat pencetakan uang palsu.
Penyidik mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya 450 lembar uang palsu pecahan
Rp100 ribu, ratusan lembar uang palsu yang belum dipotong, alat sablon, komputer, printer,
serta

peralatan

cetak

uang

palsu.

"Selain Uang Palsu, turut disita tiga unit mobil yang diduga merupakan hasil kejahatan selama
empat

tahun

ini,"

ujar

Agung.

Para tersangka terancam Pasal 36 ayat 1,2 dan 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 dengan
ancamam
(TRK)

hukuman

maksimal

15

tahun

penjara.

Kasus diatas mengandung Paradigma Definis Sosial, karena :


1. Tindakan manusia menurut aktor mengandung makna yang subyektif. Ini meliputi
tindakan nyata :
2. Tindakan nyata dan bersifat membatin sepenuhnya bersifat subyektif.
3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja
diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan diam-diam.
4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu.
5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain itu.

You might also like