You are on page 1of 45

WRAP UP PBL

Skenario 2
VITAL STATISTIK DAN
KELUARGA BERENCANA

Kelompo B 06
Ketua
: Raka Aditya
Sekretaris : Rina Chairunnisa
Anggota :
Selvira Sitta
Leora Annastiti H
M.Fadly Salahuddin
M.Ikhsan Amadea
Nurrisya Sholyhanna
Rinda Putri Anggraini
Wahyu Solekhudin

1102009234
1102009247
1102008236
1102009158
1102009182
1102009186
1102009210
1102009248
1102009295

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


TAHUN AJARAN 2011/2012
SKENARIO 2

Vital Statistik dan Keluarga Berencana


Kesehatan ibu dan kesehatan anak merupakan dasar yang penting dalam Kesehatan
Masyarakat. Diseluruh dunia, diperkirakan 529.000 perempuan meninggal tiap tahunnya oleh
sebab-sebab yang berkaitan dengan kehamilan. Dan 99% kematian ini terjadi di negara-negara
yang sedang berkembang. Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) msih merupakan
keprihatinan yang serius bagi pemerintah. AKI pada 1998-2003 diperkirakan 300 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Walauoun angka ini lebih rendah dari perkiraan tahun 1990-1994
(390/100.000).
Angka Kematian Bayi dan Anak di Indonesia masih tinggi, walaupun sudah ada
penurunan. Berdasarkan SDKI 2007, angka kematian balita telah turun 36% selama periode 15
tahun dari 69 kematian per 1000 kelahiran hidup pada periode 1993-1997 menjadi 44 kematian
per 1000 kelahiran hidup pada periode 2003-2007. Kematian bayi merupakan bagian terbesar
dari kematian balita. Selama periode 10 tahun, kematian post neonatorum juga turun lebih cepat
(40%) dari angka kematian neonatum (32%). Sebagian besar kematian bayi terjadi pada bulan
pertama kehidupan.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak berbagai usaha kesehatan telah
dilaksanakan pemerintah termasuk diantaranya program keluarga berencana (KB). Salah satu
tujuan program KB adalah menurunkan angka kelahiran (birth rate). Penerapan program KB oleh
dokter muslim sesuai dengan ajaran Islam. Tren pemakaian alat/cara KB tertentu, Indonesia
1991-2007 dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 1
Persentase Wanita Berstatus Kawin yang menggunakan Suatu alat/cara KB tertentu, Indonesia
2007
Alat/cara KB
Suatu Cara
Sterilisasi wanita
Sterilisasi pria
Pil
IUD
Suntikan
Susuk KB
Kondom
Pantang Berkala
Sanggama terputus
Lainnya
Jumlah wanita

SDKI 1991
49,7 %
2,7
0,6
14,8
13,3
11,7
3,1
0,8
1,1
0,7
0,9
21.109

SDKI 1994
54,7 %
3,1
0,7
17,1
10,3
15,2
4,9
0,9
1,1
0,8
0,8
26.186

SDKI 1997
57,4 %
3,0
0,4
15,4
8,1
21,1
6,0
0,7
1,1
0,8
0,8
26.886

SDKI 2002-2003
60,3 %
3,7
0,4
13,2
6,2
27,8
4,3
0,9
1,6
1,5
0,5
27.857

SDKI 2007
61,4 %
3,0
0,2
13,2
4,9
31,8
2,8
1,3
1,5
2,1
0,4
30.931

Hipotesis
Masalah kesehatan (meningkatkan AKI dan AKB)
Factor penyebab

Kurangnya kesadaran Ibu

Gizi buruk pada anak

Untuk mengikuti program KB

Meningkatkan Promkes

Komplikasi
saat melahirkan

Perbaikan gizi

Program ANC

Menurunkan AKI dan AKB

STEP I
Sasaran Belajar

LO 1. Memahami dan Menjelaskan Vital Statistik


- definisi
- jenis/macam
- faktor yang mempengaruhi
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Angka Kelahiran Bayi
- definisi
- factor yang mempengaruhi
- cara perhitungan
- klasifikasi
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Kematian Ibu dan Bayi
- definisi
- factor yang mempengaruhi
- cara perhitungan
- klasifikasi
LO 4. Memahami dan Menjelaskan Program KB
- definisi kb
- tujuan
- macam-macam kb (keuntungan, kerugian, cara pemakaian, akseptor, efek samping)
LO 5. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam terhadap KB

STEP II
MANDIRI

STEP III
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Vital Statistik
Definisi
Vital statistik adalah statistik mengenai kesehatan dan bertujuan mempublikasikan data
kesehatan yang berguna sekali bagi evaluasi aktivitas, perencanaan, dasar tindak lanjut suatu
pemantauan dan penelitian. Salah satu teknik untuk menilai status kesehatan masyarakat dalam
kesatuan populasi tertentu. Alat bantu menghasilkan ukuran dalam penafsiran akan fakta
kesehatan. Bagian statistik kesehatan yang menghasilkan ukuran tentang kejadian dalam
kehidupan manusia dari konsepsi sampai mati. (Slamet, 2004)
Macam-macam
Vital statistik meliputi
Ukuran fertilitas
sertifikat kelahiran
Identitas umum/ informasi mengenai anak dan orang tuanya.
Informasi untuk penggunaan medis dan kesehatan yang berperan dalam studi
epidemiologi, yaitu mengenai ras, pendidikan orang tua, kehamilan sebelumnya,
jumlah pelayanan sebelum kehamilan, berat badan lahir, komplikasi kehamilan dan
kelahiran, serta janin yang tidak normal
Data mengenai berat lahir, luka lahir dan cacat janin sangat bermanfaat untuk
mengidentifikasi anak, misalnya untuk kebutuhan khusus terhadap kesehatan,
pendidikan dan yankes juga untuk studi epidemiologi menyangkut prematur dan cacat
janin.
Angka angka kematian
Sertifikat Kematian:
Sangat berperan dalam epidemiologi untuk memperoleh dan menginterpretasi
informasi penyebab kematian
Informasi yang tercantum dalam sertifikat kematian adalah :
karakteristik orang yang meninggal (umur, jenis kelamin, warna kulit, pekerjaan) dan
penyebab kematian
Angka angka morbiditas
sertifikat kematian janin (Tersedia informasi mengenai kematian janin). data morbiditas:
Laporan penyakit yang harus dilaporkan
Sumber data : sarana pelayanan kesehatan.
Laporan mengenai penyakit sering diabaikan.
Data pada penyakit yang dilaporkan dapat digunakan untuk mempelajari
kecenderungan menurut waktu dan tempat.
Ukuran ukuran fertilitas
Digunakan para ahli demografi terutama untuk melihat angka kelahiran yang
sesungguhnya, dimana sering dihubungkan dengan terminologi Fekunditas
Digunakan untuk merencanakan pelayanan fasilitas bagi ibu, bayi, dan anak
6

6 ukuran fertilitas :
1 Crude birth rate (angka kelahiran kasar)
2 General fertility rate
3 Age spesific fertility rate
4 Total fertility rate
5 Cumulative fertility rate
6 Standardized fertility rate
Fungsi Vital Statistik
o Menilai dan membandingkan tingkat kesehatan masyarakat.
o Menentukan masalah dan penyebab masalah kesehatan masyarakat.
o Menentukan kontrol dan pemeliharaan selama pelaksanaan program kesehatan.
o Menentukan prioritas program kesehatan suatu daerah.
o Menentukan keberhasilan program suatu daerah.
o Mengembangkan prosedur, klasifikasi, indeks dan teknik evaluasi seperti sistim
pencatatan dan pelaporan.
o Menyebarluaskan informasi tentang situasi kesehatan dan program kesehatan
1
Statistik
Pencatatan Rumah Sakit
Data base pada bagian pendaftaran atau bagian pembayaran di RS memberikan
gambaran yang baik mengenai penyakit di masyarakat.
Penyakit akut yang diobati di data dan kasus dimana orang tidak dapat perawatan
medis tidak akan tercatat di RS
Statistik RS tindakan pada diagnosa dasar pada umumnya sulit untuk dikumpulkan.
Faktor yang mempengaruhi

Status gizi
Penyakit infeksi parasit
Sosial ekonomi
Lingkungan
Pelayanan kesehatan

Kejadian Yang Dinilai Dalam Vital Statistik


- Kejadian kematian
- Kelahiran
- Perkawinan
- Perceraian
- Adopsi
- Penyakit

LO 2. Memahami dan Menjelaskan Angka Kelahiran


Definisi
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
mendefinisikan kelahiran hidup sebagai peristiwa kelahiran bayi, tanpa
memperhitungkan lamanya berada dalam kandungan, dimana si bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan; misalnya
bernafas, ada denyut jantung, atau denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan
otot.
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi
yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan kata lain
fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertilitas
mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk. Istilah fertilitas
adalah sama dengan kelahiran hidup ( live birth), yaitu terlepasnya bayi dari
rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tandakehidupan; misalnya
berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya(Mantra, 2003:145).
Seorang perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu
melahirkan anak-anak yang banyak, misalnya dia mengatur fertilitas dengan
abstinensi atau menggunakan alat-alat kontrasepsi. Kemampuan biologis
seorang perempuan unuk melahirkan sangat sulit untuk diukur. Ahli
demografi hanya menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup (live
birth). Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan
pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu
kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.
Disamping itu seorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu,
berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi.
Sebaliknya seorang perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak
berarti resiko melahirkan dari perempuan tersebut menurun. Memperhatikan
kompleksnya pengukuran terhadap fertilitas tersebut, maka memungkinkan
pengukuran terhadap fertilitas ini dilakukan dengan dua macam
pendekatan : Pertama , Pengukuran Fertilitas Tahunan dan kedua ,
PengukuranFertilitas Kumulatif.
Pengukuran Fertilitas Tahunan pengukuran kelahiran bayi pada tahun
tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko
untuk melahirkan pada tahun tersebut. Pengukuran Fertilitas Tahunan terdiri
dari:
a Angka Kelahiran Kasar atau Crude Birth Ratio (CBR)
Angka Kelahiran Kasar dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran hidup
pada suatu tahuntertentu tiap 1000 penduduk pada per tengahan tahun.
Ataudengan rumus dapat ditulis sebagai berikut:
8

CBR =

B
xk
Pm

CBR : crude birth rate atau angka kelahiran kasar


B : jumlah kelahiran pada tahun tertentu
Pm : penduduk pertengahan tahun
K : konstanta, 1000
Kebaikan dari perhitungan CBR ini adalah perhitungan inisederhana,
karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan
dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Sedangkan kelemahan dari
perhitungan CBR ini adalah tidak memisahkan penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun
keatas. Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.
b Angka kelahiran umum atau general fertility rate (GFR)
Angka kelahiran umum adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita
yang berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun. Dapat ditulis dengan rumus
sbb :
GFR =

B
k
Pf (1549)

GFR : tingkat fertilitas umum


B : jumlah kelahiran
Pf(15-49) : jumlah penduduk umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
Kebaikan dari perhitungan GFR ini adalah perhitungan lebih cermat
daripada CBR karena hanya memasukkan wanita yang rumur 15-49 tahun
atau sebagai penduduk yang exposed to risk. Kelemahan dari perhitungan
GFR ini adalah tidak membedakan resiko melahirkan dari berbagai kelompok
umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai resiko
melahirkan yang sama besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.
c Angka kelahiran menurut kelompok umur atau age spesific
fertility rate (ASFR)
Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar kelompok
pennduduk tertentu, karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula
dibedakan menurut : jenis kelamin, umur, status perkawinan, atau kelompokkelompok penduduk yang lain. Di antara kelompok perempuan usia
reproduksi (15-49) terdapat variasi kemampuan melahirkan karena itu perlu
dihitung tingkat fertilitas perempuan pada tiap-tiap kelompom umur age
9

spesific fertility rate (asfr). Sehingga, asfr diartikan sebagai banyaknya


kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu dengan rumus sbb
:
ASFR =

Bi
k
Pfi

ASFR : age spesific fertility rate


Bi : jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi : jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
K : angka konstanta 1000
Kebaikan dari perhitungan ASFR adalah perhitungan ini lebih cermat
dari GFR karena sudah membagi penduduk yang exposed to risk ke dalam
berbagai kelompok umur. ASR merupakan dasar untuk perhitungan ukuran
fertilitas dan reproduksi selanjtnya. Kelemahannya membutuhkan data yang
terinci yaitu banyaknya kelahiran untuk kelompok umur, tidak menunjukkan
ukuran fertilitas untuk keseluruhan wanita umur 15-49 tahun,

d Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran atau birth order


spesific fertility rates
Tingkat fertilitas menurut urutan kelairan sangat penting untuk
mengukur tinggi rendahnya fertilitas suatu negara. Kemungkinan seorang
istri untuk menambah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah
dilahirkannya. Seorang isy\tri mungkin menggunakan akat kontrasepsi
setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur anak yang masih
hidup. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran dapat ditulis dengan rumus
:
BOSFR =

Bo
k
Pf ( 1549 )

BOSFR : birth order spesific fertility rate


Bo : jumlah kelahiran urutan ke I
Pf(15-49) : jumlah perempuan umur 15-49 pertengahan tahun
K : konstanta, 1000
Faktor Yang Mempengaruhi

Kebijakan pro-natalis dan anti-natalis dari pemerintah

Tingkat aborsi
10

Struktur usia-jenis kelamin yang ada


Kepercayaan sosial dan religius - terutama berhubungan dengan
kontrasepsi

Tingkat buta aksara pada wanita

Kemakmuran secara ekonomi (walaupun pada teorinya ketika sebuah


keluarga memiliki ekonomi yang baik, mereka mampu untuk membiayai
lebih banyak anak, dalam praktiknya kemakmuran ekonomi dapat
menurunkan tingkat kelahiran)

Tingkat kemiskinan anak-anak dapat dijadikan sumber ekonomi pada


negara berkembang karena mereka bisa menghasilkan uang (tenaga
kerja anak)

Angka Kematian Bayi - sebuah keluarga dapat mempunyai lebih


banyak anak jika angka kematian bayi (Infant Mortality Rate / IMR) tinggi.

Urbanisasi
Homoseksualitas - pria dan wanita homoseksual hampir seluruhnya
tidak menjadi ayah dan ibu, mengurangi angka kelahiran tiap tahunnya.

Usia pernikahan

Tersedianya pensiun

Konflik.

Factor Pendorong Kelahiran (Prenatalitas)


a.
b.
c.
d.

Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki


Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan
Pernikahan usia dini
Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya
dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang
belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak
laki-laki
e. Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga
yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki
anak.
Factor Penghambat Kelahiran (Antinatalitas)
11

- Adanya program KB
- Kemajuan dibidang IPTEK dan obat-obatan
- Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjangan anak
bagi PNS
- Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia
pernikahan
- Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan, karir
- Adanya perasaan malu bila mempunyai banyak anak.

LO 3. Memahami dan Menjelaskan Angka Kematian (mortality rate)


Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain
fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup.
Bermacam-macam indikator mortalitas atau angka kematian yang umum dipakai adalah:
1. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR).
Konsep Dasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa
besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini
disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko
kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
Kegunaan
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan
pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna
untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang
bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan
pertumbuhan penduduk alamiah.
Definisi
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000
penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.
CDR=

jumlah kematian pada tahun X


jumlah penduduk pada pertengahan tahun X X 1000

12

D
P

xk

Dimana:
D

: Jumlah kematian pada tahun x

: jumlah penduduk pada pertengahan tahun x

: 1000

Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang
umumnya tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat
dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka
rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
Konsep Dasar
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis
besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah
kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh
faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi
atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi
setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Kegunaan Angka Kematian Bayi dan Balita
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana
angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan
berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal
disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program
untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program
pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian
Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program
pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan
pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

13

Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate ) IMR adalah jumlah kematian bayi yang
berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama,

3. Angka kematian neo-natal


Definisi
Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu
bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Manfaat NMR adalah untuk mengetahui :
a) Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal
b) Program imunisasi
c) Pertolongan persalinan
d) Penyakit infeksi, terutama Saluran Napas Bagian Atas.

4. Angka kematian post neo-natal


Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di Negara belum
berkembang , terutama pada wilayah tempat bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya
akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi.
Definisi

14

Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian yang
terjadi pada bayiyang berumur antara 28 hari sampai dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran
hidup pada satu tahun tertentu.

Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1 bulan sampai dengan
kurang dari 1 tahun

Jumlah kematian bayi berumur satu bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun pada satu
tahun tertentu & daerah tertentu
Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu & daerah tertentu
K = konstanta (1000)

5. Angka Kematian Perinatal


Periode yang paling besar resiko kematiannya bagi umat manusia adalah periode
perinatal dan periode setelah usia 60 tahun. Di dalam kedokteran klinis, evaluasi terhadap
kematian anak dalam beberapa hari atau beberapa jam bahkan beberapa menit setelah lahir
merupakan hal yan penting agar kematian dan kesakitan yang seharusnya tidak perlu terjadi
dalam periode tersebut bisa dicegah.
Definisi
Angka kematian perinatal (Perinatal Mortality Rate, PMR) adalah jumlah kematian janin
yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian
bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama
Manfaat PMR :
Untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan
bayi.
Factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya PMR adalah :
a) Banyaknya Bayi BBLR
b) Status gizi ibu dan bayi
c) Keadaan social ekonomi
d) Penyakit infeksi, terutama ISPA
e) Pertolongan persalinan

15

6. Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 tahun)


Konsep
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang
berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis
dengan notasi 0-4 tahun.
Definisi
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun
tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)

7. Angka Kematian IBU (AKI)


Konsep
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun
waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat
persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi
bukan karena sebab-sebab lain sepertikecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).
Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per
100.000 kelahiran hidup.
Cara Menghitung
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per
100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum.
16

Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran.

Penyebab Kematian
Kematian dewasa umumnya disebabkan karena penyakit menular, penyakit degeneratif,
kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan balita
umumnya disebabkan oleh penyakit sistim pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang
merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak
rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkan tingginya
kematian bayi dan balita di sesuatu daerah.
FAKTOR SOSIAL EKONOMI
Kematian dan Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gisi dan kesehatan
lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan merupakan faktor individu dan
keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya
kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak tahuan masyarakat mengenai pentingnya
perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya komplikasi kehamilan.
KOMITMEN MDG
Komitmen untuk mencapai tujuan Millenium Development Goal (MDG)
Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran
Millenium Development Goals (MDG) untuk menurunkan Angka Kematian Anak sebesar
dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau menjadi 20 per 1000 kelahiran bayi pada tahun
2015 dan menurunkan kematian ibu sebesar tiga perempatnya menjadi 124 per 100.000
kelahiran.
LO 4. Memahami dan Menjelaskan tentang KB
Definisi

17

Upaya
peningkatkan
kepedulian
masyarakat
dalam
mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia sejahtera
(Undang-undang No.
10/1992).
Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu
usaha
untuk
menjarangkan
atau
merencanakan
jumlah
dan
jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. WHO (Expert Committe,
1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektifobketif
tertentu,
menghindari kelahiran yang
tidak
diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang
diinginkan,
mengatur
interval
diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan
yang dapat bersifat sementara ataupun bersifat permanen. Sampai saat ini
belum ada kontrasepsi yang ideal. Ciri kontrasepsi yang ideal ditentukan
oleh beberapa faktor antara lain : dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek
yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut
kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu koitus, tidak memerlukan
motivasi terus menerus, mudah pelaksanaannya, murah dan mudah diterima
oleh pasangan yangbersangkutan.
Tujuan Program KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan
sosial ekonomi suatukeluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Tujuan
lain
meliputi
pengaturan kelahiran,
pendewasaan
usia
perkawinan,
peningkatan
ketahanan
dan
kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan
dari
tujuan program KB adalah:
Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa;
Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi,
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
o Keluarga dengan anak ideal
o Keluarga sehat
o Keluarga berpendidikan
o Keluarga sejahtera
o Keluarga berketahanan
o Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
o Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
18

Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar


1,14 persen per tahun.
Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan.
Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiranberikutnya,
tetapi
tidak
memakai
alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif,
dan efisien.
Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi
21 tahun.
Meningkatnya
partisipasi keluarga dalam
pembinaan tumbuh
kembang anak.
Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1
yang aktif dalam usahaekonomi produktif.
Meningkatnya
jumlah
institusi
masyarakat
dalam
penyelenggaraan pelayanan Program KBNasional.
Akseptor KB
Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan
melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. Akseptor KB menurut sasarannya terbagi tiga fase
yaitu fase menunda atau mencegah kehamilan, fase penjarangan kehamilan dan fase
menghentikan atau mengakhiri kehamilan atau kesuburan.
Akseptor KB lebih disarankan untuk pasangan usia subur (PUS) dengan menggunakan
alat kontrasepsi. Karena pada pasangan usia subur inilah yang lebih berpeluang besar untuk
menghasiilkan keturunan dan dapat meningkatkan angka kelahiran.
Akseptor keluarga berencana yang diikuti oleh pasangan usia subur dapat dibagi menjadi
tiga macam :
1). Akseptor atau peserta KB baru, yaitu pasangan usia subur yang pertama kali
menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran
atau persalinan.
2). Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta yang masih menggunakan kontrasepsi tanpa
diselingi kehamilan.
3). Akseptor atau peserta KB garti cakra, yaitu peserta KB yang ganti pemakaian dan suatu
metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.
Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan
angka kematian
ibu dan anak;
Penanggulangan
masalah kesehatan
reproduksi;
Peningkatan
kesejahteraan keluarga;
Peningkatan
derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan
sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan
19

fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan


berjalan lancar.
Pada pemilihan berbagai jenis kontrasepsi khususnya kontrasepsi oral, yang terpenting
adalah memilih jenis yang memiliki khasiat kontrasepsi yang paling sedikit kegagalannya dan
yang memiliki efek samping yang paling minimal. Walaupun mempunyai khasiat kontrasepsi
yang sama tetapi belum tentu setiap individu memiliki kenyamanan yang sama.
JENIS-JENIS KONTRASEPSI
a. Alami
1 Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat
bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh akan meningkat
setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah tabel/kertas grafik.
2 Metode Lendir Serviks
Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul dalam siklus wanita. Lendir ini dicek di
vagina. Sesudah haid vagina biasanya kering. Setelah itu muncul lendir yang lengket
(sticky). Sesaat sebelum ovulasi, lendir berubah menjadi basah dan licin (wet and slippery).
Hari terakhir basah karena lendir ini biasanya bersamaan dengan ovulasi.
3

Metode Sympthotermal
Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya wanita disuruh mencari tanda
tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut (cramps), spotting dan perubahan posisi serta
konsistensi serviks. Metode ini sedikit lebih unggul karena mengkombinasi berbagai
variabel. Tetapi tetap juga memiliki keterbatasan.
4 Methode Kalender
Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan
masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid. Sedangkan, bila siklus
haid tidak teratur, harus dicatat siklus haid selama 6 bulan. Yang paling normal haid adalah
28 hari, tetapi masih dianggap normal jika antara 21-35 hari. Masa subur awal didapatkan
dengan siklus terpendek dikurangi 18 dan akhir masa subur adalah siklus terpanjang
dikurangi 11. Misalnya siklus terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur
adalah antara hari ke 7 s/d 24.
5 Metode Amenorea Laktasi
Pada periode menyusui sering wanita menjadi tidak haid akibat hormon laktasi. Ternyata
disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibuibu harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada malam hari tidak
melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama bayi menyusui
maka semakin kecil ovulasi akan timbul. Dalam 6 bulan pertama jika diterapkan dengan
benar angka kehamilannya hanya 2 %. Jika perdarahan (haid) muncul maka kemungkinan
hamil semakin muncul.
6 Coitus Interruptus (senggama terputus)

20

Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya


terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau
terlambat menarik penis keluar.
b. Kontrasepsi Mekanik

1 Kondom
Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi
sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak
dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga
kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini:
- Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
- Membutuhkan waktu untuk pemasangan
- Mengurangi sensasi seksual
Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang
harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%.
Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut
yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah
dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
3 Vaginal diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam
liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus
digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila
ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam)
setelah senggama.
4 IUD (Intra Uterine Device) atau spiral
Alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim,
yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara
kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
Jenis-jenis IUD di Indonesia
a Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi
lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal
lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini
adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
b Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. fungsinya
sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel.
21

Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.

Cara Kerja
a Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi
Efektifitas
IUD sangat efektif (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8
kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga
rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan
masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada
akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
Usia reproduktif
- Keadaan nulipara
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
- Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui
- Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
- Risiko rendah dari IMS
- Tidak menghendaki metoda hormonal
- Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
- Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama
- Perokok
- Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara
khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu
setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam
bulan sekali.
Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
- Belum pernah melahirkan
- Adanya perkiraan hamil
- Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
22

Perdarahan vagina yang tidak diketahui


Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri
Penyakit trofoblas yang ganas
Diketahui menderita TBC pelvic
Kanker alat genital
Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Keuntungan
Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill,
Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD
dalam pengobatan endometriosis.
Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of
Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu
mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker
ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral.
o Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling
tidak 10 tahun
o IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
o Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
o Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa
aman terhadap risiko kehamilan
o Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
o Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui tidak
mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
o Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
o Dapat digunakan sampai menopause
o Tidak ada interaksi dengan obat-obat
o Membantu mencegah kehamilan ektopik
o Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

1
2

Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian
perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah
pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan
hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut,
dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak
terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus
segera ke klinik jika:
Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing,
muntah-muntah.
Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
23

Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan
lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika
anda menemukan gejala-gejala diatas.

Efek Samping dan Komplikasi


Efek samping umum terjadi:
- Perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat
haid lebih sakit
- Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
- Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
- Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
- Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP
dapat memicu infertilitas
- Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
- Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD.
Biasanya menghilang dalam 1 2 hari
- Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat
melepas
- Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang
segera setelah melahirkan)
- Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan
normal
- Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
2 sampai 4 hari setelah melahirkan
40 hari setelah melahirkan
Setelah terjadinya keguguran
Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
Menggantika metode KB lainnya

Waktu Pemakai Memeriksakan Diri


1 bulan pasca pemasangan
3 bulan kemudian
Setiap 6 bulan berikutnya
Bila terlambat haid 1 minggu
Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
Keluhan-keluhan pemakai IUD
24

Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit


perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari.
Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD
harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan
haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara
mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari.
Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi
adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal
ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang merupakan benda
asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi.
Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian IUD.
5. IUS atau Intra Uterine System
Bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam.
Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai plus:
- Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil
Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih singkat

c. Kontrasepsi hormonal
KONTRASEPSI ORAL
Berdasarkan kandungannya, kontrasepsi oral dibagi atas :
1. Pil Kombinasi
Merupakan sediaan yang paling banyak digunakan, dimana setiap tablet mengandung 20
100 g etinilestradiol dan gestagen dalam dosis tertentu.
2. Pil Sekuensial (bifasik)
Terdiri dari 14-16 pil yang mengandung derivat estrogen dan 5-7 pil selanjutnya
mengandung kombinasi estrogen dan gestagen. Cara kerjanya mirip dengan suatu siklus haid
normal, khasiat kontrasepsi hanya berdasarkan pada hambatan ovulasi oleh estrogen dalam fase
pertama dan pada fase kedua gestagen hanya berguna untuk menimbulkan perdarahan yang
teratur. Pil sekuensial tidak seefektif pil kombinasi oleh karenanya angka kegagalan relatif tinggi.
Di Indonesia sediaan ini tidak pernah beredar.
3. Pil Mini

25

Dikatakan pil mini karena dosis gestagen yang digunakan sangat rendah. Gestagen yang
digunakan adalah turunan nortestosteron seperti noretisteron 0,35 mg, linestrerol 0,50 mg,
levonorgestrel 0,03 mg. Ada juda yang mengandung etinodral diasetat 0,35 mg atau kuingestanol
0,3 mg. Pil diminum tiap hari tanpa perlu memperhatikan saat terjadinya haid. Cara kerjanya
belum diketahui dengan pasti, beberapa diantaranya adalah menekan sekresi gonadotropin,
mempengaruhi fungsi korpus luteum, menghambat nidasi, memperlambat gerakan tuba sehingga
transportasi ovum.
Terganggu dan menekan produksi steroid diovarium. Keuntungan menggunakan pil mini
dapat diberikan pada wanita menyusui, wanita dengan hipertensi, wanita perokok dan yang
mempunyai riwayat penyakit tromboemboli. Kerugiannya dapat terjadi kehamilan ektopik.
4. Pil Pascasanggama
Sediaan yang mengandung dietilstilbestrol (DES) atau estrogen dosis tinggi, dapat
mencegah kehamilan jika diberikan segera setelah koitus yang tidak dilindungi. Dietilstilbestrol
50 mg/hari atau etinilestradiol 1 mg/hari selama 5 hari, digunakan 24 jam atau
selambatlambatnya 48 jam pasca sanggama. Akhir-akhir ini banyak digunakan pil kombinasi
estrogen dan gestagen dengan dosis tinggi misalnya 100 g etinilestradiol dan 0,5 mg
levonorgestrel. Sediaan lainnya, levonorgestrel saja dengan dosis 0,3 1 mg digunakan paling
lambat 3 jam pascasanggama, mefipristone 10 dan 50 mg dapat digunakan sampai 120 jam pasca
sanggama atau danazol 800 1200 mg/hari.
Cara kerjanya adalah mencegah terjadinya nidasi, meningkatkan motilitas tuba sehingga
mengganggu transportasi ovum dan membuat endometrium menjadi tidak fisiologis untuk proses
nidasi. Perlu diingat pil pasca sanggama hanya berguna sebelum terjadinya implantasi. Efek
samping yang pernah dilaporkan adalah terjadinya kelainan bawaan mayor, seperti kanker vulva
pada penggunaan dietilstilbestrol dan efek teratogenik dari estrogen pada hewan percobaan.
Berbagai bentuk kontrasepsi oral.
No Nama dagang
Gestagen
1. (jenis kombinasi)
Microgynon 30
150 mcg Levonorgestrel
Nordette 28
150 mcg Levonorgestrel
Nordial 28
250 mcg Levonorgestrel
Mercilon 28
150 mcg Levonorgestrel
Marvelon 28
150 mcg Desogestrel
Ovostat 28
1 mg Linestrenol
Lyndiol
2,5 mg Linestrenol
Gynera
75 mcg Gestroden
Diane 35
2 mg Siproterone asetat
2

(jenis
kombinasibertingkat)
Triquilar ED

50 mcg Levonorgestrel
75 mcg Levonorgestrel

Estrogen
30 mcg Etinilestradiol
30 mcg Etinilestradiol
50 mcg Etinilestradiol
20 mcg Etinilestradiol
30 mcg Etinilestradiol
50 mcg Etinilestradiol
50 mcg Etinilestradiol
30 mcg Etinilestradiol
35 mcg Etinilestradiol

30 mcg Etinilestradiol
40 mcg Etinilestradiol
26

Trinordial

125 mcg Levonorgestrel

30 mcg Etinilestradiol

50 mcg Levonorgestrel
75 mcg Levonorgestrel
125 mcg Levonorgestrel

30 mcg Etinilestradiol
40 mcg Etinilestradiol
30 mcg Etinilestradiol

3.
(Gestagen saja)
Exluton 28

0,5 mg Linestrenol

PIL KOMBINASI
Kontrasepsi oral steroid kombinasi adalah metode kontrasepsi yang paling efektif. Terdiri
atas kombinasi estrogen dan gestagen dalam dosis tertentu. (1,2) Estrogen dan gestagen yang
dipakai adalah steroid sintetik dimana steroid sintetik mempunyai potensi yang lebih tinggi per
unit dibandingkan dengan steroid alamiah kalau ditelan per oral. Kandungan estrogen yang
banyak digunakan ialah etinilestradiol dan mestranol (3 metil eter). Mestranol didalam hati akan
mengalami proses dimetilasi menjadi etinilestradiol. (5,7,8) Sedangkan gestagen yang digunakan
adalah derivat 19 nortestosteron berupa noretinodrel, norethindron asetat, etinodial diasetat dan
norgestrel.
Saat ini telah tersedia juga gestagen generasi ke-3 yang bersifat Lipid friendly yaitu
desogestrel, gestoden dan norgestimat.Pil kombinasi adalah kontrasepsi oral yang paling sering
digunakan, diminum setiap hari selama 3 minggu dan dihentikan pemakaiannya selama 1
minggu, yang dalam waktu 1 minggu itu biasanya akan terjadi perdarahan dari uterus akibat
penghentian pemakaian obat.

JENIS-JENIS PIL KOMBINASI


1. Monofasik
Pertama kali ditemukan oleh Pincus (Pincus Pill). Jenis monofasik paling banyak
digunakan saat ini. Setiap tabletnya mengandung 30 -100 g etinilestradiol (di beberapa negara
terdapat pula tablet dengan 10 dan 20 g) dan gestagen sintetik dengan dosis yang berbedabeda. Kebanyakan efek samping yang timbul disebabkan oleh kandungan estrogen sehingga saat
ini hampir semua pil kontrasepsi mempunyai kadar estrogen yang rendah (20-35 g
etinilestradiol). Dari sebagian besar penelitian, pemberian dosis 50 g menimbulkan efek
samping yang sangat rendah.
2. Kombinasi bertingkat
Jenis ini dibuat dengan maksud lebih mengurangi efek samping yang ditimbulkan
gestagen, yang dikenal dengan jenis 2 tingkat dan 3 tingkat. Pada jenis 2 tingkat, tingkat pertama
dosis gestagen sangat rendah menjadi 0,05 mg dan pada tingkat kedua dosisnya menjadi 0,125

27

mg. Sedang dosis estrogen tidak berubah. Pada jenis 3 tingkat (contohnya Triquilar), 6 tablet
pertama mengandung 0,05 mg Levonorgestrel dan 30 g etinilestradiol;
5 tablet berikutnya mengandung 0,07 mg Levonorgestrel dan 40 g etinilestradiol; 10 tablet
terakhir mengandung 0,125 mg Levonorgestrel dan 30 g etinilestradiol. Jadi selain peningkatan
dosis gestagen, dosis estrogen juga berubah.
MEKANISME KERJA
Khasiat kontrasepsi suatu pil kombinasi berdasarkan hambatan ovulasi, dimana secara
sinergis estrogen dan gestagen bekerja dengan mekanisme umpan balik terhadap poros
hipotalamus-hipofise sehingga tejadi hambatan sekresi gonadotropin-releasing hormon (GnRH)
dengan akibat tidak terjadi pelepasan FSH dan LH. Dengan tidak adanya FSH maka tidak terjadi
maturasi folikel yang berakibat juga tidak adanya produksi estrogen oleh folikel dalam ovarium
sehingga tidak terjadi pengeluaran LH. Akibat kurangnya FSH dan tidak adanya peningkatan
kadar LH pada tengah-tengah siklus haid menyebabkan gangguan dari ovulasi.
Selain itu, estrogen dalam dosis tinggi dapat mempercepat perjalanan ovum dan
gangguan proliferasi endometrium sehingga mengganggu implantasi ovum yang sudah dibuahi.
Pengaruh gestagen dalam pil kombinasi adalah memperkuat daya kerja estrogen dalam
menghambat ovulasi akan tetapi gestagen sendiri dalam dosis yang tinggi juga dapat
menghambat ovulasi. Khasiat lain dari gestagen adalah memperkental lendir serviks sehingga
menghalangi penetrasi spermatosoon masuk ke dalam uterus, mempengaruhi endometrium
sehingga mengganggu implantasi ovum yang telah dibuahi dan mengganggu motilitas tuba.
CARA PEMBERIAN
Pil kombinasi biasanya tersedia dalam kemasan berisi 21 pil dan ada juga yang berisi 28
pil dimana 7 pil terakhir hanya berupa plasebo yang berisi preparat besi atau vitamin. Pil
diminum tiap hari 1 pil terus-menerus dan diminum saat-saat tertentu agar tidak mudah lupa
misalnya malam sebelum tidur, makan malam atau setelah menggosok gigi. Baik yang berisi 21
atau 28 pil mempunyai prinsip minum yang sama yaitu 3 minggu minum dan 1 minggu istirahat
minum pil.

Untuk mudahnya :
1 Bila menggunakan kemasan 21 pil. Setelah habis 1 kemasan, istirahat minum pil selama
7 hari kemudian minum pil kemasan baru.
2 Bila menggunakan kemasan 28 pil. Setelah habis 1 kemasan, langsung minum kemasan
baru tanpa fase istirahat.
Bila terjadi lupa minum pil :
1 Lupa 1 pil, maka segera minum pil yang terlupa dan pil yang selanjutnya diminum
seperti saat biasanya.
2 Lupa 2 pil
a Terjadi selama minggu pertama atau kedua, maka akseptor harus minum 2 pil selama 2
hari berturutturut dan pil selanjutnya diminum seperti saat biasanya (belum diperlukan
tapi disarankan untuk memakai kontrasepsi tambahan misalnya kondom selama 7 hari).
28

Terjadi selama minggu ketiga, maka akseptor harus minum 1 pil sehari sampai hari
minggu berikutnya dan pada hari itu mulai dengan kemasan baru (atau bisa langsung saja
dengan pil kemasan baru) dan harus menggunakan kontrasepsi tambahan sampai
mulainya siklus haid berikutnya atau sekurangkurangnya 7 hari.

Lupa 3 pil
Sama dengan lupa 2 pil pada minggu ketiga atau dapat juga minum 2 pil selama 3 hari
berturut-turut dan disertai penggunaan kontrasepsi tambahan sampai mulainya siklus
haid berikutnya atau sekurang-kurangnya 7 hari.

Sedang diare atau muntah-muntah


Pil tetap diminum tiap hari seperti biasanya dan menggunakan kontrasepsi tambahan
sampai 7 hari setelah sembuh.

Dengan aturan 3 minggu minum dan 1 minggu istirahat minum pil akan menghasilkan
perlindungan yang mutlak terhadap pembuahan. Penggunaan pil untuk pertama kalinya
sebaiknya tidak melewati hari ke-5 dari permulaan haid atau dalam waktu 3 minggu setelah
melahirkan atau dalam waktu 14 hari pasca tindakan pada abortus untuk mencegah terjadinya
induksi ovulasi karena pada wanita normal dengan folikel yang matur dan segera akan
mengalami ovulasi spontan, pada kondisi ini pemberian kontrasepsi oral akan memicu ovulasi
yang sesungguhnya.
Sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin 3 bulan kemudian 6 bulan dan
selanjutnya tiap-tiap tahun setelah pemakaian pil. Selain efek samping, berat badan dan tekanan
darah juga perlu pemeriksaan mamma dan sediaan apus (Papanicolaou smear).
KONDISI-KONDISI DIMANA KONTRASEPSI ORAL
KOMBINASI DAPAT DIGUNAKAN MENURUT WHO (kategori 1 dan 2) :
Kategori 1: Suatu kondisi dimana tidak ada larangan dalam penggunaan metode kontrasepsi
(metode dapat digunakan)
Kategori 2 : Suatu kondisi dimana keuntungan-keuntungan pada penggunaan metode ini lebih
besar dibanding dengan resiko teoritis atau terbukti (metode dapat digunakan)
1
2
3
4

Menarke sampai diatas 40 tahun


Nulipara maupun multipara
> 6 bulan postpartum (meneteki) dan > 21 hari postpartum (tidak meneteki)
Pasca abortus dan pasca kehamilan ektopik terganggu ataupun riwayat operasi daerah
pelvis
5 Merokok dengan usia < 35 tahun
6 Kegemukan (IMT > 30 kg/m2)
7 Riwayat tekanan darah tinggi dalam kehamilan
8 Riwayat keluarga dengan penyakit trombosis vena profunda/emboli paru ( ayah-ibu)
9 Pasca bedah besar/kecil tanpa imobilisasi
10 Penyakit trombosis vena superficial
11 Penyakit katup jantung tanpa komplikasi
12 Nyeri kepala bukan migren, epilepsi
29

13 Perdarahan pervaginam teratur maupun tak teratur, endometriosis,tumor ovarim jinak,


dismenore berat
14 Penyakit trofoblas jinak/ganas, ektropion serviks, NIS, karsinoma serviks
15 Tumor jinak payudara, massa yang belum terdiagnosis pada payudara, riwayat keluarga
dengan kanker payudara, karsinoma endometrium, karsinoma, ovarium, mioma uteri
16 Penyakit inflamasi pelvis, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, sistosomiasis,
tuberkulosis, malaria
17 Diabetes tanpa komplikasi, hipertiroid, hipotiroid
18 Penyakit kandung empedu dengan gejala ataupun tidak atau yang telah dilakukan
kolesistektomi, riwayat kolestasis yang berhubungan dengan kehamilan
19 Talasemia, siklemia, anemia kekurangan zat besi
20 Sedang memakai antibiotika (selain rifampicin dan griseofulvin)
KONDISI-KONDISI DIMANA KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI TIDAK DAPAT
DIGUNAKAN MENURUT WHO (kategori 3 dan 4) :
Kategori 3 : Suatu kondisi dimana risiko teoritis atau terbukti biasanya lebih besar dibanding
dengan keuntungan menggunakan metode tersebut (metode tidak dapat digunakan)
Kategori 4 : Suatu kondisi dimana memperlihatkan suatu resiko kesehatan yang tidak dapat
diterima jika metode kontrasepsi digunakan (metode tidak dapat digunakan)
1.
2.
3.
4.
5.

< 6 bulan postpartum (meneteki), < 21 hari post partum (tidak meneteki)
Merokok > 15 batang sehari dengan usia > 35 tahun
Berisiko menderita penyakit arteri kardiovaskuler
Hipertensi, penyakit pembuluh darah
Riwayat/menderita penyakit trombosis vena dalam/emboli paru, pasca bedah besar
dengannimobilisasi yang lama
6. Riwayat/menderita penyakit jantung iskemik, riwayat serangan otak, penyakit katup jantung
dengan komplikasi,hiperlipidemia
7. Nyei kepala diatas 35 tahun atau disertai gejala neurologik fokal
8. Kanker payudara
9. Diabetes dengan neuropati/retinopati/nefropati atau telah menderita selama lebih 20 tahun
atau disertai penyakit vaskuler lainnya
10. Menderita penyakit kandung empedu atau telah terobati secara medis
11. Infeksi akut virus hepatitis, sirosis berat, tumor jinak dan keganasan hati
12. Riwayat kolestasis yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi oral kombinasi
13. Sedang memakai obat rifampicin, griseofulvin, fenintoin, karbamazepin, barbiturat dan
pirimidon.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PIL KOMBINASI
Keuntungan :
1. Efektivitas dapat dipercaya
2. Siklus menstruasi jadi teratur
3. Frekuensi koitus tidak perlu diatur
4. Berkurangnya keluhan dismenorea
5. Sangat reversibel
30

6. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat


7. Membantu mencegah terjadinya kehamilan ektopik, kanker ovarium dan endometrium, tumor
jinak mamma (mungkin juga yang ganas), kista ovarium fungsional, penyakit inflamasi pelvis,
aterosklerosis dan artritis rematoid
8. Pengobatan akne
EFEK SAMPING
Efek samping yang sering timbul pada pemakaian pil kombinasi adalah perdarahan sela
dan hal ini sering dijadikan alasan oleh beberapa akseptor untuk tidak ingin melanjutkan lagi
penggunaan kontrasepsinya. Umumnya perdarahan bercak terjadi pada permulaan penggunaan
pil kontrasepsi dan jarang ditemukan pada penggunaan jangka panjang dan lebih banyak
ditemukan padapenggunaan pil kombinasi dengan dosis estrogen dan gestagen yang rendah.
Penyebab pasti terjadinya perdarahan sela belum banyak diketahui tapi dari pengamatan terbukti
bahwa komponen gestagen yang berperan terhadap terjadinya perdarahan sela dimana gestagen
menyebabkan pelebaran pembuluh darah vena kecil di endometrium vena tesebut akhirnya rapuh
sehingga terjadi perdarahan lokal.
Efek samping pil kombinasi lainnya dapat terjadi karena pengaruh :
a. Estrogen
- Rasa mual dan muntah
- Rasa penuh/nyeri pada mamma
- Retensi cairan
- Peningkatan cairan menstruasi
- Keletihan dan iritabilitas
- Keputihan
- Peningkatan sekresi serviks/erosi serviks
Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka biasanya diberikan pil kombinasi dengan
kandungan estrogen yang rendah atau kandungan gestagen yang lebih tinggi dengan aktivitas
androgenik yang rendah.

b. Gestagen
- Perdarahan tak teratur
- Pengecilan ukuran mamma
- Depresi dan kelelahan
- Penurunan gairah seksual
- Akne dan alopesia
- Sakit kepala
- Kram pada kaki dan kelemahan ligamentum
Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas biasanya diberikan pil kombinasi dengan
kandungan gestagen yang rendah atau yang mengandung estrogen lebih tinggi.
KOMPLIKASI PENGGUNAAN PIL KOMBINASI
1 Tromboemboli vena
Risiko terjadinya tromboemboli vena dalam (profundus) meningkat 3 hingga 11 kali lipat
pada wanita dengan menggunakan kontrasepsi oral. Risiko ini juga meningkat secara
31

bermakna pada pemakaian kontrasepsi oral sebulan sebelum tindakan pembedahan.


Mekanismenya masih belum jelas, diduga akibat pengaruh estrogen dimana etinilestradiol
mempengaruhi faktor pembekuan dan faktor fibrinolisis serta fungsi trombosit dan
endotel sehingga terjadi peningkatan aktifitas pembekuan dan fibrinolisis. Gestagen
diduga juga punya peranan. Gestagen generasi lama seperti levonorgestrel dan
noretisteron tidak mempunyai pengaruh terhadap risiko trombosis vena tetapi risiko ini
akan meningkat 2 kali lipat dengan penggunaan gestagen generasi baru seperti
desogestrel atau gestoden.
Hipertensi
Akseptor pil kombinasi akan mengalami hipertensi secara nyata dan akan kembali
normotensi bila penggunaan pil dihentikan. Diduga akibat pengaruh estrogen dimana
etinilestradiol dapat meningkatkan angiotensinogen dan angiotensin II 3-5 kali kadar
normal, sedang gestagen mempunyai pengaruh minimal terhadap terjadinya hipertensi.
Risiko ini dapat meningkat bila disertai dengan faktor bertambahnya usia dan merokok.
Infark jantung
Pil kombinasi dapat meningkatkan risiko terjadinya infark jantung dan dapat diperberat
dengan bertambahnya usia, merokok, obesitas, diabetes dan hipertensi sebelumnya. Hal
ini berkaitan dengan pengaruh gestagen dan dosisnya terhadap metabolisme lemak.
Stroke
Risiko terjadinya trombosis serebral meningkat 2-3 kali lipat pada penggunaan pil
kombinasi. Sakit kepala mendadak, migrain, mual dan amnesia merupakan gejala awal
terjadinya stroke dan apabila gejala ini timbul saat penggunaan pil kombinasi maka harus
segera dihentikan.
Neoplasia
Kaitan kontrasepsi hormonal dengan risiko peningkatan timbulnya neoplasia masih
belum jelas kalaupun ada peningkatan ini besar kemungkinan sangat kecil. Estrogen
dapat mempengaruhi timbulnya tumor jinak mamma, pertumbuhan mioma uterus dan
pada penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan hiperplasia endometrium yang
berupa hiperplasia simpleks, adenomatosa dan hiperplasia atipik. Hal ini jarang dijumpai
pada penggunaan pil kombinasi dengan gestagen yang tinggi.

Estrogen juga berhubungan dengan timbulnya kanker mamma karena kanker mamma
jarang ditemukan pada usia pubertas dan akan meningkat tajam dengan bertambahnya usia tetapi
timbulnya kanker mamma memerlukan waktu 15-20 tahun jadi kesimpulannnya pil kontrasepsi
tidak berperan terhadap terjadinya kanker mamma tetapi pil kontrasepsi mempercepat
pertumbuhan tumor yang telah ada sebelumnya.
Gestagen dapat menyebabkan proliferasi dan hipersekresi kelenjar endoserviks serta
dapat menyebabkan metaplasia dan displasia epitel porsio dan selaput lendir dari serviks. Tetapi
kebanyakan para ahli berpendapat bahwa pil kontrasepsi tidak meningkatkan risiko terkena
kanker serviks kecuali bagi wanita dengan faktor-faktor risiko seperti aktivitas seksual tinggi,
hubungan seksual pada usia muda, paritas tinggi, status sosial dan ekonomi rendah serta adanya
infeksi Human Papiloma Virus (HPV).
Penggunaan pil kontrasepsi lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko terkena tumor
hati jinak, hal ini berhubungan dengan dosis steroid dan usia namun apabila pil kontrasepsi
dihentikan tumor akan menghilang dengan sendirinya. Pil kontrasepsi tidak meningkatkan risiko
terkena kanker hati primer, hal ini terjadi bila telah ada sirosis hati sebelumnya
32

SUNTIK

a. Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.


b. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
c. Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate testosteron.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
a

Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk
terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.

Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.

Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari
hasil konsepsi.

Keuntungan dan Kerugian


a. Keuntungan
1

Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6


bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.

DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.

Tingkat efektifitasnya tinggi

Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.

Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.

Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.

Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang,
sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.

33

Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan


memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.

tanpa

perlu

Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen,
antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah
disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.

b. Kerugian
1

Perdarahan yang tidak menentu

terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan

Berat badan yang bertambah

Sakit kepala

Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan

Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.

Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.

Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.

Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan

10 Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Saat Pemberian Yang Tepat


a. Pasca persalinan
1

Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan
sebelum berkumpul dengan suami.

Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.


34

b. Pasca Abortus
1

Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

c. Interval.
1

Hari kelima menstruasi

Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

Kontra Indikasi
a

Tersangka hamil

Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya

Tumor/keganasan

Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.

Cara Penggunaan Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap
12 minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.
Efek Samping dan Penanggulangannya
a. Efek samping
1) Gangguan Haid :
a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi
suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

35

b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan
kontrasepsi suntikan.
c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu
( jarang terjadi)

3) Perubahan berat badan


Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah menggunakan
kontrasepsi suntikan

4) Pusing dan sakit kepala


Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan
dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.

5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.

SUSUK KB (IMPLANT)
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah serviks
menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi.

Efek samping Implant

36

Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling
sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian,
seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama
sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek
samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering,
jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.

Keuntungan Implant.
1). Efektifitas tinggi setelah dipasang
2). Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
3) Tidak mengandung estrogen
4) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
5). Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga
terhindar dari dosis awal yang tinggi.
6). Dapat mencegah terjadinya anemia

Kerugian Implant.
1). Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
2). Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
3). Lebih mahal
4). Sering timbul perubahan pola haid
5). Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.

37

KOYO KB (PATCH)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering
menimbulkan reaksi alergi.
Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan dengan angka z (PI). Angka ini
menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode
kontrasepsi tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang semakin kecil menandakan semakin
efektifnya metode kontrasepsi tersebut.

d. Kontrasepsi sterilisasi
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi)
atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter
kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara
permanen, misalnya karena faktor usia.

o Kontap Pada Wanita ( Tubektomi )


Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita
bersangkutan tidak hamila lagi. Merupakan alat kontrasepsi paling efektif dengan angka
kegagalankurang dari 1%
Keuntungan Tubektomi
1 Sangat efektif
2 Permanen
3 Tidak mempengaruhi proses menyusui
4 Tidak bergantung pada faktor senggama
5 Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
6 Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
7 Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
8 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
9 Berkurangnya resiko kanker ovarium
Yang Dapat Menjalani Tubektomi
1 Usia > 26 tahun
2 Peritas > 2
3 Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
4 Pada kehamilannya akan menimbulakn resiko kesehatan yang serius
38

5
6
7

Pascapersalinan
Pascakeguguran
Apham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini

Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi


1 Hamil
2 Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
3 Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
4 Tidak boleh menjalani proses pembedahan
5 Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
6 Belum memberikan persetujuan tertulis
Kapan dilakukan
1 Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien tsb tidak
hamil
2 Hari ke 6 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
3 Pasca persalinan
o Kontap pada pria ( vasektomi )
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi.
Indikasi
Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi mengancam atau
gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas
keluaga.
Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi
Infeksi kulit pada daerah operasi
Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
Hidrokel atau varikokel yang besar
Hernia inguinalis
Filariasis / elephantiasis
Undesensus testikularis
Massa intraskrotalis
Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia
LO 5. Memahami dan Menjelaskan KB dalam pandangan Islam
Penggunaan alat kontrasepsi untuk dua kepentingan, yaitu:
1. Mengatur jarak kelahiran anak untuk maslahat bersama, tanpa ada rasa khawatir dalam hati
tentang rizqi anak tersebut. Seperti pernyataan seseorang: saya menggunakan alat ini agar
ekonomi mapan dulu, atau pemikiran yang semisal itu.
2. Membatasi jumlah kelahiran anak.
39

Jika penggunaan alat kotrasepsi untuk kepentingan yang pertama, maka sebagian besar ulama
menghalalkanya dengan syarat tertentu. Sebab jika tidak teratur maka tujuan memperbanyak
keturunan yang berkualitas akan terkendala, dalam hal ini Alloh SWT berfirman:


Takutlah mereka akan meninggalkan keturunan-keturunan lemah yang mengkhawatirkanya,


maka hendaknya mereka bertaqwa dan berkata dengan kata-kata yang benar
Sedang sebagian ulama yang lain tetap menyatakan apapun alasan kotrasepsi adalah
haram, kecuali dalam keadaan darurat medis ataupun yang semisal. Sebab pelakunya telah
menyelisihi petunjuk yang diajarkan Rosululloh SAW serta berbuat tabdzir terhadap nikmat
keturunan, karena adanya hamba-hamba Alloh yang berharap untuk mendapat keturunan, namun
diharamkan Alloh untuk mendapatkanya. Sedang orang yang berbuat tabdzir adalah teman dan
pengikut syaitan sebagaimana dalam Qs.Al-Isro:27.
Adapun ketetapan hukum para ulama ahlussunnah wal jamaah dari kurun ke kurun
hingga saat ini, pada sebab kedua dari penggunaan alat kontrasepsi yaitu untuk membatasi
keturunan, yang diistilahkan dengan keluarga berencana (KB) adalah Haram. Kecuali jika
karena darurat medis atau yang semisal.
Sebab program KB hakekatnya adalah program pemangkasan kuantiti generasi muda
islam, meskipun mendapatkan legalitas hukum dan fatwa dari ulama setempat, karena dinegeri
kafir jutru populasi sangat digalakkan. Disamping itu, program KB merupakan perselisihan dari
sunnah Nabi SAW yang menghimbau agar umatnya tidak berbuat azl,meskipun tidak
melarangnya dengan tegas, dan azl, hakekatnya adalah pembunuhan terselubung dan
penguburan calon bayi hidup-hidup.
Pandangan Al-Quran Tentang Keluarga Berencana
Dalam al-Quran banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita
laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :
Surat An-Nisa ayat 9:

Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB
diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53,
dan at-Thalaq: 7.

40

Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan
dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak,
memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.
Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana
Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:
( )
sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan
dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang banyak.
Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah
tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi orang
lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama.
Hukum Keluarga Berencana
a. Menurut al-Quran dan Hadits
Sebenarnya dalam al-Quran dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau
memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah
hukum Islam, yaitu:

Tetapi dalam al-Quran ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya
mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut:

Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
(195 : )

Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan.


Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai dengan
hadits Nabi:

Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran.

Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak terlalu
dekat sebagai mana hadits Nabi:

41


Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.
b. Menurut Pandangan Ulama
1)

Ulama yang memperbolehkan

Diantara ulama yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh
Syalthut, Ulama yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti progaram
KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu,
untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama
dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh dari
penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al-Muminun ayat: 12, 13, 14.
2)

Ulama yang melarang

Selain ulama yang memperbolehkan ada para ulama yang melarang diantaranya ialah
Prof. Dr. Madkour, Abu Ala al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu
termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah:

Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan
memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka.
Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam
1)

Cara yang diperbolehkan

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara antara
lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini
diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan
kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :
( ) . .
Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak melarangnya.
2)

Cara yang dilarang

Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara, yaitu dengan cara
merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini
antara lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang
tujuan pernikahan untuk menghasilkan keturunan.

42

43

DAFTAR PUSTAKA

Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005.

BKKBN, 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang.

NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.

Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.

www. bkkbn.go.id
Arie. 2010. Menunda kehamilan dengan KB. diakses tanggal 11 November 2010 URL
<http://formulasehat.com/ruangtunggu/menunda-kehamilan-dengan-pil-kb>

Abey. 2008. Soal KB pria tidak boleh ketinggalan. diakses tanggal 11 November 2010
URL <http://www.e-samarinda.com/forum/lofiversion/index.php?t4879.html>

Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar.
Djuhari, Wiranarta Kusumah. 1993. Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan
Pengembangan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

Hunt L. Chester, dkk. 1989. Sosiologi. Edisi 6. Erlangga. Jakarta

Mantra, IB. 2004. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Prof. Drs. H. Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (PT Toko Gunung Agung : Jakarta. 1997),
h. 54
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. 1997), h. 29
Drs. Musthafa Kamal, Fiqih Islam (Citra Karsa Mandiri: Yogyakarta. 2002), h. 293
Prof. Abdurrahman Umran, Islam dan KB (PT Lentera Basritama: jakarta. 1997),h. 99
Dr. H. Chuzamah, T. Yangro dkk. (ed), Problematika Hukum Islam Kontemporer
(Pustaka Firdaus: Jakarta. 2002), h. 164-165
Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Mizan:
Bandung. 1997), h. 70
Luthfi As-syaukani, Politik, Ham dan Isu-isu Fiqih Kontemporer (Pustaka Hidayah:
Bandung. 1998), h. 157
http://ehsablog.com/perbedaan-kematian-perinatal-dan-angka-kematian-perinatal/
http://cicie.files.wordpress.com/2008/06/makalah_teknoin2007-cicie.pdf

44

45

You might also like