Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
SISTEM PENYANGGAAN HYDRAULIC PROP DAN LINK BAR
PADA PERMUKA KERJA SEAM 10 NO. 4 B UTARA
TAMBANG BAWAH TANAH II
1,25 meter
55
75 m
batulanau
42 m
batupasir
Gambar 4.1
Batuan Atap Langsung Pada Permuka Kerja Seam 10 No. 4 B Utara
56
menggunakan coal pick yang sasaran produksinya berdasarkan pada meter batubara
tergali per coal pick. Kecepatan penggalian batubara di permuka kerja dipengaruhi
oleh kekerasan batubara, ketebalan batubara, kemahiran operator coal pick maupun
gejala geologi yang ada pada permuka kerja tersebut. Dalam proses penambangan di
permuka kerja, coal pick memperoleh pasokan angin bertekanan dari kompresor
sebesar 4,5 kg/cm2 hingga 4,6 kg/cm2. Namun dalam distribusinya guna berbagai
kebutuhan pekerjaan di dalam tambang, pasokan tersebut mengalami pengurangan
hingga 0,9 kg/cm2 pada saat digunakan oleh coal pick di permuka kerja.
Pada umumnya di dalam lapisan batubara terdapat banyak retakan yang
disebut juga kekar batubara (cleat). Cleat tersebut terbentuk akibat tekanan atau
tarikan dari pergerakan kerak bumi, selain itu terdapat juga cleat yang terbentuk
akibat tekanan sekunder dari batuan atap dimana cleat ini sejajar terhadap permuka
kerja.
Sistem operasional coal pick yang umumnya dilakukan pada permuka kerja
tambang dalam PT. Kitadin adalah dengan membuat guratan ke dalam tegak lurus
permuka kerja (face) sedalam 1,2 meter dan lebar 0,6 meter. Setelah selesai,
dilakukan pemasangan sambungan link bar dan pin kotak untuk menahan atap secara
sementara agar tidak runtuh. Selanjutnya setelah atap terpasang link bar, kemudian
dilakukan pengeboran bagian bawah untuk persiapan pemasangan penyangga
hydraulic prop dan papan peluncur PVC Through yang berfungsi sebagai alat
transportasi batubara di dalam permuka kerja.
Kondisi perlapisan batubara yang sangat efektif untuk penggalian
menggunakan coal pick adalah batubara dengan ketebalan perlapisan 1,6 meter
hingga 2,0 meter. Dimana apabila ketebalan lapisan batubara mempunyai ketebalan
lebih besar dari 2,0 meter, maka kemajuan permuka kerja umumnya menjadi lebih
lambat sehingga akan mempengaruhi kontrol terhadap atap.
57
Shift
I
II
III
I
II
III
Waktu Kerja
(WIB)
08.00 - 16.00
16.00 - 24.00
24.00 - 08.00
08.00 - 13.00
13.00 - 18.00
18.00 - 23.00
Waktu
Istirahat
(WIB)
12.00 - 13.00
18.00 - 19.00
04.00 - 05.00
-
58
kemajuan penambangan terhadap penyangga hydraulic prop dan link bar pada
permuka kerja.
Kappe
Papan 5 x 20 x 120
Hydroulic prop
Face
Tirai bambu
MOA
Sepatu HP
PVC trough
Papan 5 x 20 x 120
Hydraulic prop
MOA
Face
PVC Trough
Sepatu HP
Papan 5 cm x 20 cm x 120cm
Hydraulic prop
Face
MOA
Sepatu HP
PVC Trough
Face
PVC trough
Hydroulic prop
Papan 5 x 20 x 120
Tirai bambu
MOA
Sepatu HP
59
beroperasi dari keseluruhan unit rata-rata sebanyak 40 unit. Sedangkan link bar yang
tidak digunakan rata-rata sebanyak 100 unit. Hal ini umumnya terjadi karena jarak
antar penyangga yang sesuai dengan prosedur operasional standar sebesar 60 cm
tidak diterapkan secara tepat.
Link bar yang digunakan pada permuka kerja tambang bawah tanah di
PT.
Kitadin adalah jenis Becorit K80 yang memiliki panjang 1,2 m (Lampiran E).
Dengan memperhatikan panjang link bar tersebut, maka kemajuan penambangan
pada permuka kerja dilakukan setiap 1,2 m.
4.1.7. Sudut Runtuhan Batuan Atap Langsung di Area Gob
Sudut keruntuhan batuan atap langsung di area gob digunakan sebagai salah
satu parameter dalam perhitungan tekanan batuan atap langsung (immediate roof).
Pada pengukuran kemiringan runtuhan batuan atap langsung batupasir diperoleh
sudut keruntuhan sebesar 600 sedangkan pada batuan atap langsung batulanau
diperoleh sudut kemiringan runtuh sebesar 370 dimana sudut-sudut tersebut diukur
terhadap garis vertikal.
1.9.8.
maka pada akhir penambangan, batubara harus disisakan sebagai barrier pillar untuk
melindungi cross cut di depan panel penambangan guna kelancaran aktifitas
penambangan lainnya. Pada penambangan batubara bawah tanah di PT. Kitadin,
seluruh permuka kerjanya menerapkan dimensi barrier pillar dengan panjang
60
Kadar
Air
(%)
Sifat Mekanik
Batuan Broken
Jenuh
Air
Kering
Jenuh
Air
Kering
Berat
Jenis
Kuat
Tekan
(MPa)
Kohesi
(MPa)
Sudut
Geser
Dalam
(o)
Batupasir
10,41
2,39
2,18
1,98
1,87
2,52
20,94
0,437
40,21
Batulanau
8,6
2,25
2,07
1,92
1,79
2,51
8,61
0,155
24,81
Batubara
11,48
1,35
1,21
1,23
1,15
1,35
0,82
0,267
33
61
3 meter dengan waktu stand-up time 74 jam. Namun terkadang juga ditemukan pada
span 1 meter dengan stand-up time 25 jam Lapisan atap batupasir sudah mengalami
keruntuhan.
dalam keruntuhannya, pada saat penyangga dicabut, maka lapisan atap batulanau
umumnya
akan
runtuh
dengan
cepat
dan
langsung
mengisi
area
gob
62
Batubara
Arah Penambangan
Gallery Material
63
}60 cm
}60 cm
Keterangan :
Rangkaian Hydraulic
Gallery Produksi
Sumber : Underground Design PT. Kitadin-Embalut
Gambar 4.3
Bentuk Penampang Atas Permuka Kerja