You are on page 1of 3

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM

Sensor Fiber Optik Sebagai Pengukur Konsentrasi


Larutan
Normasari Wijayanti, Rahmi Intan Yunifar Dan M.Ainul Yaqin
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: normasari12@mhs.physics.its.ac.id
AbstrakTelah dilakukan percobaan percobaan sensor fiber
optik sebagai pengukur konsentrasi larutan dengan tujuan
untuk mengetahui hubungan antara rugi daya yang diterima
terhadap perbedaan konstrasi. Prinsip yang digunakan dalam
percobaan ini adalah hukum Snellius yaitu bias n2 yang lebih
kecil dari n1. Jika seberkas sinar masuk pada suatu ujung fiber
optik dengan sudut kritis dan sinar itu datang dari medium
yang mempunyai indeks bias lebih kecil dari udara menuju inti
fiber optik yang mempunyai indeks bias yang lebih besar
maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti fiber optik
menuju ujung yang satu. Alat dan bahan yang digunakan
diantaranya diantaranya power supply, statif, LED merah,
fotodioda, KIO3, SSO U, displacement. Pada percobaan ini
terdapat variasi yang dilakukan yaitu konsentrasi larutan
NaCl 2mol, 3mol, dan 4 mol. Adapun kesimpulan dari
percobaan ini diantaranya disimpulkan bahwa hubungan
antara rugi daya yang diterima dengan perbedaan konsentrasi
larutan yang digunakan adalah semakin besar konsentrasi
pada larutan yang digunakan maka semakin besar daya rugi
yang dihasilkan.
Kata Kunci- Fiber optic, konsentrasi, mol

I. PENDAHULUAN
Didalam kehidupan sekarang ini sangat di
butuhkan sebuah alat yang memiliki teknologi canggih dan
mempunyai kecepatan transfer data yang lebih cepat
daripada kabel biasa. Pada saat ini sudah ada sebuah alat
yang memiliki kecepatan yang lebih dalam transfer data
yaitu fiber optic. Pada fiber optic ini menggunakan bias
cahaya untuk mentransfer data yang melewatinya[1].
Dimana fiber optic ini merupakan sebuah bahan
yang terbuat dari glass atau serat kaca yang berdiameter
lebih kurang 120 micrometer. Yang digunakan untuk
mengantarkan lebih banyak sinyal dalam bentuk pulsa
cahaya hingga mencapai lebih dari 50 kilometer tanpa
memerlukan bantuan penguat sinyal. Fiber optik ini
digunakan sebagai media transmisi pada suatu sistem
komunikasi didasarkan pada hukum Snellius untuk
perambatan cahaya pada media transparan[1].
Pada fiber optic ini memiliki tiga tipe yaitu: Singlemode, mutimode graded-index, dan multimode step-index.
Pada single mode memiliki ciri-ciri sebagai berikut diameter
core lebih kecil dibandingkan diameter cladding, lalu
digunakan sebagai transmisi jarak jauh yang bisa mencapai
120 km, band frekuensi lebar, dan penyusutan transmisi
sangat kecil. Kemudian untuk mutimode graded-index
memiliki ciri-ciri seperti diameter corenya antara 30 mm
60 mm sedangkan diameter claddingnya 100 mm 150 mm,
fiber ini merupakan penggabungan fiber single mode dan
fiber multimode step index, lalu jarak transmisinya berkisar

1020 km. Dan pada multimode step-index memiliki ciriciri sebagai berikut ukuran intinya berkisar 50 mm125 mm
dengan diameter cladding 125 mm500 mm, namun dalam
penyampaian data atau informasi memiliki kecepatan
rendah dan jarak yang relatif dekat[3].
Sedangkan fiber optik terdiri dari Core (Inti),
Cladding (Lapisan), Coating (Jaket). Pada core yang
berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu
ujung ke ujung lainnya. Kemudian cladding (Lapisan) yang
berfungsi sebagai cermin, yakni tempat mementulkan
cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Coating
(Jaket) berfungsi sebagai pelindung mekanis dan tempat
kode warna[1].
Perambatan cahaya pada fiber optic menggunakan
hukum Snellius yaitu bias n2 yang lebih kecil dari n1. Jika
seberkas sinar masuk pada suatu ujung fiber optik dengan
sudut kritis dan sinar itu datang dari medium yang
mempunyai indeks bias lebih kecil dari udara menuju inti
fiber optik yang mempunyai indeks bias yang lebih besar
maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti fiber optik
menuju ujung yang satu[2].
Ketika suatu fiber optic diberi lekukan maka akan
mengurangi daya yang dihasilkan, karena ketika cahaya
yang terpantul pada core ke clandding dimana hasil pantulan
dari core ke clandding lebih kecil atau sejajar dengan garis
normal maka terdapat pengurangan cahaya yang di hasilkan
di dalam core tersebut. Maka dari itu dilakukanlah
percobaan sensor fiber optik sebagai pengukur konsentrasi
larutan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara
rugi daya yang diterima terhadap perbedaan konstrasi[3].
II. METODE
Pada percobaan sensor fiber optik sebagai pengukur
konsentrasi larutan sebagai berikut ini. Langkah awal yang
dilakukan dalam percobaan ini yaitu menyiapkan alat dan
bahan-bahan diantaranya power supply, statif, LED merah,
fotodioda, KIO3, SSO U, displacement. Setelah alat dan
bahan sudah lengkap, kemudian membuat rangkaian pada
skema gambar 2.1.

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM

Gambar 2.1 rangkaian percobaan fiber optik

kemudian dimasukkan SSO U ke daerah sensing pada


larutan standart dengan variasi konsentrasi 2 sampai 4 mol.
Lalu dilihat bagaimana daya keluaran pada SSO terhadap
perubahan konsentrasi NaCl yang diberikan kemudian
dicatat hasilnya. Kemudian diakukan kembali dengan
pengulangan 5 kali untuk setiap mol

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1Analisis data
Setelah dilakukan pengambilan data percobaan sensor
fiber optic ini maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.1 Data Percobaan sensor fiber optik sebagai pengukur
konsentrasi larutan dengan jarak fiber 4,5cm

NO

Mol

1
2
3

2
3
4

I
24,9
31,7
42,3

Tegangan (V)
II
III
IV
24,8
21
21
38
33,3 34,3
41,3 41,5 44,8

V
21,4
33,3
41,3

3.2 Grafik
Berdasarkan data percobaan yang didapatkan
,maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
50
40

f(x) = 9.81x + 3.56


R = 0.99

30

BAB IV
KESIMPULAN

tegangan 20
10
0
1.5

2.5

3.5

mol

Gambar3.1 hubungan antara tegangan dengan mol

3.4 Pembahasan
Pada percobaan sensor fiber optik sebagai
pengukur konsentrasi larutan digunakan alat dan bahan
seperti diantaranya
power supply,statif, LED merah,
3
fotodioda, KIO , SSO U, displacement. Fiber optik pada
percobaan ini berbahan dari silica, yang mana digunakan
sebagai media transmisi cahaya untuk mengetahui besar rugi
daya yang didapatkan.
Perambatan cahaya pada fiber optic menggunakan
hukum Snellius yaitu bias n2 yang lebih kecil dari n1. Jika
seberkas sinar masuk pada suatu ujung fiber optik dengan
sudut kritis dan sinar itu datang dari medium yang
mempunyai indeks bias lebih kecil dari udara menuju inti
fiber optik yang mempunyai indeks bias yang lebih besar
maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti fiber optik
menuju ujung yang satu. Akan tetapi pada percobaan ini
fiber optic ada yang copot cladding dan coantingnya yang
mana hanya terlihat corenya saja. Hal ini dilakukan untuk
mengamati pengaruh konsentrasi larutan NaCl sebagai
pengganti clandding yang mana dapat diketahui berapa rugi
daya yang dihasilkannya.
Berdasarkan tabel 3.1 yang merupakan data yang
didapatkan, dari data ini maka di dapatkan sebuah grafik
yang dapat di lihat pada gambar 3.1. maka dapat kita ketahui
bahwa semakin besar mol pada larutan yang digunakan
maka semakin besar daya rugi yang dihasilkan karena ketika
fiber optic tersebut di lekukan maka akan terdapat rugi daya
yang di hasilkan, tetapi banyaknya rugi daya pada fiber
optic dapat di pengaruhi oleh kenstrasi larutan yang dipakai.
Perbedaan
konsentrasi ini mempengaruhi banyaknya
cahaya yang di hasilkan oleh fiber optic , karena ketika
cahaya yang terpantul pada core ke clandding dimana hasil
pantulan dari core ke clandding lebih kecil atau sejajar
dengan garis normal maka terdapat pengurangan cahaya
yang di hasilkan di dalam core tersebut.
Dari hasil grafik yang didapatkan , dimana kita
dapat mengetahui hubungan antara rugi daya yang
dihasilkan dengan intensitas cahaya di dalam core yaitu
semakin banyak intensitas cahaya pada fiber optic maka rugi
daya yang dihasilkan akan semakin kecil, dan sebaliknya
pula ketika intensitas cahaya pada fiber optic berkurang
maka banyak intensitas cahaya yang hilang hal ini
mengakibatkan rugi daya semakin besar.

4.5

Berdasarkan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa


hubungan antara rugi daya yang diterima dengan perbedaan
konsentrasi larutan yang digunakan adalah semakin besar
konsentrasi pada larutan yang digunakan maka semakin
besar daya rugi yang dihasilkan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium elektronika dasar Jurusan Fisika FMIPA ITS

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM


khusunya kepada
saudara Rahmi Intan Yunifar Dan
M.Ainul Yaqin selaku asisten pada praktikum ini yang telah
memberikan bantuan berupa tenaga dan bimbingan sehingga
praktikum dan laporan ini dapat diselesaikan
DAFTAR PUSTAKA
[1] Crisp, John dan Elliot, Barry, 2008, Serat Optik: Sebuah

Pengantar, Erlangga, Jakarta

[2] Giancolli, Douglas C. 2008. Fourth Edition Physics for


Scientiest and Enginering. USA: Pearson Education
International.
[3] Pengantar, Erla Krohn , DA, 2000, Fiber Optik Sensor,

Fundamental and Application, Third Edition, ISA, USA.


ngga, Jakarta.

You might also like