Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Daniel Hosea
Eunike Dian Secapramana
Maria Mustika Dewanti
Oleh :
Daniel Hosea
11 2014 327
112014 233
11 2014 242
Lembar Persetujuan
Jakarta, Februari 2016
Dosen Pembimbing
Dosen Penguji I
Dosen Penguji II
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini kami laksanakan dalam
rangka menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana, yang berlokasi di SD Negeti 02 Pagi Wijaya Kusuma
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara konsumsi makanan tinggi yodium dan faktor-faktor lainnya dengan tinggi
badan murid SD Negeri Wijaya Kusuma di Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat
pada periode 22 - 24 Februari 2016. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan yang telah diberikan dalam penyelesaian penelitian
ini kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga di masa mendatang dapat
ditingkatkan lebih baik lagi.
Penyusun
Hubungan Konsumsi Makanan Tinggi Yodium dan Faktor-faktor Lainnya dengan Tinggi
Badan Murid Sekolah Dasar Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma
di Kecamatan Grogol Petamburan periode Februari 2016
Abstrak
Tinggi badan anak yang pendek masih merupakan suatu masalah global. Berdasarkan data WHO 2010
diperkirakan sekitar 171 juta anak mengalami stunting (pendek). Berdasarkan data Riskesdas 2013
secara nasional prevalensi pendek pada anak umur 5-12 tahun adalah 30,7 % (12,3% sangat pendek
dan 18,4% pendek). Prevalensi sangat pendek terendah di Daerah Istimewa Yogyakarta (14,9%) dan
tertinggi di Papua (34,5 %). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan
tinggi yodium dan faktor-faktor lainnya dengan tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya
Kusuma di Kecamatan Grogol Petamburan periode Februari 2016. Penelitian ini menggunakan desain
deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional pada tanggal 22024 Februari 2016. Subjek
penelitian sebanyak 100 murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma. Teknik sampling
menggunakan menggunakan metode probability sampling dengan cara multistage random sampling di
Puskesmas Wijaya Kusuma. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan mikrotoise. Variabel
terikat berupa tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat. Analisis yang digunakan adalah Chi Square dengan taraf signifikansi 5%
dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan program SPSS v16. Uji statistic menunjukkan adanya
hubungan bermakna antara konsumsi makanan tinggi yodium dengan tinggi badan murid SD
(p=0.000), antara tinggi badan ayah dengan tinggi badan murid SD (p=0.009), antara konsumsi
makanan bergizi seimbang dengan tinggi badan murid SD (p=0.024).
High Consumption Iodine in Food and Other Factors Associated with Elementary Students
Height at SD Negeri 02 Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan District,
West Jakarta February 2016
Abstract
Short stature children is a global problem. Based on the data from the WHO in 2010 estimated
around 171 million children were stunted (short). Based on the data from the Riskesdas 2013 the
short prevalence in children aged 5-12 years was 30.7% (12.3% short and 18.4% very short). The
lowest prevalence of stunted is at Yogyakarta (14.9%) and highest at Papua (34.5%). This study aims
to determine the high consumption iodine in food and other factors associated with elementary
students height at SD Negeri 02 Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan District, West Jakarta,
February 2016. This study used a descriptive-analytic design with cross sectional approach on 22 th24th February 2016. The research subjects were 100 students. The technique used a probability
sampling method with multistage random sampling. The instrument used were questionnaire dan
microtoise. The dependent variable is height in elementary student at SD Negeri 02 Wijaya Kusuma,
Grogol Petamburan district, West Jakarta. The analysis was used Chi-Square test with significance
level of 5% with confidence level of 95% using SPSS v16. Statistical test showed a statistically
significant association between the high consumption iodine in food with height in elementary
students height (p = 0.000), between father's height with elementary students height (p = 0.009),
between balanced consumption with elementary students height (p = 0024).
Daftar Isi
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Kata Pengantar
i
ii
iii
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel
Bab I. Pendahuluan
iv
vi
1
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
2.3 Selenium
10
10
2.8 Mineral
11
12
12
14
14
16
17
18
18
18
3.3 Populasi
18
18
18
18
18
19
19
20
21
21
21
21
22
22
22
22
22
23
23
23
23
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
3.12.1 Tenaga
28
3.12.2 Fasilitas
28
29
Bab V. Pembahasan
32
37
6.1 Kesimpulan
37
6.2 Saran
38
Daftar Tabel
Tabel 2.1
Tabel 3.1
19
Tabel 3.2
Tabel 4.1
21
29
Tabel 4.3
30
31
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penilaian pertumbuhan merupakan komponen pengawasan kesehatan anak yang
sangat penting. Penyimpangan pola pertumbuhan dapat bersifat non-spesifik atau dapat
merupakan indikator penting adanya kelainan kronis dan serius, sehingga pengukuran tinggi
badan dan berat badan harus dilakukan setiap kali berkunjung. Pengukuran harus diukur dan
dibandingkan dengan menggunakan kurva pertumbuhan, serta mengikuti pola pertumbuhan
anak dapat dilihat bahwa pertumbuhan anak masih dalam batas normal atau perlu evaluasi
lebih lanjut.1
Berdasarkan data dari WHO, penelitian yang dilakukan untuk menghitung prevalensi
dan kecenderungan terjadinya stunting pada anak yang baru lahir sampai usia 60 bulan, baik
laki-laki maupun perempuan yang menggunakan standar pertumbuhan WHO. Pada tahun
2010, diperkirakan sekitar 171 juta anak mengalami stunting (pendek). Secara global, anak
yang pendek menurun dari 39,7 % pada tahun 1990 menjadi 26,7% pada tahun 2010. Dengan
melihat keadaan ini maka diharapkan pada tahun 2020 nanti akan menurun menjadi 21,8%
atau sekitar 142 juta penduduk. Sementara itu kependekan pada anak yang terjadi di Afrika
mengalami stagnansi sejak tahun 1990 yaitu sekitar 40%, sedangkan di Asia menunjukkan
penurunan yang drastic dari 49% pada tahun 1990 menjadi 28% pada tahun 2010, hampir
mengurangi separuh dari jumlah anak yang mengalami kependekan dari 190 juta menjadi 100
juta anak. Kecenderungan seperti ini diharapkan akan berlanjut dan pada tahun 2020 di Asia
maupun Afrika akan memiliki jumlah yang sama pada anak yang mengalami kependekan
(masing-masing 68 juta dan 64 juta). Kisaran lebih rendah di Amerika Selatan yaitu 14% atau
7 juta anak. Meskipun terjadi rata-rata penurunan pada negara berkembang, stunting masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. 2
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar 2013 secara keseluruhan, prevalensi
pendek (tinggi badan berdasarkan umur) pada anak umur 5-18 tahun menurut jenis kelamin
pada anak laki-laki, prevalensi pendek tertinggi di umur 13 tahun (40,2 %), sedangkan pada
anak perempuan di umur 11 tahun (35,8%). Selain itu secara nasional prevalensi pendek pada
anak umur 5-12 tahun adalah 30,7 % (12,3% sangat pendek dan 18,4% pendek). Prevalensi
sangat pendek terendah di Daerah Istimewa Yogyakarta (14,9%) dan tertinggi di Papua (34,5
%).3
Kekurangan yodium dapat menyebabkan berbagai gangguan yang biasa disebut
dengan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Gangguan ini meliputi keguguran
pada wanita hamil, kretinism, gondok, dan keterbelakangan mental. Diperkirakan 241 juta
anak usia sekolah di seluruh dunia memiliki asupan yodium yang tidak mencukupi bahkan
terjadi sampai terjadi defisiensi yodium ringan-sedang yang telah terbukti menyebabkan
kelainan pada perkembangan psikomotor dan intelektual anak-anak.4
Sekitar 2 juta individu di dunia tinggal diarea yang kekurangan yodium dan
konsekuensi yang menyertainya sudah meluas. Yodium merupakan salah satu elemen yang
essensial yang memungkinkan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid yang sangat
vital untuk pertumbuhan dan perkembangan otak dan sistem saraf pusat. Hormon tiroid
mempunyai peranan penting dalam regulasi proses metabolisme dalam tubuh. Kekurangan
yodium terutama disebabkan oleh kandungan yodium yang rendah dalam makanan, air dan
tanah. 4
Menurut Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, kementerian kesehatan dari
data per 20 Februari 2015 diketahui proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi garam
beryodium pada tahun 2014 adalah sebesar 90%. Secara nasional cakupan rumah tangga
dengan konsumsi garam beryodium telah mencapai target yaitu 91%, namun masih terdapat 6
provinsi yang belum mencapai target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat, Maluku, Nusa
Tenggara Timur, Aceh, Bali dan Banten, dengan cakupan terendah di provinsi Nusa Tenggara
Barat yaitu hanya sebesar 54,7%.5
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 didapatkan bahwa kadar yodium
dalam garam ditentukan sebesar 30-80 ppm. Kadar yodium dalam garam rumah tangga
diukur dengan metode titrasi dan hasilnya didapatkan nilai rata-rata 34,1 ppm. Diketahui
bahwa 50,8% atau separuh dari garam rumah tangga yang beredar di Indonesia mempunyai
kadar yodium yang kurang, 43,2% punya kadar yodium yang cukup, 5% berlebih dan 1%
yang tidak beryodium. Jadi meskipun cakupan rumah tangga dengan konsumsi garam
beryodium cukup tinggi namun kurang dari setengahnya yang kadar garamnya memenuhi
standar.5
belum mencapai target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat, Maluku, Nusa
Tenggara Timur, Aceh, Bali dan Banten.
1.2.5 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 meskipun cakupan rumah
tangga dengan konsumsi garam beryodium cukup tinggi namun kurang dari
setengahnya yang kadar garamnya memenuhi standar.
1.2.6 Belum ada data mengenai hubungan konsumsi makanan tinggi yodium dengan
tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma di Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat.
1.3 Hipotesis
Ada hubungan konsumsi makanan tinggi yodium dan faktor-faktor lainnya
dengan tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma di Kecamatan
Grogol Petamburan periode Februari 2016.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan konsumsi makanan tinggi yodium dan faktor-faktor lain
dengan tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma di Kecamatan
Grogol Petamburan periode Februari 2016.
1.5.1.2
1.5.2
makanan
tinggi
yodium
dan
faktor-faktor
lainnya
yang
Sasaran Penelitian
Murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma,di Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat periode Februari 2016.
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Tinggi Badan berdasarkan Usia
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah
kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan
akan nampak dalam waktu yang relatif lama. 3 Stunting adalah keadaan yang tinggi badan
berdasarkan umur tergolong rendah, yaitu keadaan tinggi tubuh anak lebih pendek ketimbang
anak anak lain seusianya.6
Berdasarkan baku antropometri World Health Organization (WHO) untuk anak umur
5-18 tahun, status gizi ditentukan berdasarkan nilai Z-score TB/U. Selanjutnya berdasarkan
nilai Z-score ini status gizi anak dikategorikan sebagai berikut:3
1. Kategori Sangat Pendek, jika Z-score < -3,0
2. Kategori Pendek, jika Z-score -3,0 s/d Z-score < -2,0
3. Kategori Normal, jika Z-score -2,0
Berdasarkan hasil penelitian Chairunnisa mengenai distribusi responden berdasarkan
tinggi badan menurut umur diketahui bahwa jumlah balita dengan status gizi normal
berdasarkan tinggi badan menurut umur adalah sebesar 49 % sedangkan yang berstatus gizi
pendek berdasarkan tinggi badan menurut umur adalah sebesar 51 %.7
2.2. Konsumsi Makanan Tinggi Yodium
Yodium adalah sejenis mineral dengan nomor atom 53 yang banyak terkandung dalam
air laut dan terkonsentrasi pada beragam biota laut.7 Sumber makanan yang mengandung
tinggi yodium, yaitu: rumput laut, kerang, ikan cod, udang, telur, ikan sardine, ikan salmon,
ikan tuna, dan susu baik susu formula maupun ASI. 8 ASI kandungan yodium rata-rata adalah
155 mcg / L. Alternatif lain yang tersedia yaitu garam beryodium. Garam beryodium adalah
bentuk fortifikasi dari garam meja yang telah diproses mengandung sejumlah besar yodium.
Satu per empat sendok teh akan cenderung mengandung setidaknya 67 75 mcg yodium dan
merupakan dari asupan yodium harian yang direkomendasikan. Recommended Dietary
Allowance (RDA) unuk yodium pada usia 4 8 tahun yaitu 90 mcg dan usia 9 13 tahun
yaitu 120 mcg. Toleransi batas asupan yodium pada usia 4 8 tahun yaitu 300 mcg dan usia 9
13 tahun yaitu 600 mcg. 9 Penggunaan Garam beryodium yang benar antara lain; garam
dimasukkan di akhir pada proses pengolahan makanan, jangan memasukkan garam pada saat
masakan sedang mendidih, karena hal ini akan mengakibatkan hilangnya yodium yang ada
pada garam tersebut, dan jangan memasukkan garam pada saat menghaluskan bumbu
masakan atau sambal dengan cara diulek ataupun menggunakan blender, karena hal ini juga
akan menghilangkan kandungan yodium yang ada pada garam.10
Tabel 2.1. Makanan Mengandung Yodium.
Makanan Mengandung Yodium
Makanan
Ukuran Penyajian
Jumlah (mcg)
Rumput laut
1 sendok makan
14,18 gram
750.00
Kerang
8 sendok makan
113 gram
135.00
Ikan Cod
8 sendok makan
113 gram
132.00
Udang
8 sendok makan
113 gram
46.00
Susu Sapi
8 sendok makan
113 gram
28.06
Telur
Garam Beryodium
1 butir
27.00
sendok teh
3,75 gram
71.00
Ikan Sardine
6,4sendok makan
91 gram
36.00
Ikan Salmon
8 sendok makan
113 gram
32.00
Ikan Tuna
8 sendok makan
113 gram
23.00
cup
7,5 gram
14.00
Jagung
Sumber : National Institute of Health. Iodine. U.S. Department of Health and Human Services.June
24, 2011. Diunduh dari : https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iodine-HealthProfessional/ , tanggal 16
Februari 2016.
dapat
Menurut hasil penelitian Riskesdas 2010, pada anak laki-laki, prevalensi pendek
tertinggi di umur 13 tahun (28,2%), sedangkan pada anak perempuan di umur 11 tahun
(20%).3
2.7 Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang
Gizi seimbang merupakan suatu pola yang perlu dilengkapi dengan kriteria makanan sehat
berimbang meliputi:
1. Cukup kuantitas : Banyaknya makanan bergantung kepada kebutuhan setiap orang
sesuai dengan jenis dan lama aktivitas, berat badan, jenis kelamin dan usia.
2. Proporsional : Jumlah makan yang dikonsumsi sesuai dengan proporsi makan sehat
berimbang, yakni karbohidrat 60%, lemak 25% dan protein 15%, cukup vitamin,
mineral dan air.
3. Cukup kualitas : Makanan tidak sekedar membuat perut kenyang, tetapi juga
berpengaruh pada sistem-sistem dalam tubuh. Untuk itu, perlu dipertimbangkan
kandungan zat gizi meliputi karbohidrat, lemak, protein, mineral dan air.19
Masing-masing contoh jenis pangan dari berbagai kelompok pangan adalah sebagai berikut:
1. Makanan pokok adalah pangan mengandung karbohidrat yang sering dikonsumsi atau
telah menjadi bagian dari budaya makanberbagai etnik di Indonesia sejak lama.
Contoh pangan karbohidratadalah beras, jagung, singkong, ubi, talas, sagu dan produk
olahannya.
2. Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan pangan sumber protein
nabati.
Kelompok pangan lauk pauk sumber protein hewani meliputi daging
ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging rusa dll), daging unggas
(daging ayam, daging bebek dll), ikan termasuk seafood, telur dan susu serta
hasil olahnya.20
Kelompok pangan lauk pauk sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan
dan hasil olahnya seperti kedele, tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah,
Pada penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa frekuensi distribusi pola makan
keluarga ternyata sekitar 65% dari responden dengan status gizi baik atau sedang sudah
mempunyai pola konsumsi gizi seimbang meskipun belum lengkap, sedangkan sekitar 55%
pada responden dengan status gizi kurang atau buruk masih belum seimbang, karena sayur
yang banyak mengandung vitamin dan mineral jarang dikonsumsi. Namun demikian, dari
data pola konsumsi makanan keluarga, pada umumnya kedua kelompok tersebut sebagian
besar mengkonsumsi bahan makanan nabati, di mana pada anak dengan status gizi baik atau
sedang kuantitasnya lebih banyak, sedangkan sumber protein hewani jarang dikonsumsi oleh
kedua kelompok.21
2.8 Mineral
Mineral yang diperlukan lebih dari 100 mg/ hari merupakan mineral utama yang
terdiri dari kalsium yang penting untuk komponen tulang dan biasanya ditemukan pada susu,
produk susu, telur dan sayuran hijau. Tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida. Mineral
yang diperlukan kurang dari 100 mg/ hari merupakan mineral minor yang terdiri dari
kromium, magnesium yang berguna untuk membantu pertumbuhan tulang dan biasanya
ditemukan pada apel, anggur, lemon, biji, kacang-kacangan, jagung kuning, sayuran hijau
gelap; yodium; besi berguna untuk membantu pertumbuhan dan sumbernya didapatkan dari
hati, daging, kuning telur dan kerang, mangan berguna untuk membantu dalam pembentukan
tulang dan tulang rawan, didapatkan pada gandum, kuning telur, sayuran hijau; selenium dan
zink berperan penting dalam sintesis DNA dan RNA dan produksi protein yang membantu
dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan alkohol, berperan dalam pertumbuhan
dan didapatkan pada susu, yogurt, daging, beberapa macam seafood, ragi, biji buah labu.22
Dari penelitian suplemen kalsium pada anak-anak yang sehat tidak mempengaruhi
kenaikan berat badan, tinggi badan, atau komposisi tubuh, didapatkan memang tidak ada
bukti untuk mendukung penggunaan suplemen kalsium dengan berat badan, atau tinggi
badan.23
2.9 Aktivitas Fisik
Menurut World Health Organization (WHO), aktivitas fisik didefinisikan sebagai
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Dalam
rangka meningkatkan kardiorespirasi dan kebugaran otot, kesehatan tulang, dan
kardiovaskular dan biomarker kesehatan metabolik, anak-anak dan remaja berusia 5-17 tahun
harus mengumpulkan setidaknya 60 menit, dilakukan setidaknya 3 kali per minggu dari
aktivitas fisik sedang sampai yang membutuhkan banyak tenaga sehari-hari. Sebagian besar
aktivitas fisik sehari-hari harus aerobik. Contoh olahraga aerobik, yaitu: jogging, senam,
berenang, bersepeda.24
2.10 Makanan yang Mengandung Zat Goitrogenik
Makanan yang mengandung zat goitrogenik adalah zat atau bahan yang dapat
mengganggu pembentukan hormon tiroid.25 Tiroid perlu yodium untuk menghasilkan hormon
tiroid yang baik. Ketika tiroid gagal untuk membuat cukup hormon, yang kelenjar hipofisis di
otak mengirimkan pesan ke tiroid untuk meningkatkan ukuran dan membuat lebih banyak
hormon tiroid.26 Terdapat 2 jenis goitrogen yaitu: goitrogen alami dan sintetis. Goitrogen
alami yang paling penting adalah singkong dan kubis.25 Zat penghambat penyerapan yodium
atau disebut juga zat goitrogenik adalah faktor penyebab lain dari gangguan akibat
kekurangan yodium (GAKY) selain faktor penyebab utamanya yaitu konsumsi yodium yang
kurang. Makanan yang mengandung zat goitrogenik adalah brokoli, kubis, bunga kol, lobak,
bayam, sawi, kacang tanah, kedelai, dan buah pir.25
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di daerah yang dilakukan di daerah endemic
gondok di Kabupaten Jember untuk melihat kandungan zat goitrogenik pada bahan makanan
menunjukkan hasil kadar zat goitrogenik yang terkandung pada sayuran berkisar 0,010-0,4
ppm dalam keadaan segar, tertinggi pada singkong dan terendah pada gambas dan kubis.
Kadar zat goitrogeniknya menjadi 018-0,0001 ppm setelah beberapa cara pengolahan yang
biasa dilakukan oleh masyarakat Jember. Kadar zat goitrgenik terendah pada kangkung dan
selada air setelah proses pengolahan kulub dan kadar zat goitrogenik tertinggi setelah proses
pengolahan kukus pada singkong.27
Kemudian didapatkan juga sayuran setelah proses pengolahan dengan cara rebus
berkuah, kadarnya berkisar antara 0,0002 0,0052 ppm. Setelah itu pada selada air, kecipir,
bawang putih dan bawang merah adalah bahan makanan sumber goitrogenik yang sering
dikonsumsi masyarakat Jember dengan cara ditumis. Kadar zat goitrogenik bahan makanan
setelah ditumis berkisar antara 0,00020,0042 ppm, tertinggi pada kecipir dengan sisa sianida
sebesar 7,5% dan terendah pada bawang putih. Kulub adalah cara yang paling banyak dipilih
oleh masyarakat Jember dalam pengolahan jenis sayuran, kisaran kadar zat goitrogenik
setelah cara pengolahan kulub adalah 0,00010,127 ppm, terendah pada kangkung dan selada
air dan tertinggi pada sawi pahit. Sedangkan pada bahan makanan yang biasanya diolah
dengan cara digoreng, kadar zat goitrogenik terendah adalah terong ungu, dan tertinggi pada
tempe sebesar 0,0033 ppm.27
Berdasarkan hasil penelitian Yulia mengenai konsumsi makanan goitrogenik pada
anak sekolah di kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah tahun 2013
diketahui bahwa suplementasi yodium gagal dalam mengatasi kejadian gangguan akibat
kurang yodium di kecamatan Ngargoyoso. Setelah 6 bulan dilakukan pemberian suplementasi
yodium tingkat kejadiannya masih lebih dari 30%.Oleh karena gangguan akibat kurang
yodium disebabkan oleh multi faktorial, salah satunya ialah factor makanan goitrogenik yang
sering dikonsumsi oleh anak sekolah yang area penelitian diantaranya kacang kedelai
(80,9%), tofu (79,8%), bawang (72,2%), tomat (64,2%), daun singkong (60,1%), cabe
(59,1%) dan brokoli (44,0%).28
2.11 Pendapatan Orang Tua
Kehidupan sosial ekonomi adalah suatu kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
menggunakan indikator pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan sebagai tolak ukur.29 Upah
minimun provinsi sudah ditetapkan oleh gubernur DKI Jakarta tahun 2015, dengan upaya
untuk keberlangsungan usaha dan kesejahteraan pekerja. Upah minimum provinsi tahun 2016
untuk wilayah DKI Jakarta sebesar Rp. 3.100.000,-.30
Berdasarkan hasil penelitian Picauly dan Toy, menunjukkan bahwa keluarga dengan
tingkat pendapatan rendah memiliki peluang anaknya mengalami stunting sebesar 62.128 kali
lebih besar dibandingkan keluarga dengan tingkat pendapatan tinggi. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Riyadi et al, Zottareli et al, Salimar dan Aditianti yang menyatakan bahwa
tingkat ekonomi berpengaruh signifikan terhadap stunting pada balita. Atau, status sosial
ekonomi dapat mendeterminasi kejadian stunting pada anak.31
Prevalensi tertinggi (45,6 %) terlihat pada keadaan ekonomi rumah tangga yang
terendah dan prevalensi terendah (21,7 %) pada keadaan ekonomi rumah tangga yang
tinggi.32
Status ekonomi keluarga akan mempengaruhi kemampuan pemenuhan gizi keluarga
maupun kemampuan mendapatkan layanan kesehatan. Anak pada keluarga dengan tingkat
ekonomi rendah lebih berisiko mengalami stunting karena kemampuan pemenuhan gizi yang
rendah, meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi.33
Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai
akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya: kemiskinan, perilaku hidup sehat
dan pola asuh / pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang
mengakibatkan anak menjadi pendek.31
2.12 Pendidikan Ibu
Pendidikan ibu dikatakan rendah bila tidak bersekolah atau hanya sampai tamat SMP
serta tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Dikatakan pendidikan ibu sedang
bila ibu tamat SMA. Dikatakan pendidikan ibu tinggi apabila menyelesaikan pendidikan di
perguruan tinggi.
Berdasarkan penelitian Picauly dan Toy, menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat
pendidikan rendah memiliki peluang anaknya mengalami stunting sebesar 0.049 kali lebih
besar dibandingkan ibu dengan pendidikan tinggi. Hal ini berarti bahwa jika pendidikan ibu
tinggi maka akan diikuti dengan penurunan kejadian stunting sebesar 3.022. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal ibu sangat berpengaruh pada peluang
terjadinya stunting.31
Kerangka Teori
Makanan Tinggi
Yodium
Selenium
Jenis Kelamin
Konsumsi Makanan
Bergizi Seimbang
Mineral
Aktivitas Fisik
Makanan yang
Mengandung Zat
Goitrogenik
Pendidikan Ibu
Kerangka Konsep
Makanan Tinggi
Yodium
Konsumsi Makanan
Bergizi Seimbang
Pendidikan Ibu
Bab III
Metode Penelitian
3.5 Sampel
3.5.1 Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Penelitian dilakukan
terhadap murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma mengenai hubungan
konsumsi makanan tinggi yodium dengan tinggi badan murid SD Negeri 02
Kelurahan Wijaya Kusuma di Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Tabel 3.1. Perhitungan Sampling untuk Beberapa Variabel
Variabel
Peneliti
Tahun dan
Proporsi
Minimal
tempat
sampling
penelitian
setelah
pembuatan
Tinggi Badan
Riskesdas 2013
2013 Jakarta
30,7%
90
Garam
2015 Jakarta
90%
38
Beryodium
dan KIA
Jenis Kelamin
Riskesdas 2010
2010 Jakarta
28,2%
78
terhadap Umur
Pendapatan
Riskesdas 2010
2010 Jakarta
45,6%
105
Orang Tua
N1 =
( Z ) p . q
L
N2 = N1 + (10%.N1)
N1 = jumlah sampel minimal
N2 = jumlah sampel ditambah substitusi 10% (substitusi adalah persen subjek
penelitian yang mungkin keluar atau drop out)
Z = nilai konversi pada tabel kurva normal, dengan nilai = 5% didapatkan Z
pada kurva normal = 1,96
p = Proporsi variabel yang ingin diteliti, yaitu proporsi anak dengan tinggi badan
yang pendek menurut RISKESDAS 2013 adalah 30,7%. Sehingga p = 30,7% =
0,307
q = 100% - p = 100% - 30,7% = 69,3%= 0,693
L = Derajat kesalahan yang masih diterima adalah 10%
Berdasarkan rumus diatas, didapatkan angka :
N1 = (1,96)2 x 0,307x 0,693
( 0,1)2
N1 = 81,7
Untuk menjaga adanya kemungkinan responden yang drop out,
maka dihitung :
N2 = 81,7 + (10% x 81,7)
Jumlah Murid
16
14
29
11
14
16
100
Laki-laki
6
7
14
5
7
7
46
Perempuan
10
7
15
6
7
9
54
3.8.4
3.8.5
3.8.6
dikumpulkan.
Melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data dengan program Computer
3.8.7
3.8.8
3.9.4
3.9.5
telah ditentukan.
Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk laporan penelitian. Selanjutnya akan dipresentasikan
di hadapan staf pengajar Departemen Kedokteran Komunitas, Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana dalam forum pendidikan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UKRIDA.
Alat Ukur
: Mikrotoise
Kode 2. Normal
Alat Ukur
: Kuesioner
Skala Ukur
: Nominal
Hasil Ukur
: Iya
: Tidak
: Kode 1. Tidak
Kode 2. Iya
Alat Ukur
: Kuesioner
Skala Ukur
: Nominal
Hasil Ukur
Koding
: Pendek
: Ya
: Kode 1. Pendek
Kode 2. Normal
Alat Ukur
: Kuesioner
Skala Ukur
: Nominal
Hasil Ukur
Koding
: Pendek
: Ya
: Kode 1. Pendek
Kode 2. Normal
: Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan lakilaki secara biologis sejak seseorang lahir.
Alat Ukur
: Kartu pelajar
Skala Ukur
: Nominal
Hasil Ukur
: Kode 1. Laki-laki
Kode 2. Perempuan
: Kuesioner
Skala Ukur
: Ordinal
Hasil Ukur
Seimbang
Koding
Alat Ukur
: Kuesioner
Skala Ukur
: Nominal
Hasil Ukur
: Kurang
: Cukup
Koding
: Kode 1. Kurang
Kode 2. Cukup
Alat Ukur
: Kuesioner
Skala Ukur
: Ordinal
Hasil Ukur
Koding
: Kode 1. Rendah
Kode 2. Sedang
Kode 3. Tinggi
3.11
Etika Penelitian
1. Izin diajukan kepada Kepala Sekolah SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma di
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
2. Data akan dijamin kerahasiaannya.
Bab IV
Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan di SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma di
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada tanggal 22 Februari sampai dengan 24
Februari 2016, didapatkan sampel sebanyak 100 orang murid SD Negeri 02 Kelurahan
Wijaya Kusuma. Hasil penelitian ini kami sajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1 Analisis Univariat dari Sebaran Tinggi Badan Berdasarkan Umur pada
Murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan,
Jakarta Barat, Februari 2016.
Variabel
Frekuensi
Persentase (%)
(n=100)
Tinggi Badan/Usia
Pendek
Normal
18
82
18.0
82.0
Tabel 4.2 Analisis Univariat dari Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Tinggi
Badan Berdasarkan Usia pada Murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Februari 2016.
Variabel
Frekuensi
Persentase (%)
(n=100)
Makanan Tinggi Yodium
Tidak
Ya
29
71
29.0
71.0
9
91
9.0
91.0
8
92
8.0
92.0
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
46
54
46.0
54.0
Gizi Seimbang
Kurang Seimbang
Cukup Seimbang
Seimbang
25
31
44
25.0
31.0
44.0
50
50
50.0
50.0
Pendidikan Ibu
Rendah
Sedang
Tinggi
41
42
17
41.0
42.0
17.0
Tabel 4.3 Analisis Bivariat dari Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Tinggi
Badan Berdasarkan Umur pada Murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Februari 2016.
Variabel
Tinggi Badan/Umur
Pendek
Normal
13
5
16
66
Total
Uji
Nilai p
H0
29
71
Chi
Square
0.000
Ditolak
Makanan Tinggi
Yodium
Tidak
Iya
5
13
4
78
9
91
Fisher
0.009
Ditolak
1
17
7
75
8
92
Fisher
1.000
Gagal
Ditolak
7
11
39
43
46
54
Chi
Square
0.684
Gagal
Ditolak
8
7
3
17
24
41
25
31
44
Chi
Square
0.024
Ditolak
12
6
38
44
50
50
Chi
Square
0.193
Gagal
ditolak
10
5
3
31
37
14
41
42
17
Chi
Square
0.334
Gagal
Ditolak
Bab V
Pembahasan
5.1 Sebaran Tinggi Badan Berdasarkan Usia pada Murid SD Negeri 02 Kelurahan
Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Februari 2016.
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa sebaran tinggi badan per usia pada murid SD
Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma yang memiliki tinggi badan yang pendek ialah
sebanyak 18 dari 100 murid (18%) dan yang memiliki tinggi badan yang normal ialah
sebanyak 84 dari 100 orang (84%). Di SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma jumlah
murid SD yang normal lebih banyak daripada murid SD yang pendek. Hasil penelitian ini
didapatkan angka persentase anak SD yang pendek adalah sebesar 18 % dimana angka
tersebut lebih kecil dibandingkan dengan kepustakaan yang didapat dari Riset Kesehatan
Dasar tahun 2013 persentase anak usia sekolah dasar yang pendek adalah 30,7 %.3
5.2 Analisis Bivariat antara Konsumsi Makanan Tinggi Yodium dengan Tinggi Badan
Murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan,
Jakarta Barat, Februari 2016
Sebaran konsumsi makanan tinggi yodium di SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya
Kusuma periode Februari dikategorikan menjadi dua, yaitu murid yang mengkonsumsi
makanan tinggi yodium dan murid yang tidak mengkonsumsi makanan tinggi yodium.
Didapatkan murid yang mengkonsumsi makanan tinggi yodium sebanyak 71 orang (71%)
dan murid yang tidak mengkonsumsi makanan tinggi yodium sebanyak 29 orang (29%).
Hubungan antara konsumsi makanan tinggi yodium dengan tinggi badan murid SD
Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma berdasarkan tabel, digabung, yang diuji menggunakan
uji Chi Square dengan Continuity Correction didapatkan nilai p= 0.000, dengan nilai p<0.05,
H0 ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna secara statistik antara konsumsi
makanan tinggi yodium dengan tinggi badan murid SD. Hal ini sesuai dengan penelitian
Yanti yang mengatakan terdapat pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi
anak yang stunted berdasarkan tinggi badan menurut umur, diakibatkan oleh karena keluarga
tidak menggunakan garam yang beryodium dan adanya kesalahan dalam penyimpanan garam
di tingkat rumah tangga ataupun kesalahan dalam pembelian garam.10
5.3 Analisis Bivariat antara Tinggi Badan Ayah dengan Tinggi Badan Murid SD Negeri
02 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat,
Februari 2016
Berdasarkan tabulasi silang pada tabel bivariat, didapatkan bahwa persentase tinggi
badan ayah yang normal sebanyak 91 orang (91%) dan tinggi badan ayah yang pendek
sebanyak 9 orang (9%).
Hubungan antara tinggi badan ayah dengan tinggi badan anak berdasarkan tabel,
digabung, melalui uji Fisher didapatkan nilai p= 0.009, dengan nilai p<0.05, H0 ditolak, yang
berarti ada hubungan yang bermakna secara statisitik antara tinggi badan ayah dengan tinggi
badan anak. Berdasarkan hasil penelitian Ria tentang hubungan pola konsumsi makanan dan
konsumsi susu dengan tinggi badan anak usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige diketahui
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tinggi badan ayah dengan tinggi badan
anak.17 Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ria di
Balige, karena berdasarkan tinjauan pustaka dikatakan tinggi badan merupakan produk atau
hasil interaksi faktor genetik yang bersifat turun temurun atau diturunkan secara kontinyu
dari generasi ke generasi berikutnya. 15
5.4 Analisis Bivariat antara Tinggi Badan Ibu dengan Tinggi Badan Murid SD Negeri
02 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat,
Februari 2016
Berdasarkan tabulasi silang tabel bivariat, didapatkan bahwa persentase tinggi badan
ibu yang normal sebanyak 92 orang (92%) dan tinggi badan ibu yang pendek sebanyak 8
orang (8%).
Hubungan antara tinggi badan ibu dengan tinggi badan anak berdasarkan tabel,
digabung melalui uji Fisher didapatkan nilai p= 1.000, dengan nilai p>0.05, H0 gagal ditolak,
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara tinggi badan ibu
dengan tinggi badan anak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ria tentang hubungan pola
konsumsi makanan dan konsumsi susu dengan tinggi badan anak usia 6-12 tahun di SDN
173538 Balige yang diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tinggi
badan ibu dengan tinggi badan anak.
5.5 Analisis Bivariat antara Jenis Kelamin dengan Tinggi Badan Murid SD Negeri 02
Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Februari
2016.
Sebaran jenis kelamin pada murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma periode
Februari dikategorikan menjadi dua yaitu murid laki-laki dan murid perempuan. Didapatkan
jumlah murid laki-laki sebanyak 46 orang (46%) dan murid perempuan sebanyak 54 orang
(54%).
Hubungan antara jenis kelamin murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma periode
Februari dengan tinggi badan murid SD berdasarkan tabel, digabung, yang diuji dengan Chi
Square dengan Continuity Correction didapatkan nilai p=0.684, dengan nilai p< 0.05, H0
gagal ditolak, yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis
kelamin dengan tinggi badan murid SD . Menurut hasil penelitian Riskesdas tahun 2010,
pada anak laki-laki, prevalensi pendek tertinggi di umur 13 tahun (40,2 %), sedangkan pada
anak perempuan di umur 11 tahun (35,8%).3 Namun untuk studi yang mengatakan bahwa
laki-laki lebih banyak daripada perempuan tidak terbukti. Pada penelitian kami tidak
ditemukan adanya hubungan jenis kelamin dengan tinggi badan murid SD.
5.6 Analisis Bivariat Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang dengan Tinggi Badan
Murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan,
Jakarta Barat, Februari 2016
Sebaran gizi seimbang pada murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma periode
Februari dikategorikan menjadi tiga yaitu gizi kurang seimbang, gizi cukup seimbang dan
gizi seimbang. Didapatkan jumlah anak dengan gizi seimbang sebanyak 44 orang (44%),
anak dengan gizi cukup seimbang sebanyak 31 orang (31%) dan gizi kurang seimbang
sebanyak 25 orang (25%).
Hubungan antara gizi seimbang dengan tinggi badan anak berdasarkan tabel,
digabung, melalui Uji Chi Square dengan didapatkan p= 0.024, dengan nilai p<0.05, H0
ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna secara statistik antara gizi seimbang dan
tinggi badan murid SD. Pada penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa frekuensi
distribusi pola makan keluarga ternyata sekitar 65% dari responden dengan status gizi baik
atau sedang sudah mempunyai pola konsumsi gizi seimbang meskipun belum lengkap,
sedangkan sekitar 55% pada responden dengan status gizi kurang atau buruk masih belum
seimbang, karena sayur yang banyak mengandung vitamin dan mineral jarang dikonsumsi.
Namun demikian, dari data pola konsumsi makanan keluarga, pada umumnya kedua
kelompok tersebut sebagian besar mengkonsumsi bahan makanan nabati, di mana pada anak
dengan status gizi baik atau sedang kuantitasnya lebih banyak, sedangkan sumber protein
hewani jarang dikonsumsi oleh kedua kelompok.20
5.7 Analisis Bivariat antara Pendapatan Orang Tua dengan Tinggi Badan Murid SD
Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat,
Februari 2016
Sebaran pendapatan orang tua pada murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma
periode Februari, didapatkan bahwa pendapatan orang tua yang cukup sebanyak 50 orang
(50%) dan pendapatan orang tua yang kurang sebanyak 50 orang (50%).
Hubungan antara pendapatan orang tua dengan tinggi badan anak berdasarkan tabel,
digabung melalui uji Chi Square dengan Continuity Correction didapatkan p= 0.193, dengan
nilai p>0.05, H0 gagal ditolak, yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna secara
statistik antara pendapatan orang tua dan tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya
Kusuma. Menurut hasil penelitian Riskesdas tahun 2010, prevalensi kependekan terlihat
semakin menurun dengan meningkatnya status ekonomi rumah tangga. Prevalensi tertinggi
(45,6 persen) terlihat pada keadaan ekonomi rumah tangga yang terendah dan prevalensi
terendah (21,7 persen) pada keadaan ekonomi rumah tangga yang tinggi.30
Hasil penelitian yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya karena
disebabkan oleh tinggi badan anak lebih dipengaruhi oleh asupan gizi yang seimbang,
sehingga pendapatan orang tua yang cukup belum tentu orang tua tersebut mengetahui cara
yang tepat untuk dapat memberikan asupan gizi yang seimbang.
5.8 Analisis Bivariat antara Pendidikan Ibu dengan Tinggi Badan Murid SD Negeri 02
Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Februari
2016
Berdasarkan tabulasi silang pada tabel bivariat, didapatkan bahwa persentase
pendidikan ibu yang tinggi sebanyak 17 orang (17%), pendidikan menengah sebanyak 42
orang (42%), pendidikan yang rendah 41 orang (41%).
Hubungan antara pendidikan ibu dengan tinggi badan murid SD berdasarkan tabel,
digabung, yang diuji menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p= 0.334, dengan nilai
p<0.05, H0 gagal ditolak, yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik
antara pendidikan ibu dengan tinggi badan anak. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian
Picauly dan Toy, menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan rendah memiliki
peluang anaknya mengalami stunting sebesar 0.049 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan
pendidikan tinggi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu
berpengaruh terhadap terjadinya stunting.31 Hasil penelitian yang berbeda ini dimungkinkan
oleh karena penelitian ini dilakukan diperkotaan yang tingkat pendidikannya lebih tinggi.
Bab VI
Penutup
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai konsumsi makanan tinggi yodium dan faktorfaktor lainnya dengan tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma
Kecamatan Grogol Petamburan periode Februari 2016.
6.1.1 Sebaran tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan
Grogol Petamburan Periode Februari 2016 terdiri atas tinggi badan murid SD
6.1.2
yang pendek (18%) dan tinggi badan murid SD yang normal (82%).
Sebaran konsumsi makanan tinggi yodium murid SD Negeri 02 Kelurahan
Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan Periode Februari 2016, terdiri
atas yang tidak mengkonsumsi makanan tinggi yodium (29%) dan yang
6.1.3
6.1.4
6.1.5
Periode 2016.
Terdapat hubungan antara tinggi badan ayah dan konsumsi makanan bergizi
seimbang dengan tinggi badan murid SD Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma
6.1.6
6.2. Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan beberapa hal
antara lain:
6.2.1
6.2.2 Bagi Orang Tua Murid SD Negeri 02 Pagi Wijaya Kusuma Kecamatan
Grogol Petamburan Jakarta Barat
Daftar Pustaka
1. Levine DA. Pertumbuhan dan Perkembangan. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Ed6. Jakarta: Saunders Elsevier. 2014. H 11.
2. Onis M, Blosner M, Borghi E. Prevalence and trends of stunting among pre-school
children, 19902020. Public Health Nutrition 2011 july 14: 15(1), 142148.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.2013.
4. Zimmermann MB. The role iodine in human growth and development. Seminars in Cell
& Developmental Biology 2011;22: 645652.
5. Situasi dan analisis penyakit tiroid. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
2015.
6. Rasyid MTA. Cebol atau Stunting. MPA 322. Juli 2013.H 46-7.
7. Chairunnisa. Pengaruh Penggunaan Garam Beryodium Terhadap Status Gizi Balita
Pendek di Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2010.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Borneo Banjarbaru. 2011. H 18-20.
8. Mateljan G. Iodine. the World's Healthiest Foods The George Mateljan Foundation.
Diunduh dari :
http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=nutrient&dbid=69#foodchart , tanggal 16
Februari 2016.
9. National Institute of Health. Iodine. U.S. Department od Health and Human Services.
June 24, 2011.Diunduh dari : https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iodine-HealthProfessional/
, tanggal 16 Februari 2016.
10. Yanti F. Perilaku Memasak Ibu Yang Baik Dan Benar Kunci Menghasilkan Balita Yang
Sehat. Kulon Progo. 2013.
11. Mateljan G. Selenium. the World's Healthiest Foods The George Mateljan Foundation.
Diunduh dari :http://www.whfoods.com/genpage.php?dbid=95&tname=nutrient, tanggal
16 Februari 2016.
12. Thomson CD, Campbell JM, Miller J, Skeaff SA, Livingstone V. Selenium and iodine
supplementation: effect on thyroid function of older New Zealanders. American Society
for
Nutrition.
July
28,
2009.
Diunduh
dari
2015.
Diunduh
dari
http://www.endocrineweb.com/news/thyroid-
16. Average
Height
Male
and
Female
Height
by
Country.
Diunduh
dari
for
Nutrition.
July
19,
2012.
Diunduh
dari
World
Health
Organization.
2016.
Diunduh
http://www.who.int/dietphysicalactivity/factsheet_young_people/en/
dari
tanggal
17
Februari 2016.
25. Ningtyas FW, Asdie AH, Julia M, Prabandari YS. Eksplorasi Kearifan Lokal Masyarakat
dalam Mengkonsumsi Pangan Zat Goitrogenik Terhadap Gangguan Akibat Kekurangan
Yoidum. Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UNEJ. September 2012 April
2013.
26. Mateljan G. An Up-to-Date Look at Goitrogenic Substances in Food. the World's
Healthiest
Foods
The
George
Mateljan
Foundation.Diunduh
dari
DepartemenGiziKesehatanMasyarakat
FKM
Lampiran
Lembar Kuisioner
Hubungan Konsumsi Makanan Tinggi Yodium dan Faktor-faktor lainnya
dengan Tinggi Badan Murid Sekolah Dasar Negeri 02 Kelurahan Wijaya Kusuma,
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Februari 2016
Petunjuk pengisian :
-
Identitas Responden
-
Nama Anak
Umur Anak
TanggalLahir
JenisKelamin
Kelas : ___
Alamat
: __________________________________________________
: ___ tahun
Bulan
: ____________ (hari / bulan / tahun)
: ( ) Laki-laki
( ) Perempuan
: __________________________________________________
SosialEkonomi
Pendidikan terakhir Ayah:
( ) tidak sekolah ( ) tamatSD
( )tamat SMP
)tamat SMA/SMK
( )tamat SMP
( )tamat SMA/SMK
( ) Perguruan Tinggi
-
Pekerjaan Ayah
( ) tidak bekerja
:
( ) Bekerja
( ) tamatSD
( ) Perguruan Tinggi
-
Pekerjaan Ibu
) Rp. 3.100.000,-
Yodium
Berikan tanda pada makanan yang dimakan anak anda 2 hari sebelum tanggal 22 Februari
2016.
Jenis makanan dapat dipilih lebih dari satu.
Tanggal / Hari : Sabtu / 20 Februari 2016
Jenis Makanan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Rumput Laut
Kerang
Udang
Ikan Cod
Susu sapi
Telur
Garam beryodium *
Ikan Sardine
Ikan Salmon
Ikan Tuna
Jagung
*Ada tulisan garam beryodium pada kemasasan.
Gizi Seimbang
Berikan tanda pada makanan yang dimakan anak anda 2 hari sebelum tanggal 22 Februari
2016
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
1. Data Sampel
N
o
.
2
3
Na
ma
AKA
AF
L/
P
Usia
7
tahun
3
bulan
P
P
8
tahun
0
bulan
7
TB
(c
m)
11
8
11
0
11
TB/U
KELAS 1
Pe
Pen nd
d.
.
Aya
Ib
h
u
norm
al
perg
urua
n
tingg
i
ta
ma
t
SM
A
pend
ek
norm
tama
t
SMP
tama
ta
ma
t
SD
ta
Pe
nd
ap
ata
n
<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Y
o
di
u
m
Gi
zi
iy
a
ku
ra
n
g
ti
d
ak
ti
ku
ra
n
g
se
TB
Ay
ah
(c
m)
TB
Ibu
(c
m)
Alamat
167
160
Jl. Utama
Sakti III RT
3 RW 7 No.
17
157
160
145
145
Kp Baru RT
13 RW 05
Jl. P.
1
0
1
1
1
2
AFR
tahun
5
bulan
ERP
8
tahun
1
bulan
7
tahun
10
bulan
7
tahun
11
bulan
7
tahun
11
bulan
7
tahun
9
bulan
7
tahun
11
bulan
7
tahun
7
bulan
7
tahun
4
bulan
8
tahun
0
bulan
GA
DP
KA
D
LCA
MPI
MA
MR
R
MR
MA
P
12
0
13
1
12
0
12
2
12
2
13
0
12
0
11
5
12
7
t SD
ma
t
SM
A
tama
t SD
ta
ma
t
SM
P
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
A
tama
t
SMP
ta
ma
t
SM
A
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
A
tama
t SD
ta
ma
t
SM
A
tama
t
SMP
ta
ma
t
SM
P
norm
al
tama
t
SMP
ta
ma
t
SM
A
norm
al
tama
t
SMA
ta
ma
t
SD
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
A
al
norm
al
norm
al
norm
al
norm
al
norm
al
norm
al
norm
al
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,-
d
ak
ti
d
ak
iy
a
iy
a
iy
a
iy
a
i
m
ba
n
g
Tubagus
Angke
cu
ku
p
150
Jl.
Jelambar
Utama VII
RT 02 RW
11 No. 15
159
Kp Gusti
RT 01 RW
05 No. 11
162
160
Jelambar
Ilir RT 010
RW 005
170
150
Kp Baru RT
13 RW 05
145
Jl.
Jelambar
Baru
ku
ra
n
g
se
i
m
ba
n
g
cu
ku
p
se
i
m
ba
n
g
165
173
170
iy
a
cu
ku
p
178
158
Jl.
Jelambar
Utama III
RT 01 RW
08 No. 8
iy
a
cu
ku
p
165
146
Kp Baru RT
13 RW 05
160
Jl. Tubagus
Angke RT
08 RW 05
No. 14
157
Jl. Utama
Sakti VI RT
001 RW
007 No. 32
iy
a
ti
d
ak
cu
ku
p
se
i
m
ba
n
g
165
169
1
3
1
4
1
5
1
6
N
o
.
4
5
RS
RW
SR
ZJP
A
Na
ma
AP
ER
FK
ILP
MA
M
7
tahun
3
bulan
7
tahun
10
bulan
7
tahun
5
bulan
7
tahun
5
bulan
L/
P
Usia
8
tahun
11
bulan
8
tahun
3
bulan
8
tahun
2
bulan
P
L
8
tahun
11
bulan
8
tahun
12
4
10
9
11
0
11
9
TB
(c
m)
11
9
12
6
11
9
12
4
12
6
tama
t SD
ta
ma
t
SD
tama
t
SMP
ta
ma
t
SM
P
tama
t SD
ta
ma
t
SM
A
norm
al
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
A
TB/U
KELAS 2
Pe
Pen nd
d.
.
Aya
Ib
h
u
norm
al
pend
ek
pend
ek
pend
ek
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
P
norm
al
perg
urua
n
tingg
i
ta
ma
t
SM
A
tama
t
SMP
ta
ma
t
SM
P
tama
t
SMA
tama
t
ta
ma
t
SM
A
ta
ma
norm
al
norm
al
norm
al
<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,-
Pe
nd
ap
ata
n
<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
iy
a
ti
d
ak
iy
a
ti
d
ak
Y
o
di
u
m
ku
ra
n
g
ku
ra
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
Gi
zi
iy
a
ku
ra
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
ti
d
ak
iy
a
ku
ra
n
g
cu
ku
ti
d
ak
iy
a
170
160
Jl. Utama
Sakti I RT
008 RW 07
170
152
Kp Gusti
157
155
165
155
Jl. Kebon
Pisang RT
005 RW
007 No. 26
Jl.
Jelambar
Utama
Sakti Raya
RT 006 RW
07 No.106
TB
Ay
ah
(c
m)
TB
Ibu
(c
m)
Alamat
165
Kp Gusti
gang
Karyawan I
RT 002 RW
05 No. 7
160
Jl. P.
Tubagus
Angke No.
5A
157
Kp Gusti
RT 001 RW
05
172
182
165
170
160
157
154
Jl.
Jelambar
barat II RT
003 RW
011 No. 36
Jl.
Jelambar
2
bulan
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
NF
RA
LP
RT
SR
AM
PA
NK
A
8
tahun
3
bulan
8
tahun
8
bulan
8
tahun
3
bulan
8
tahun
8
bulan
8
tahun
10
bulan
8
tahun
10
bulan
8
tahun
3
bulan
8
tahun
8
bulan
8
tahun
10
bulan
12
5
12
0
12
7
12
2
12
7
12
1
12
2
12
3
13
4
norm
al
SMA
t
SM
P
tama
t
SMP
ta
ma
t
SM
P
norm
al
tama
t
SMA
norm
al
perg
urua
n
tingg
i
ta
ma
t
SM
A
pe
rg
ur
ua
n
tin
ggi
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
P
tama
t SD
ta
ma
t
SD
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
A
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
A
tama
t
SMP
ta
ma
t
SM
P
tama
t
SMP
ta
ma
t
SD
norm
al
norm
al
norm
al
norm
al
norm
al
norm
al
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,-
barat No.
5
iy
a
ku
ra
n
g
ti
d
ak
ku
ra
n
g
iy
a
ku
ra
n
g
iy
a
cu
ku
p
iy
a
ku
ra
n
g
iy
a
ku
ra
n
g
se
i
m
ba
n
g
ti
d
ak
cu
ku
p
ti
d
ak
iy
a
cu
ku
p
160
170
167
156
165
172
162
170
160
158
Jl.
Latumeten
150
Jl. Merpati
1 RT 06
RW 006
No. 23
160
Jl. Utama
Sakti VI RT
001 RW 07
No. 9
150
Kp Gusti
Kb Pala RT
06 RW 014
155
Jl. Suka
Jaya IV RT
05 RW 01
165
Jl. Utama
Sakti 1 RT
008 RW 07
No. 17 A
154
Jl. Seni
Budaya
Raya No.
10 B
Jelambar
167
Jl.
Indraloka I
RT 008 RW
010 No.90
155
Pesing
Garden
Blok V RT
01 RW 08
No. 57
N
o
.
8
9
Na
ma
AC
B
AN
AH
A
AN
S
DR
DG
EP
EI
GE
G
L/
P
Usia
9
Tahun
9
Bulan
9
Tahun
4
Bulan
9
Tahun
10
Bulan
9
Tahun
5
Bulan
9
Tahun
1
Bulan
8
Tahun
11
Bulan
9
Tahun
0
Bulan
L
P
9
Tahun
7
Bulan
9
Tahun
TB
(c
m)
13
3
13
1
13
4
13
1
13
3
12
7
13
5
12
1
13
0
TB/U
KELAS 3
Pe
Pen nd
d.
.
Aya
Ib
h
u
Tama
t
SMA
Ta
ma
t
SM
P
Tama
t
SMP
Ta
ma
t
SM
A
norm
al
Tama
t
SMP
Ta
ma
t
SM
P
norm
al
Perg
urua
n
Ting
gi
Ta
ma
t
SM
A
norm
al
Tama
t
SMA
Ta
ma
t
SD
norm
al
Perg
urua
n
Ting
gi
Ta
ma
t
SM
A
norm
al
Tama
t SD
Ta
ma
t
SM
P
pend
ek
norm
al
Tama
t
SMP
Tama
t
Ta
ma
t
SD
Ta
ma
norm
al
norm
al
Pe
nd
ap
ata
n
>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
Y
o
di
u
m
iy
a
iy
a
Gi
zi
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
iy
a
ku
ra
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
ti
d
ak
cu
ku
p
ti
d
ak
iy
a
ku
ra
n
g
se
i
iy
a
iy
a
iy
a
TB
Ay
ah
(c
m)
165
165
170
157
166
160
170
157
170
TB
Ibu
(c
m)
Alamat
150
Jl.
Kampung
gusti RT
6/RW 5
147
Jl.
Jelambar
baru III RT
14/RW 7
No 22
160
Jl.
Kampung
gusti RT
2/RW 5 No
22
156
Jl.
Jelambar
Utama
Sakti 6
166
Jl.
Jelambar
Utama
Sakti IV
165
Jl.
Jelambar
Baru RT
165
Jl. Utama
Sakti I RT
11/ RW 7
150
165
Jl.
Kampung
gusti RT
2/RW 5
Jl.
Latumeten
SMA
t
SM
P
Tama
t
SMA
Ta
ma
t
SM
A
Tama
t
SMP
Ta
ma
t
SM
P
Tama
t
SMA
Ta
ma
t
SM
A
Tama
t
SMP
Ta
ma
t
SM
P
norm
al
Tama
t
SMA
Ta
ma
t
SM
P
norm
al
Tama
t
SMP
Ta
ma
t
SD
Tama
t
SMA
Ta
ma
t
SM
P
Tama
t SD
Ta
ma
t
SD
Tama
t
SMA
Ta
ma
t
SM
A
7
Bulan
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
IR
KA
A
MA
B
MA
MN
MN
S
ND
NSL
9
Tahun
7
Bulan
9
Tahun
1
Bulan
9
Tahun
4
Bulan
9
Tahun
4
Bulan
9
Tahun
6
Bulan
9
Tahun
5
Bulan
9
Tahun
9
Bulan
9
Tahun
4
Bulan
9
Tahun
5
Bulan
13
4
12
7
13
3
12
2
12
7
12
9
13
4
12
6
13
6
norm
al
norm
al
norm
al
pend
ek
norm
al
norm
al
norm
al
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,-
iy
a
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
iy
a
ku
ra
n
g
iy
a
iy
a
iy
a
iy
a
iy
a
iy
a
iy
a
II no 11D
155
Jl.
Kampung
gusti RT
2/RW 5
163
Jl.
Indraloka I
No 64 RT
10/RW 10
152
Jl.
Jelambar
Barat No 7
163
158
Jl. Utama
Sakti I RT
7/RW 7
167
160
Jl. Perdana
raya no 46
160
Jl.
Kampung
Gusti RT 2/
RW 5
165
Jl.
Jelambar
Utama
Sakti I RT
11/RW 7
160
Jl.
Kampung
Gusti RT
2/RW 5
158
Jl. Kebun
Pisang RT
12/RW 7
No 39
168
170
170
170
170
165
170
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
NKT
RR
M
RD
RAK
RAS
RN
C
RAS
TS
TLT
P
TKP
9
Tahun
1
Bulan
9
Tahun
5
Bulan
9
Tahun
1
Bulan
9
Tahun
2
Bulan
9
Tahun
5
Bulan
9
Tahun
6
Bulan
9
Tahun
8
Bulan
9
Tahun
1
Bulan
P
P
8
Tahun
9
Bulan
8
Tahun
10
Bulan
13
1
13
8
13
6
14
0
13
8
13
2
13
1
13
2
12
7
12
3
norm
al
Perg
urua
n
Ting
gi
Ta
ma
t
SM
A
norm
al
Perg
urua
n
Ting
gi
norm
al
Perg
urua
n
Ting
gi
norm
al
Perg
urua
n
Ting
gi
Ta
ma
t
SM
A
Per
gu
ru
an
Tin
ggi
Per
gu
ru
an
Tin
ggi
Tama
t
SMA
Ta
ma
t
SM
A
norm
al
Tama
t SD
Ta
ma
t
SD
norm
al
Tama
t
SMA
Ta
ma
t
SD
Tama
t
SMP
Ta
ma
t
SM
P
Tama
t
SMP
Perg
urua
n
Ting
gi
Ta
ma
t
SM
P
Per
gu
ru
an
Tin
norm
al
norm
al
norm
al
norm
al
>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
iy
a
iy
a
cu
ku
p
se
i
m
ba
n
g
iy
a
cu
ku
p
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
iy
a
cu
ku
p
iy
a
iy
a
iy
a
iy
a
iy
a
iy
a
ku
ra
n
g
se
i
m
ba
n
g
cu
ku
p
cu
ku
p
170
167
170
160
170
165
165
163
170
170
160
Jl. Utama
Sakti I RT
10/RW 7
No 69C
156
Jl.
Jelambar
Utama IX
No 1
168
165
Jl.
Latumeten
I No 15
160
Jl.
Jelambar
Barat 2B
RT 5/RW
11 No 60
155
Jl.
Jelambar
Utama III
165
Jl.
Kampung
Gusti RT
1/RW 5
163
Jl.
Kampung
Gusti RT
1/RW 5
150
165
Jl.
Latumeten
II No 6
Jl.
Jelambar
Utama IV
No 39
ggi
2
9
WN
9
Tahun
5
Bulan
11
2
pend
ek
Tama
t
SMP
Ta
ma
t
SM
P
,<
Rp.
3.1
00.
000
,-
ti
d
ak
cu
ku
p
175
165
Jl.
Jelambar
Utama VII
No 14
Gi
zi
TB
Ay
ah
(c
m)
TB
Ibu
(c
m)
Alamat
142
Komplek
Taman
Duta Mas
Blok B3/35
160
Jl. Komplek
BNI Pesing
No.72
Jakarta
Barat
KELAS 4
N
o
.
Na
ma
AZ
BTS
BC
PH
FAR
FC
M
MF
A
L/
P
Usia
9
tahun
11
bulan
10
tahun
2
bulan
10
tahun
5
bulan
10
tahun
4
bulan
10
tahun
6
bulan
9
tahun
9
bulan
TB
(c
m)
13
5
14
1
12
7
14
2
12
4
12
1
TB/U
Pen
d.
Aya
h
Pe
nd.
Ibu
norm
al
tam
at
SMP
tam
at
SM
P
norm
al
perg
urua
n
ting
gi
per
gur
uan
ting
gi
pend
ek
perg
urua
n
ting
gi
per
gur
uan
ting
gi
tam
at
SMA
tam
at
SM
A
pend
ek
tam
at
SMP
tam
at
SM
P
pend
ek
tam
at
SMP
tam
at
SM
P
norm
al
Pe
nd
ap
ata
n
<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,-
Y
o
di
u
m
iy
a
iy
a
ku
ra
n
g
se
i
m
ba
n
g
170
170
ti
d
ak
cu
ku
p
170
150
iy
a
se
i
m
ba
n
g
172
161
Jl. Gaharu
Raya No
101 Grogol
Petambura
n
Jl. Komplek
Polri
Kedang
Kaliangke
RT
008/002
No. 67
ti
d
ak
ku
ra
n
g
155
Jl.
Jelambar
Utama 7
RT
002/011
iy
a
cu
ku
p
160
Jelambar
Kebon
Pisang
157
170
1
0
1
1
NS
N
RD
A
RPA
SR
SW
WN
N
10
tahun
3
bulan
9
tahun
10
bulan
9
tahun
11
bulan
10
tahun
4
bulan
10
tahun
5
bulan
14
5
12
4
13
7
12
9
12
3
perg
urua
n
ting
gi
tam
at
SM
A
tam
at
SMA
per
gur
uan
ting
gi
norm
al
tam
at
SMA
tam
at
SM
A
norm
al
tam
at
SMA
tam
at
SM
A
tam
at
SMP
per
gur
uan
ting
gi
norm
al
norm
al
pend
ek
<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,-
ti
d
ak
se
i
m
ba
n
g
iy
a
ku
ra
n
g
iy
a
ti
d
ak
iy
a
cu
ku
p
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
168
170
170
165
165
168
Jl.
Jelambar
Barat II B
RT 05/011
No. 64
147
Jelambar
Selatan II
Gg. 19 RT
003/03 No.
48
150
Jl.
Jelambar
Utama
Raya I No.
12 A
160
Jl. Damai
Kp. Bali RT
008/05 No.
6
150
Slipi RT
007/004
Kemanggis
an Jakarta
Barat
KELAS 5
N
o
.
1
2
Na
ma
ATA
AN
L/
P
Usia
P
L
10
tahun
10
bulan
11
TB
(c
m)
TB
/U
Pen
d.
Aya
h
139
140
no
rm
al
no
tama
t
SMA
perg
Pe
nd.
Ibu
ta
ma
t
SM
A
per
Pend
apat
an
> Rp.
3.100
.000,> Rp.
Yo
diu
m
Gi
zi
iya
iya
sei
m
ba
ng
cu
TB
Ay
ah
(c
m)
TB
Ib
u
(c
m)
Alamat
170
165
15
6
15
Jelambar
Selatan
II
Jelambar
1
0
1
1
1
2
1
3
1
urua
n
tingg
i
perg
urua
n
tingg
i
tahun
4
bulan
rm
al
DAF
10
tahun
5
bulan
141
no
rm
al
11
tahun
4
bulan
138
no
rm
al
11
tahun
1
bulan
148
no
rm
al
11
tahun
0
bulan
152
no
rm
al
11
tahun
6
bulan
145
no
rm
al
10
tahun
8
bulan
136
no
rm
al
10
tahun
10
bulan
132
pe
nd
ek
144
no
rm
al
tama
t
SMA
perg
urua
n
tingg
i
152
no
rm
al
tama
t
SMP
151
no
rm
al
133
131
no
rm
al
pe
tama
t
SMA
perg
urua
n
tingg
i
tama
HA
N
KN
KH
MA
F
MF
A
MF
C
NPS
NZ
W
SSA
FD
MR
ZP
ZRS
10
tahun
10
bulan
11
tahun
4
bulan
10
tahun
11
bulan
L
P
10
tahun
6
bulan
11
tama
t
SMA
perg
urua
n
tingg
i
perg
urua
n
tingg
i
tama
t
SMA
perg
urua
n
tingg
i
gur
uan
ting
gi
per
gur
uan
ting
gi
ta
ma
t
SM
A
per
gur
uan
ting
gi
per
gur
uan
ting
gi
ta
ma
t
SM
A
per
gur
uan
ting
gi
ta
ma
t
SM
A
ta
ma
t
SM
A
ta
ma
t
SD
ta
ma
t
SM
A
per
gur
uan
ting
gi
ta
3.100
.000,-
ku
p
Barat II
No.
21/23
> Rp.
3.100
.000,-
iya
cu
ku
p
176
15
9
Jl.
Latumen
ten 2
> Rp.
3.100
.000,-
tida
k
cu
ku
p
156
15
0
Jl. Utama
Raya
iya
cu
ku
p
165
17
0
Jelambar
Barat II
RT 005
iya
cu
ku
p
16
3
Jelambar
Barat III
B RT 001
RW 006
iya
kur
an
g
15
2
Jl. Kebon
Pisang
RT
010/07
> Rp.
3.100
.000,-
iya
sei
m
ba
ng
172
16
5
< Rp.
3.100
.000,-
tida
k
cu
ku
p
160
16
0
> Rp.
3.100
.000,-
iya
cu
ku
p
156
15
5
< Rp.
3.100
.000,-
tida
k
kur
an
g
173
15
5
iya
sei
m
ba
ng
173
15
8
Jl.
Jelambar
Jaya IV
Jelambar
Barat II
RT 0012
RW 011
No. 20 C
iya
tida
sei
m
ba
ng
kur
170
160
15
5
16
Jelambar
Baru
Jl. Anyar
> Rp.
3.100
.000,> Rp.
3.100
.000,> Rp.
3.100
.000,-
> Rp.
3.100
.000,> Rp.
3.100
.000,< Rp.
166
165
Jl.
Jelambar
Utama
Raya
Jl.
Merpati
1 RT 06
RW 006
No. 23
Jelambar
Barat II
C RT 007
RW 04
No. 43
N
o
.
6
7
tahun
4
bulan
Na
ma
AW
AD
F
AR
BV
EVI
LAP
MD
F
L/
P
Usia
12
tahun
6
bulan
11
tahun
11
bulan
12
tahun
3
bulan
11
tahun
8
bulan
12
tahun
4
bulan
P
L
12
tahun
3
bulan
12
tahun
2
bulan
nd
ek
TB
(c
m)
15
1
13
3
15
5
15
0
15
5
14
3
15
2
t SD
ma
t
SD
3.100
.000,-
TB/U
KELAS 6
Pe
Pen nd
d.
.
Aya
Ib
h
u
norm
al
perg
urua
n
tingg
i
ta
ma
t
SM
P
pend
ek
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
A
norm
al
perg
urua
n
tingg
i
ta
ma
t
SM
A
norm
al
tama
t
SMP
ta
ma
t
SM
P
norm
al
perg
urua
n
tingg
i
ta
ma
t
SM
A
tidak
sekol
ah
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
A
ta
ma
t
SM
A
norm
al
norm
al
Pe
nd
ap
ata
n
>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
an
g
Y
o
di
u
m
iy
a
Gi
zi
se
i
m
ba
n
g
ti
d
ak
ku
ra
n
g
ti
d
ak
iy
a
ti
d
ak
iy
a
iy
a
cu
ku
p
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
g
se
i
m
ba
n
TB
Ay
ah
(c
m)
170
165
160
170
170
165
170
No. 22
TB
Ibu
(c
m)
Alamat
160
Jl.
Latumente
n
155
Jl.
Jelambar
Jaya IV RT
009/09 No.
46
165
Jl. Q RT
004/02
No.30
Jelambar
Baru
156
Jl. Kebon
Pisang RT
010/02
165
Jl. PT. B.
Angke
RT014/011
No.101
155
160
Jl.
Jelambar
Jaya 3
No.38
Jl.
Jelambar
Barat 2B
RT
005/011
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
MR
M
NP
NH
RN
RD
REP
SNS
BP
SF
SAP
12
tahun
2
bulan
11
tahun
9
bulan
12
tahun
1
bulan
11
tahun
8
bulan
12
tahun
1
bulan
11
tahun
10
bulan
12
tahun
3
bulan
12
tahun
0
bulan
11
tahun
11
bulan
14
1
14
3
13
6
13
0
15
3
12
8
14
9
14
5
12
1
norm
al
tama
t
SMA
pe
rg
ur
ua
n
tin
ggi
norm
al
tama
t
SMP
ta
ma
t
SD
pend
ek
tama
t
SMA
ta
ma
t
SD
pend
ek
perg
urua
n
tingg
i
ta
ma
t
SM
A
tama
t
SMP
ta
ma
t
SM
P
tama
t
SMA
ta
ma
t
SM
A
norm
al
pend
ek
norm
al
tama
t
SMA
norm
al
perg
urua
n
tingg
i
pend
ek
perg
urua
n
tingg
i
ta
ma
t
SM
A
pe
rg
ur
ua
n
tin
ggi
pe
rg
ur
ua
n
tin
ggi
,-
No.92
>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,>
Rp.
3.1
00.
000
,-
ti
d
ak
se
i
m
ba
n
g
170
155
Jl.
Jelambar
Utama
Raya No.
53
iy
a
cu
ku
p
160
158
Kaping
Gusti
160
Jl.
Jelambar
Utara Sakti
Kaya No.
27
155
Jl. Kepa
duri Timur
RT007.08
Duri Kepa
160
Jl. Utama
Raya RT
06/07 No.
105
150
Jl. Empang
Bahagia
GG 2 No.
13
160
Kb, Pisang
GG Jawa
RT
010/002
No. 72
155
Jl.
Latumente
n 2 GG
No.18 RT
008/011
158
Jl.
Latumente
n 2 / 21 RT
02/ RW 05
Jelambar
>
Rp.
3.1
00.
000
,<
Rp.
3.1
00.
000
,-
ti
d
ak
cu
ku
p
ti
d
ak
cu
ku
p
se
i
m
ba
n
g
iy
a
iy
a
ku
ra
n
g
se
i
m
ba
n
g
iy
a
ku
ra
n
g
iy
a
ti
d
ak
cu
ku
p
165
156
165
179
165
167
173
2. Coding
N
o.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
J
K
2
2
2
1
2
2
1
2
1
1
2
2
1
2
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
1
2
TB_U
sia
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
Yodi
um
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
Gi
zi
1
1
3
2
1
3
2
3
2
2
2
3
1
1
3
3
1
3
3
1
2
1
1
1
2
1
1
3
2
2
3
3
1
3
3
3
2
1
3
CODING
Pendap TB_ay
atan
ah
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
TB_i
bu
2
1
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
didik_a
yah
3
1
1
1
2
1
2
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
3
1
2
2
1
2
3
2
1
2
2
1
1
2
1
1
3
2
3
1
1
2
didik_i
bu
2
1
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
1
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
3
1
1
2
2
1
1
1
2
1
2
1
2
1
1
1
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
1
2
2
1
1
1
1
2
2
2
1
1
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
2
1
2
1
2
2
1
1
2
1
1
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
1
3
2
2
2
1
3
2
3
1
2
3
1
2
3
3
3
2
2
2
2
2
1
3
2
2
1
3
3
1
2
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
2
3
3
3
3
2
1
2
1
3
1
1
1
3
3
2
1
1
3
2
2
2
1
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
1
2
3
2
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
3
3
2
1
1
1
3
1
1
1
3
3
2
1
1
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2
2
1
2
3
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
10
0
2
2
2
1
1
1
2
1
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1
2
2
2
2
1
3
1
2
3
3
3
3
3
2
2
2
3
1
3
1
2
1
1
2
2
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
3
1
3
1
2
2
1
2
3
1
2
2
3
1
1
2
2
1
2
2
2
3
1
1
2
1
2
2
3
3. AnalisisUnivariat
Statistics
Pendap
TinggiBa
TinggiBadan MakananTinggiY
/Usia
N Valid
Missi
ng
odium
dan
Pendidi
TinggiBada JenisKela
Ayah
nIbu
min
atan
kan
Pendidika
Ayah
nIbu
Orang GiziSeimb
Tua
ang
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Frequency Table
TinggiBadan/Usia
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Pendek
18
18.0
18.0
18.0
Normal
82
82.0
82.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
MakananTinggiYodium
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak
29
29.0
29.0
29.0
Iya
71
71.0
71.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
TinggiBadan Ayah
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Pendek
9.0
9.0
9.0
Normal
91
91.0
91.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
TinggiBadanIbu
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Pendek
8.0
8.0
8.0
Normal
92
92.0
92.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
JenisKelamin
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-laki
46
46.0
46.0
46.0
Perempuan
54
54.0
54.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Pendidikan Ayah
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
37
37.0
37.0
37.0
Sedang
37
37.0
37.0
74.0
Tinggi
26
26.0
26.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
PendidikanIbu
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Rendah
41
41.0
41.0
41.0
Sedang
42
42.0
42.0
83.0
Tinggi
17
17.0
17.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kurang
50
50.0
50.0
50.0
Cukup
50
50.0
50.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
GiziSeimbang
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
KurangSeimbang
25
25.0
25.0
25.0
CukupSeimbang
31
31.0
31.0
56.0
Seimbang
44
44.0
44.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
4. Pie Diagram
5. Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
MakananTinggiYodium *
TinggiBadan/Usia
TinggiBadan Ayah *
TinggiBadan/Usia
TinggiBadanIbu *
TinggiBadan/Usia
JenisKelamin *
TinggiBadan/Usia
Pendidikan Ayah *
TinggiBadan/Usia
PendidikanIbu *
TinggiBadan/Usia
Pendapatan Orang Tua *
TinggiBadan/Usia
GiziSeimbang *
TinggiBadan/Usia
Missing
Percent
Total
Percent
Percent
100
100.0%
.0%
100
100.0%
100
100.0%
.0%
100
100.0%
100
100.0%
.0%
100
100.0%
100
100.0%
.0%
100
100.0%
100
100.0%
.0%
100
100.0%
100
100.0%
.0%
100
100.0%
100
100.0%
.0%
100
100.0%
100
100.0%
.0%
100
100.0%
MakananTinggiYodium * TinggiBadan/Usia
Crosstab
TinggiBadan/Usia
Pendek
MakananTinggiYodium
Tidak
Iya
Total
Count
13
16
29
Expected Count
5.2
23.8
29.0
66
71
12.8
58.2
71.0
18
82
100
18.0
82.0
100.0
Count
Expected Count
Total
Normal
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Value
df
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
19.917a
.000
Continuity Correctionb
17.439
.000
Likelihood Ratio
18.215
.000
.000
Linear-by-Linear Association
N of Valid Casesb
19.717
.000
.000
100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.22.
b. Computed only for a 2x2 table
Pendek
Normal
Count
Total
Expected Count
1.6
7.4
9.0
Count
13
78
91
16.4
74.6
91.0
18
82
100
18.0
82.0
100.0
Expected Count
Total
Normal
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Value
df
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
9.451a
.002
Continuity Correctionb
6.861
.009
Likelihood Ratio
7.272
.007
.009
9.356
.002
100
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.62.
b. Computed only for a 2x2 table
.009
TinggiBadanIbu * TinggiBadan/Usia
Crosstab
TinggiBadan/Usia
Pendek
TinggiBadanIbu
Pendek
Normal
Count
Total
Expected Count
1.4
6.6
8.0
Count
17
75
92
16.6
75.4
92.0
18
82
100
18.0
82.0
100.0
Expected Count
Total
Normal
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Value
df
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
.178a
.673
Continuity Correctionb
.000
1.000
Likelihood Ratio
.194
.660
1.000
Linear-by-Linear Association
.176
N of Valid Casesb
100
.674
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.44.
b. Computed only for a 2x2 table
JenisKelamin * TinggiBadan/Usia
.559
Crosstab
TinggiBadan/Usia
Pendek
JenisKelamin
Laki-laki
Count
Total
Total
39
46
8.3
37.7
46.0
11
43
54
Expected Count
9.7
44.3
54.0
Count
18
82
100
18.0
82.0
100.0
Expected Count
Perempuan
Normal
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Value
df
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
.447a
.504
Continuity Correctionb
.166
.684
Likelihood Ratio
.451
.502
.605
Linear-by-Linear Association
.442
N of Valid Casesb
100
.506
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.28.
b. Computed only for a 2x2 table
.344
Crosstab
TinggiBadan/Usia
Pendek
Pendidikan Ayah
Rendah
Sedang
10
27
37
Expected Count
6.7
30.3
37.0
32
37
6.7
30.3
37.0
23
26
Expected Count
4.7
21.3
26.0
Count
18
82
100
18.0
82.0
100.0
Count
Count
Total
Expected Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
3.283a
.194
Likelihood Ratio
3.195
.202
Linear-by-Linear Association
2.736
.098
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
Total
Count
Expected Count
Tinggi
Normal
100
PendidikanIbu * TinggiBadan/Usia
Crosstab
TinggiBadan/Usia
Pendek
PendidikanIbu
Rendah
Sedang
10
31
41
Expected Count
7.4
33.6
41.0
37
42
7.6
34.4
42.0
14
17
Expected Count
3.1
13.9
17.0
Count
18
82
100
18.0
82.0
100.0
Expected Count
Count
Total
Total
Count
Count
Tinggi
Normal
Expected Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
Df
sided)
2.193a
.334
2.219
.330
Linear-by-Linear Association
.922
.337
N of Valid Cases
100
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Kurang
Cukup
Total
Normal
Total
Count
12
38
50
Expected Count
9.0
41.0
50.0
44
50
Expected Count
9.0
41.0
50.0
Count
18
82
100
18.0
82.0
100.0
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Value
sided)
sided)
sided)
df
Pearson Chi-Square
2.439a
.118
Continuity Correctionb
1.694
.193
Likelihood Ratio
2.478
.115
.192
Linear-by-Linear Association
2.415
N of Valid Casesb
.096
.120
100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.00.
b. Computed only for a 2x2 table
GiziSeimbang * TinggiBadan/Usia
Crosstab
TinggiBadan/Usia
Pendek
GiziSeimbang
KurangSeimbang
Count
17
25
4.5
20.5
25.0
24
31
5.6
25.4
31.0
41
44
Expected Count
7.9
36.1
44.0
Count
18
82
100
18.0
82.0
100.0
Count
Expected Count
Seimbang
Count
Total
Expected Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
7.488a
.024
Likelihood Ratio
7.913
.019
Linear-by-Linear Association
7.272
.007
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
100
Total
Expected Count
CukupSeimbang
Normal