Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Kelompok I, THP A
Danang Dwi Cahyo
/ 141710101019
/ 141710101043
Reni Soraya
/ 141710101085
Indonesia merupakan negara maritim dan agraris. Kekayaan sumber daya alam didarat
maupun dilaut yang melimpah dapat dimanfaatkan sebagai produk produ unggulan Indonesia.
Sumber daya biotik di lautan lebih banyak daripada di daratan karena luas lautan yang mencapai
70% Dari luas bumi (Shahidi, 2009). Lingkungan Lautan dikenal kaya akan keanekaragaman
sumberdaya hayati yang mempunyai potensi yang besar untuk aplikasi bioteknologi, obat
obatan dan pangan (Larsen, et al., 2011). Menurut Data FAO Tahun 2008, Pada tahun 2006
Sekitar 110 Juta ton ikan baik dari laut maupun budidaya masuk di pasaran dunia dan
dikonsumsi oleh 2,9 Miliar orang dengan animal protein intake sedikitnya 15 %. Hal Tersebut
menujukkan potensi yang besar dari ikan sebagai sumber protein hewani.
Produk olahan dari laut dapat ditemui dalam berbagai jenis produk makanan. Salah satu
produk makanan laut yaitu seafood. Organisme lautan termasuk ikan dan invertebrate laut
mengandung senyawa nutrisi dan fungsional yang baik untuk kesehatan (Larsen et al., 2011).
Senyawa - senyawa tersebut antara lain protein, lemak, vitamin, mineral, karotenoid, omega - 3,
taurine, dan lain lain (Larsen et al., 2011). Senyawa Fungsional pada ikan banyak
dimanfaatkan dalam pangan fungsional dalam bentuk makanan dan minuman. Ikan kaya akan
gizi utamanya protein, mineral dan lemak, serta penghasil terbesar asam lemak -3 (PUFA)
khususnya, eicosapentaenoic (EPA) dan docosahexaenoic (DHA), yang bermanfaat bagi
kesehatan (Soccol and Oetterer, 2003).
Mengkonsumsi Seafood dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit dibanyak negara
industri. Penelitian menunjukkan bahwa makanan dari laut membawa nutrisi yang bermanfaat
bagi kesehatan (Larsen et al., 2011). Konsumsi ikan 12 kali perminggu, khususnya ikan yang
mengandung EPA dan DHA yang tinggi dapat mereduksi resiko penyakit jantung hingga 36%.
Data dari European Prospective Investigation of Cancer (EPIC) menunjukkan bahwa orangorang Inggris yang mengkonsumsi ikan berdaging putih dan oily fish dapat mereduksi resiko
penyakit diabetes (Patel et al., 2009). Peningkatan konsumsi EPA dan DHA juga dapat
mereduksi dan mencegah beberapa penyakit antara lain arthritis, inflamasi, kanker, dan kondisi
psikologis (Larsen et al., 2011). Saat ini, beberapa senyawa fungsional dari ikan telah banyak
dimanfaatkan dalam pangan fungsional antara lain -3 (PUFA), Ca dari tulang ikan, karotenoid,
dan vitamin D. Selain itu, kandungan asam amino dalam protein juga dapat membantu kesehatan
tubuh. Protein yang melekat pada daging putih ikan mengandung kolagen dan kalsium. Senyawa
ini dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh sebagai ant penuaan dini dan enningkatansistem
kekebalan tubuh.
Bahan Pangan
Gizi/ Non-
Kelompok
Sifat Fungsional
asam
Gizi
Gizi
komponen Bioaktif
Omega 3
eikosapentaenoat
kolesterol
(EPA)
asam
Gizi
Omega 3
dekosaheksaenoat
(DHA)
Asam linoleat
Gizi
Omega 6
Asam arakhidonat
Astaksantin
Gizi
Non Gizi
Omega 6
Karatenoid
Taurin
Non-Gizi
Karotenoid
Kolagen
Gizi
Peptida
Steroid
Gizi
Peptida
Steroid
dan Gizi
Peptida
Antibakteri
triterpenoid
Tabel 2. Komponen Bioaktif dan Efek Sehat serta Modus Aksinya
No.
Jenis Bahan
Komponen
Pangan
Bioaktif
ilmiah
Modus Aksi
1.
EPA
Menurunkan kadar
hepatic triglyceride synthesis dan menurunkan triglyceride-rich very lowdensity lipoproteins (VLDLs) didalam darah. Tingginya kadar trigliserida dalam
plasma darah menandakan resiko penyakit jantung. Hipertensi merupakan efek
lain dari penyakit jantung, tingginya asam lemak omega 3 dapat mengurangi
tekanan darah tinggi, sehingga dapat menyebabkan fluiditas membran dan
keseimbangan prostanoids yang mengontrol kondisi arteri kecil yang
2.
DHA
Mengurangi kadar
3.
Ikan tuna
Asam Linoleat
Menghambat penyakit
kardiovaskular /jantung
lemak yang memiliki rantai karbon sebanyak 18 dan mengandung dua ikatan
rangkap pada posisi 9 (C9-C10) dan 12 (C12-C13) dengan isomer geometris cis.
Ikatan rangkap ini menyebabkan asam linoleat disebut asam lemak tidak jenuh.
Asam linoleat akan diubah menjadi dihomo-gamma-linolenic acid (DGLA) dan
mengalami desaturase oleh Delta-5-desaturase menjadi AA 20:4n-6. Setelah itu
AA 20:4n-6 menjadi asam adrenic 22:4n-6 dan desaturase dengan Delta-4desaturase menjadi Neurotransmiter yang berperan vital dalam tumbuh
kembang sel-sel neuron otak untuk penghantaran impuls syaraf dan diperlukan
oleh jaringan tubuh yang akan meningkatkan sistem syaraf pusat sehingga
4.
Asam
Menguangi efek
arakidonat
peradangan
5.
Teripang
Kolagen
Steroid
Membantu pertumbuhan
Wijesekara et al. (2011) dan Qian et al. (2008) dalam khirzin (2015)
tulang, menghambat
penuaan dini,
meningkatkan imunitas
tubuh.
dihasilkan akan
injeksi dan dipping, secara efektif dapat mempengaruhi zigot dan larva
meningkatkan sistem
energi manusia
6.
7.
Bulu babi
Steroid dan
Menghambat
triterpenoid
pertumbuhan bakteri
dengan cara
sendiri. Rosyidah et al. (2010) menyatakan bahwa terpenoid mudah larut dalam
penghambatan sintesis
lipid, sifat inilah yang menyebabkan komponen ini lebih mudah menembus
protein
Mencegah terjadinya
Diketahui senyawa aktif pada udang dapat meningkatkan jumlah total hemosit
terjadinya peradangan
Astaksantin
Astaksantin mampu menetralkan radikal bebas dan oksidan secara baik dengan
menerima atau menyumbangkan elektron tanpa menjadi pro-oksidan (Kidd,
2011). Astaksantin juga berkontribusi dalam dunia kosmetik yaitu memperbaiki
struktur jaringan kolagen. pada kulit, radikal bebas menyebabkan garis-garis
dan keriput dengan menghancurkan kolagen yang memberikan kulit muda dan
elastis. Ketika antioksidan menetralisir radikal bebas, antioksidan melindungi
terhadap kerusakan dan juga dapat membantu memperbaiki jaringan kolagen
(Tweed, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Akerina Febrina Olivia, Nurhayati Tati, Suwandy Ruddy. 2015. Isolasi Dan Karakterisasi
Senyawa Antibakteri Dari Bulu Babi. Jurnal Pangan Hasil Pertanian. Bogor. Vol.(18) No.
(1)
Jacobsen, C. 2004. Developing polyunsaturated fatty acids as functional ingredients. In:
Functional foods, cardiovascular disease and diabetes. Edited by: A. Arnoldi. 2004. CRC
Press. Boca Raton. Pp. 308322.
Karnila Rahman. 2011. Pemanfaatan Komponen Bioaktif Teripang Dalam Bidang Kesehatan. EJournal Repository University of Riau: Riau. E-journal
Khirzin M. Habbib, Sukarno, N.D. Yuliana, Fawzya Yusro Nuri, dan Chasanah Ekowati. 2015.
Aktivitas Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (Ace) Dan Antioksidan Peptida Kolagen
Dari Teripang Gama (Stichopus Variegatus). JPB Kelautan dan Perikanan Vol. 10 No. 1
Tahun 2015: 2735.
Larsen, R, Eilersten, K.E., and Elvevoll, E.O. 2011. Health benefits of marine foods and
ingredients. Biotechnology Advaces 29: pp: 508-518.
Mansjoer, Soewarni. 2003. Mekanisme Kerja Obat Antiradang. USU digital library : Universitas
Sumatera Utara.
Melva Diana, F., 2013. Omega 6, Studi Literatur. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 7, No. 1
Ngginak James, Semangun Haryono, Jubhar C. Mangimbulude, S Ferdy. Rondonuwu.
Komponen Senyawa Aktif pada Udang Serta Aplikasinya dalam Pangan. Sains Medika,
Vol. 5, No. 2, Juli - Desember 2013: 128-145
Rosyidah K, Nurmuhaimina SA, Komari N, Astuti MD. 2010. Aktivitas antibakteri fraksi
saponin dari kulit batang tumbuhan kasturi (Mangifera casturi). Alchemy 1(2):53-103.
Shahidi, F. 2009. Nutraceutical and Functional Foods: whole versus processed foods. Trends in
Food Science and Technology. 20: 376-387.
Soccol, M.C.H. and Oetterer, M. 2003. Seafood as Functional Foods. Brazilian Archives of
Biology and Technology. An International Journal. 46:443-454.
Susanto, A. S. Fahmi. 2012. Senyawa Fungsional Dari Ikan: Aplikasinya Dalam Pangan. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro: Semarang. Volume 1 Nomor 4.