You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia terdiri atas 17.502 buah pulau, dan garis pantai
sepanjang 81.000 km dengan Luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta Km2,
yang terdiri dari perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta Km2 serta
perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) seluas 2,7 juta Km2. Fakta
tersebut menunjukkan bahwa prospek pembangunan perikanan dan kelautan
Indonesia dinilai sangat cerah dan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang
strategis.
Geografi Indonesia sebagai negara maritim bukan hanya memberikan
makna yang besar bagi penduduknya, namun juga berperan penting dalam
dimensi kepentingan global. Sisi lain dari kekayaan hayati dan nirhayati yang
besar adalah bahwa lautan Indonesia memegang peranan penting dalam
pengaturan sistim cuaca dan iklim dunia terutama sejak issue global warming
diungkap, (Harsono, G.,2010).
Sumberdaya ikan yang hidup di wilayah perairan Indonesia dinilai
memiliki tingkat keragaman hayati (bio-diversity) paling tinggi. Sumberdaya
tersebut paling tidak mencakup 37% dari spesies ikan di dunia (Kantor Menteri
Negara Lingkungan Hidup, 1994). Di wilayah perairan laut Indonesia terdapat
beberapa jenis ikan bernilai ekonomis tinggi antara lain : tuna, cakalang, udang,
tongkol, tenggiri, kakap, cumi-cumi, ikan-ikan karang (kerapu, baronang, udang
barong/lobster), ikan hias dan kekerangan termasuk rumput laut (Barani, 2004).
Ikan-ikan bernilai ekonomis tinggi tersebut terbagi kedalam dua komoditas
yaitu komoditas pelagis dan komoditas demersal. Komoditas ikan pelagis dan
demersal memiliki potensi dan karakteristik tersendiri yang akan diuraikan
didalam makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Komoditas Pelagis
Ikan pelagis adalah kelompok ikan yang berada pada lapisan permukaan

hingga kolom air dan mempunyai ciri khas utama, yaitu dalam beraktivitas selalu
membentuk gerombolan (schooling) dan melakukan migrasi untuk berbagai
kebutuhan hidupnya. Sedangkan ikan demersal adalah ikan-ikan yang berada pada
lapisan yang lebih dalam hingga dasar perairan, dimana umumnya hidup secara
soliter dalam lingkungan spesiesnya, (Nelwan A.,2004).
Ikan pelagis berdasarkan ukurannya dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu ikan pelagis besar, misalnya jenis ikan tuna, cakalang, tongkol, dan lain-lain,
serta ikan pelagis kecil, misalnya ikan layang, teri, kembung, dan lain-lain.
Penggolongan ini lebih dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemanfaatan dan
pengelolaan, karena karakter aktivitas yang berbeda kedua kelompok jenis ikan
tersebut, (Nelwan A.,2004).
2.1.1. Sumberdaya ikan pelagis kecil
Ikan pelagis kecil hidup pada daerah pantai yang relatif kondisi
lingkungannya tidak stabil menjadikan kepadatan ikan juga berfluktuasi dan
cenderung muda mendapat tekanan akibat kegiatan pemanfaatan, karena daerah
pantai mudah dijangkau oleh aktivitas manusia. Jenis ikan pelagis kecil yang
dimaksudkan adalah ikan layang, kembung, tembang, teri, dan lain-lain.
2.1.2. Sumberdaya ikan pelagis besar
Ikan pelagis besar hidup pada laut lepas dengan kondisi lingkungan relatif
stabil, disamping itu ikan pelagis besar umumnya melakukan migrasi sepanjang
tahun dengan jarak jauh. Secara biologis kelompok cakalang, tuna, dan tongkol
termasuk kedalam kategori ikan yang mempunyai tingkah laku melakukan
migrasi dengan jarak jauh (highly migratory species) melampaui batas-batas
yuridiksi suatu negara. Keadaan tersebut akan menyebabkan penambahan dan
pengurangan stok di suatu perairan yang berperan penting dalam sediaan lokal
pada saat terjadi musim penangkapan (Nelwan A., 2004).

2.2.

Komoditas Demersal
Ikan demersal adalah kelompok ikan yang mendiami atau mempunyai

habitat berada antara kolom air hingga dasar periran. Ikan-ikan ini umumnya aktif
mencari makan pada malam hari, dan juga bersifat pasif dalam pergerakannya,
karena tidak ada mobilitas dalam jarak jauh. Kelompok ikan ini adalah termasuk
jenis-jenis ikan karang. (Nefwan,A., 2004)
Berbagai jenis ikan demersal biasanya ditangkap dengan alat tangkap yang
dioperasikan di dasar perairan seperti ; trawl, rawai dasar, jaring insang dasar,
jarring klitik/trammel dan bubu. Pengelompokkan jenis ikan sebenarnya lebih
bersifat subyektif karena pemisahan jenis secara tajam sangat sulit dilakukan.
Sebagai patokan umum yang lebih bersifat implikatif tentang kelompok ikan bisa
dilihat dari alat tangkapnya.
Ikan demersal ekonomis penting yang paling umum antara lain adalah
kakap merah, bawal putih, manyung, kuniran, gulamah, layur dan peperek. Ikan
demersal ekonomis seperti layur mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi.
Walaupun tidak seperti kakap yang mahal, tetapi ikan layur cukup banyak
dijumpai di tempat tempat pelelangan ikan maupun di pasar pasar tradisional.
Secara ekologis udang merupakan sumber daya demersal. Karena posisinya
sebagai komoditas ekspor perikanan yang penting upaya pengkajian stoknya
biasanya dilakukan secara terpisah.
Penyebaran ikan demersal laut dalam lebih tinggi pada perairan yang lebih
dalam (antara 750 - 1000 m) dibandingkan dengan perairan yang lebih dangkal
(antara 200 - 500 m). Tim Ekspedisi Ikan Laut Dalam 2005 dari Departemen
Kelautan dan Perikanan (DKP) menemukan 529 spesies baru ikan demersal, yang
hidup di lautan dalam. Spesies baru yang ditemukan terdiri dari 415 jenis ikan, 68
jenis udang dan kepiting serta 46 jenis cumi dan binatang laut lainnya. Eksploitasi
ikan demersal yang sudah berlangsung lama di Indonesia, membuat indeks
kelimpahan stok terus menurun dari tahun ke tahun. Tanpa upaya pengendalian
dan perbaikan, ikan demersal bisa punah. (DKP, 2006).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ikan pelagis adalah kelompok ikan yang berada pada lapisan permukaan
hingga kolom air dan mempunyai ciri khas utama, yaitu dalam beraktivitas selalu
membentuk gerombolan (schooling) dan melakukan migrasi untuk berbagai
kebutuhan hidupnya. Sedangkan ikan demersal adalah ikan-ikan yang berada pada
lapisan yang lebih dalam hingga dasar perairan, dimana umumnya hidup secara
soliter dalam lingkungan spesiesnya. Ikan pelagis berdasarkan ukurannya dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu ikan pelagis besar, misalnya jenis ikan tuna,
cakalang, tongkol, dan lain-lain, serta ikan pelagis kecil, misalnya ikan layang,
teri, kembung, dan lain-lain.Ikan demersal ekonomis penting yang paling umum
antara lain adalah kakap merah, bawal putih, manyung, kuniran, gulamah, layur
dan peperek. Ikan demersal ekonomis seperti layur mempunyai nilai ekonomis
cukup tinggi.

Daftar Pustaka
Harsono G., 2010 Prakarsa Strategi Rumpon Belt Dan Implikasinya Terhadap
Pertahanan Wilayah Laut Indonesia. Departemen Pertahanan Indonesia
Jakarta.
Barani, Husni Mangga. 2004. Pemikiran Percepatan Pembangunan Perikanan
Tagkap Melalui Gerakan Nasional.
Nelwan A., 2004 Pengembangan Kawasan Perairan Menjadi Daerah
Penangkapan Ikan; Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah
Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor.

TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH HASIL-HASIL PERIKANAN
KOMODITAS PELAGIS DAN DEMERSAL

DISUSUN OLEH :
Fachry Rizky Pratama
26010113120007

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

You might also like