You are on page 1of 4

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara
paritas ibu dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSUD M
1

Yunus Bengkulu Tahun 2013, maka dapat disimpulkan :


Ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan kejadian bayi

berat lahir rendah. (p = 0,008)


Risiko kejadian bayi dengan berat bayi lahir rendah pada ibu dengan
paritas tinggi yaitu ibu dengan paritas lebih dari tiga sebesar 2,85 kali

lebih tinggi. (OR =2,85; 95% CI 2,998-67,591).


6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti ingin memberi
saran kepada beberapa pihak yang terkait :
1

Bagi akademik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi
mahasiswa untuk menambah pengetahuan tentang hubungan antara paritas
ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUD M Yunus Bengkulu
Tahun 2013.

Bagi RSUD M Yunus Bengkulu


Paritas yang merupakan salah satu faktor risiko yang dapat
menyebabkan kejadian bayi berat lahir rendah, untuk itu disarankan
kepada tenaga kesehatan di RSUD M Yunus Bengkulu agar dapat selalu
senantiasa mengawasi dan mengingatkan faktor risiko tersebut sehingga
dapat mencegah terjadinya bayi berat lahir rendah.

3 Bagi peneliti lain

42

43

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan masukan atau


perbandingan untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian tentang
hubungan antara paritas ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah serta
dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dengan variabel
independen lain seperti sosial ekonomi rendah, kelainan kongenital, infeksi
intrauterin, kehamilan multiple, fungsi plasenta yang buruk, gizi buruk
pada ibu, penyakit ibu, usia ibu, jarak kehamilan ibu, serta kebiasaan ibu
seperti merokok, penyalahgunaan obat dan mengkonsumsi alkohol dengan
4

menggunakan desain dan tempat penelitian yang berbeda.


Kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Bengkulu
Diharapkan kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Bengkulu untuk
menurunkan prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan
melakukan upaya peningkatan promosi kesehatan kepada ibu hamil
melalui program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan program Keluarga
Berencana (KB) di Puskesmas-Puskesmas sehingga ibu hamil mengetahui
pentingnya pemeriksaan kehamilan, mengetahui paritas yang tidak
berisiko, usia yang tidak berisiko penyeimbangan gizi pada saat hamil.

DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti (2010). Hubungan antara pendidikan dan paritas ibu bersalin dengan
kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dirumah sakit umum pusat
dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2009.Universitas
Sriwijaya.Fakultas Kedokteran.Skripsi.

44

Chandra S (2011). Transfusi darah dan infus cairan. Jakarta: Yayasan Binapustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Cunningham (2006). Obstetric william. Jakarta: EGC
David H, Derek IJ (2008). Dasar-dasar pediatric. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Endriana, Indrawati, Rahmawati (2012). Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan
Berat Bayi Lahir di RB Citra Insani Semarang Tahun 2012. Jurnal.
Semarang: Jurnal Unimus. P.77-83.
Fanaroff, Avroy A, Klaus, Marshal H (1998). Penatalaksanaan neonatus risiko
tinggi. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI (2014). Profil kesehatan Indonesia tahun 2013. Jakarta: Kemenkes
RI
Latief A, Putra ST, Napitupulu P, Pujiadi A, Ghazali M (2007). Buku kuliah ilmu
kesehatan anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Maryanti D (2011). Penatalaksanaan bayi risiko tinggi. Jakarta : Rineka cipta.
Maryunani A (2013). Asuhan bayi dengan berat badan lahir rendah. Jakarta: Trans
Info Media.
Merzalia N (2012). Determinan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun
2010-2011. Universitas Indonesia. Fakultas Kedokteran.Skripsi.
Pantiawati I (2010). Bayi dengan berat badan lahir rendah. Yogyakarta: Mulia
Medika.
Prawirohardjo S (2010). Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono.
Proverawati A (2010). Berat badan lahir Rendah. Yogyakarta : Nuha Medika.
Riskesdas (2013), Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Kemenkes RI
Rochyati P (2003). Skrining antenatal pada ibu hamil pengenalan faktor risiko.
Surabaya: Airlangga University Press.
Stedman (1998). Kamus Ringkasan Kedokteran Stedmans. Jakarta: EGC.
Sastroasmoro S, Ismael S (2010). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi
3. Jakarta: Sagung Seto.

45

Stiani D (2012). Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian BBLR di RSUD
Banjarbaru tahun 2011. Politeknik kesehatan Banjarmasin. jurusan
kebidanan. Skripsi.
WHO (2010). World Health Statistic indicator. Geneva.
WHO (2011). Optimal Feeding of Low Birth Weight Infants in Low and Middle
Income Countries. Ganeva.
Wiknjosastro H (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.

You might also like