Professional Documents
Culture Documents
menjunjung
tinggi
nilai-nilai
kemanusiaan
bahkan
reformasi
mentargetkan kea rah penataan kembali suatu kehidupan Negara yang menghargai
harkat dan martabat manusia, yang secara konkrit menghargai hak-hak asasi manusia.
Untuk bangsa yang majemuk seperti bangsa Indonesia maka semangat reformasi yang
berdasar pada kemanusiaan menentang praktek-praktek yang mengarah pada
diskriminasi dan dominasi social, baik alas an perbedaan suku, ras, asal-usul maupun
agama. Reformasi yang berkemanusiaan harus membrantas sampai tuntas korupsi,
kolusi dan nepotisme yang telah sedemikian mengakar pada kehidupan kenegaraan
pemerintahan orde baru.
3) Semangat reformasi harus berdasarkan pada nilai persatuan, sehingga reformasi harus
menjamin tetap tegaknya negara dan bangsa Indonesia. Reformasi harus menghindarkan
diri dari praktek-praktek yang mengarah pada disintegrasi bangsa, upaya separatisme
baik atas dasar kedaerahan, suku maupun agama. Reformasi memiliki makna menata
kembali kehidupan bangsa dalam bernegara, sehingga reformasi justru harus mengarah
pada lebih kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa. Demikian juga reformasi harus
senantiasa dijiwai asas kebersamaan sebagai suatu bangsa Indonesia.
4) Semangat dan jiwa reformasi harus berakar pada asas kerakyatan sebab permasalahan
dasar gerakan reformasi adalah pada prinsip kerakyatan. Penataan kembali secara
menyeluruh dalam segala aspek pelaksanaan pemerintahan negara harus meletakkan
kerakyatan sebagai paradigmanya. Reformasi harus mengembalikan pada tatanan
pemerintahan negara yang benar-benar bersifat demokratis, artinya rakyatlah sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara. Semangat reformasi menentang segala
bentuk penyimpangan demokratis seperti kediktatoran baik bersifat langsung maupun
tidak langsung. Asas kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan menghendaki
terwujudnya masyarakat demokratis. Oleh karena itu penataan kembali mekanisme
demokrasi seperti pemilihan anggota DPR, MPR, pelaksanaan Pemilu beserta perangkat
perundang-undangannya pada hakikatnya untuk mengembalikan tatanan negara pada
asas demokrasi yang bersumber pada kerakyatan sebagaimana terkandung dalam sila
keempat Pancasila.
5) Visi dasar reformasi harus jelas, yaitu demi terwujudnya keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia. Gerakan reformasi yang melakukan perubahan dan penataan kembali
pada hakikatnya bukan hanya bertujuan demi perubahan itu sendiri, namun perubahan
dan penataan demi kehidupan bersama yang berkeadilan. Perlindungan terhadap hak
asasi, peradilan yang benar-benar bebas dari kekuasaan, serta legalitas dalam arti hukum
harus benar-benar dapat terwujudkan sehingga rakyat benar-benar menikmati hak serta
kewajibannya berdasarkan prinsip-prinsip keadilan sosial.
Dalam perspektif Pancasila gerakan reformasi sebagai suatu upaya untuk menata
ulang dengan melakukan perubahan-perubahan sebagai realisasi kedinamisan dan
keterbukaan Pancasila dalam kebijaksanaan dan penyelenggaraan negara. Pancasila
sebagai sumber nilai memiliki sifat yang reformatif artinya memiliki aspek pelaksanaan
yang senantiasa mempu menyesuaikan dengan dinamika aspirasi rakyat dalam
mengantisipasi perkembangan jaman, yaitu dengan jalan menata kembali kebijaksanaankebijaksanaan yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat akan tetapi nilai-nilai esensialnya
bersifat tetap yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.