You are on page 1of 7
Tema: Peran Sains daa Teknologi dalan ‘Menanjang Pemanfaatan Tekak Nuklir Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknik Nuklir PSTKN- BATAN Bandung, L415 Juni 2005 PEMODELAN WATER TREATMENT PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS Sukmanto Dibyo P2TRR- BATAN ABSTRAK PEMODELAN WATER TREATMENT PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS. Integritas sistem pendingin sekunder dapat dipengaruhi oleh hualitas airuya Korosi dan pengerakun di air rpendingin sekunder perlu diancisipasi secara din Pemedelan water treatment sangat berguna untuk ‘mengetaivi Kondisi Kimia air sistem pendingin sekunder RSG-GAS. Penggunaan model water treatment dilokukan dengan sofeware watercjcle-Rx. Sopiwire im dikembarghan oleh FRENCHCREEK dari data otservasi lapangan dan eksperimen laboratorium dengan menggunakan konsep pendekat yang didasarkan pada 1eori produk akiftas ion (ion activity product, 14P), Untuk pemodelan water treatment, data dori LAK RSG-GAS dan kondisi operasi sistem pendingin sokunder digunakan sebagat input dan keluaren yang ditampilkan adalah potess! kerak. dasis inhibuor kerak dan korosi. Hasil pemodelan ini menunjukkan bahwa dosis inhibitor AMP unnuk kerak 1.5 mg/L dan kendati orthophosphate untuk korosi 10 mg/L dapat dilakukan sehingga Aualtas air Vang baik dapat dipertahankan dan dijaga kualitasnya, Disamporg tu diharapkun pula dapat menmnimatkan biaya operasional sistem pendingin Kata kuned + model water treatment, inhibitor ABSTRACT WATER TREATMENT MODELING OF TIE RSG-GAS SECONDARY COOLANTS. Invgrty af secondary cocling systam can be influenced by water quality. Corrasion und seale in the secondary cooling water must be anticipated. The water treatment modeling is very useful 10 detect the water chemisiry condition of RSG GAS secondary evoling systems Utilization of water treaument model fits been conducted using water cycle-Rx sofbsure. The software is developed by frenchereck based! on the data field observation ard laboratory experiment using concept approach based on theory of ion aetisity product, IAP. Fur modeling of water treatment the data taken from SAR of RSG-GAS and condition of secondary cooling system operation is used as an mput. The ouput that displayed are. scale potential scale inhibitor desage and corrosion. The result of modeling shows that dosage of seale Inhibitor AMP of 1.5 mg. and control of orthophosphate for corraston of 10 mg/L have been conducted therefore the good water qualities could be maintained and kept on quality, It's hoped thatthe condition will minimize the operation coxt of cooling system Keywords : water treatment model, inhibitor PENDAHULUAN Energi kulor dari reaktor nuklir——_-korosi_maupun_tintulnya_kerak terhadap Gipindahkan dengan ryenggunakan ai pada sistem pendingin sckunder. Pengambilan kalor in menggunakan air sebagai sistem pendingin sckunder. Untuk ‘tu, air pendingin sekunder reaktor —haruslah | memenuhi beberapa persyaratan techadap Kestabilan kimi dan tidak = 436 - bahan logam yang ada di sistem pendingin sekunder. Oleh karena itu sisters pendingin adalah salah satu sistem komponen yang. sangat penting. Kegagalan operasi reaktor bisa disebabkan oleh kerusakan sistem pendinuin sekunder akibat korosi dan pengkerakan, rosiding Seminar Nastonal Sains dan Teknik Nuklir. PBTKN - BATAN Bandung , 14 ~ 15 Juni 2008 bahkan kebocoran ataupun penyumbatan aliran bisa torjadi. Untuk itu, informasi- tentang indikasi Kerusakan secara dini sebsiknya dapat diketahui. Penggunaanpemodelan water ‘reaiment _sxemmungkinkan untuk mengatasi problema diatas Air pendingin sekunder RSG-GAS hharus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan fungsinya, Oleh karena ita porawatan ualitas air pendingin senatiasa dilakukaet agar spesifikasi yang ada tetap terjaga sehingza reaktor beroperasi dengan aman. Scbagaimana diketabui bahwa Kehadiran kerak dan proses korosi di dalam sistem pendingin perlu lihindari, Pengendalian kandungan mineral pH. Klorid dan lain-lain harus diatasi dan salah salu diantaranya adalah dengan metakukan pemodelan water rreament. Hal ini telah lazinn dilakukan di seluruh dunia dengan meaggunakan perangkat lunak [1 Kualitas air pendingin — capat mempengaruhi Kehandalan dan integritas sistem pendingin itu. sendiri, Sebagaimana diketahui babwa kehadiran Kerak (scale) maupun korosi merupakan kejadian yang diakibatkan oleh pengendalian dan pengaiuran kualitas air yang tidnk tepat. Ssat i penggunaan inhibitor kerak dan korosi rmerupakan satu kesatuan produk dati Nalco yang ketepatan dosisnya masih perlu dks. WaterCyele-Re merupakan software dari FrenchCreck yang ada di PTRR yang capt dimanfoatkan” untuk mengetahui kondisi kualitas air sistem —menara — pendingin, memprediksi terjedinya potensi Kerak, potensi korosi termasuk dosis ithibitor dan kontrol pH dengan asam/alkali yang harus digunakan |2). FrenchCreek menggunakan konsep pendekatan ‘yang didasarkan pada teori produk aktifitas ion (Gon activity product, IAP), Dari latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah melakukan_pemodelan ‘water treatment pendingin sekunder RSG-GAS. Analisis dilakukan untuk memodelkan potensi erak, dosis inhibitor baik korosi_ maupun kerak. Analisis kimia air terhadap mikroorganisme tidak termasuk dalam pemodelan ini. ‘TEORI DAN METODA WaterCycle-Rx Software WaterCyele-Rx Software, bertujuan untuk menghetahui potensi kerak dan korosi terhadap komposisi kimin, suhu, casio siklus dan pH pada sistem pendingin. Software ini -457- Tema : Peran Sains dan Teknologi dalam Menunjang Pemanfaatan Teknik Nuklir dikembangkan berdasarkan korelasi dari data lapangan, dats laboraterium dan model inhibitor’ watak mengevaluasi secara_cepat kunltas air pada rentang kondis: operasi yang leas. Indikasi kerak dapat ditampitkan dalam Desaran Langelier saturation index, Resnar stability index dan lain lain, Bilamana semua indeks yang ada menunjukkan —kontlik perbedaan yang _mengakibatkan interpretasi yang tidak jelas, maka warerCyele menyediskan informasi tambahan sebagai sophisticated ion association model rarwration fevels. Evaluasi kimia air pendingin disajikan secara sederhana relatif mudah dipahami ‘dengan tampilan graf dan tabel yang lengkap. Software ini juga mampu mengantisipasi adanya korosi yang terkait dengan parameter pH, suhu, dan perubahan komponen kimia, sehingga water treatment chemist dapat mengatur batas Kendali berdasarkan prafis parameter di atas. WoterCrcle juza dapat membantu mengestimasi Kebutuban asam atau alkali untuk penctapan kontcol pH. schingsa dapas diperolch target angka indek yar terksit dengan kualitas air pendingin ‘Ada beberapa mode’ rer inhibitor yang dapat diestimasi di untuk dosis phospiionates anunvirismths ene phosphonic acid (AMP). Ll 4 ethylidene —diphosphome cut ( HEDP polvacryltc acid (PAA) dan fain-lnin Fevikut ini informasi Beberapa siruktur kimia inhibitor AMP fCH, PO; H N-CH, PO; H \CH,PO3 H HEDPA OH OH OH eee eT HO-P. C.P -OH Ho. ot o cH oO Phosphonates ° H R-CH:-P-0- 1 ° Prosiging Seminar Nasional Sains dan Teknik Nuklit PSTKN~BATAN Bandung , 14-15 Juni 2005 Konsep Saturasi Angka indek yang sering digunakan untuk mengetahui Kualitas air pendingin, iperoleh dari konsep dasar saturasi. Air dikatakan dalam kondisi saturasi dengan enyawa kalsit apabila tidak mengendapkan ‘dan tidak melarutkan berbagai senyawa fsa padatan (solid phase) ketika tidak tergolak dalam waktu yang tidak terbatas, Air yang, tidak mengendapkan dan melarutkan ini ikatakan dalam — kondisi _kesetimbangan Dengan definisttersebut, jumlah mineral yang terlarut dalam air dideskripsikan sebagai produk kelarvtaa (solubility praduct, Ksp): Tingkat saturasi yang dihitung oleh berbagai software umumnya dibedakan oleh imetoda yang digunakan untuk mengestimasi “activity. coefficients” pada TAP. Perbedaan juga terletak pada pemilihan solubility Products, variabel suhu dan konstanta disosiasi Luntuk estimasi Konsentrasi reaktan (COs dari alkalinitas, PO, dari orthophosphate) Langelier Saturation Index Langelier saturation index (LS!) merupakan indikator tingkat saturasi air terotama kalsit, Saturasi yang dinyatakan oleh LSI ini menggunakan basis 10 logaritmik dari tingkat saturasi kalsit terhaday total kalsim dalam air, karbonat dari totat alkalinitas dan solubility product untuk polymorph kalsit. Besaran LSI dapat diinterpretasikan sebagai perubahan pH yang dipertukan untuk membawa air _menujl kesetimbangan. Air dengan LSI +1.0 berarti berada pada satu satuan pH ci alas saturasi, Pengurangan pit sebesar satu satuan membawa air dalam kesetimbangan. Hal ini terjadi karena total alkalinitas yang ada sebagai CO; berkurang sehingga pil turun, Penurunan pH satu satuan tersebut_ akan menurunkan konsentrasi CO; dalam air 10 kali tipat. Jadi turannya_ sat fngka pH akan menurunkan LSI satu satan Penurunan satu satan pH juga akan ‘menurunkan tingkat saturasi (IAPYKsp) 10 kali ‘Air dalam kondisi tidai-saturasi dengan kal apabila LSI =-10. Korasivitas Indeks kerak seperti pada teori LSI digunakan juga sebagai indikator korosivitas air erhadap logan besi di mana diasumsikan ajabila air terbentuk Kerak, maka laju korosi diabaikan. Pemahaman yang sederhana adalah ‘Tema: Peran Sains dan Teknologi dalam Menenjang Pemantsatan Teknik Nuklit bilamana air membentuk kerak maka akan korosif: Hal ini diinterpretasikan oleh LS1 Sementara itu indeks @yznar Stability merekownbinasikan data empiris dengan teori Kalsit merupakan parameter penting dalam rmenentukan korosivitas air. Larson dan Skold mengeunakan database untux laja korosi dan mengamati indeks korosivitas air terhadap besi Diungkapkan bahwa alkalivitas bertendensi mengurangi laju korosi dan diangeap baba natural inhibitor -menyumbang_ pembentukan inhibitor film, Rlorida dan sulfat diketahui rmenaikkan Korosivitas air. Efek ini dijelaskan dengan interferensi anion-anion dalam membentuk natural inhibitor film, Indikctor- indikator tersebut digunakar. sebagai. variabel independen dalam —membuat model dosis. inhibitor wotuk korosi (abel) abel {: Faktor utama yang mempengaruit dosis korosi So | Fator 1 | Waktu | Baer Dass nik oleh Farona Superssrrasi_| tingkat sass Toss ai leh Karena sab yng ber lampak pa Bn 3 | sun st Sub bordampak independes pds tnghat ssuures Doss dipengarahi oleh pH, 4 | oa isons snbibizo dom Sterecki in Dosis naik oleh naka j «| Suspemi | suspessi nadatan karen | | padatan sorbsi ifivor paws padatan Dos nak patina setive res pera 16. | deve ses | Keea, Sareanya sisters i | yang bersin imi meth eet i sia Model Laju Korosi Beberapa model laju—_koros cikembangkan oleh Pisigan-Singley dengan menekombinasikan data statis dan dinamis test Jaboratorium. Dikemukakan bahwa laju korosi yang diainati berkaitan dengan unsur klorida ‘dan sullal, Kalsium, atkalinitas, —kapasitas ‘buffer, tingkat oksigen terlarut dan exposure. Problema yang umum dalam pemodelan ‘adalah herkaitan dengan prediks! yang tepat terhadap korosi pada sistem operasi pendingin. Data test, kupon kerosi dan metoda ~458- rosiding Seminar Nasional Sains dan Tednidk Nuke P3TKN -BATAN Bandung . 4 ~ 15 Juni 2005 clektrokimia dipakai sebagai basis penzukuran laju korosi. Laju kerosi pada logam yang Gipoles dibandingkan dengan Jogam yang lain dalam kondisi sama, ‘Metoda dasar yang dikemukanan adata pemodelan techadap dampak infubitor pada orosi. Model tersebut_kemudian_digunakan untuk prediksi Kebutuhan tingket inhibitor dalam mencapai target laju Korosi_tertentu Persamaan | adalah jenis model Pisigam umuk manghitung laju korosi dengan menguanakan 4 sampai 8 voriabel sebagai fungsi Komponen Kimia air. Persamaan 2. menggunakan fon association model untuk mengewibangkan horelasi dengan veriabal. serupa. Konsentrasi Inkibuor dilibatkan dalam model. ini dan tmenambahkan pengatul inhibitor terhadap lnju korosi, —_ (CI"(S0)*(Alky"(DO)"* taj - —— (Cay (ay crimey” io!) dengan Alk total alkaiinitas (ppm), BO = tingkat oksigen terlarut (ppm), Ca = konsentrasi kalsium (pi), B= kapasitas buffer (mol 11" unit pH), Time lama exposure (hari), LSI =Langelier Saturation Index (-, al -a8 efisien regresi 0800) Laju = — 7 fC)" (CON (nib) engan K = konstana, CO = kenseniasi karbonat (ppm), Inhib = jumlah snkivor koros' (ppm) Persamaan ci atas digunakan melalui analisis reetesi yang kemudian diaptikasikan penggunaannys untuk 2 jenis model yakn model yang dittrunkon dari data laboratorium, ddan model yang. diturunkan Gari pengaiaman berbagai waier reaiment chemists. Air Pendingin Sckunder Penanganan kualitas sir _pendingin sekunder bertuuan untuk menjaga agar spesifikasi Kualiias sir pendingin sekunder tetap terpenuhi schinega dapat’ mengurangi permasalatan yang biasa timbul pada aie pendingin sekunder. Penanganan yang dimaksud diantaranya dengan cara pengukuran pH, konduktivitas dan kandungan unsur-unsur Kkimia secara rutit dan pemberian bahan kimia’ inhibitor [3]. Disamping. itu terdapat fasiitas - 459 Jota: Beran Sains dan Teknolog’ dalam Menuajang Pemanfaatan Teknik Nublir Aow-down untuk mengurangi konsentrasi cmneral kimia di air pendingin dan pembersan air make-up untuk: mempertakankan volarte a ing ado. Kutipan spesitikasi sistem air menara pendingin RSG-GAS dari data desain yang tercantum pada LAK (Laporan Analisis Keselamatan) RSG-GAS.disampaikan pada Tabel 2 Tabet 2 Data desain sistem menara pending’ ML [Behonkapasiastatorkw | | Laju alir nominal per mogul m’ijam _| Suh aie slot Suu Her budb udara °C Laju Kehilangan ait oleh penguapan ay jam (*) [.aju kehilangan aur Karena pancaran Ln jar Lt lower (data pengukuran Pemantauan yang dilakukan terhadap air make-up pendingin — sckunder _senantiasa mengacu dan memperhatikan batasan yang hharus dipatuhi dari date LAK RSG-GAS yang dltunjukkan pada Tabel 3 dan, Tabel 3. Spesifikasi Kualitas Air Pendingin Sekunder. peat UNITE NNs asa eadsuvins mal wany | a0 950 Koscukivis Maks uslen) 1800 Kalsiuin sebagai CaCO; make [ topm SO." mks (pra) [Hardness total maksimusm (pee) | $80 fe total maks (ppm) i Ch msks (ppm {Lau koros! maksimom (my) ey ‘uma bakjeri —(bakteri'mb) wi Tabel 4. Spesifikasi Auafitas air umpan untuk air makeup: PH (-) RonTivig Maks sa) alum saga CaCO ak ppm) $0: aks (ppm wa! Hardness wl maks (pp a0 Te ota manus ppm 1 rid gn) a Prosiding Seminar Nas,onal Sains dan Teknik Nuklir P3TRN ~BATAN Bandung, 14~ 18 Juni 2405 TATA KERJA Data input yang dipakai_valam pemodelan, dikutip “dari spesifikasi yang terdapat pada LAK yang melipati dats avatisa kimia air make-up pada Tabet 4, peadingin sekunder pada Tabef 3, data spesitikaui sistem menors pendingin seperti pada Tabet 2a data pendukung. iainnya, Parameter pentins dan berpengaruh terhadap hasit outpet meliputi ptt suhu, rasio siklus dan penggunaan inbibicor (rreated'unireated) sebagaimana ditonjukkan pada Gambar | Dade Data Aanalisa Ale Spesiicat Make ‘Sistem a pending ‘menaea Sesunder pendiogin (CAR) = eee Phong WeaterCyele Re ‘Software Penentuan ouput slic} pak 3 dens Gambar 1, Diagram Tets Kerja HASIL DAN PEMBAHASAN Perama kali yang perlu- diperhatikan sebelum membahas tingkat saturasi kalsit dan korosi adalah meninjau kualitas air make-up, Ouput WaterCycle menunjukkan aha kondistindikator pada air mote-up barada pada angka yang aman di mana tingkat saturasi kalsit~0,068. Kualitas air berubah setelah tmengalir sebagai air pendingin sckunder yang disinkulasikan. Perubahan kualitas air, terjadi setelah proses penguapan air pendingin akibat dioperasikannya menara pendingin. Rasio Konsentrasimincrat_air pendingin sckunder terhadap air make up (cyte ratio, CR) harus em Itabuoe | - 460- Tena ; Pavan Sains dan Teknologi dalam ‘Menunjarg Pemanfsatan Yeknik Nuklir jertahankan pada angka tertentu dengan cara membuka aliran d/ow-down. Sistem pendingin sokunder RSG-GAS menggunakan angka batas Konduktivitas listik untuk menjaga konsentrasi terlarat sementara itu CR tidak tereanturn dalam’ LAK, Dengan menggunskan pendekatan eseiardan hubungan antara _kondubtivitas dengan kandungan kalsit maka angka CR untuk pendingin sekunder RSG-GAS sckitar 4.8. ‘Akan (etyp? peningkatan kemampuan menara pendingin’ —RSG-GAS —_mengindikasikan ecenderungan mempercepat naiknya angka CR |S]. Gambar 2 memberikan tampilan bahwa Kondisi pada CR=$ merupakan kondisi yang mendekati CR pada RSG-GAS, Di mana dapat dikarahan bahwa saturasi kalsie dianggap aman terhadap Kerak kafsit apabila nilai pH tidak melammpeui 7.9 atau dalam area no.1 dan 2 Jadi, pll yang yang berada di atas 7,9 perla pethatian tethadap potensi Kerak. Pada sisi angka CR, apabila diturunkan maka air pendingin akan memiliki rentang daerah lebih aman, tetapiKondisi inj diinjau dari aspek Kebuiuhan air akan lebih konsutf Kavena ity untuk menghindari kerak pada air peadingin, penggunaan inhibitor Kalsit dengan dosis. tepatsangat diperlukan, Gambar menunjukkan contoh pemberian inhibitor kerak yang dapat memperlebar rentang duerah yang auman pada CRS, Calcite Saturation Level Gambar 2. Kondisi saturasi kalsit pada CR=S Rentang yang cukup aman terhadap poten kerak Tidak ada problems atau potensi yang berart 3. Peringatan untuk pemeriksaan dengan hati-hati 4. + Terjadi problema kerak. Treatmen ata remedial action harus dilakukan, Prosiding Semsinat Nasional Sains dan Teknik Nuklir PSTRN ~ BATAN Bandung , 4 ~ 15 Juni 2008 Calcite Saturation Level Gambar inhibitor. 3. Kondist setelah pen LLangeller Saturation Index 4 i i i Gambar 5. Grafik LSI pada CRS. Gambar 4 perhitungan untuk pent dimana besamya dosis dixaitken dengan parameter pH, CR_ dan sulw operasi air Pendingin. Dari grafik 3 dimensi ini terlihat Penggunaan dosis sekitar 1,3 mg/L pada air pendingin bilamana kondisinya pada pl sekitar 7,9 sampai 8,0 dengan suhu sekitar 34°C. Sementara itu profil operasi ditetapkan CR =5. Jadi, perlu dijaga pergeseran parameter di atas ‘karena dapat memasuki area yang tidak aman. Tingkat saturasi pada air pendingin sekunder juga diamati dengan mieounjukkan arafik Langelier Saruration Index (LS1), Hal ini Gimaksudkan untuk —melihat kesesuaian menunjukkan nasil naan inhibitor Kerak tethadap tingkat soturasi kalsit yang telah diperoleh. Dari parameter. LSI, dapat dinyatakan Keberadaan kerak atau potensi xecenderungan melarutkan kalsit. Gambar 3 rmenurjukkan grafik LSI tersebut pada CR=S Kondisi yang. diharapkan adalah apabila.ptl tidak melampaui 7,83. suku 34C (LSI smaksimum 0.4), dalam kondisi ini driving force 461 - Tema: Feran Sains dan Teknologt dalam Menuniang Pemanfaatan Teknik Nuklit 100% AMP Dosage Profile i ay i rH 3 Gambar 4, Profil pemberian dosis inhibitor kerak AMP 100% orthophosphate Dosage Profile Ga:nbar 6 Dosis Inibitor dengan trearment Orthophosphate untuk memacu pembentkan kerak kalsit, sangat rendah [6] Ada beberapa fasititas yang_tersedia dalam software untuk memberikan alteratif penygunaan jenis imhibitor korasi diantaranya Molybdate, Betcer 375, perophosphare dan 100% orthophosphate. Gambar 6 rmenunjukkan dosis inhibuior Korosi (kendall orthophosphate) yang telal digunakan pada air pendingin sekunder RSC-GAS, Sekitar (0 MeL orthophosphate cukup memberixan batas ‘aman terladap laju korosi yang disyaratkan dan. sesuai dengan yang disaraukan [7]. Angka ini ada kesesuaian dengan dasis Naico yang so ini diberikan ke dalam air peadingin sekunder RSG-GAS dan asi! data__percobaam Ieboratorium (3,8) KESIMPULAN Dapal disimpulkan dari data LAK RSG- GAS. bakwa kuslitas air make-up inhibitor” menunjukkan tidak adanya potensi Prosiding Seminar Nasionai Sains dan Tshnik Nublir Toma : Petan Swins dan tekolout dalara PAIRN= BATAN Bandung, 1-15 Juni 2005 Menunjang Pemanfaten Takk Ni bork kasit tty) miendehati as yang tid isis unk Kendal orthophesphane aa aman, Apabila imonguunahan Iniiéuior kerak hesesuoian dengan dosis Naleo yang saat ini dengan dosis yang repat maka capat mengatasi ———_-igonakan ida air peningin sekunder RSG- nai itu. tetapi perl srenjaga ergesemya «GAS. anaupun basil data pereobaan Parameter-parameter yang 12 laju Korosi dijaga pada area tidak aman, Pada bagi dapat memastki laborarorium dit ian inhibitor korosi, DAFTAR PUSTAKA L. FERGUSON RJ, “Computerized Jon Association Model Profiles Complete Range of Cooling System Parameters", Paper [WC-91-47 52ND Annual Meeting INT'L Water Conference Pittsburgh, Petnsylvania, Oct 21 - 23, 1991 2, FRENCHCREEK SOFTWARE, * Predictive Modeling of Scale, Corrosion & Inhibitor Dosages For Cooling Water (Input Manual of WaterCycle-Rs)“, Salesman Edition, 2004, DIYAH EL-SUKMANTO D, “Kimia Ais", Diklat Operator Dan Supervisor, P2TRR. BATAN, 2-18 September 2003. |. BATAN , Laporan Analisis Keselamatan (LAK) RSG-GAS", Rew, 1998 5. SUKMANTU D, “Penentuan Tingkat Saturasi Kalsit Pada Air pendingin Sckunder RSG-GAS", Proseding Sensinar Nasional-X ‘TKPSEN, hal.380, Jakarta Desember 2004 6. FERGUSON K.l,"Developing Seale Inhibitor Dosize Model”. Industrial Water Treatment Magazine, WaterTech 92, Texas 7. FERGUSON R.J, e-mail communications”. technieal suport. 36 agustus 2004 8. ELISABETH, R. “Evaluasi Konsentrasi Nalco 23226 Sebagai inhibitor Korosi Pada Sistem Pendingin Slander RSG-GAS”. Jurtal TDM haltn.93, no.3.v 5, Okt-20004 DISKUSI = 462 -

You might also like