You are on page 1of 13

Perbedaan Sondir dan Mesin Bor

Diposkan oleh vihel di 02.01 0 komentar


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
1. Sondir
Uji sondir merupakan alat yang sederhana, praktis, dengan kelebihan yaitu : cepat,
murah, menghasilkan data yang akurat dan detail. Sondir sangat cocok untuk tanah di Indonesia
karena kondisi tanah di Indonesia sebagian besar berupa lempunga lanauan. Sedangkan
kekurangannya adalah : tidak dapat diperoleh sampel, untuk uji laboratorium maupun untuk
klasifikasi visual, dan tidak dapat menembus lapisan batuan. Untuk daerah-daerah tertentu
dimana lapisan tanah berupa pasir maka alat ini kurang representatif dan tidak dapat menembus
lensa gravel/pasir yang cukup tebal dan padat, sehingga bila dibawah lensa pasir terdapat tanah
lunak maka sulit untuk terdeteksi. Pada tanah pasir pengaruh tekanan air pori selama penetrasi
pada kecepatan penetrasi yang normal sangat kecil dan diabaikan, sehingga hasil sondir dalam
keadaan fully drained, sedangkan pada tanah lempung plastis hasil uji sondir lebih kearah fully
undrained dan bila jenis tanah diantara kedua jenis diatas dapat memberikan hasil untuk keadaan
fully drained dan fully undrained.

2. Mesn bor
Uji bor merupakan pengujian lapangan yang paling baik dan akurat untuk segala jenis
tanah dan diperlukan untuk test-test yang lain, sedangkan kerugiannya adalah : mahal, berat
(perlu alat angkut yang memadahi), waktu pelaksanaan lama dan kurang cocok untuk bangunan
sederhana. Setiap pelaksanaan test boring selalu diikuti dengan uji penetrasi baku (SPT), yang
perlu diperhatikan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi harga N-SPT yaitu :
-Jumlah energi yang mencapai sampler, ditentukan oleh : jenis hammer,
jenis dan panjang rod, variasi tinggi jatuh palu, jumlah lilitan tali dan
umurtali.
-Kondisi tegangan tanah dasar lubang bor bor, ditentukan oleh
kelalaian menjaga tekanan hidrostatis, tinggi air diluar dan didalam
harus sama; metode pengeboran dan stabilisasi dinding, serta diameter

dinding.
-Faktor-faktor ain, seperti : pembersihan dasar lubang bor, kelalaian
menghitung jumlah tumbukan dan pemakaian sampler yang sudah
rusak.

Metode Kerja
SONDIR
Tujuan sondir secara umum adalah untuk mengetahui kekuatan tanah tiap kedalaman dan
stratifikasi tanah secara pendekatan. Pada percobaan ini tidak ada contoh tanah yang di ambil
untuk uji labulaturium.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan "keras" (Hard Layer) dan homogenitas
tanah dalam arah lateral. Hasil Cone Penetration Test disajikan dalam bentuk diagram sondir
yang mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung, kemudian digunakan untuk menghitung
daya dukung pondasi yang diletakkan pada tanah tersebut.
Penyondiran ini dilaksanakan hingga mencapai lapisan tanah keras dimana alat ini dilengkapi
dengan Adhesion Jacket Cone type Bagemann yang dapat mengukur nilai perlawanan konus
(cone resistence) dan hambatan lekat (lokal friction) secara langsung dilapangan. Pembacaan
manometer dilakukan setiap interval 2.00 m.
dimana nilai perlawanan konus telah mencapai 250 kg/cm2 atau telah mencapai jumlah
hambatan lekat 2.50 ton (kapasitas alat). Hasil penyondiran disajikan dalam bentuk diagram
sondir yang memperlihatkan hubungan antara kedalaman sondir dibawah muka tanah dan
besarnya nilai perlawanan konus (qc) serta jumlah hambatan pelekat (tf)
HAND BORING
Tujuan dilakukan hand boring adalah untuk pengambilan contoh tanah asli untuk pemeriksaan
labulaturium untuk mengetahui nilai sifat-sifat teknis dari tanah.
Pengambilan contoh tanah trganggu (Disturbed Sample) dilaksanakan pada setiap interval 0.50
m atau pada setiap perubahan tanah.

Pengambilan contoh tanah ini dimaksudkan untuk penentuan jenis dari tanah dan hasilnya akan
di sajikan didalam boring log.
setelah boring log selesai selanjutnya dilakukan pengamatan muka air tanah didalam lubang bor
setelah dilakukan pemboran selesai.
kapasitas hand boring ini maksimal sampai 6 m.
BOR DALAM (SPT)
Pemboran ini dilaksanakan dengan sistem Rotari Drilling. Tabung inti (Cor Barrel) yang
digunakan adalah Single Core Barrel 73 mm, panjang 1.50 m.
Bit yang dipergunakan adalah Tungsten Carbide Bit untuk mengangkut serbuk bor (sirkulsai)
selama pemboran.
Didalam pekerjaan bor ini dilaksanakan pula pekerjaan Standar Penetration Test (SPT)
didalam pengeboran dilakukan juga pengambilan contoh tanah asli (Undisturbed Sample)
maupun contoh tanah terganggu (Disturbed Sample)
Pengambilan contoh tanah asli adalah untuk menjalani pemeriksaan dilabolaturium, untuk
mendapatkan sifat-sifat fisik dan teknis dari tanah.
Standar Penetration Test (SPT) dilaksanakan setiap interfal 2.00 m. Pengujian penetrasi
standar ini dilaksanakan pada tanah dalam keadaan asli dengan mempergunakan Open Standar
Split Barel Sampler. Hamer yang digunakan mempunyai berat 63.50 kg dengan tinggi jatuh 75
cm. pengujian dilaksanakan dengan Automatic Drop Hammer Device sehingga hamer dapat
jatuh bebas tanpa gesekan. Sampler dipukul hingga masuk (menembus) tanah sedalam 45 cm
dimana jumlah pukulan sepanjang 15 cm pertama tidak diperhitungkan.
Nilai SPT = N Adalah Sama dengan jumlah pukulan untuk penetrasi 30 cm berikutnya dan
hasilnya disajikan dalam bentuk diagram bor (bor log)
CBR
Tujuan utama dari uji Rasio Mengingat theCalifornia adalah untuk menentukan kapasitas anf
thebearing kekuatan mekanik jalan sub-basa dan subgrades. Dalam tes ini, plunger dari area
satandard didorong ke dalam tanah pada tingkat bunga tetap penetrasi, dan memaksa requied
untuk mempertahankan kekuatan thath diukur. Nilai CBR kemudian didefinisikan sebagai rasio

dari kekuatan yang diukur dengan yang diminta untuk penetrasi yang sama menjadi sampel
standar hancur batu kapur California:
Maaf untuk yang laen (sand cone test, hamer test, dcp,) dan bor pile di tulis dilaen waktu.
Mohon saran dan masukannya.
thks.
cara tes sondir tanah 15 January,2010 In Mekanika Tanah | 13 Comments Tes sondir tanah
dilaksanakan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan
dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung
bikonus dalam gaya persatuan luas PERALATAN TES SONDIR Mesin sondir ringan ( 2 ton )
atau mesin sondir berat ( 10 ton). Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai
kebutuhan dengan panjang masing masing 1 meter. Manometer masing masing 2 buah dengan
kapasitas : Untuk Sondir ringan menggunakan 0 s/d 50 kg/cm2 dan 0 s/d 250 kg/cm2. Untuk
Sondir berat menggunakan 0 s/d 50 kg/cm2 dan 0 s/d 600 kg/cm2. Konus dan bikonus Empat
buah angker dengan perlengkapan ( angker daun dan spiral). Kunci- kunci pipa, alat-alat
pembersih, oli,& minyak hidrolik. CARA TES SONDIR Pasang dan aturlah agar mesin sondir
vertical di tempat yang akan diperiksa dengan menggunakan angker yang dimasukkan secara
kuat ke dalam tanah. Pengisian minyak hidrolik harus bebas dari gelembung udara. Pasang konus
dan bikonus sesuai kebutuhan pada ujung pipa pertama. Pasang rangkaian pipa pertama beserta
konus tersebut ( b) pada mesin sondir. Tekanlah pipa untuk memasukkan konus dan bikonus
sampai kedalaman tertentu, uumnya sampai 20 cm. Tekanlah batang. Apabila dipergunakan
bikonus maka penetrasi, pertama-tama akan menggerakan konus ke bawah sedalam 4 cm.
Bacalah manometer sebagai perlawanan penetrasi konus (pk). Penekanan selanjutnya akan
menggerakan konus beserta selubung ke bawah sedalam 8 cm, bacalah manometer sebagai hasil
jumlah perlawanan ( jp), yaitu perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat (HL). Apabila
dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada penekanan pertama
(PK). Tekanlah pipa bersama batang sampai pada kedalaman berikutnya yang akan diukur,
pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm. RUMUS PERHITUNGAN
SONDIR TANAH Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan sebagai berikut : Untuk sondir
ringan pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 150 kg/cm2 atau
kedalaman maksimal 30 meter. Untuk sondir berat pada waktu tekanan manometer tiga kali
berturut-turut melebihi 500 kg/cm2 atau kedalaman maksimal 50 meter. Hambatan Lekat
dihitung dengan rumus : HL = ( JP JK ) x ( A/B) A = tahap pembacaan = 20 cm. B = faktor alat
atau LUAS KONUS/LUAS TORAK = 10 Jumlah hambatan lekat tanah: JHL . i = HL i =
kedalaman yang dapat dicapai konus. Hasil tes sondir tanah adalah pengelompokan jenis lapisan
tanah pada kedalaman tertentu sehingga dapat dijadikan pedoman dalam merencanakan
bangunan seperti penentuan kedalaman pondasi tiang pancang diusahakan berada pada tanah
keras :-)
...sumber: http://www.ilmusipil.com/cara-tes-sondir-tanah .

Uji Penyelidikan Tanah


29 March 2012 20:54

Penyelidikan Tanah / Soil Investigasi


Uji Penyelidikan tanah adalah kegiatan untuk mengetahui daya dukung dan karateristik
tanah serta kondisi geologi, seperti mengetahui susunan lapisan tanah/sifat tanah,
mengetahui kekuata lapisan tanah dalam rangka penyelidikan tanah dasar untuk keperluan
pondasi bangunan, jalan,
dll, kepadatan dan daya dukung tanah serta mengetahui sifat korosivitas tanah.
Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang akan digunakan untuk
konstruksi bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan tanah dapat ditentukan perlakuan
terhadap tanah agar daya dukung dapat mendukung konstruksi yang akan dibangun, Dari
hasil penyelidikan tanah ini akan dipilih alternatif /jenis , kedalaman serta dimensi pondasi
yang paling ekonomis tetapi masih aman. Jadi penyelidikan tanah sangat penting dan
mutlak dilakukan sebelum struktur itu mulai dikerjakan. Dengan mengetahui kondisi daya
dukung tanah kita bisa merencanakan suatu struktur yang kokoh dan tahan gempa, yang
pada akhirnya akan memberi rasa kenyamanan dan keamanan bila berada didalam gedung.
Penyelidikan tanah yang dilakukan dilapangan yaitu bisa Sondir (DCP), Uji Boring, Uji
Penetrasi Test (SPT) dan lain-lain. Dari sampel tanah yang diambil dilapangan untuk
mengetahui sifat-sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji laboratorium. dengan
menggunakan Test.

Aplikasi pekerjaan
1. Uji tanah di lapangan
a. Pemboran inti / core drilling / boring (50%)
Pekerjaan ini mengambil contoh tanah untuk mengetahui lapisan tanah dan untuk
mengambil contah tanah yang akan di uji di laboratorium. Pekerjaan SPT sekaligus
dikerjakan dengan alat ini

b. Uji Conus / Sondir (60%)


Uji ini untuk mengetahui nilai tahanan konus (qc) terhadap konsistensi tanah

c. Standart Penetrasi Test (80%)


Pengujian hand boring dan SPT didasarkan atas ASTM D-1586, hasil dari pengujian ini adalah
diskripsi susunan lapisan-lapisan tanah serta nilai SPT yang dinyatakan dalam N pukulan.
Nilai SPT diperoleh yaitu pada tabung SPT ditekan tau dipukul sedalam 150 mm pada tanah
tak terganggu sambil mencatat banyaknya pukulan yang diperlukan. Pengujian ini dilakukan
bersamaan dengan pengambilan contoh tanah dan biasa dilakukan tiap 1.5 2 m kedalaman
atau tiap pergantian jenis tanah.

2. Uji tanah dilaboratorium (10%)


Pengujian ini menggunakan sampel tanah yang telah di ambil pada pekerjaan core drilling
yaitu undistrube sample / contoh tanah tidak terganggu. Uji laboratorium dilakukan untuk
mengetahui sifat dan karakteristik tanah, Hasil dari uji laboratorium akan di korelasikan
dengan hasil uji lapangan sehingga dapat didesain dimensi pondasi yang aman dan efisien.
Penyelidikan Lapangan
Penyelidikan lapangan pada dasarnya sama dengan Uji Penyelidikan Tanah , hanya
penyelidikan tanah hasil pengukuran di korelasikan dengan uji laboratorium. Selain uji
lapangan menggunakan bebebrapa alat yang telah disebutkan pada penyelidikan tanah
berikut beberapa alternatif alat untuk melakukan uji lapangan.
a. HMP SON (20%)
Dilakukan dengan memberikan pukulan pada tanah yang terekam per 10 cm dan dapat
tersimpan dalam perangkat dan tersedia untuk analisa lebih lanjut, data dapat ditransferke
PC/laptop untuk analisa lebih lanjut. Dalam waktu singkat Anda membuat sebagai laporan
pengukuran dan grafik sesuai dengan DIN EN ISO 22476-2. Sebuah laporan singkat bahkan
dapat dicetak pada thermal printer secara langsung di lokasi. Hasil pengukuran seperti
pengukuran Standart Penetrasi Test (SPT)

b. HMP LFG (20%)


Dapat menentukan daya dukung tanah dengan cepat dengan cara yang tidak rumit, alat
yang mudah dibawa aleh 1 orang sangat tepat untuk pengawasan pekerjaan sipil antara lain
:

1. Timbunan dan pemadatan untuk lapisan perkerasan jalan


2. Timbunan dan perkerasan untuk lapisan pondasi gedung
3. Timbunan dan perkerasan untuk lantai kerja

Modul lendutan dinamis juga ditampilkan untuk menyederhanakan analisis, Nilai pengukuran dapat dicetak dan
dianalisis bahkan di lokasi konstruksi.

Boring Test Deep Boring SPT


Published July 26, 2014 |

By soil_test

Bor Test, Deep Boring SPT


Bor test / Deep Boring SPT adalah pekerjaan pengambilan sample tanah asli untuk mengetahui
kondisi tanah perlayer dan jika dimungkin sampai ke tanah keras. Dalam boring ini sekaligus
dilakukan dengan SPT (standard penetration test) disetiap interval 2,0m. Hal ini mengacu sesuai
dengan prosedur ASTM D.1586, dengan berat hammer adalah 63,5kg dan tinggi jatuh bebas
hammer adalah 76cm. Biasanya untuk pelaksanaan test digunakan Hammer Otomatis.
Contoh tanah yang diperoleh dari tabung SPT, dimasukan dalam kantong plastik dan diberi label
nama sesuai dengan nilai/jumlah pukulan, kedalaman dan nomor bornya. Contoh tanah yang
diperoleh dari SPT tsb bisa digunakan untuk visual description maupun test laboratorium bila
diperlukan.
Dalam Uji Laboratorium atas contoh tanah yang di peroleh dari pemboran meliputi antara lain
Index Properties:
Water Content : Perbandingan berat kandungan air terhadap berat tanah kering dinyatakan dalam
persen.
Wet Density : Nilai berat isi tanah (basah) yaitu perbandingan anatar berat tanah lembab asli per
sartuan volume, dalam gr/cm3.
Dry Density : Nilai isi tanah (kering) yaitu perbandingan anatar berat tanah kering per satuan
volume, dalam gr/cm3.
Specific Gravity (ASTM.D854) : Nilai berat jenis butiran.

Degree of Saturation : Derajat kejenuhan tanah yaitu prosentase berat air yang mengisi rongga
atau pori-pori dalam persen.
Atterberg Limits (ASTM D.4318) : Batas Cair (liquid limit), batas Plastis (plastic limit), dan
indeks plastis (plasticity index). Dari test ini juga bisa diketahui clasifikasi tanah berdasarkan
ketentuan USCS (unified soil classification system).
Enginerring Properties :
Unconfined Compression (ASTM D.2166) : diperoleh nilai daya dukung tanah dalam keadaan
tanpa tekanan samping (uncofined) yang dinyatakan dalam satuan kg/cm2.
Triaxial UU Test (ASTM D.2850) : Bertujuan untuk mendapatkan nilai kohesi c (kg/cm2). Dan
sudut gelincir dalam atau internal friction angel tanpa tekanan pori dan dengan tekanan pori
dinyatakan dalam derajat.
Consolidation (ASTM D.2435) : untuk mendapatkan parameter koefisien konsolidasi dan indeks
konsolidasi untuk menghitung penurunan pondasi bangunan.
Metode pelaksanaan uji laboratorium ini disesuaikan dengan Standard ASTM untuk setiap jenis
test bersangkutan.
Jika lokasi bangunan berupa tanah rawa yang cukup dalam, maka jenis pondasi yang dipilih tiada
lain adalah pondasi tiang. Pondasi tiang bisa berupa; tiang-tiang pancang (spun pile, mini pile,
dsb) atau berupa bor pile. Tiang pancang mungkin sedkit lebih ekonomis dibandingkan dengan
bor pile, akan tetapi pemilihan jenis pondasi ini perlu mempertimbangkan efek getarannya yang
dapat merusak banguan di sekitarnya. Meskipun jenis pondasi bor pile lebih mahal, namun
dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran atau vibrasi.
Jika Anda ingin merencanakan pondasi tiang pada tanah rawa yang cukup dalam, sebaiknya
tempatkan pada kedalaman yang nilai qc sama atau lebih 150 kg/cm2. Hal ini menunjukkan
bahwa Anda telah menempatkan tiang-tiang pondasi pada tanah keras, dengan demikian tidak
perlu dikhawatirkan lagi terjadi penurunan (settlement).
Jika anda membutuhkan Uji Sondir (Soil Test / Analisa Kondisi Tanah), kami siap membantu
anda dengan penawaran yang terjangkau dan untuk memberikan Analisa dan desain yang cocok
dan aman untuk Pondasi Bangunan Anda.
Call Us : 021-7077 3509 | untuk Soil Test Bor Deep Boring SP

Penyelidikan Tanah dengan Metode Pengeboran (Boring) 1


comment

22 Votes
Penyelidikan tanah dengan metode ini bertujuan menentukan jenis dan sifat-sifat tanah (soil
properties) pada lokasi yang akan dibangun pondasi dari tiap tebal lapisannya. Pengambilan
sample tanah ini dikenal dengan sebutan undisturbed soil sample (pengambilan tanah tidak
terganggu). Pengambilan sample tanah ini adalah dengan cara menge-bor sampai kedalaman
tertentu dengan menggunakan tabung (pipa) logam berongga kedalam tanah. Di proyek transmisi
biasanya dengan metode Hand Auger (manual), kedalaman umum dengan cara ini bisa sampai 56m, kedalaman ini mungkin memadai untuk penyelidikan tanah pondasi pada tipe pad and
chimney. Tapi tentu saja tidak cukup untuk rencana pondalam (pile foundation), untuk itu dengan
pengeboran dengan mesin diperlukan (deep boring). Lembaga penyelidikan tanah seperti halnya
konsultan tanah, lembaga PU (Pekerjaan Umum) dan universitas2 tertentu yang memiliki
peralatan dan laboratorium mekanika tanah biasanya jasa mereka selalu dimanfaatkan dalam
melakukan investigasi ini.
Dalam spesifikasi proyek TL, jumlah titik penyelidikan umumnya dilakukan pada tiap lokasi
tower jenis tension atau satu titik tiap jarak 10 km jalur, ataupun berdasarkan usulan kontraktor
atau klien dalam penentuan jumlah titik dan lokasinya. Biasanya pekerjaan bor ini melengkapi
hasil penyelidikan tanah dengan cara sondir, artinya sondir dilakukan terlebih dahulu.
Kelemahan boring adalah kesulitan untuk menembus lapisan batuan, untuk lapisan batuan
diperlukan cara penyelidikan khusus yaitu core drill.
Tabung-tabung dimasukkan (ditekan/push) kedalam tanah, dengan cara menyambung ujungujungnya bagian demi bagian sampai kedalaman yang dikehendaki. Sample tanah yang berada
dalam tiap bagian tabung selanjutnya dijaga dan dirawat (ujung-ujung pipa yang berisikan tanah
ditutup dengan bahan khusus/lilin), untuk kemudian dibawa ke laboratorium penyelidikan tanah.
Umumnya untuk menghemat, tidak seluruh tanah pada tiap lapisan yang dibawa ke laboratorium,
hanya tanah pada lapisan kedalaman desain rencana saja yang dibutuhkan, mungkin saja sample
pada kedalaman 3-4 m.
Hasil uji dilaboratorium akan memberikan beberapa soil data/parameter penting yang dibutuhkan
dalam perhitungan desain pondasi. Untuk itu dipilih beberapa metode pengujian saja di
laboratorium yang akan menghasilkan data tanah yang diperlukan.
Data tersebut antara lain :

1. Indeks tanah (Y, w, e, gs, dll) :


Pengukuran volume dan berat benda uji
Uji saringan (sieve analysis test)
Atterberg Test
2. Kuat Geser Tanah (c, ):
Triaxial Test (UU,CU,CD)
Direct Shear Test
Unconfined Compression Test

Laporan hasil pengeboran tanah harus dibuat jelas dan tepat pengawas lapangan yang menangani
pekerjaan selain harus selalu mencatat hal-hal kecil yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan, seperti : pergantian alat dan tipenya, kedalaman pada waktu penggantian alat, metode
penahanan lubang bor agar stabil atau penahan tebing lobang uji.
Sesudah contoh tanah diuji di laboratorium, ditentukan klasifikasinya. Catatan lapangan bersama
dengan hasil pengujian laboratorium tersebut dirangkum sedemikian sehingga batas-batas antara
material yang berbeda diplot pada elevasi yang benar, menurut skala yang ditentukan.
Semua hasil-hasil pengeboran dicatat dalam laporan hasil pengeboran (atau disebut boring log),
yang berisi antara lain:
Kedalaman lapisan tanah.
Elevasi permukaan tiik bor, lapisan tanah dan muka air tanah.
Simbol jenis tanah secara grafis.
Deskripsi tanah.
-Posisi dan kedalaman pengambilan contoh. Disebutkan kondisi contoh terganggu atau tak
terganggu.
Nama proyek, lokasi, tanggal, dan nama penanggung jawab pekerjaan pengeboran.
Dalam penggambaran profil lapisan tanah, lapisan tanah disajikan dalam bentuk simbol-simbol
yang digambar secara vertical. Gambar berikut menyajikan contoh symbol-simbol tersebut.
Kebanyakan tanah terdiri dari beberapa campuran dari jenis tanah-tanah tertentu, seperti
lempung berlapis, lanau berlapis, lanau berpasir, kerikil berlanau, dan sebagainya. Dalam kondisi
ini, symbol-simbol dapat dikombinasikan, dengan kandungan tanah yang dominan digambar
lebih banyak atau lebih tebal.

You might also like