Professional Documents
Culture Documents
pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana
usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis apakah
proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak, dan jika ya, maka akan diberikan
jalan alternatif pencegahannya atau suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak peting terhadap lingkungan hidup.
Alasan AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan, yaitu :
Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
AMDAL harus dilakukan agas kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek
industri.
Komponen AMDAL terdiri dari
1. PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)
2. KA (Kerangka Acuan)
2. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek. Bagian AMDAL yang diharapkan oleh aspek teknis dan
ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek,
terutama sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam
sekitar.
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/17/pengertian-amdal-561070.html
http://www.menlh.go.id/amdal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
3. AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sumber informasi
yang detail mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan
lingkungan di masa setelah proyek dibangun.
Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dai suatu rencana usaha dan atau
kegiatan.
Kegunaan AMDAL, yaitu
1. Sebagai bahan bagi perencanaan dan pengelola usaha dan pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha
dan atau kegiatan.
3. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana usaha dan atau kegiatan.
4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan atau kegiatan
5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau
kegiatan.
2. Penyaringan usulan proyek dengan PIL (Penyajian Informasi Lingkungan). Bila usulan proyek sejak
awal berpendapat bahawa usulan proyeknya akan memiliki dampak penting, maka pemrakarsa bersama
instansi yang bertanggungjawab dapat langsung membuat AMDAL dengan terlebih dahulu menyiapkan
kerangka acuan. Jadi, dalam hal ini tidak diperlukan PIL.
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/17/pengertian-amdal-561070.html
http://www.menlh.go.id/amdal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
5. Membuat RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
Hal hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
1. Wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan.
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada di wilayah studi rencana
usaha dan atau kegiatan, baik yang sudah ada dan yang akan dimanfaatkan maupun yang masih dalam
bentuk potensi.
ii. Fisiografi
iii. Hidrologi
iv. Hidrooseanografi
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/17/pengertian-amdal-561070.html
http://www.menlh.go.id/amdal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
2. Biologi
i. Flora
ii. Fauna
3. Sosial
i. Demografi
ii. Ekonomi
iii. Budaya
Dalam melakukan AMDAL, perlu dijelaskan dampak besar dan penting yang bakal timbul melalui
perkiraan yang benar.
Hasil evaluasi mengenai hasil telaahan dampak besar dan penting dari rencana usaha dan atau kegiatan
ini selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang bertanggung jawab untuk memutuskan kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan sebagaimana dimaksudkan dalam PP Nomor 27
Tahun 1999.
Ruang Lingkup Studi dan Metode Analisa Data
a Identitas Pemrakarsa dan Penyusun AMDAL
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/17/pengertian-amdal-561070.html
http://www.menlh.go.id/amdal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
b. Wilayah Studi. Lingkup wilayah studi mencakup pada penetapan wilayah studi yang digariskan dalam
kerangka acuan untuk AMDAL dan hasil pengamatan di lapangan.
Pelingkupan Wilayah Studi. Lingkup wilayah studi AMDAL ditetapkan berdasarkan pertimbangan batasbatas ruang, yaitu :
Batas Proyek : ruang dimana suatu rencana usaha dan atau kegiatan melakukan prakonstruksi,
konstruksi dan operasi.
Batas Ekologis : ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan menurut media
transportasi limbah (air/udara), dimana proses yang berlangsung diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar, termasuk dalam ruangan ini adalah ruang di sekitar rencana usaha dan kegiatan
yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha dan atau kegiatan.
Batas Sosial : ruang di sekitar rencana dan atau kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya
berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan.
Batas Administratif : ruang dimana masyarakat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan
sosial budaya sesuai dengan UU yang berlaku.
Batas Ruang Lingkup Studi AMDAL : ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah di atas,
namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan
sumber data, seperti waktu, dana, tenaga, teknik, dan metode telaahan.
Metode Pengumpulan dan Analisis Data. Studi AMDAL dapat berjalan sesuai dengan alur dan pedoman
yang telah ditetapkan, sehingga akan menghasilkan studi yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, maka studi AMDAL juga dalam analisisnya perlu melakukan metode pengumpulan dan
analisis data yang ilmiah pula.
AMDAL perlu disusun dengan sistimatik, sehingga dapat :
3. Memuat uraian singkat tentang rencana usaha dan segala dampak besar dan pentingnya.
Kegunaan dan keperluan mengapa rencana usaha dan atau kegiatan harus dilaksanakan, yaitu
1. Penentuan batas-batas lahan yang langsung akan digunakan.
2. Hubungan antara lokasi rencana usaha dan atau kegiatan dengan jarak dan tersedianya sumbersumber daya.
i. Tahap prakonstruksi/persiapan
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/17/pengertian-amdal-561070.html
http://www.menlh.go.id/amdal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
Analisis dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek
abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27
Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang
Amdal.
Fungsi :
Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha
dan/atau kegiatan
Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan
Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha
Proses penyusunan KA-ANDAL. Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk menentukan lingkup
permasalahan yang akan dikaji dalam studi ANDAL (proses pelingkupan).
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/17/pengertian-amdal-561070.html
http://www.menlh.go.id/amdal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
Proses penilaian KA-ANDAL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen KA-ANDAL
kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk
penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu
pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL).
Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa mengajukan dokumen
ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu
maksimal untuk penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh
penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan
dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli
di bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan
Kepala Bapedal Nomor 09/2000.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL, pemrakarsa, dan
masyarakat yang berkepentingan.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di tingkat pusat
berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat Propinsi berkedudukan di
Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan
di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/17/pengertian-amdal-561070.html
http://www.menlh.go.id/amdal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi
Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan
kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan
dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut: kedekatan jarak tinggal
dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya,
perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya.
Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena
dampak, dan masyarakat pemerhati.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah
upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab
dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan
dan upaya pemantauan lingkungan.
Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak
kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia.
UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar
untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan.
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/17/pengertian-amdal-561070.html
http://www.menlh.go.id/amdal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan
Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan menggunakan formulir isian
yang berisi :
Identitas pemrakarsa
Rencana Usaha dan/atau kegiatan
Dampak Lingkungan yang akan terjadi
Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Tanda tangan dan cap
Formulir Isian diajukan pemrakarsa kegiatan kepada :
Sumber : http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/17/pengertian-amdal-561070.html
http://www.menlh.go.id/amdal/
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_dampak_lingkungan