You are on page 1of 83

M A TA K U L I A H J A R T E L

PENDAHULUAN KE ANTRIAN
SISTEM ANTRIAN :
SISTEM

KOMODITI

MENGALIR

BERGERAK

DIPINDAHKAN DARI SATU TITIK MELALUI SEBUAH KANAL /


BEBERAPA

KANAL

YANG

MEMPUNYAI

KAPASITAS

TERBATAS KE TITIK YANG LAIN.


KOMODITI
Kendaraan
Barang
Air
Data
Sinyal
Panggilan telepon

KANAL
Jalan Raya
Kereta api, kapal, dan lain-lain
Bendungan
Jaringan data
Jaringan Telekomunikasi
Jaringan Telepon, sentral telepon

KAPASITAS KANAL TERBATAS :


DALAM MENYALURKAN KOMODITI, KANAL MEMPUNYAI
KAPASITAS MENYALURKAN SEJUMLAH KOMODITI PER
SATUAN WAKTU (RATE) TERBATAS.
TEORI ANTRIAN :
SALAH SATU TEORI UNTUK MENGANALISIS SISTEM
ANTRIAN.

JENIS-JENIS SISTEM ALIRAN :


1. ALIRAN KONSTAN/DETERMINISTIK
SISTEM ANTRIAN

WAH Y U AD I P

M A TA K U L I A H J A R T E L

2. ALIRAN TIDAK KONSTAN/STOKASTIK


1) S I S T E M A L I R A N K O N S T A N
ALIRAN BERJALAN DENGAN SIFAT YANG DAPAT
DIRAMALKAN

(PREDICTABLE).

- KUANTITAS ALIRAN DIKETAHUI DAN KONSTAN


TERHADAP WAKTU.
- WAKTU SAAT ALIRAN MASUK (DATANG) KE KANAL
DAN BERAPA BESAR KEBUTUHAN ALIRAN ADALAH
DIKETAHUI DAN KONSTAN.
Contoh: Sistem produksi dengan ban berjalan.

Asumsi: - komoditi bergerak dengan rate yang konstan


R = Rate Kedatangan

Ko mod iti
Satuan waktu

- Waktu proses (lamanya waktu pelayanan) untuk setiap


komoditi : L (satuan waktu)
Predefinisi : C = Kapasitas = rata pelayanan (maks)
= R/L
DIINGINKAN :

R<C

Harga rata-rata Kapasitas sistem harus lebih besar dari pada


harga rata-rata rate kedatangan.
SISTEM ANTRIAN

WAH Y U AD I P

M A TA K U L I A H J A R T E L

2) SISTEM ALIRAN TIDAK KONSTAN (

STOKASTIK /

RANDOM )
Waktu kedatangan komoditi ( permintaan untuk
dilayani ) tak dapat diramalkan / ditentukan.
Besarnya komoditi tak dapat diramalkan / ditentukan.
Contoh :
Permintaan
Pelayanan

Pelayan

Selesai dilayani

Dalam sistem antrian ini terdapat kemungkinan bahwa


permintaan pelayanan datang pada waktu pelayan masih
melayani permintaan, jadi permintaan yang dating pada waktu
tersebut terpaksa harus menunggu.
PERTANYAAN :
Berapa lama sebuah permintaan akan menunggu
sebelum dapat dilayani ?
Berapa prosen dari permintaan yang terpaksa harus
menunggu ?
Berapa prosen dari waktu bahwa pelayan sibuk ?
Dll.
JAWABAN : Teori probabilitas dan Statistik digunakan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
SISTEM YANG PALING SEDERHANA
Masukan
SISTEM ANTRIAN

Keluaran
WAH Y U AD I P

M A TA K U L I A H J A R T E L

Sistem Antrian
PARAMETER UNTUK MENDISKRIPSIKAN SISTEM ANTRIAN
P R O S E S M A S U K A N.
D I S I P L I N P E L A Y A N A N.
D I S I P L I N A N T R I A N.
NOTASI KENDALL
Proses Masukan / Proses Pelayanan / Jumlah Pelayan

M/M/n
Contoh :
Proses Masukan :

ProsesPelayanan :
( Waktu Pelayanan )

M : Markovian.

M : Markovian.

D : Deterministic.

D : Deterministic.

E : Erlangian.

E : Erlangian.

G : General.

G : General.

*DISIPLIN PELAYANAN (ANTRIAN)


SISTEM ANTRIAN

WAH Y U AD I P

M A TA K U L I A H J A R T E L

- First In First Out (FIFO atau FCFS)


- RANDOM (ACAK)
- Last In First Out (LIFO)
- Prioritas :
a. Pre-emptive (Prioritas tinggi mendesak prioritas
yang lebih rendah)
b. Non pre-emptive (Prioritas tinggi yang tidak
mendesak prioritas yang lebih rendah)
- Dll.
Kembali ke notasi Kendall:
A/B/C
A : Distribusi waktu antar kedatangan/permintaan.
B : Distribusi waktu pelayanan (service time/holding time).
C : Jumlah pelayanan.
Selain itu masih dapat ditambah keterangan :
- Kapasitas sistem atau jumlah permintaan/pelanggan yang
dapat diantrikan atau kapasitas buffer atau panjang
antrian maksimum (tak termasuk yang sedang dalam
pelayanan).
- Jumlah populasi yang ada dalam sistem.
Catatan : Ada yang memberi notasi A/B/C/D/E.
Ini dapat memberikan pengertian yang salah karena
ada yang memberi arti bahwa D termasuk pelanggan
yang sedang dalam pelayanan.
Jadi notasinya lebih baik A/B/C ditambah keterangan.
Kalau tanpa keterangan berarti D dan E tak terhingga.
J A R I N G AN A N T R I A N
SISTEM ANTRIAN

WAH Y U AD I P

M A TA K U L I A H J A R T E L

Banyak sistem telekomunikasi dan komputer dapat dimodelkan


sebagai J a r i n g a n

dari A n t r i a n.

Dua macam jaringan antrian :


J AR I N G AN T E R B U K A:
Pelanggan dapat masuk ( ke ) dan keluar ( dari ) sistem
berasal dari dunia luar sistemnya. Dalam hal ini, jumlah
pelanggan ( panggilan atau paket data ) dapat berubah
dengan waktu.
J AR I N G AN T E R TU T U P :
Jumlah pelanggan dalam sistem tetap dan berputar
( circulate ) didalam sistem
( jaringan ) terus menerus. Jaringan ini tak berhubungan
dengan dunia luar sistemnya.
Contoh Jaringan Tertutup :

Jaringan yang sebelumnya dapat digambarkan pula sbb :

SISTEM ANTRIAN

WAH Y U AD I P

M A TA K U L I A H J A R T E L

Sistem
antrian
CPU

Terminal-terminal
pelayan

Pendiskripsian sederhana untuk sistem antrian : Vektor yang


menunjukkan

jumlah total pelanggan didalam tiap

antrian pada saat tertentu.


STATISTIK MARKOV
Sering digunakan dalam memodelkan sistem antrian dan
pendiskripsian kondisi ini pada umumnya sudah cukup lengkap
untuk mendiskripsian jaringan pada saat tertentu tanpa
memasukkan waktu kapan kedatangan terakhir atau lamanya
waktu didalam pelayanan.
Bila jumlah pelayan bertambah, jumlah kondisi akan bertambah
dengan

cepat.

Oleh

karena

itu

teknik

khusus

harus

dikembangkan untuk mengatasi masalah ini.

Mengurangi ANTRIAN dengan PELAYANAN TUNGGAL

SISTEM ANTRIAN

WAH Y U AD I P

M A TA K U L I A H J A R T E L

DIAGRAM KONDISI

TRANSISI
Kedatangan = Kelahiran

Kepergian = Kematian
KOEFISIEN TRANSISI

n+
1

bn

bn = koefisien kelahiran
( pola kedatangan )

n-1

dn

dn = koefisien kematian
( pola kepergian )
DIAGRAM PERUBAHAN KONDISI
(State Transition Diagram)
SISTEM ANTRIAN

WAH Y U AD I P

M A TA K U L I A H J A R T E L

Definisi :
P (i

(i + 1) selama waktu dt) = bi dt + 0(dt)

P (i

(i - 1) selama waktu dt) = bi dt + 0(dt)

P (Lebih dari satu transisi) = o(dt)

Dimana

lim (dt ) 0
dt 0

PERSAMAAN KONDISI
Kondisi

Kondisi

pada t

pada t +

i
i -1
i+1
Lainnya

dt
i
i
i
i

P(Transisi dalam dt / kondisi pada waktu t)


(1 - b i dt 0 (dt)) (1 - d i dt 0(dt)) (1 - b i dt - d i dt 0 (dt))
( b i -1dt 0(dt)) (1 - d i -1 dt 0(dt)) (b i -1 dt 0 (dt))
(1 - b i 1dt 0 (dt)) (d i 1 dt 0(dt)) (d i 1 dt 0 (dt))
0 (dt)

PERSAMAAN KESETIMBANGAN

dP(i,t)
0
dt

SISTEM ANTRIAN

WAH Y U AD I P

M A TA K U L I A H J A R T E L

Jumlah semua pengaruh yang membawa sistem masuk ke


kondisi harus seimbang (sama) dengan semua pengaruh yang
membawa sistem keluar dari kondisi.
HASIL DASAR:
bi-1P(i - 1) diP(i)
P(i)

bi-1bi-2....bo
P(0)
di di-1....d1

b i-1
P(0)
i1 d
i
k

atau

P(k)

P(i) 1
i 0

A N T R I A N M/M/1

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 10

M A TA K U L I A H J A R T E L

Asumsi:
1. Panggilan datang secara acak ke antrian dari suatu
sumber trafik yang jumlah sumbernya tak terhingga
2. Terdapat

tempat

tunggu

yang

tak

terhingga

bagi

panggilan yang menunggu


3. Waktu

pelayanan

(waktu

pendudukan

pelayan)

mempunyai Distribusi Exponensial Negatip


PEMISAHAN (splitting) dan PENGGABUNGAN (merging) dari
PROSES POISSON

Pemisahan secara acak(random) Proses Poisson

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 11

M A TA K U L I A H J A R T E L

Pemisahan Proses Proisson dari masukan ke (tiga) antrian


keluaran secara acak dengan probabilitas yang tak bergantung
bebas:
P1

P2

P3

akan memberikan Proses Poisson di masing-masing antrian


keluaran.

Proses Penggabungan Proses Poisson


Tiga masukan proses Poisson yang saling tak bergantungan
(bebas secara statistik) bila digabungkan akan memberikan:
Proses Poisson.
A N A L I S I S A N T R I A N M/M/1
k

Dari

P(k)
i1

bi-1
P(0). (dari hasil kuliah mk sebelumnya)
di

didapat
k-1

P(k) P(0), k 0,1,...


i0

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 12

M A TA K U L I A H J A R T E L

Sehingga didapat hasil sederhana:


k


P(k) P(0) untuk k 0,1,2,...

Dengan

didapat:
P(k) k P(0)

Untuk mencari nilai P(0) digunakan relasi: Jumlah semua


probabilitas kondisi sama dengan satu, jadi
1

k 0

k0

P(k)

P(0)

Bagaimana deret tersebut dijumlah ?


Untuk itu digunakan trick sebagai berikut:
Bila S = jumlah deret yang dicari maka,
S = 1 + + 2 + 3 + ...
Dikalikan dengan :
Dikurangi:
Jadi
Jadi

1
1-

S = 0 + + 2 + 3 + ...
S - S = 1

, ini berlaku bila || < 1

P(k) (1 - ) k

P(k)(1 - ) k

Distribusi ini dikenal dengan:


Distribusi Geometris
(Geometric Distribution)

Setelah didapat rumus probabilitas kondisi dari sistem antrian


ini, perlu diturunkan rumus untuk
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 13

M A TA K U L I A H J A R T E L

P e r f o r m a n c e C h a r a c t e r i s t i c
dari sistem antrian M/M/1 ini:
Pertama:

PROBABILITAS TUNGGU :
Karena

panggilan

yang

datang

pada

waktu

pelayanan sibuk akan terpaksa harus menunggu


maka
P[Tunggu] = P(1) + P(2) + P(3) + . . .
Hal ini dapat dicari dengan mudah karena jumlah
semua probabilitas kondisi sama dengan satu
maka:
P[Tunggu] = 1 - P(0) =
Variabel dikenal sebagai U t i l i s a t i o n
atau Faktor Pemakaian.
Untuk sistem antrian M/M/1 ini dapat dimengerti karena
pemakaian dari antrian adalah probabilitas bahwa sistem
antrian tidak kosong.

1.0
Pemakaian
0.0

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa untuk beban sistem


yang ringan, pada umumnya terdapat jumlah yang antri lebih
kecil dari 4.
Sedangkan untuk beban sistem yang besar ( = 0,9), terdapat
probabilitas sebesar 28% menjumpai panjang antrian lebih
besar atau sama dengan 12.

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 14

M A TA K U L I A H J A R T E L

Kedua :

Harga rata-rata panggilan (atau pelanggan) yang


berada dalam sistem

k 0

k 0

n k P(k) (1 - ) k k

(1 - ) k k-1
k 1

(1 - )

30

d 1
d 1 -

(1 - )

Fungsi ini sering

(1 - )

digunakan sebagai
fungsi penalti
pada algoritma

15

optimasi jaringan
komputer.
0

1.0

VARIANSI JUMLAH PELANGGAN DALAM SISTEM


Pertanyaan:

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 15

M A TA K U L I A H J A R T E L

Hitung besarnya variansi jumlah pelanggan didalam sistem


dengan memakai rumus berikut dan teknik sebelum ini untuk
mendapatkan jumlah dari deret :

k2 k n p k
k 0

Tunjukkan bahwa

k2

1 p 2

RUMUS LITTLE
Salah satu hasil yang paling menarik di dalam teori antrian
adalah rumus yang dibuat oleh J.D.C. Little. Rumusnya dapat
dinyatakan sebagai berikut:
n

dimana:
n = harga rata-rata jumlah pelanggan didalam sistem.
= harga rata-rata rate datangnya panggilan ke dalam

sistem.
= harga rata-rata waktu lamanya pelanggan berada

didalam sistem.
Rumus Little ini biasanya ditulis dengan:
L W

PENURUNAN RUMUS LITTLE


NOTASI :

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 16

M A TA K U L I A H J A R T E L
(t ) =

Jumlah yang datang ke dalam sistem di dalam

selang waktu

(0,t) (atau fungsi jumlah yang datang

terhadap waktu).
(t ) =Jumlah

yang berakhir/meninggalkan sistem di dalam

selang waktu (0,t) atau fungsi jumlah fungsi yg berakhir


tehadap waktu
Jumlah pelanggan

(t 0 )
(t )
0

Luas total antara kedua kurva sampai dengan suatu waktu t


dinyatakan dengan
(t )

Ini

merupakan

pelanggan berada

jumlah

total

waktu

semua

dalam sistem sampai

dengan waktu t (dalam pelanggan/detik).


Dengan t = harga rata-rata rate datangnya panggilan
(pelanggan/detik ) dalam selang waktu (0,t),
maka t
Dengan

t
t

= harga rata-rata waktu lamanya setiap pelanggan

berada dalam selang waktu (0,t)


SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 17

M A TA K U L I A H J A R T E L

maka

panggilan det ik
(t )

(det ik )
(t )
pelanggan

Harga rata-rata jumlah pelanggan di dalam sistem antrian


selama waktu (0,t) adalah sebesar :
t

(t )
t

Jadi :
t

(t ) (t )T

t t t
(t )
t
t

Dengan asumsi bahwa sistem mencapai keadaan stabil


(setimbang) pada waktu t
Maka

t , t

sehingga

dan

Ini berarti bahwa : Harga rata-rata jumlah pelanggan didalam


sistem antrian = harga rata-rata rate datangnya panggilan x
harga rata-rata
lamanya waktu pelanggan dalam sistem.

BUKTI RUMUS LITTLE SECARA INTUISI


Suatu pelanggan yang datang akan mendapatkan harga ratarata jumlah pelanggan N di dalam system sama dengan ketika
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 18

M A TA K U L I A H J A R T E L

pelanggan tersebut meninggalkan system dan ini sama dengan


(rate kedatangan ) x T (waktu rata rata di dalam sistem)
Jadi

C ATATAN
(1)

=xT

Distribusi kedatangan dan waktu pelayanan adalah


sembarang

(2)

Jumlah pelayan adalah sembarang

(3)

Dapat diterapkannya hanya terhadap yang antri


saja atau yang dalam pelayanan saja atau kedua
duanya,
Yaitu sbb :
q

= W;

= Harga rata rata jumlah pelanggan di dalam

antrian.
W = Harga rata rata waktu tunggu di dalam antrian
Ns
NS

= Harga rata rata jumlah pelanggan di dalam

fasilitas

;
pelayanan

= Harga rata rata waktu lamanya pelanggan di

dalam fasilitas pelayanan

PEMAKAIAN RUMUS LITTLE


Ingin dihitung harga rata-rata waktu pelanggan di dalam sistem
antrian dan di dalam antrian itu sendiri.

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 19

M A TA K U L I A H J A R T E L

Sedemikian jauh, telah diketahui harga rata-rata jumlah


pelanggan di dalam sistem dan di dalam antrian.
Telah diketahui :
_

maka dengan memakai rumus Little didapat :


_

1
n

1 1
_

Jadi

h
1

Harga rata-rata waktu pelanggan berada dalam antrian :


Yang dinamakan sistem dalam rumus Little sangat fleksibel
Dengan demikian dapat ditulis relasi sbb :
L s T h wq

Dimana T adalah harga rata-rata waktu pelanggan dalam


sistem
L

Sehingga : wq s 1

PROSES STOKASTIK
SUATU PROSES STOKASTIK X ( t ), adalah suatu kumpulan
variabel acak yang ditentukan(defined)pada suatu waktu t T.
T disebut SET INDEKS dari proses stokastik.
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 20

M A TA K U L I A H J A R T E L

T dapat merupakan suatu set harga integer : T=1, 2,


dalam kasus mana MERUPAKAN suatu PROSES STOKASTIK
WAKTU DISKRIT, atau dapat merupakan suatu set harga yang
kontinyu :
T = ( - ~ < t < ~ ) dalam kasus mana merupakan suatu
PROSES STOKASTIK WAKTU KONTINYU.
Dari harga tertentu dari X ( t ) pada waktu t disebut KONDISI
DARI PROSES.
Berarti terdapat KONDISI PROSES DISKRIT atau KONTINYU.
Suatu kurva dari proses stokastik X ( t ) disebut suatu
REALISASI.
X(t)

Tegangan noise yang acak


Gambar
Tulisan

*
*

*
*

*
*

Urutan lemparan mata uang


X(t)

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 21

M A TA K U L I A H J A R T E L

t
Jumlah saluran yang diduduki dalam suatu berkas saluran
telekomunikasi
Pada umumnya X ( t ) merupakan proses stokastik dimensi-r.
Dengan demikian, pada suatu waktu t1 , X ( t ) merupakan
vektor dengan bentuk :

X (t1 ) X 1 (t1 ), X 2 (t1 )......... X r (t1 )

Dalam hal ini, hanya difokuskan pada dimensi l dan X ( t )


adalah nyata.

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 22

M A TA K U L I A H J A R T E L

PROSES MARKOV DENGAN KONDISI DAN WAKTU


DISKRIT
MARKOV CHAINS
Dalam proses ini dianggap bahwa waktu antara transisi
adalah konstan. Dianggap waktu antara transisi merupakan
satu unit waktu, misalnya :
tn t n-1 = 1
set indeks T = 0,1,2,.
dan kondisi awal dimulai dari waktu t = 0
Probabilitas transisi dapat digambarkan dengan bentuk matriks
P11 P12 P13
P 21 P 22 P 23
[ Pij ]
P 31 P 32 P 33
L
L
L

L
L
L
L

dimensi matriks : n untuk proses Markov kondisi n.


Matriks transisi tersebut diatas mempunyai sifat khusus yaitu
bahwa dalam baris sama dengan satu :
n

Pij 1
j 1

untuk semua harga i

Sekarang dimungkinkan untuk mendefinisikan : MARKOV


CHAIN. Suatu proses stokastik {X(t)} -1,0,1, ... dikatakan
sebagai suatu MARKOV CHAIN KONDISI TERBATAS (Finite
Slave Markov Chain) bila ia mempunyai butir-butir berikut :
Jumlah kondisinya terbatas
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 23

M A TA K U L I A H J A R T E L

Sifat Markov (Markovian Property)


Probabilitas-probabilitas transisi yang stasioner
Suatu set probabilitas awal P {X(0)=i}untuk semua i
TEORI BURKE
Masukan kepada sistem antrian M/M/1 adalah suatu proses
POISSON, tetapi bagaimana dengan keluarannya ?
Masukan

Pelayan

Keluaran
Antrian
Suatu hasil yang penting dari teori Burke, yang diterbitkan pada
tahun 1956, menunjukkan bahwa keluaran yang ditunjukkan di
gambar di atas adalah juga POISSON
Cara untuk membuktikan teori Burke ini lebih dari satu.
1). Kedatangan adalah proses Poisson dengan rate rata-rata
kedatangan :
Sistem punya 1 pelayan dengan distribusi waktu pelayanan
exponensial negatip dan dengan waktu pelayanan rata-rata :
Ingin dilihat waktu antara panggilan dari keluaran.
Misalkan d(t) : pdf waktu antara panggilan dan
D(s) : Laplace transformnya.
Terdapat 2 kemungkinan :
a) . Antrian penuh.
Pada saat suatu panggilan selesai dilayani, panggilan
berikutnya selesai dilayani, panggilan berikutnya selalu siap
diambil untuk dilayani oleh pelayan.
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 24

M A TA K U L I A H J A R T E L

b) . Antrian kosong.
Untuk kasus a), keluarnya panggilan dari system antrian
menurut distribusi waktu pelayanan, sehingga :
D* (s) / antrian penuh = B* (s)
Untuk kasus b), keluarnya panggilan berikutnya terdiri dari :
- waktu antara panggilan datang dan
- waktu pelayanan
karena interval dari masing-masing waktu tersebut saling tak
bergantungan (bebas/independent), maka pdf dari jumlahnya
merupakan konvulosi dari masing-masing pdf.
Laplace transform dari pdf jumlah merupakan hasil kali (produk)
transform masing-masing pdf, jadi :
D* (s) / antrian kosong =

B * (s)
S

dan

B * (s)

Sekarang dalam suatu sistem antrian yang terdiri dari satu


pelayanan (M/M/1):
Probabilitas sibuk (=tunggu) = dan
Probabilitas panggilan meninggalkan sistem dalam
keadaan

kosong

sama

dengan

probabilitas

panggilan datang akan mendapatkan sistem dalam


keadaan kosong adalah sebesar : 1
Jadi

transform

tak

bersyarat

dari

waktu

antara

meninggalkannya panggilan dari sistem antrian adalah :


D * s 1

s s
s

sehingga setelah disederhanakan menjadi :


D* s

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 25

M A TA K U L I A H J A R T E L

Dari ini dapat disimpulkan bahwa distribusi waktu antara


meninggalkan sistem adalah :
d t 1 e t

t0

Jadi dalam hal ini :


DISTRIBUSI

WAKTU

ANTARA

MENINGGALKAN

SISTEM SAMA DENGAN DISTRIBUSI WAKTU ANTARA


DATANGNYA

PANGGILAN

YAITU

DISTRIBUSI

EXPONENSIAL DAN MEMPUNYAI PARAMETER YANG


SAMA PULA (ini hasil yang penting dari Teori Burke).
Teori Burke menunjukkan bahwa keluaran pada keadaan
setimbang dari suatu sistem antrian M/M/n yang stabil dengan :
Parameter masukan dan parameter waktu pelayanan

untuk tiap

pelayan (kanal) dari n pelayan (kanal)

pada kenyataannya merupakan

proses

POISSON

dengan rate yang sama yaitu .


Teori Burke juga menyatakan bahwa bila terdapat sistem
antrian lebih dari satu yang dihubungkan secara serie dan
bekerja

secara

beruntun

kedepan

(dan

setiap

pelayan

mempunyai pdf yang eksponensial), maka setiap node dapat


diperlakukan secara bebas ( terpisah / tak bergantungan ).

2).

Cara pembuktian yang lain (kedua).


Dipakai konsep REVERSIBILITY ( pembalikan )

Reversibility (Pembalikan) untuk suatu proses


stokastik berarti bahwa bila arah dari waktu dibalik,
SISTEM ANTRIAN
W A Hdalam
YU AD
I P 26
statistik dari proses sama dengan kasus
waktu
normal.

M A TA K U L I A H J A R T E L

Definisi : Suatu proses stokastik, X(t) dikatakan reversible bila


sampel :

(X(t1), X(t2),,X(tm)) mempunyai distribusi yang

sama dengan :

X ( t1 ), X ( t 2 ),.... X ( t m )
untuk setiap yang nyata dan untuk setiap t1,tm.
definisi ni menyatakan bahwa untuk suatu proses reversible,
sample dalam waktu yang dibalikkan dari proses X(t) sama
dengan sample dalam waktu yang normal.
DEFINISI RATE TRANSISI DARI i KE j :
Sekarang dicari relasi suatu proses reversible yang memenuhi
suatu set persamaan kesetimbangan.
Rate transisi dari kondisi i ke kondisi j :
i

q ij lim

X ( t ) j X (t ) i

untuk i j dan qij = 0


KEADAAN KESETIMBANGAN :
Kesetimbangan tercapai bila:
pq

j S

j p i q ji
j S

atau

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 27

M A TA K U L I A H J A R T E L
p i q ij p i q ji
jS

jS

dimana pj adalah probabilitas kesetimbangan pada kondisi ke j


dan S merupakan set dari kondisi dari proses
Persamaan yang terakhir adalah persamaan kesetimbangan
global (global balance condition).
TEORI 1:
Suatu Markov Chain Stasioner adalah reversible jika dan
hanya jika terdapat kumpulan bilangan positip pi,iS yang
jumlahnya satu dan memenuhi persamaan kesetimbangan
detail:
piqij = pjqji
untuk I, jS. pi adalah probabilitas kondisi kesetimbangan.
BUKTI:
Bila proses reversible, maka akan mengikuti persamaan sbb:
P(X(t)=i, X(t + )=j) = P(X(t)=j, X(t + )=i)
Tetapi ini dapat ditulis sbb:
P(X(t)=i)P(X(t + )=j| X(t)=i) = P(X(t)=j)P(X(t + )=i| X(t)=j)
Catatan: P(A/B) = P(AB)/P(B).
Dibagi kedua sisi dengan dan dengan 0 menghasilkan:
piqij = pjqji
dimana merupakan hasil yang dicari.
Selanjutnya dengan anggapan bahwa terdapat probabilitas
yang memenuhi persamaan kesetimbangan detail:

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 28

M A TA K U L I A H J A R T E L
piq ij
piqij = pjqji dan
jS

p q

jS

ji

Sekarang dilihat interval t [-T,T].


Anggap bahwa proses pada kondisi i1, pada waktu T dan tetap
dalam kondisi tersebut sealma waktu k 1. Kemudian proses
bergerak (berpindah) ke kondisi i2 dan tetap dalam kondisi
tersebut selama k2, dst. Sampai mencapai kondisi im dan tetap
dalam kondisi tersebut untuk selama waktu km.
Dengan fungsi kerapatan probabilitas (pdf) tertentu untuk k i
akan didapat probabilitas transisi tertentu q
Catatan:

k1

2T

Dari pi qij = pj qji

dapat dikembangkan

Pi1 qi1i2 qi2i3 qi3i4 .

. . qim-1im = pim qimim-1 qim-1im-2

qim-2im-3
pi1 qi1

i2

q i2

i3

qi3

i4

......qim 1 im pim qii

Dengan mengamati sisi kiri

im 1

qim 1

im 2

q im 2

im 3

.....qi2

(SKI) dengan sisi kanan (SKA)

akan didapat pengertian seolah-olah proses yang dimulai dari


T pada kondisi im dan tetap dalam kondisi tsb selama k m dan
kemudian berpindah ke kondisi

im-1

dan tetap dalam kondisi tsb

selama km-1, dst.


Jadi didapat hasil sbb :
1. X(t) dan X(-t) secara karakteristik adalah sama.
2. Ini berarti bahwa [ X(t1), X(t2), . . . , X(tm) ] dan
[ X(-t1), X(-t2), . . . , X(-tm) ] mempunyai
distribusi yang sama.
3. Dengan X(t) adalah stasioner :
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 29

M A TA K U L I A H J A R T E L

[ X(-t1), X(-t2), . . . , X(-tm) ] mempunyai distribusi yang


sama dengan [ X(-t1), X( -t2), . . . , X( -tm) ]
Sehingga proses adalah reversible
Ditinjau M/M/1
Teori Burke : Proses meninggalkan system pada system
antrian M/M/1 dalam keadaan setimbang adalah :
Proses Poisson.
Bukti : Suatu realisasi dari n(t) dari sejumlah pelanggan dari
antrian M/M/1 dapat dilihat sbb :
N(t)

Jumlah pelanggan dalam antrian sebagai fungsi dari


waktu.

waktu
Titik titik dalam mana sistem meloncat keatas merupakan
proses kedatangan Poisson dengan rate : .
Dengan n(t) adalah reversible, titik titik dalam mana n(-t)
meloncat harus juga sebagai suatu proses Poisson dengan rate

Tetapi titik titik ini juga merupakan saat meninggalikan system


antrian untuk n(t). Jadi keluaran adalah proses Poisson dengan
rate .

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 30

M A TA K U L I A H J A R T E L

RUMUS TUNGGU ERLANG

n+
1

Panggilan mulai
menunggu dari
kondisi ini

ASUMSI :
1. Panggilan datang secara random kepada antrian dari
suatu sumber trafik yang jumlahnya tak hingga.
2. Terdapat tempat tunggu buffer tak hingga bagi panggilan
yang menunggu.
3. Distribusi waktu pelayanan adalah Distribusi exponensial
negatif.
4. Berkas adalah berkas sempurna kepada pelayan.
Penyelesaian atas persamaan kondisi :
Ai
P (0)
i!

untuk i n

P(i) =
A

i n

SISTEM ANTRIAN

An
p (0)
n!

untuk i > n
W A H Y U A D I P 31

M A TA K U L I A H J A R T E L

Catatan : Hasil khusus :


P ( i + n ) = i P ( n )
dimana

A
n

untuk i 0

merupakan trafik yang ditawarkan per

sirkuit.
Penyelesaian untuk P(0) :
~

p(i) 1

Dengan kondisi normal :


Sehingga ,

i 0

n 1

1 P ( 0)
i 0

n 1

P (0)

SISTEM ANTRIAN

Ai
An
P ( 0)
i!
n!

i 0

i n

i n

Ai
An

i! n!1

W A H Y U A D I P 32

M A TA K U L I A H J A R T E L

RUMUS

P R O BAB I LI TAS

TUNGGU

Berapa besar Probabilitas Tunggu dinyatakan dengan P(i) ?

P(tunggu) = P i
i n

Sehingga :
P(tunggu) = P(W>0)

P 0 A
n!

i n

i n

n
n! n A
i

AA
n 1
i 0

n
n! n A

i!

Pada penyebut ditambah

n!

dan dikurangi

kemudian pembilang dan penyebut dibagi dengan

n!

n!

tidak

akan merubah harga :

1
E n1 A 1
1

P n A
Simbol :

( Erlang - C)

E A atau Dn A
2,n

PANJANG ANTRIAN RATA RATA :

Lq j.P (n j )
j 0

SISTEM ANTRIAN

P (n)
(1 ) 2

W A H Y U A D I P 33

M A TA K U L I A H J A R T E L

Dengan Dn (A) =

P ( n)
(1 )

D ( A)

maka Lq (1 n )

WAKTU TUNGGU RATA-RATA DALAM ANTRIAN :


Wq

Lq

Dn ( A)

A.Dn ( A)
Dn ( A)(n A)

Wq

Sehingga

h
( n A)

catatan :

Contoh : A = 2 Erlang

.h

dari tabel Erlang : E n (A) = 0.095238

n = 4 Erlang
pemakaian rumus tunggu : P (tunggu) = 0.174
Jadi, 17.4 % dari panggilan akan menunggu.
Waktu tunggu rata-rata terhadap seluruh panggilan di
dalam antrian :

W ( sistem)
0.0869
h

SISTEM ANTRIAN TERBATAS :

n
2

n+1
n

n+Q
n

n
Panggilan menunggu
mulai dari kondisi ini

ASUMSI :
1. Panggilan datang ke antrian secara acak (random) dari
suatu sumber panggilan yang jumlahnya tak terhingga.
2. Terdapat tempat tunggu sebanyak Q untuk panggilan
yang panggilan menunggu.
3. Waktu pelayanan punya distribusi Exponensial (negatif).
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 34

M A TA K U L I A H J A R T E L

4. Berkas sempurna untuk fasilitas pelayanan.


PENYELESAIAN TERHADAP PERSAMAAN KONDISI UNTUK
ANTRIAN TERBATAS :
Ai
P(0)
i!

untuk

i n

P(i) =
A
n

i n

An
P(0)
n!

untuk n i n Q

P(0) dapat diselesaikan dengan cara yang sudah biasa


dilakukan

n 1

P (0)

i 0

Ai
i!

A n (1 Q 1 )
n!(1 )

RUMUS TUNGGU :
Suatu panggilan yang datang akan menunggu bila ia
mendapatkan semua pelayan sibuk dan paling sedikit terdapat
satu tempat tunggu didalam antrian.
Probabilitas tunggu tersebut:
Q 1

P(W 0) P (i n)
i 0

n 1

1 c A n
1 n !
Q 1

Ai ! An! 11
i

i 0

Dalam rumus tersebut dapat disubtitusikan rumus Rugi Erlang.


RUMUS RUGINYA :
Suatu panggilan akan hilang pada system antrian yang terbatas
ini bila semua pelayan sibuk dan semua tempat tunggu juga
penuh jadi :
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 35

M A TA K U L I A H J A R T E L
P ( Loss ) B P ( n Q)

Dimana

1 ( A )

( 1 Q )
( 1 )

Catatan : Dalam hal ini, dimana system dapat menolak


traffic(traffic dapat dihilangkan), maka traffic yang
ditawarkan per pelayan dapat lebih besar dari satu.
DISTRIBUSI WAKTU TUNGGU :
Waktu tunggu rata-rata :
TAK TERGANTUNG atas DISIPLIN ANTRIAN
Ini terlihat pada Formula Little.
Probabilitas waktu tunggu lebih besar dari suatu harga
tertentu : P (tunggu > waktu tertentu) = P (W>t). Sering
dipakai sebagai GOS baku dalam sistem tunggu.

Probabilitas tunggu lebih besar harga tetentu t :


TERGANTUNG atas DISIPLIN ANTRIAN
Bila : P{W>t} = Perilaku{W>0}P{W>t | W>0}
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 36

M A TA K U L I A H J A R T E L

Dimana,
P{W>0t | W>0} adalah probabilitas bersyarat bahwa
waktu

tunggu

melebihi

harga

bila

diketahui bahwa panggilan tersebut harus


menuggu (W>0).
P{W>0} adalah probabilitas tunggu :

PW 0 P (n i )
i 0

Catatan : P{W>0} TAK TERGANTUNG atas DISIPLIN


ANTRIAN

jadi

probabilitas

waktu

tunggu

bersyarat HARUS TERGANTUNG atas disiplin


antrian.
SUATU RELASI YANG PENTING

p w T p w t | N n i P(n i )

Dari P{W>t} = P{W>0}P{W>t | W>0}


Sehingga :

P{W t | W 0}

W (t ) P(n i)
i

i 0

P (n i )
i 0

ANALISIS SISTEM M/M/n DENGAN DISIPLIN ANTRI FIFO


ASUMSI:
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 37

M A TA K U L I A H J A R T E L

a. Jumlah tempat tunggu tak terbatas.


b. Disiplinnya FIFO.
c. Kedatangan Acak.
d. Waktu pelayanan: Distribusi exponensial negatif.
CARA:
Ambil suatu panggilan untuk tes yang datang pada waktu T dan
tulis perubahan kondisi yang mempengaruhi waktu tunggu dari
panggilan tes tsb.
Cari probabilitasnya dan turunkan suatu set persamaan
probabilitasnya.
ANALISIS ANTRIAN FIFO
Kondisi pada T
i
i

Kondisi pada T+dt


i
i-1

Probabilitas Transisi
(1-ndt + o (dt))
(ndt + o (dt))

Ini adalah tabel perubahan kondisi yang mempengaruhi waktu


tunggu dari panggilan tes.
Catatan: Panggilan yang datang setelah panggilan tes tidak
mempengaruhi waktu tunggu (Ini untuk FIFO !).
PROBABILITAS

WAKTU

TUNGGU

MELEBIHI

BILA

TERDAPAT i PANGGILAN DIMUKANYA PANGGILAN TES :


Wi (t )

maka,

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 38

M A TA K U L I A H J A R T E L
Wi (t dt ) Wi (t )(1 ndt o( dt )) Wi 1 (t )(ndt o( dt ))
.

. untuk i 1,2,. . . .

W0 (t dt ) W0 (t )(1 ndt o(dt ))

Pindahkan

Wi (t )

kekiri dan bagi dengan dt. Ambil limit dt 0

untuk menurunkan penurunan.


dWi (t )
nWi 1 (t ) nW (t )
dt

dan
dW0 (t )
nW0 (t )
dt

Ini dapat diselesaikan dengan Transformasi Laplace atau


langsung

dengan

persamaan

deferensial

dengan

cara

berturutan.
Syarat batasnya:

Wi (0) =1

untuk semua i.

Hasilnya :
(nt ) j nt
e
j!
j 0
i

Wi (t )

Menghitung waktu tunggu:


Substitusi hasil tsb terhadap P(W>t)

P (W t ) P (n)
i 0

i
j 0

(nt ) j nt
e
j!

dimana
P(i+n) = i P(n)
Menukar urutan penjumlahan dari deret tsb diatas:

P (W t ) e nt P (n)

j 0

P (W t )

e nt P (n)
(1 )

i j

j 0

(nt ) j
j!

( nt ) j
j!

maka:
P (W t ) P (W 0) e (1 ) nt

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 39

M A TA K U L I A H J A R T E L

Harga rata-rata waktu tunggu untuk panjang panggilan yang


menunggu:
E (W t | W 0)

1
(1 ) n

WAKTU TUNGGU UNTUK ANTRIAN M/M/n FIFO


TERBATAS Q :

P (W t )

P (W 0) e nt
(1 Q )

(nt ) i
(1 Q 1 )

i!
i 0
Q 1

<1 cek: Q
UNTUK DISIPLIN ANTRI YANG RANDOM (PELAYANANNYA
RANDOM) :
METODE : Ambil panggilan tes yang datang pada waktu T dan
dilihat perubahan kondisi yang mempengaruhi waktu tunggu
dari panggilan tes.
Kondisi pada T
i
i
i

Kondisi pada T+dt


i

Probabilitas Transisi
(1-ndt+0(dt))x

i+1

(1-dt+0(dt))
(dt+0(dt))x

i -1

(1-ndt+0(dt))
(ndt+0(dt))x
(1- dt+0(dt))

WAKTU TUNGGU UNTUK SISTEM M/M/n dan DISIPLIN


ANTRI ACAK ( PELAYANANNYA ACAK ) :
P { W > (t+dt) I i panggilan di muka }
= P { W>t I i panggilan di muka } x P { tak ada kedatangan
dalam dt } x P { tak ada yang berakhir dalam dt }
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 40

M A TA K U L I A H J A R T E L

P { W>t I ( i 1) panggilan di muka } x P { satu berakhir


dalam dt } x P { tak ada kedatangan dalam dt } x P
{ panggilan tes tak dilayani }
P { W>t I ( i + 1) panggilan di muka } x P { tak ada yang
berakhir dalam dt } x P { satu kedatangan dalam dt }
dWi (t )
i
( n )Wi (t )
nWi 1 (t ) Wi 1 (t )
dt
ii

(*)
Persamaan tersebut didapat (diturunkan) secara terpisah
oleh Vaulot [1946] dan Palm [1957]. (Menurut Syski [1960],
pekerjaan

dilakukan

pada

tahun

1938

tetapi

tidak

dipublikasikan sampai 1946. Terjemahan dalam bahasa


inggris diterbitkan pada tahun 1957). Pollaczek [1946]
mendapatkan

solusinya

dalam

bentuk

tertutup

untuk

probabilitas bersyarat waktu tunggunya dalam bentuk


pendekatan.
Riodan [1953] mendapatkan solusi dengan deret Maclaurin
untuk probabilitas bersyarat waktu tunggu sbb:
P W t | w 0 1 nt

nt 1 2 1 ln 1
1
1
ln

1
2!

nt 3 1 1 3 1 ln
3!

1
j
2 ...
1 j 1 j

Catatan: (*):
Hasil tersebut dikutip dari buku :
Introduction to QUEUEING THEORY
Oleh Robert B. Cooper
(Georgia Institute of Technology)

Kedatangan yang acak : RANDOM ARRIVAL atau POISONIAN


ARRIVALS
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 41

M A TA K U L I A H J A R T E L

Definisi :
1. TIME CONGESTION adalah bagian waktu bahwa semua
saluran sibuk.
2. CALL CONGESTION adalah bagian panggilan yang
ditolak karena kongesti (misal : pada waktu semua semua
saluran sibuk)
JUGA :
P(k) = Prob (sistem dalam kondisi k)
dan
R(k) = Prob (Suatu panggilan yang datang mendapatkan sistem
dalam kondisi k)
KAPAN P(k) = R(k) ?
Contoh : Untuk memperlihatkan bahwa P(k) R(k)
lihat antrian D/D/1
D = Distribusi Deterministik
Dalam hal ini kedatanagn terjadi secara teratur setiap
t

detik.

Waktu pelayanan tetap yaitu setiap

detik ( x <

).

Karena tidak ada panggilan yang harus menunggu :


R(0) = 1 dan R(k) = 0, k > 0
BAGIAN WAKTU suatu panggilan dalam system (1 Pelayan
sibuk) adalah :

x
t

dan waktu sisanya dimana

sistem dalam keadaan kosong adalah :


P(0) = 2

P(1) =

P(k) = 0

untuk k = 2, 3, ...

Jadi P(k) R (k)


SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 42

M A TA K U L I A H J A R T E L

KAPAN P(k) = R(k) ?


AKAN DITUNJUKKAN BAHWA PERSAMAAN TSB TERJADI
BILA KEDATANGANNYA ADALAH ACAK
(POISSONIAN ARRIVALS)
Bila : A(t,t+t)

adalah event bahwa suatu kedatangan terjadi


dalam (t,t+t)

Pk(t) = Prob (Sistem dalam kondisi k pada waktu t)


Rk(t)

Prob

(Suatu

kedatangan

pada

waktu

mendapatkan sistem dalam kondisi k)


N(t) = Jumlah dalam sistem pada waktu t
Maka : Rk(t) =

lim
t 0

P( N(t) = k A(t,t+t) )

Memakai definisi probabilitas bersyarat :

Rk(t) =

lim
t 0

P ( N (t ) k , A(t , t t ))
P ( A(t , t t ))

lim
t 0

P ( A(t , t t )N (t ) k ).P ( N (t ) k )
P ( A(t , t t ))

Untuk kedatangan yang memenuhi distribusi Poisson (karena


sifatnya Memoryless Property),
A(t,t+t) adalah tak tergantung atas jumlah yang berada dalam
sistem pada waktu t (dan atas t-nya sendiri)
Karena itu :
P(A(t,t+t) N(t)=k) = P(A(t,t+t))
Sehingga :
Rk(t) =

lim
t 0

SISTEM ANTRIAN

P(N(t) = k) = Pk(t)

R(k) = P(k)

W A H Y U A D I P 43

M A TA K U L I A H J A R T E L

Untuk kedatangan Poisson : Probabilitas suatu panggilan


datang mendapatkan sistem dalam kondisi k tepat sama
dengan probabilitas sistem dalam kondisi k.
Catatan : P(k) =

lim
t ~

P[ N(t) = k] dan R(k) =

lim
t ~

P (suatu

panggilan datang mendapatkan sistem dalam kondisi


k)
Jadi

P(k) = R(k)

SISTEM ANTRIAN M / G / 1 DAN FORMULA POLLACZEKKHINCHIN :


Sistem ini adalah sistem dengan :
- Distribusi waktu antara kedatangan : Distribusi Poisson
- Distribusi waktu pelayanan

: Umum (General :

G)
- Jumlah pelayan

:1

Penurunan rumus Pollaczek-Khinchin yang terkenal :


Tulis persamaan beda antara jumlah panggilan dalam
system segera setelah berakhirnya panggilan ke-i.
Dengan menghitung harga rata-rata dari kuadrat
jumlah panggilan dalam system, akan dapat diturunkan
rumus P-K tsb.
Kuncinya: Probabilitas kondisi pada saat berakhirnya panggilan
pada hakekatnya sama dengan probabilitas kondisi
setiap saat.

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 44

M A TA K U L I A H J A R T E L

Pelayan

Kedatangan

Saat kepergian

Antrian

Misalkan : Jumlah panggilan dalam system segera setelah


kepergian (panggilan) ke i+1 adalah ni+1.
Jumlah tsb termasuk baik panggilan dalam antrian maupun
dalam pelayanan.
Jumlah tsb sama dengan jumlah panggilan segera setelah
kepergian ke i dikurangi 1 (karena kepergian ke i+1 dari suatu
panggilan) ditambah sejumlah panggilan yang datang selama
waktu pelayanan panggilan yang ke i+1.
Jumlah yang datang selama waktu tsb : ai+1
Gambar proses kedatangan :
ni > 0
Pi

hi+1

ni
Pelayan

Pi

Pi+1
ni+1
Waktu

Pi+1

Antri
Pi

SISTEM ANTRIAN

Pi+1

ai+1

datang

W A H Y U A D I P 45

M A TA K U L I A H J A R T E L

Maka :

ni+1 = ni 1+ ai+1

Bila:

ni = 0

untuk ni > 0

Pi
ni=o
Pelayan

Pi

Pi+1
hi+1

ni+1
ygtinggal

Pi+1

Antri
Pi

Pi+1

ni+1 = hi+1

ai+1

datang

untuk ni = 0

Jadi :
ai 1 ai 1

ni > 0

n i+1 =
a i 1

ni = 0

ni > 0

ni = 0

Bila u (ni) =

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 46

M A TA K U L I A H J A R T E L

Maka dapat ditulis dalam 1 persamaan :


n i+1= ni - u (ni) + ai 1

REKURSIF

Bila dikuadratkan kedua sisi dan ambil harga rata-ratanya :


E [(n i+1)2 ] = E[(ni - u (ni) + ai 1 )2]
= E[ni 2] + E[(u (ni))2] +E[ ai 1 )2]
(A)

(B)

(C)

-2E [ni u (ni)] + 2E[ni ai 1 ] 2E[u (ni) ai 1 ]


D

Untuk mendapatkan rumus P-K, evaluasi atas tiap-tiap suku


tersebut diatas {(A), (B),...} diperlukan
Suku E [n i+12]. E[ni 2]
Dalam keadaan sesetimbang, kedua suku tersebut sama,
sehingga saling menghilangkan.
Suku (B) : E[(u (ni))2]
Dari u (ni)2 = u (ni), maka (B) = E[u (ni)]
Perhitungan E[u (ni)] :

E[u (ni)] = u(n )P[n n]


i

n0

Karena u (ni) =

n=0

n>0

E[u (ni)]

= u(n )P[n n]
i

n0

= (1-p(0))
= Prob tunggu
E[u (ni)]= P (sibuk)

Sangat beruntung karena P (sibuk) dapat dihitung secara


mudah untuk setiap sistem antrian.
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 47

M A TA K U L I A H J A R T E L

Caranya sbb :
Dilihat suatu interval I. Pelayan akan sibuk selama waktu
sebesar : I I (1-P(0)).
Jumlah panggilan yang dilayani :I - IP(0) dimana adalah
rate wajtu peleyanan rata-ra dari sistem antrian. Dalam
keadaan setimbang jumlah tersebut harus sama denga jumlah
panggilan yang datang : i
Jadi : I

( I IP 0)) 1 P (0)

Catatan : tidak ada asumsi tentang proses


kedatangan maupun waktu pelayanan. Jadi
hasil ini adalah sangat umum.

Hasil dikombinasikan :
E[u ( ni )] P ( sibuk ) 1 P (0)

Suku (D) : 2E[ ni u ( ni ) ] :


Jelas bahwa ni u ( ni ) = ni sehingga didapat :
2E[ ni u ( ni ) ] = 2E[ ni ]

Suku ( F ) : 2E[ u ( ni ) ai+1 ] :

Jumlah panggilan yang datang ke dalam sistem selama waktu


pelayanan untuk panggilan ke i+1, a i+1 adalah tak tergantung
atas jumlah panggilan di dalam sistem antrian segera setelah
kepergian ke i, ni . Jadi :
E [ u ( ni ) ai+1 ] = E [ u ( ni ) ] E [ ai+1 ]
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 48

M A TA K U L I A H J A R T E L

Yang sudah diketahui : E[ u ( ni ) ]


Tinggal menghitung E [ ai+1 ]
Kembali kepada :
ni+1 = ni u ( ni ) + ai+1
ambil harga rata-rata kedua sisi :
E [ ni+1 ] = E [ r i ] E [ u ( ni ) ] + E [ ai+1 ]
Dalam keadaan setimbang : E [ ni+1 ] = E [ ni ]
Jadi
E [ u ( ni ) ] = E [ ai+1 ] =
Sehingga :
E [ u ( ni ) ai+1 ] = 2E [ u ( ni ) ]E [ ai+1 ] = 2 2

Suku ( E ) : 2E [ ni ai+1 ]

Dengan cara yang sama, kedua besaran tsb saling tak


bergantungan :
2E [ ni ai+1 ] = 2E [ ( ni ) ]E [ ai+1 ] = 2E [ ( ni ) ]
AKHIRNYA

DIKUMPULKAN

HASIL-HASIL

YG

TELAH

DIDAPAT :
0 = 0 + + E [ ai+1 ]2 - 2E [ ( ni ) ] + 2E [ ni ] 2 2
Penyelesaian untuk E(ni):

E[zi1 ]2 2 2
E(n i )
2(1 )
Dalam keadaan seimbang :
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 49

M A TA K U L I A H J A R T E L

Harga rata-rata jumlah panggilan dalam sistem antrian pada


waktu kepergian adalah sama dengan harga rata-rata jumlah
panggilan pada yiap saat dari waktu :
E(ni) = E(n)
Juga karena proses kedatangan adalah proses Poisson maka
harga rata-rata jumlah panggilan yang datang selama waktu
pelayanan juga tak tergantung waktu, jadi :
a 1 a

Sehingga :
E(n)

E[z i1 ]2 2 2
2(1 )

ini merupakan jumlah panggilan rata-rata dalam sistem antrian


M/G/1 pada kondisi setimbang.
Harga E( a 2 ):
E[ a 2 ] var[a ] {E[ a ]}2

=======

E[ a 2 ] var[a ] 2

Dicari harga var[a] :


Bila s adalah waktu pelayanan maka dapat dipakai hasil dari
Gross dan Harris y ; menyatakan relasi variabel acak X dan Y
Sbb

var[Y]Evar(Y,C)] var[E(Y|X)]
Sehingga :
var[a ] E[var(a | s )] var[E (a | s )]

Hal ini dapat diseleseikan :

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 50

M A TA K U L I A H J A R T E L
E[var(a | s )] E[s ] E[ s ]
var[ E ( a | s )] var[s ] 2 s2

Dimana s2 adalah variabel waktu pelayanan


Jadi :
var[a ] 2 s2

dan

E[a 2 ] 2 s2 2
Subtitusi pada hasil sebelumnya :
2 s2 2 2 2 2 2 s2 2
E[ n ]

2(1 )
2(1 )

Disederhanakan sedikit:
E n

2 2 s2
2 (1 )

Ini rumus P-K yang terkenal !


* Hitung harga waktu rata-rata panggilan dalam system antrian
M/G/I.
(Pakai rumus Little).
Suatu contoh yang penting adalah system M/D/I :
s2 0

Jadi :
E n

2
2 (1 )

1). Isi table E[n] untuk M/M/I dan M/D/I yang berikut :
M/M/I

M/D/I

0,1
0,2
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 51

M A TA K U L I A H J A R T E L

0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
0,99
DISTRIBUSI JUMLAH PANGGILAN DI DALAM SISTEM
ANTRIAN :

Jumlah panggilan rata-rata di dalam sistem sudah didapat

Dicari distribusi probabilitas jumlah panggilan di dalam


sistem

Dilihat

matriks

probabilitas

transisi

saat

panggilan

meninggalkan sistem untuk sistem :


M/G/I
P Prs P ni 1 s ; ni r

Disini

ni

adalah panggilan di dalam sistem segera setelah saat

panggilan meninggalkan system yang ke-i.


Untuk

mendapatkan

dari

ni r

ke

ni s s

harus

ada

kedatangan sebesar s r 1 antara peninggalan system ke-i


dan ke-i+1.
Dengan

Prs k sr 1 k kedatangan

Jumlah kedatangan antara saat peninggalan sistem ke i dan ke i+1

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 52

M A TA K U L I A H J A R T E L

Maka didapat matriks transisi kondisi :


Matriks transisi kondisi :
i
0
1
2
3

i+1

0
K0
K0
0
0

1
K1
K1
K0
0

2
K2
K2
K1
K0

3
K3
K3
K2
K1

.........

...........
Catatan : jumlah semua elemen dalam baris sama dengan satu
Bagaimana masukan pada elemen matriks dipilih ?
Baris paling atas : dari 0 pada saat peninggalan ke 1
ke 0,1,2,... panggilan pada saat peninggalan ke i+1.
Jadi diperlukan k0, k1, k2 ........ kedatangan.
Baris kedua : dari 1 panggilan pada saat peninggalan
ke i ke 3 panggilan pada saat peniggalan ke i+1 :
Berarti harus aada 3 kedatangan, sedangkan 1 panggilan
meniggalkan sistem dalam interval waktu tsb.
Jadi :

kj

Pr ob j kedatngan

waktu s b( s ).ds

Dimana s adalah waktu antara saat ke i dan ke i+1 dan b(s)


adalah fungsi kerapatan probabilitas dari waktu pelayanan.
kj

( s ) j e s
b( s ).ds
0
j

Karena pola kedatangan adlah Poisson maka :


Ide dasarnya adalah memasukkan fungsi kerapatan dari waktu
pelayanan ( setelah diketahui ) ke dalam rumus k j tersebut.
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 53

M A TA K U L I A H J A R T E L

Diagramnya :
K3

K0
n-2

K2

n-1

n+1

n+2

K1

(IMBEDDED MARKOV CHAIN UNTUK SISTEM M/G/1)


Diagram tsb berbeda dengan diagram transisi kondisi.
PROBABILITAS BAHWA ADA j PANGGILAN PADA SAAT
MENINGGALKAN SISTEM :
Dari

q qP

Dimana

q q1 , q2 ,...

(Pada keadaan setimbang)


adalah probabilitas kondisi

Persamaan untuk q:
q0 q0 .k 0 q1k1 q2 k 0
q1 q0 k1 q1k1 q2 k 0
q2 q0 k 2 q1k 2 q2 k1 q3 k 0
..........

Dengan r dan s integer:


r 1

q r q o k r q s .k r s 1
s 1

Ganti s 1 dengan t t s 1 memberikan:


r

q r q 0 .k r qt 1 .k r t
t 0

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 54

M A TA K U L I A H J A R T E L

Transformasi z pada probabilitas kondisi:


~

Q z q i .z i
i 0

Transformasi z pada probabilitas

kj

K z k i .z i
i 0

PENYELESAIAN

PERSAMAAN

PROBABILITAS

DENGAN

FUNGSI GENERASI
Fungsi generasi probabilitas

G u

G u P 0 uP 1 u 2 P u u 3 P 3 ......
~

u i P i
i 0

dimana

u 1

Sifat-sifat fungsi generasi:


Bila u 1

G 1 P i 1
i 0

G(0) = P(0).
dG (u )
du

u 0

P (1) 2uP( 2) .... u 0

P (1)

Pada umumnya :
dG i (u )
du i

i! . P (i )
u 0

Harga rata-rata :
dG (u )
du

SISTEM ANTRIAN

u 1

iP (i ) F1 " Mean"
i 1

W A H Y U A D I P 55

M A TA K U L I A H J A R T E L

Variansi :
Var = F2 + F1 F12
dG 2 (u )
du 2

Dengan :

u 1

i (i 1) P (i ) F2
i 2

MENYELESAIKAN P(i) DARI FUNGSI GENERASI :


Sekali fungsi generasi didapatkan, P(i) dapat dihitung :
Misalnya :

G (u ) e A Au

G (u ) e A [1 Au

( Au ) 2
.....]
2!

G (1) e A A 1
G ( 0) e A P ( 0)

G i (0) Ae A P (1)

1 i
Ai A
G ( 0)
e P (i )
i!
i!

Harga rata-rata :

G 1 (1) Ae A A A

Kembali ke masalah semula :


Dikalikan sisi kiri dan sisi kanan dari persamaan dengan z r
r

q r z r q 0 k r z r q t 1 .k r t .z r
t 0

Sekarang perkalian Q(z).K(z)


Koefisian z j =

q .k
i 0

j 1

Latihan :
Bila a(x) = a2 x2 + a1 x2 + a0
b(x) = b2 x2 + b1 x2 + b0
berapa koefisien perkalian : a(x).b(x) ?
koefisien perkalian untuk bentuk polynomial yang
SISTEM ANTRIAN
umum ?
W A H Y U A D I P 56

M A TA K U L I A H J A R T E L

Maka :
q r z r q0 k r z r

1
qr 1k 0 ... q0 k r 1 r 1 1 q0 k r 1 z r 1
z
z

Dijumlahkan persamaan tsb dari r=0, 1, ... s/d ... ~

q
r 0

z r q 0 k r z r
r 0

1
q r 1k 0 ... q0 k r 1 r 1 1 q0 k r 1 z r 1

z r 0
z
r 0

q 0 K ( z )( z 1)
z K ( z)

Q( z )

MENDAPATKAN PROBABILITAS KONDISI :


S0 dapat didapat dengan kondisi normal ( jumlah total
probabilitas = 1 ) dengan cara menge-set z = 1
Sayangnya pembilang dan penyebut menjadi 0 untuk harga z =
1 ( K(1) = 1 )
Solusinya dengan aturan lHopital :
1 Q (1) q 0 x1x lim
z 1

q 0 lim
z 1

( z 1)
z K ( z)

1
1 K ' ( z)

Sekarang perlu dicari K (z) :


Karena proses kedatangan adalah proses Poisson dengan rate
rata-rata kedatangannya = , maka :
K ' ( z)

d
dz

K ' ( z )

xe

x (1 z )

x (1 z )

dG ( x )

dG ( x )

Dengan memasukkan harga z = 1

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 57

M A TA K U L I A H J A R T E L

K ' (1)

xdG ( x)

0
h arg a rata rata lamanya waktu pelayanan

h arg a rata rata waktu antara da tan gnya panggilan

Jadi

q0 1

(sesuatu yang telah diketahui)

Sehingga
Q( z )

(1 ) K ( z )( z 1)
z K ( z)

Untuk mencari harga P(j) : Probabilitas kondisi j


Dapat dilakukan seperti biasa dengan menurunkan ke j dan
memasukkan z = 0 didapat relasi sbb :
qj

1 dj
j! dz

(1 ) K ( z )( z 1)
z K ( z)

z 0

CONTOH :
Suatu message datang secara random pada suatu sentral
(

node

penyambungan

paket

dengan

rate

rata-rata

kedatangannya 1 paket tiap 5 detik. Setiap message


menduduki pelayan rata-rata selama 4.5 detik dan variansinya
1 detik. Hanya satu messsage yang dapat menduduki pelayan
tiap saatnya. Bila suatu message datang mendapatkan pelayan
sedang sibuk, mesdsage akan menunggu di buffer sampai ia
dilayani.

HITUNG :
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 58

M A TA K U L I A H J A R T E L

a. Panjang

antrian

rata-rata

pada

saat

message

meninggalkan fasilitas pelayanan.


b. Panjang antrian rata-rata spt pada soal a bila dengan
cara merubah software sedemikian hingga waktu
pelayanan rata-rata menjadi 1 detik.
SOLUSI :
a. Waktu antara datangnya panggilan = 5 detik, jadi rate
rata-rata datangnya panggilan =

1
5

= 0.2 per detik.

b. Distribusi waktu pelayanan adalah umum ( General )

xdG ( x) 4.5 detik

dan

var(x )

dG ( x ) x 2 1,0 det .

Ini adalah sistem antrian M/G/1 dan didapat :


1 1

4,5
0,1 0,9
5

Harga rata-rata : Q(1)


Dari

Q( z )

(1 ) K ( z )( z 1)
z K ( z)

dimana : K(1) = 1 dan K(1) = .


Maka penurunan terhadap z akan didapat :
Q' ( z )
1

=
=

[ z K ( z )]{K ' ( z )( z 1) K ( z )} ( z 1) K ( z )[1 K ' ( z )]


[ z K ( z )] 2

z ( z 1) K ' ( z ) K ( z ) [ K ( z )] 2
[ z K ( z )] 2

Bila dimasukkan harga z = 1, pembilang dan penyebut = 0


pakai lHospital lagi :

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 59

M A TA K U L I A H J A R T E L
Q' ( z )
1

lim

z 1

K ' ( z ) 2 K ' ( z ) K ( z ) ( z 1) K ' ( z ) zK ' ( z ) z ( z 1) K ' ' ( z )


2[ z K ( z )][1 K ' ( z )]

Ini

, jadi dapat dicoret sisi kiri dan kanan.

Diperlukan lHospital lagi :


lim

Q ' (1)

z 1

[2 K ' ( z ) 2 2 K ( z ) K " ( z ) 2 K ' ( z ) 2 zK " ( z )


( z 1) K " ( z ) zK " ( z ) z ( z 1) K " ( z )] / 2[1 K ' ( z )]
Setelah penyederhanaan :
=

Q ' (1)

1
[2 2 2 K " (1)]
2(1 )

Tetapi juga :

K " (1)
2(1 )

K " (1)

2
= (x) dG ( x)
0

= x dG ( x)
2

xdG( x)

xdG ( x)
0

2 var( x) 2

Sehingga :
Q' (1)

2 var( x)
2(1 )

Kembali ke soalnya :
1
1 0,9 2
Q ' 1 0,9 25
5,15message
21 0,9

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 60

M A TA K U L I A H J A R T E L

b) Waktu pelayanan diperpendek sampai dengan 4 detik.


Dengan demikikan harga =0,8, sedangkan harga besaranbesaran lainnya tetap.
Hasilnya :

1
1 0,82
Q 1 0,8 25
2,5message
21 0,8
'

Panjang antrian dapat juga diperpendek dengan cara


memperkecil variansi waktu pelayanan.

MODEL CPU PELAYANAN TERPUSAT


SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 61

M A TA K U L I A H J A R T E L

Sebelum menyelidiki Jaringan antrian secara lengkap, terlebih


dulu dilihat jaringan yang sederhana yang dimodelkan dengan
menggunakan proses kelahiran dan kematian.
Sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

CPU

Pelayanan
FasilitasFile

1
2
3

Terminal

Model terdiri dari :


- Suatu kelompok terminal yang dapat mengakses ke
pelayan pusat (CPU).
- Kontrol berputar antara tiap terminal dari CPU.
- Terminal dianggap mempunyai distribusi exponensial
untuk sumber panggilan/pelayan dengan rate : tiap
terminal.
- CPU dimodelkan sebagai sistem antrian dengan satu
pelayan dengan rate : .

Meskipun sebenarnya ada 2 sistem antrian terlibat, yaitu :


SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 62

M A TA K U L I A H J A R T E L

CPU dan terminal, tetapi diagram transisi kondisinya hanya 1


dimensi karena sistemnya adalah : JARINGAN TERTUTUP
JARINGAN ANTRIAN :
- Solusi bentuk produk untuk probabilitas dalam keadaan
setimbang.
Solusi bentuk ini melibatkan kesetimbangan lokal untuk
aliran

pada sepasang kondisi di diagram transisi kondisi,

bila hal tersebut ada.


MODEL ANTRIAN TANDEM :
Hasil dari teori Burke menyatakan bahwa bila pelayan lebih dari
satu dihubungkan secara seri (feedforward fashion), (tiap
pelayan dengan pdf exponensial) maka tiap node (pelayan)
dapat diperlakukan secara tak bergantungan (bebas).
Maka : P(i,j) = P(i panggilan terdapat dalam antrian pertama
dan j panggilan terdapat dalam antrian ke dua).
Dianggap tiap antrian mempunyai buffer yang tak terhingga
untuk panggilan yang menunggu dalam antrian.
Rate pelayanan dari antrian dapat ditulis sbb :
i 1

untuk i = 0,1,...S1

S1 1

untuk i = S1...~

1(i) =
j 1

untuk j = 0,1,..,s2

S2 1

untuk j = s2,.....,

dan

2(i) =

Persamaan umumnya dapat ditulis sbb:


SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 63

M A TA K U L I A H J A R T E L

1 i 2 j P i, j P i 1, j 1 i 1 P i 1, j 1 2 j 1 P i, j 1
Dalam menyelesaikan ini dipakai : Sistem tunggu Erlang di
sistem antrian pertama, maka:
Solusi bentuk produk:
P( i , j ) = P1( i )P2( j )
dimana P( , ) dikenal dengan PROBABILITAS MARGINAL
dari distribusi dan memenuhi persyaratan:

P k 1

k1 0

untuk i = 1,2

Untuk menurunkan distribusi marginal tsb lihat P ( i ) :


c1
P1( i ) =

i
1

i!

i s1

i
1
i s1
1 1

c1 s !s

s1

dimana c1 konstanta yg
nilainya ditentukan dari
kondisi normal.

Dari diagram transisi kondisi tsb, rate kedatangan berkurang


bila makin banyak terminal memerlukan pelayanan.
n = (m - n)
SISTEM ANTRIAN

untuk 0 n m
W A H Y U A D I P 64

M A TA K U L I A H J A R T E L

Dari ini dapat diturunkan : Probabilitas kondisi n = P(n)

P ( n)

i 1

( m i 1)
P (0)

m!
P (0 )
( m n)!

Dengan kondisi normal dapat dicari P(0) :


1

P(0)

m!
( m n)!

Substitusi solusi bentuk produk untuk P ( i , j ), didapat

1 i 2 j P1 i P2 j
P1 i 1 P2 j 1 i 1 P1 i 1 P2 j 1 2 j 1 P1 i P2 j 1

Lalu substitusi P ( i , j ) ini untuk persamaan utama: didapat


(setelah mencoret suku-suku yang saling meniadakan)

2 j P2 j P2 j 2 j 1 P2 j 1
Ini ERLANG !
Persamaan ini sama dengan persamaan yang dipakai untuk
sistem antrian M/M/n

-(Rumus tunggu Erlang).

Maka :

j
2

c2 j!
P2( j ) =
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 65

M A TA K U L I A H J A R T E L

j
2
j s2
2 2

c2 s ! s

Pakai kondisi normal :

c =
k! s 1!s

k
s 1
i

k
i

k 0

Ini untuk : 1 < s1 dan 2 < s2


JARINGAN TERBUKA PERSAMAAN KESETIMBANGAN
GLOBAL :
1

r1i

ri1

Tujua
n

Sumb
er

rid

rsi
riM

rMi

M
M

Asumsi :
Terdapat M antrian, satu sumber dan satu tujuan.
Routing di jaringan adalah random.
Probabilitas suatu pelanggan meninggalkan antrian I ke j
adalah :

rij

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 66

M A TA K U L I A H J A R T E L

Probabilitas pelanggan mninggalkan sumber ke antrian I


adalah :

rsi

Probabilias suatu pelanggan meninggalkan antrian I ke


tujuan : rid
Sumber memberikan pelanggan dengan distribusi Poisson
dengan rate rata-rata
Distribusi waktu pelayanan adalah eksponensial negative
dengan rate rata-rata i

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 67

M A TA K U L I A H J A R T E L

Jaringan
Antrian
N

Jaringan asli

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 68

M A TA K U L I A H J A R T E L

Jaringan
Antrian
n
u (n)

Pemakaian Teori Norton

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 69

M A TA K U L I A H J A R T E L

u (n)
A

n
N

Model ekivalen
Dalam model : n pelanggan memutar dalam jaringan :
throughput=u(n).
Throughput dapat dicari dengan cara MVA seperti cara
sebelumnya.
Bila N : jumlah paket total dalam jaringan tertutup.
n : kondisi antrian yang diatas,
maka : kondisi di antrian bawah : N n , jadi hanya perlu
melihat probabilitas kondisi di antrian atas saja yaitu :
dengan rate kedatangan : dan
rate pelayanan

: u(n)

Jadi, probabilitas bahwa antrian diatas dalam kondisi n :


pn po

n
n

u (i )
i 1

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 70

M A TA K U L I A H J A R T E L

dan po dapat dicari dengan persamaan kondisi normal :


N

i pi
i 1

untuk menyelesaikannya diasumsikan :

1= 2=........= M =

Dengan :

p n po

n
n

n
n

u (i) M 1 i
i 1

Jadi :

n
n M 1

u ( n)

Hasil dari MVA yang lalu :

i 1

pn
M 1 n
n

n
po

dengan ini semua besaran dapat


diperoleh.

Throughput

u ( n)

n 1

Dengan rumus Little : time delay dari ujung ke ujung yang


E (T ) E ( n)

melalui VC :

E (T ) E ( n)

np n
n 1
N

Sekarang dimungkinkan untuk melihat rumus diatas sebagai


fungsi dari N atau dengan membuat besaran lainnya tetap.
Analisis yang lain :
Anggap

dan ~ , maka E(n) = N

Dalam hal ini, batas throuhgput :


u (N )

N
N M 1

dengan ~

Dari rumus Little juga :


E(T) = N / = [ N+ ( M-1) ] /
SISTEM ANTRIAN

dengan ~
W A H Y U A D I P 71

M A TA K U L I A H J A R T E L

Dan delay minimum E(T) = M / ini terjadi pada N = 1


Dengan N = 1 paket dalam jaringan tidak ada delay dan
throughput rata-rata : / M.
Teori NORTON tidak dapat dipakai untuk kasus yang bukan
s bentuk produk.
Bukan bentuk produk hanya dapat diselesaikan dengan
REKURSIF.
Tetapi, meskipun tidak dapat dipakai teori Norton, sebagai
pendekatan dapat dilakukan.
Simulasi yang dilakukan oleh Schwartz dalam tahun 1982
diperoleh bahwa pemakaian teori Norton pada model ini cukup
tepat untuk M 3 untuk Mobile station 3 tidak tepat lagi.
|

VC

Tingkat 1

Tingkat M
I

Penghitung C

Kotak W

Pendekatan dengan Norton


U (n,M) =

n
n ( m 1)

n
W paket berputar
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 72

M A TA K U L I A H J A R T E L

C count
I

Kondisi dua dimensi : 1 dan 2

w box
j
(model antrian ekivalen)

pij

Kasus trafik besar : ( > ) atau =


Kondisi dua dimensi menjadi satu dimensi hanya j.
Dapat dilihat dalam gambar :
Bila > , C count akan segera kosong setelah mendapat
paket dari box w. bila antrian C dihilangkan, persamaan
kesetimbangan menjadi :
u (w) po = u (1) p w-1
u (w-1) p1 = u (w) po
......
u (1) p w-1 = u (2) p w-2
JELASKAN !
Disini :
U (n,M) =

n
n (m 1)

Penyelesaian persamaan kondisi tersebut diatas :


pj
p0

u ( w)
u(w j)

TURUNKAN !

LATIHAN : Penjumlahan seluruh probabilitas kondisi = 1 akan


didapat :
( w j ) ( M 1)

Pj = ( w j ) ( w ( M 1)T
w
Dimana : Tw =
SISTEM ANTRIAN

j 1

i
j

W A H Y U A D I P 73

M A TA K U L I A H J A R T E L

Throughput :- Merata-ratakan u(n) untuk semua harga n = w - j,


dan dari persamaan kesetimbangan bahwa :
u(j)pw-j adalah konstan atau
- bila box w kosong, w paket dimasukkan ke VC
-----> throughput :

w/ w (M 1 )T
w

Untuk mencari waktu delay melalui VC : pakai rumus Little :


Dengan p(n) = probabilitas kondisi di VC ekivalen Norton,
diperoleh pendudukan paket rata-rata dari VC :
w

E (n) np(n)
n 1

1 w

( M 1)

Ini diperoleh dengan : n = w - j, p(n) = pw-n


(pakai rumus probabilitas sebelumnya).
Pakai Little :
E (T )

E ( n)
1 w
M 1
/
2

Bentuk ini sama dengan bentuk pada kasus "sliding window",


bedanya :
N diganti dengan (1 + w)/2.
Dalam trafik yang besar : jumlah paket berkisar antara : 1 s/d w,
jumlah rata-rata : (1 + w)/2, dimana dapat dibandingkan dengan
jumlah tetap N yang berpindah sepanjang window dalam
keadaan trafik besar.
Untuk N = (1 + w)/2 -----> time delay rata-rata akan sama.
Karena jumlah paket dalam VC bervariasi dari 1 s/d w (tak
tetap) tidak seperti pada "sliding window", throughputnya akan
lebih kecil.

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 74

M A TA K U L I A H J A R T E L

ALGORITMA BUZEN
Tujuan dari model model analisis jaringan antrian adalah untuk
mendapatkan hasil hasil unjuk kerja suatu set kondisi kondisi
tertentu.
Telah diperoleh cara cara mendapatkan hasil unjuk kerja
tersebut dengan memakai solusi persamaan kondisi dengan
asumsi asumsi tertentu.
Teknik pendekatan dapat digunakan untuk jaringan antrian
tertutup dengan cara Mean Value Analisis.
Pendekatan lainnya yang mungkin adalah cara simulasi dari
suatu bentuk pendekatan baru.
Biaya untuk memori computer dan waktu proses sangat
menentukan dalam menyelesaikan masalah masalah jaringan
antrian ini.
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 75

M A TA K U L I A H J A R T E L

Karena itu dicari suatu model dan algoritma yang dapat dipakai
untuk mengatasi /menyelesaikan masalah masalah yang
sensitive tersebut.
Untuk ini dilihat : CARA PENDEKATAN LAIN UNTUK
MENYELESAIKAN JARINGAN ANTRIAN BENTUK TERTUTUP
yang didapatkan oleh BUZEN dan REISER dan KOBAYASI
secara tertpisah dan dinamakan :
ALGORITMA BUZEN atau ALGORITMA KONVOLUSI
Untuk jaringan bentuk produk dan tertutup, telah diperoleh :
P n

1
f1 n1 f 2 n2 ... f M nM
G N

dimana :
bila untuk rate pelayanan tak tergantung kondisi :

f i ni i
i

ni

throughput : unique !

untuk rate pelayanan tergantung kondisi :

f i ni

i
ni

ni

i k

trhroughput

: tidak unique !

k 1

ingat bahwa i merupakan solusi non unique dari persamaan


trafik :
M

i k rki i= 1,2,...,M
i 1

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 76

M A TA K U L I A H J A R T E L

Masalah

utama

adalah

menentukan

P(n)

yaitu

dalam

menghitung G(N) dimana tidak mengeluarkan P(0) seperti pada


jaringan terbuka.
Ruang Kondisi untuk sistem tertutup yang terdiri dari N
pelanggan dan M antrian adalah:
M

S N , M n n1 , n2 ,..., nM | n 0; i 1,2,..., M
i 1

Persamaan kondisi normal:

P (n) 1

nS ( N , M )

1
G ( N ) nS ( N , M )

G( N )

fi(ni)
i 1

fi(ni)

nS ( N , M ) i 1

Untuk jaringan terbuka jumlah kondisi besar sekali.


Untuk jaringan tertutup dibatasi oleh:
M

ni N ,
i 1

ini mengurangi jumlah kondisi, tetapi


masih sangat besar.

Dengan N pelanggan dan M antrian, jumlah kondisi =

M N 1

N
Untuk M = 10 dan N = 25 : harga tersebut =
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 77

M A TA K U L I A H J A R T E L
34!
52.451.256
25!9!

kondisi

Setiap suku memerlukan perkalian konstanta sejumlah 10, jadi


kira-kira 520 juta perkalian.
Selain itu juga harus hati-hati bila perkalian ini dilakukan karena
dapat kehilangan ketepatan seperti yang telah di kemukakan
dalam soal latihan sebelumnya.
Terlihat bahwa sekalipun dengan jumlah pelanggan dan antrian
yang tak besarpun jumlah kondisi sudah sangat besar.
Sekarang

dikemukakan

cara

BUZEN

yang

menentukan

konstanta normal tanpa penjumlahan yang besar.


Cara ini disebut:
ALGORITMA KONVOLUSI atau ALGORITMA
BUZEN
Sebut g(m,n) konstanta normal untuk n pelanggan dan m
antrian.
(Di sini dipakai huruf kecil n dan m karena akan dipakai untuk
interasi sampai mencapai harga yang diperlukan: N dan M)
Dari definisi:
g ( n, m )

fi(ni)

nS ( n ,m ) i 1

Dapat dikembangkan sebagai berikut:


g(n, m)

fi(ni)
k0 nS (n,m) i1
nmk

Menjadi faktor:
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 78

M A TA K U L I A H J A R T E L
g ( n, m )

k 0

fm(k )

m 1

nS ( n k , m 1) i 1

fi (ni)

Bila dilihat yang di dalam kurung :


n

g (n, m) f m ( k )[ g (n k , m l )]
k 0

Ini mirip bentuk konvolusi, dari sini

algoritma konvolusi.

Dari definisi g(n,m), kondisi permulaan diberikan oleh :


g (n,1)

= f1 (n) ;

n = 0,1,.....,N

g (0,m)

=1;

m = 1,2,.....,M

OPERASI DARI ALGORITMA :


1

m-1 m

M
0
1
2
.
.
.
n-1
n
G (n-1)

G (N)

Diagram ini menunjukkan bahwa kolom terakhir adalah g (n,m)


dan ini sama dengan G (n). Sehingga konstanta normal untuk
penambahan

jumlah

pelanggandihitung

selama

proses

algoritma ini.
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 79

M A TA K U L I A H J A R T E L

Antrian dengan Kondisi Bebas


m

f (n )

g (n, m)

nS ( n , m ) i 1

dimana,

f i (ni )

disini fungsi g (n,m) diuraikan sebagai berikut:


g ( n, m )

m 1

nS ( n , m ) i 1

f i (ni )

f (n )

nS ( n , m ) i 1

Suku pertama, merupakan konstanta normal unuk jaringan


tanpa antrian ke m : g (n,m-1)

m
Suku kedua, bila suatu suku dikeluarkan : f m (1)
m
Terlihant bahwa yang tinggal adalah konmstanta normal g (n1,m)
Jadi :

g ( n, m) g ( n, m 1) f m (1) g ( n 1, m)

Kompleksitas perhitungan dalam algoritma ini,


Diperlikan MN penjumlahan dan MN perkalian, untuk rekursif
kondisi bebas terdapat kira-kira:
N2/2 penjumlahan dan N2/perkalian
tiap kolom pada diagram
kembali ke contoh semula dengan N=25 dan M=10 akan
diperoleh operasi sebesar : MN, kira-kira=3125 perkalian. Ini
sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah semula
sebesar: 500 juta.
UKURAN UNJUK KERJA
Ukuran unjuk kerja dapat diturunkan dari: Kesetimbangan
Probabilitas Kondisi. Hal ini juga akan memerlukan operasi
perhitungan yang sangat besar. Ternyata sejumlah unjuk kerja
yang penting dapat dihitung sebagai fungsi dari berbagai
SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 80

M A TA K U L I A H J A R T E L

konstanta normal di mana merupakan produk dari algoritma


konvolusi.
"MARGINAL DISTRIBUTION" DARI PANJANG ANTRIAN

Sebut

P (ni n)

P ( n)

nS ( N , M )

ni n

Dilihat: pelayan bebas kondisi


Perhitungan dimulai dengan:

P (ni n)

P ( n)

nS ( N , M )

ni n

Substitusi memberikan: P(ni n)

1 M

f j (n j )
nS ( N , M ) G ( N ) j 1
ni n

di mana


f j (n j ) j

j

nj

dan dari persamaan trafik digunakan untuk menghitung


M

j k rkj
k 1

jadi semua suku mengandung faktor

dan bila ini

dikeluarkan,
maka:

1 i

P (ni n)
G ( N ) i

nS ( N n , M ) j 1

(n j )

Jumlah di atas adalah konstanta normal dengan N-n


pelanggan.
Sekarang pakai "trick":

SISTEM ANTRIAN

P(ni n) P(ni n) P (ni n 1)

W A H Y U A D I P 81

M A TA K U L I A H J A R T E L
N

n 0

n 0

dengan definisi: E (ni ) nP(ni n) n[ P(ni n) P(ni n 1)]


maka

P(ni n) i
i

i
1
G ( N n 1)
G ( N n)
G( N )
i

sekali G(1), G(2), ..., G(N) dapat dihitung, Marginal Distribution


dapat diperoleh. Catatan:

P (ni n)

tergantung atas non-unique

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 82

M A TA K U L I A H J A R T E L

SISTEM ANTRIAN

W A H Y U A D I P 83

You might also like