Tema: Peran Sains daa Teknologi dalan
‘Menanjang Pemanfaatan Tekak Nuklir
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknik Nuklir
PSTKN- BATAN Bandung, L415 Juni 2005
PEMODELAN WATER TREATMENT PENDINGIN
SEKUNDER RSG-GAS
Sukmanto Dibyo
P2TRR- BATAN
ABSTRAK
PEMODELAN WATER TREATMENT PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS. Integritas
sistem pendingin sekunder dapat dipengaruhi oleh hualitas airuya Korosi dan pengerakun di air
rpendingin sekunder perlu diancisipasi secara din Pemedelan water treatment sangat berguna untuk
‘mengetaivi Kondisi Kimia air sistem pendingin sekunder RSG-GAS. Penggunaan model water treatment
dilokukan dengan sofeware watercjcle-Rx. Sopiwire im dikembarghan oleh FRENCHCREEK dari data
otservasi lapangan dan eksperimen laboratorium dengan menggunakan konsep pendekat yang
didasarkan pada 1eori produk akiftas ion (ion activity product, 14P), Untuk pemodelan water
treatment, data dori LAK RSG-GAS dan kondisi operasi sistem pendingin sokunder digunakan sebagat
input dan keluaren yang ditampilkan adalah potess! kerak. dasis inhibuor kerak dan korosi. Hasil
pemodelan ini menunjukkan bahwa dosis inhibitor AMP unnuk kerak 1.5 mg/L dan kendati
orthophosphate untuk korosi 10 mg/L dapat dilakukan sehingga Aualtas air Vang baik dapat
dipertahankan dan dijaga kualitasnya, Disamporg tu diharapkun pula dapat menmnimatkan biaya
operasional sistem pendingin
Kata kuned + model water treatment, inhibitor
ABSTRACT
WATER TREATMENT MODELING OF TIE RSG-GAS SECONDARY COOLANTS. Invgrty
af secondary cocling systam can be influenced by water quality. Corrasion und seale in the secondary
cooling water must be anticipated. The water treatment modeling is very useful 10 detect the water
chemisiry condition of RSG GAS secondary evoling systems Utilization of water treaument model fits
been conducted using water cycle-Rx sofbsure. The software is developed by frenchereck based! on the
data field observation ard laboratory experiment using concept approach based on theory of ion aetisity
product, IAP. Fur modeling of water treatment the data taken from SAR of RSG-GAS and condition of
secondary cooling system operation is used as an mput. The ouput that displayed are. scale potential
scale inhibitor desage and corrosion. The result of modeling shows that dosage of seale Inhibitor AMP of
1.5 mg. and control of orthophosphate for corraston of 10 mg/L have been conducted therefore the good
water qualities could be maintained and kept on quality, It's hoped thatthe condition will minimize the
operation coxt of cooling system
Keywords : water treatment model, inhibitor
PENDAHULUAN
Energi kulor dari reaktor nuklir——_-korosi_maupun_tintulnya_kerak terhadap
Gipindahkan dengan ryenggunakan ai pada
sistem pendingin sckunder. Pengambilan kalor
in menggunakan air sebagai sistem pendingin
sckunder. Untuk ‘tu, air pendingin sekunder
reaktor —haruslah | memenuhi beberapa
persyaratan techadap Kestabilan kimi dan tidak
= 436 -
bahan logam yang ada di sistem pendingin
sekunder. Oleh karena itu sisters pendingin
adalah salah satu sistem komponen yang.
sangat penting. Kegagalan operasi reaktor bisa
disebabkan oleh kerusakan sistem pendinuin
sekunder akibat korosi dan pengkerakan,rosiding Seminar Nastonal Sains dan Teknik Nuklir.
PBTKN - BATAN Bandung , 14 ~ 15 Juni 2008
bahkan kebocoran ataupun penyumbatan aliran
bisa torjadi. Untuk itu, informasi- tentang
indikasi Kerusakan secara dini sebsiknya dapat
diketahui. Penggunaanpemodelan water
‘reaiment _sxemmungkinkan untuk mengatasi
problema diatas
Air pendingin sekunder RSG-GAS
hharus memenuhi persyaratan yang sesuai
dengan fungsinya, Oleh karena ita porawatan
ualitas air pendingin senatiasa dilakukaet agar
spesifikasi yang ada tetap terjaga sehingza
reaktor beroperasi dengan aman. Scbagaimana
diketabui bahwa Kehadiran kerak dan proses
korosi di dalam sistem pendingin perlu
lihindari, Pengendalian kandungan mineral
pH. Klorid dan lain-lain harus diatasi dan salah
salu diantaranya adalah dengan metakukan
pemodelan water rreament. Hal ini telah lazinn
dilakukan di seluruh dunia dengan
meaggunakan perangkat lunak [1
Kualitas air pendingin — capat
mempengaruhi Kehandalan dan integritas
sistem pendingin itu. sendiri, Sebagaimana
diketahui babwa kehadiran Kerak (scale)
maupun korosi merupakan kejadian yang
diakibatkan oleh pengendalian dan pengaiuran
kualitas air yang tidnk tepat. Ssat i
penggunaan inhibitor kerak dan korosi
rmerupakan satu kesatuan produk dati Nalco
yang ketepatan dosisnya masih perlu dks.
WaterCyele-Re merupakan software dari
FrenchCreck yang ada di PTRR yang capt
dimanfoatkan” untuk mengetahui kondisi
kualitas air sistem —menara — pendingin,
memprediksi terjedinya potensi Kerak, potensi
korosi termasuk dosis ithibitor dan kontrol pH
dengan asam/alkali yang harus digunakan |2).
FrenchCreek menggunakan konsep pendekatan
‘yang didasarkan pada teori produk aktifitas ion
(Gon activity product, IAP),
Dari latar belakang di atas, tujuan
penelitian ini adalah melakukan_pemodelan
‘water treatment pendingin sekunder RSG-GAS.
Analisis dilakukan untuk memodelkan potensi
erak, dosis inhibitor baik korosi_ maupun
kerak. Analisis kimia air terhadap
mikroorganisme tidak termasuk dalam
pemodelan ini.
‘TEORI DAN METODA
WaterCycle-Rx Software
WaterCyele-Rx Software, bertujuan
untuk menghetahui potensi kerak dan korosi
terhadap komposisi kimin, suhu, casio siklus
dan pH pada sistem pendingin. Software ini
-457-
Tema : Peran Sains dan Teknologi dalam
Menunjang Pemanfaatan Teknik Nuklir
dikembangkan berdasarkan korelasi dari data
lapangan, dats laboraterium dan model
inhibitor’ watak mengevaluasi secara_cepat
kunltas air pada rentang kondis: operasi yang
leas. Indikasi kerak dapat ditampitkan dalam
Desaran Langelier saturation index, Resnar
stability index dan lain lain, Bilamana semua
indeks yang ada menunjukkan —kontlik
perbedaan yang _mengakibatkan interpretasi
yang tidak jelas, maka warerCyele
menyediskan informasi tambahan sebagai
sophisticated ion association model rarwration
fevels. Evaluasi kimia air pendingin disajikan
secara sederhana relatif mudah dipahami
‘dengan tampilan graf dan tabel yang lengkap.
Software ini juga mampu mengantisipasi
adanya korosi yang terkait dengan parameter
pH, suhu, dan perubahan komponen kimia,
sehingga water treatment chemist dapat
mengatur batas Kendali berdasarkan prafis
parameter di atas. WoterCrcle juza dapat
membantu mengestimasi Kebutuban asam atau
alkali untuk penctapan kontcol pH. schingsa
dapas diperolch target angka indek yar terksit
dengan kualitas air pendingin
‘Ada beberapa mode’ rer
inhibitor yang dapat diestimasi di
untuk dosis phospiionates anunvirismths ene
phosphonic acid (AMP). Ll 4
ethylidene —diphosphome cut ( HEDP
polvacryltc acid (PAA) dan fain-lnin
Fevikut ini informasi Beberapa
siruktur kimia inhibitor
AMP
fCH, PO; H
N-CH, PO; H
\CH,PO3 H
HEDPA
OH OH OH
eee eT
HO-P. C.P -OH
Ho. ot
o cH oO
Phosphonates
°
H
R-CH:-P-0-
1
°Prosiging Seminar Nasional Sains dan Teknik Nuklit
PSTKN~BATAN Bandung , 14-15 Juni 2005
Konsep Saturasi
Angka indek yang sering digunakan
untuk mengetahui Kualitas air pendingin,
iperoleh dari konsep dasar saturasi. Air
dikatakan dalam kondisi saturasi dengan
enyawa kalsit apabila tidak mengendapkan
‘dan tidak melarutkan berbagai senyawa fsa
padatan (solid phase) ketika tidak tergolak
dalam waktu yang tidak terbatas, Air yang,
tidak mengendapkan dan melarutkan ini
ikatakan dalam — kondisi _kesetimbangan
Dengan definisttersebut, jumlah mineral yang
terlarut dalam air dideskripsikan sebagai
produk kelarvtaa (solubility praduct, Ksp):
Tingkat saturasi yang dihitung oleh
berbagai software umumnya dibedakan oleh
imetoda yang digunakan untuk mengestimasi
“activity. coefficients” pada TAP. Perbedaan
juga terletak pada pemilihan solubility
Products, variabel suhu dan konstanta disosiasi
Luntuk estimasi Konsentrasi reaktan (COs dari
alkalinitas, PO, dari orthophosphate)
Langelier Saturation Index
Langelier saturation index (LS!)
merupakan indikator tingkat saturasi air
terotama kalsit, Saturasi yang dinyatakan oleh
LSI ini menggunakan basis 10 logaritmik dari
tingkat saturasi kalsit terhaday total kalsim
dalam air, karbonat dari totat alkalinitas dan
solubility product untuk polymorph kalsit.
Besaran LSI dapat diinterpretasikan
sebagai perubahan pH yang dipertukan untuk
membawa air _menujl kesetimbangan. Air
dengan LSI +1.0 berarti berada pada satu
satuan pH ci alas saturasi, Pengurangan pit
sebesar satu satuan membawa air dalam
kesetimbangan. Hal ini terjadi karena total
alkalinitas yang ada sebagai CO; berkurang
sehingga pil turun, Penurunan pH satu satuan
tersebut_ akan menurunkan konsentrasi CO;
dalam air 10 kali tipat. Jadi turannya_ sat
fngka pH akan menurunkan LSI satu satan
Penurunan satu satan pH juga akan
‘menurunkan tingkat saturasi (IAPYKsp) 10 kali
‘Air dalam kondisi tidai-saturasi dengan kal
apabila LSI =-10.
Korasivitas
Indeks kerak seperti pada teori LSI
digunakan juga sebagai indikator korosivitas
air erhadap logan besi di mana diasumsikan
ajabila air terbentuk Kerak, maka laju korosi
diabaikan. Pemahaman yang sederhana adalah
‘Tema: Peran Sains dan Teknologi dalam
Menenjang Pemantsatan Teknik Nuklit
bilamana air membentuk kerak maka
akan korosif: Hal ini diinterpretasikan oleh LS1
Sementara itu indeks @yznar Stability
merekownbinasikan data empiris dengan teori
Kalsit merupakan parameter penting dalam
rmenentukan korosivitas air. Larson dan Skold
mengeunakan database untux laja korosi dan
mengamati indeks korosivitas air terhadap besi
Diungkapkan bahwa alkalivitas bertendensi
mengurangi laju korosi dan diangeap baba
natural inhibitor -menyumbang_ pembentukan
inhibitor film, Rlorida dan sulfat diketahui
rmenaikkan Korosivitas air. Efek ini dijelaskan
dengan interferensi anion-anion dalam
membentuk natural inhibitor film, Indikctor-
indikator tersebut digunakar. sebagai. variabel
independen dalam —membuat model dosis.
inhibitor wotuk korosi (abel)
abel {: Faktor utama yang mempengaruit
dosis korosi
So | Fator
1 | Waktu
| Baer Dass nik oleh Farona
Superssrrasi_| tingkat sass
Toss ai leh Karena sab
yng ber lampak pa Bn
3 | sun st
Sub bordampak
independes pds tnghat
ssuures
Doss dipengarahi oleh pH,
4 | oa isons snbibizo dom
Sterecki in
Dosis naik oleh naka
j «| Suspemi | suspessi nadatan karen
| | padatan sorbsi ifivor paws
padatan
Dos nak patina
setive res pera
16. | deve ses | Keea, Sareanya sisters
i | yang bersin imi meth
eet i sia
Model Laju Korosi
Beberapa model laju—_koros
cikembangkan oleh Pisigan-Singley dengan
menekombinasikan data statis dan dinamis test
Jaboratorium. Dikemukakan bahwa laju korosi
yang diainati berkaitan dengan unsur klorida
‘dan sullal, Kalsium, atkalinitas, —kapasitas
‘buffer, tingkat oksigen terlarut dan exposure.
Problema yang umum dalam pemodelan
‘adalah herkaitan dengan prediks! yang tepat
terhadap korosi pada sistem operasi pendingin.
Data test, kupon kerosi dan metoda
~458-rosiding Seminar Nasional Sains dan Tednidk Nuke
P3TKN -BATAN Bandung . 4 ~ 15 Juni 2005
clektrokimia dipakai sebagai basis penzukuran
laju korosi. Laju kerosi pada logam yang
Gipoles dibandingkan dengan Jogam yang lain
dalam kondisi sama,
‘Metoda dasar yang dikemukanan adata
pemodelan techadap dampak infubitor pada
orosi. Model tersebut_kemudian_digunakan
untuk prediksi Kebutuhan tingket inhibitor
dalam mencapai target laju Korosi_tertentu
Persamaan | adalah jenis model Pisigam umuk
manghitung laju korosi dengan menguanakan 4
sampai 8 voriabel sebagai fungsi Komponen
Kimia air. Persamaan 2. menggunakan fon
association model untuk mengewibangkan
horelasi dengan veriabal. serupa. Konsentrasi
Inkibuor dilibatkan dalam model. ini dan
tmenambahkan pengatul inhibitor terhadap lnju
korosi,
—_ (CI"(S0)*(Alky"(DO)"*
taj -
—— (Cay (ay crimey” io!)
dengan
Alk total alkaiinitas (ppm),
BO = tingkat oksigen terlarut (ppm),
Ca = konsentrasi kalsium (pi),
B= kapasitas buffer (mol 11" unit pH),
Time lama exposure (hari),
LSI =Langelier Saturation Index (-,
al -a8 efisien regresi
0800)
Laju = — 7
fC)" (CON (nib)
engan
K = konstana,
CO = kenseniasi karbonat (ppm),
Inhib = jumlah snkivor koros' (ppm)
Persamaan ci atas digunakan melalui
analisis reetesi yang kemudian diaptikasikan
penggunaannys untuk 2 jenis model yakn
model yang dittrunkon dari data laboratorium,
ddan model yang. diturunkan Gari pengaiaman
berbagai waier reaiment chemists.
Air Pendingin Sckunder
Penanganan kualitas sir _pendingin
sekunder bertuuan untuk menjaga agar
spesifikasi Kualiias sir pendingin sekunder
tetap terpenuhi schinega dapat’ mengurangi
permasalatan yang biasa timbul pada aie
pendingin sekunder. Penanganan yang
dimaksud diantaranya dengan cara pengukuran
pH, konduktivitas dan kandungan unsur-unsur
Kkimia secara rutit dan pemberian bahan kimia’
inhibitor [3]. Disamping. itu terdapat fasiitas
- 459
Jota: Beran Sains dan Teknolog’ dalam
Menuajang Pemanfaatan Teknik Nublir
Aow-down untuk mengurangi konsentrasi
cmneral kimia di air pendingin dan pembersan
air make-up untuk: mempertakankan volarte a
ing ado. Kutipan spesitikasi sistem air menara
pendingin RSG-GAS dari data desain yang
tercantum pada LAK (Laporan Analisis
Keselamatan) RSG-GAS.disampaikan pada
Tabel 2
Tabet 2 Data desain sistem menara pending’
ML
[Behonkapasiastatorkw |
| Laju alir nominal per mogul m’ijam _|
Suh aie slot
Suu Her budb udara °C
Laju Kehilangan ait oleh penguapan
ay jam (*)
[.aju kehilangan aur Karena pancaran
Ln jar
Lt lower
(data pengukuran
Pemantauan yang dilakukan terhadap air
make-up pendingin — sckunder _senantiasa
mengacu dan memperhatikan batasan yang
hharus dipatuhi dari date LAK RSG-GAS yang
dltunjukkan pada Tabel 3 dan,
Tabel 3. Spesifikasi Kualitas Air Pendingin
Sekunder.
peat UNITE NNs asa
eadsuvins mal wany | a0 950
Koscukivis Maks uslen) 1800
Kalsiuin sebagai CaCO; make
[ topm
SO." mks (pra)
[Hardness total maksimusm (pee) | $80
fe total maks (ppm) i
Ch msks (ppm
{Lau koros! maksimom (my) ey
‘uma bakjeri —(bakteri'mb) wi
Tabel 4. Spesifikasi Auafitas air umpan untuk
air makeup:
PH (-)
RonTivig Maks sa)
alum saga CaCO ak ppm)
$0: aks (ppm wa!
Hardness wl maks (pp a0
Te ota manus ppm 1
rid gn) aProsiding Seminar Nas,onal Sains dan Teknik Nuklir
P3TRN ~BATAN Bandung, 14~ 18 Juni 2405
TATA KERJA
Data input yang dipakai_valam
pemodelan, dikutip “dari spesifikasi yang
terdapat pada LAK yang melipati dats avatisa
kimia air make-up pada Tabet 4, peadingin
sekunder pada Tabef 3, data spesitikaui sistem
menors pendingin seperti pada Tabet 2a data
pendukung. iainnya, Parameter pentins dan
berpengaruh terhadap hasit outpet meliputi ptt
suhu, rasio siklus dan penggunaan inbibicor
(rreated'unireated) sebagaimana ditonjukkan
pada Gambar |
Dade Data
Aanalisa Ale Spesiicat
Make ‘Sistem a
pending ‘menaea
Sesunder pendiogin
(CAR) =
eee
Phong WeaterCyele Re
‘Software
Penentuan
ouput
slic}
pak 3 dens
Gambar 1, Diagram Tets Kerja
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perama kali yang perlu- diperhatikan
sebelum membahas tingkat saturasi kalsit dan
korosi adalah meninjau kualitas air make-up,
Ouput WaterCycle menunjukkan aha
kondistindikator pada air mote-up barada pada
angka yang aman di mana tingkat saturasi
kalsit~0,068. Kualitas air berubah setelah
tmengalir sebagai air pendingin sckunder yang
disinkulasikan. Perubahan kualitas air, terjadi
setelah proses penguapan air pendingin akibat
dioperasikannya menara pendingin. Rasio
Konsentrasimincrat_air pendingin sckunder
terhadap air make up (cyte ratio, CR) harus
em Itabuoe
|
- 460-
Tena ; Pavan Sains dan Teknologi dalam
‘Menunjarg Pemanfsatan Yeknik Nuklir
jertahankan pada angka tertentu dengan cara
membuka aliran d/ow-down. Sistem pendingin
sokunder RSG-GAS menggunakan angka batas
Konduktivitas listik untuk menjaga konsentrasi
terlarat sementara itu CR tidak tereanturn
dalam’ LAK, Dengan menggunskan pendekatan
eseiardan hubungan antara _kondubtivitas
dengan kandungan kalsit maka angka CR untuk
pendingin sekunder RSG-GAS sckitar 4.8.
‘Akan (etyp? peningkatan kemampuan menara
pendingin’ —RSG-GAS —_mengindikasikan
ecenderungan mempercepat naiknya angka
CR |S]. Gambar 2 memberikan tampilan bahwa
Kondisi pada CR=$ merupakan kondisi yang
mendekati CR pada RSG-GAS, Di mana dapat
dikarahan bahwa saturasi kalsie dianggap aman
terhadap Kerak kafsit apabila nilai pH tidak
melammpeui 7.9 atau dalam area no.1 dan 2
Jadi, pll yang yang berada di atas 7,9 perla
pethatian tethadap potensi Kerak. Pada sisi
angka CR, apabila diturunkan maka air
pendingin akan memiliki rentang daerah
lebih aman, tetapiKondisi inj diinjau dari
aspek Kebuiuhan air akan lebih konsutf
Kavena ity untuk menghindari kerak pada air
peadingin, penggunaan inhibitor Kalsit dengan
dosis. tepatsangat diperlukan, Gambar
menunjukkan contoh pemberian inhibitor kerak
yang dapat memperlebar rentang duerah yang
auman pada CRS,
Calcite Saturation Level
Gambar 2. Kondisi saturasi kalsit pada CR=S
Rentang yang cukup aman terhadap
poten kerak
Tidak ada problems atau potensi yang
berart
3. Peringatan untuk pemeriksaan dengan
hati-hati
4. + Terjadi problema kerak. Treatmen ata
remedial action harus dilakukan,Prosiding Semsinat Nasional Sains dan Teknik Nuklir
PSTRN ~ BATAN Bandung , 4 ~ 15 Juni 2008
Calcite Saturation Level
Gambar
inhibitor.
3. Kondist
setelah pen
LLangeller Saturation Index
4
i
i
i
Gambar 5. Grafik LSI pada CRS.
Gambar 4
perhitungan untuk pent
dimana besamya dosis dixaitken dengan
parameter pH, CR_ dan sulw operasi air
Pendingin. Dari grafik 3 dimensi ini terlihat
Penggunaan dosis sekitar 1,3 mg/L pada air
pendingin bilamana kondisinya pada pl sekitar
7,9 sampai 8,0 dengan suhu sekitar 34°C.
Sementara itu profil operasi ditetapkan CR =5.
Jadi, perlu dijaga pergeseran parameter di atas
‘karena dapat memasuki area yang tidak aman.
Tingkat saturasi pada air pendingin
sekunder juga diamati dengan mieounjukkan
arafik Langelier Saruration Index (LS1), Hal ini
Gimaksudkan untuk —melihat kesesuaian
menunjukkan nasil
naan inhibitor Kerak
tethadap tingkat soturasi kalsit yang telah
diperoleh. Dari parameter. LSI, dapat
dinyatakan Keberadaan kerak atau potensi
xecenderungan melarutkan kalsit. Gambar 3
rmenurjukkan grafik LSI tersebut pada CR=S
Kondisi yang. diharapkan adalah apabila.ptl
tidak melampaui 7,83. suku 34C (LSI
smaksimum 0.4), dalam kondisi ini driving force
461 -
Tema: Feran Sains dan Teknologt dalam
Menuniang Pemanfaatan Teknik Nuklit
100% AMP Dosage Profile
i
ay
i
rH
3
Gambar 4, Profil pemberian dosis inhibitor
kerak AMP
100% orthophosphate Dosage Profile
Ga:nbar 6 Dosis Inibitor dengan trearment
Orthophosphate
untuk memacu pembentkan kerak kalsit,
sangat rendah [6]
Ada beberapa fasititas yang_tersedia
dalam software untuk memberikan alteratif
penygunaan jenis imhibitor korasi diantaranya
Molybdate, Betcer 375, perophosphare dan
100% orthophosphate. Gambar 6
rmenunjukkan dosis inhibuior Korosi (kendall
orthophosphate) yang telal digunakan pada air
pendingin sekunder RSC-GAS, Sekitar (0
MeL orthophosphate cukup memberixan batas
‘aman terladap laju korosi yang disyaratkan dan.
sesuai dengan yang disaraukan [7]. Angka ini
ada kesesuaian dengan dasis Naico yang so
ini diberikan ke dalam air peadingin sekunder
RSG-GAS dan asi! data__percobaam
Ieboratorium (3,8)
KESIMPULAN
Dapal disimpulkan dari data LAK RSG-
GAS. bakwa kuslitas air make-up
inhibitor” menunjukkan tidak adanya potensiProsiding Seminar Nasionai Sains dan Tshnik Nublir Toma : Petan Swins dan tekolout dalara
PAIRN= BATAN Bandung, 1-15 Juni 2005 Menunjang Pemanfaten Takk Ni
bork kasit tty) miendehati as yang tid isis unk Kendal orthophesphane aa
aman, Apabila imonguunahan Iniiéuior kerak hesesuoian dengan dosis Naleo yang saat ini
dengan dosis yang repat maka capat mengatasi ———_-igonakan ida air peningin sekunder RSG-
nai itu. tetapi perl srenjaga ergesemya «GAS. anaupun basil data pereobaan
Parameter-parameter yang 12 laju Korosi dijaga pada
area tidak aman, Pada bagi
dapat memastki laborarorium dit
ian inhibitor korosi,
DAFTAR PUSTAKA
L. FERGUSON RJ, “Computerized Jon Association Model Profiles Complete Range of Cooling
System Parameters", Paper [WC-91-47 52ND Annual Meeting INT'L Water Conference
Pittsburgh, Petnsylvania, Oct 21 - 23, 1991
2, FRENCHCREEK SOFTWARE, * Predictive Modeling of Scale, Corrosion & Inhibitor Dosages
For Cooling Water (Input Manual of WaterCycle-Rs)“, Salesman Edition, 2004,
DIYAH EL-SUKMANTO D, “Kimia Ais", Diklat Operator Dan Supervisor,
P2TRR. BATAN, 2-18 September 2003.
|. BATAN , Laporan Analisis Keselamatan (LAK) RSG-GAS", Rew, 1998
5. SUKMANTU D, “Penentuan Tingkat Saturasi Kalsit Pada Air pendingin Sckunder RSG-GAS",
Proseding Sensinar Nasional-X ‘TKPSEN, hal.380, Jakarta Desember 2004
6. FERGUSON K.l,"Developing Seale Inhibitor Dosize Model”. Industrial Water Treatment
Magazine, WaterTech 92, Texas
7. FERGUSON R.J, e-mail communications”. technieal suport. 36 agustus 2004
8. ELISABETH, R. “Evaluasi Konsentrasi Nalco 23226 Sebagai inhibitor Korosi Pada Sistem
Pendingin Slander RSG-GAS”. Jurtal TDM haltn.93, no.3.v 5, Okt-20004
DISKUSI
= 462 -