Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kentang (Solanum tuberosum L.)
merupakan tanaman penting ke
empat dunia setelah gandum
(Triticum spp.), jagung (Zea mays L.)
dan beras (Oryza sativa). Kentang
diproduksi sekitar 311 juta ton dari
19 juta hektar lahan diberbagai
negara dengan produksi rata-rata
16,4
ton/Ha dan
produktivitas
mencapai 44 ton/Ha. Di Indonesia,
kentang diproduksi di 21 propinsi
dengan total produksi 1.176.304 ton
dari lahan seluas 71.238 hektar
dengan produksi rata-rata 16,51
ton/Ha. (Deptan, 2010 : 4).
Rendahnya
produksi
dan
produktivitas kentang dalam negeri
antara lain disebabkan rendahnya
akses, pemenuhan, dan mutu benih
kentang untuk petani. Pada tahun
2008, kebutuhan benih kentang
nasional setiap tahun diprediksi
sekitar 120 ribu ton untuk luas lahan
sekitar 80 ribu hektar sedangkan
pemenuhan
kebutuhan
benih
bermutu atau bersertifikat baru
mencapai 4,9%. Harga benih sebar
impor yaitu Rp 20.000 per
kgsedangkan benih produksi dalam
negeri dari Balai Penelitian Tanaman
Sayuran (BALITSA) Rp 10.000/kg
(Muhibuddin et al., 2008).
Bagi masyarakat Indonesia,
kentang (Solanum tuberosum) sudah
tidak asing untuk dikonsumsi sebagai
sayuran maupun sebagai sumber
karbohidrat pengganti nasi. Di
Indonesia,
kentang
umumnya
diperdagangkan dalam bentuk segar
dan beberapa jenis olahan, seperti
keripik kentang,
french fries
(kentang goreng), dan aneka macam
makanan ringan. Tanaman kentang
di Indonesia kini sudah dijadikan
Populasi (Orang)
41
15
12
4
20
3
95
Uraian
Jumlah petani responden (orang)
Rata-rata pendidikan petani (tahun)
Rata-rata umur petani (tahun)
Rata-rata jumlah anggota keluarga petani (orang)
Aktif di usahatani kentang Atlantik (orang)
Rata-rata lama membudidayakan (tahun)
Rata-rata luas lahan (m2)
Status kepemilikan lahan (orang)
a. Milik sendiri
a. Sewa
Jumlah
30,00
8,23
42,63
3,00
2,00
3,37
1.536,67
30,00
0,00
jumlah
produksi
dengan
memanfaatkan internet untuk mencari
cara mengendalikan OPT dan tehnik
budidaya yang terkini.
Rata-rata
jumlah
anggota
keluarga petani adalah 3 orang dengan
anggota keluarga yang aktif dalam
usahatani kentang Atlantik berjumlah
2 orang. Rata-rata anggota keluarga
yang aktif adalah petani dan istri
petani ataupun anak pertama dari
petani. Istri petani kentang Atlantik
memiliki tugas untuk membelah bibit,
membantu penanaman, terkadang
menyemprot OPT dan membantu
panen. Para petani membudidayakan
kentang Atlantik dengan pengalaman
rata-rata 3,37 tahun yakni mayoritas
mulai membudidayakan pada tahun
2009. Lahan yang digunakan sebagai
tempat budidaya kentang Atlantik ratarata milik sendiri dengan rata-rata luas
lahan 1.536,67 m2.
Petani di Gapoktan Barisan
Sari
membudidayakan
kentang
Atlantik dikarenakan adanya tawaran
Tabel 3. Sumber Modal Usahatani Kentang Atlantik per Masa Tanam di Gapoktan
Barisan Sari
No Uraian
Pembelian Bibit
1
Modal Sendiri
2
Dari Mitra
Selain pembelian bibit
1
Modal Sendiri
2
Pinjaman
Jumlah Petani
Persentase (%)
0
30
0
100
30
0
100
0
berbentuk
seperti
cacing
dan
menyerang pada akar. Pengendalian
hama NSK menggunakan insektisida
jenis nematisida. Penyakit pada
kentang Atlantik yakni layu Fusarium,
jamur
Phytoptora
dan
layu
bakteri.Layu Fusarium dan layu
bakteri menyerang pada akar sehingga
terjadi busuk pada akar. Tanaman yang
terserang busuk akar akan mati. Jamur
Phytoptora menyerang pada daun yang
menyebabkan daun berwarna putih.
Pengendalian jamur Phytoptora, layu
Fusarium
dan
layu
bakteri
menggunakan fungisida.
Tanaman kentang Atlantik
rentan terhadap banyak penyakit dan
hama sehingga memerlukan proteksi
yang sangat intensif yakni dilakukan
penyemprotan pestisida 2 hari sekali
hingga 3 hari sekali dengan total
penyemprotan dalam satu masa tanam
dapat mencapai 26 kali. Penyemprotan
harus dilakukan secara langsung dalam
1 hari dikarenakan penyakit dapat
menyebar secara cepat sehingga
penyemprotan harus dilakukan secara
merata.
Pada
saat
melakukan
penyemprotan
pestisida,
juga
ditambahkan perekat yang berupa
cairan.
Perekat
berfungsi
meningkatkan
daya
kerja
penyemprotan
pestisida
dengan
melekatkan dan meratakan butiran
semprot pada daun sehingga tidak
mudah menetes atau hilang dan tercuci
oleh hujan.
Pada umur 75-85 hari, tanaman
telah siap panen. Panen dilakukan
secara manual yakni dengan tangan,
tanpa menggunakan alat apapun, agar
tidak
merusak
bentuk
umbi
Tabel 4. Rata-Rata Biaya Saprodi Usahatani Kentang Atlantik per Musim Tanam di
Kecamatan Getasan
No
Uraian
1.
Bibit
2.
Pupuk Kandang
3.
NPK
4.
Mulsa Plastik
5.
Rafia
6.
Bilah Bambu
7.
Fungisida
8.
Insektisida
9.
Perekat
Jumlah
per UT (Rp)
2.857.400
614.666
184.400
204.889
184.400
1.097.564
922.000
157.183
153.667
6.376.170
per Ha (Rp)
18.535.833
4.000.000
1.200.000
1.333.333
1.200.000
7.142.500
6.110.000
1.028.333
1.000.000
41.550.000
Tabel 5. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Kentang Atlantik per Musim
Tanam di Kecamatan Getasan
No
Jenis Kegiatan
Per UT
1.
Persiapan Bibit
2.
Pengolahan Lahan
3.
Pemupukan
4.
Penanaman
5.
Pengendalian OPT
6.
Panen
Jumlah
Per Ha
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Persiapan Bibit
Pengolahan Lahan
Pemupukan
Penanaman
Pengendalian OPT
Panen
Jumlah
TKD
(Rp/MT)
(HKP)
48.750
-
2,0
57.500
922.292
58.750
1.087.292
2,3
36,9
2,4
43,5
324.762
-
13
384.137
6.068.299
388.095
7.165.293
TKL
(Rp/MT)
384.167
384.167
77.500
307.500
1.153.333
2.500.000
2.500.000
15,4
516.071
242,7
15,5
2.039.484
286,6
7.555.556
(HKP)
15,4
15,4
3,1
12,3
46,1
100
100
20,6
81,6
302,2
Tabel 6. Rata-Rata Biaya Penyusutan Usahatani Kentang Atlantik per Musim Tanam
di Kecamatan Getasan (Rp)
No
1.
2.
3.
Jumlah
Uraian
Cangkul
Sprayer
Pembolong
Per UT
Per Ha
3.630
15.444
379
19.453
27.921
121.729
2.959
152.609
Per UT
11.525
1.278.667
30.733
1.320.925
Per Ha
75.000
8.329.381
200.000
8.604.381
Uraian
Biaya sarana produksi
Biaya tenaga kerja
Biaya penyusutan alat
Biaya lain-lain
Jumlah
Per UT
6.376.170
2.240.625
19.453
1.320.925
9.995.173
Per Ha
41.550.000
14.720.848
152.609
8.604.381
65.027.838
Uraian
Produksi (Kg)
Harga per kg (Rp)
Penerimaan (Rp)
Per UT
3.197
5.300
16.942.333
Per Ha
20.823
5.300
110.364.298
Uraian
Penerimaan Usahatani
Biaya Usahatani
Pendapatan Usahatani
Per UT
16.942.333
9.957.173
6.985.161
Per Ha
110.364.298
65.027.838
45.336.460
Uraian
Penerimaan
Biaya
Per UT
Per Ha
R/C Ratio
16.942.333
110.364.298
9.957.173
65.027.838
1,70
Efisiensi
Usahatani
Kentang
Atlantik
Dari Tabel 11, diketahui bahwa
efisiensi usahatani kentang Atlantik
sebesar 1,70. Nilai efisiensi usahatani
kentang Atlantik lebih dari satu, yang
berarti bahwa usahatani kentang
Atlantik telah efisien.Hal ini berarti
bahwa Rp 1.000,- yang dikeluarkan
oleh petani kentang Atlantik mampu
menghasilkan penerimaan sebesar
Rp 1.700,-.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Rata-rata biaya usahatani kentang
Atlantik
adalah
sebesar
65.027.838/Ha/MT.
Rata-rata
penerimaan usahatani sebesar Rp
110.364.298/HaMT dan rata-rata
pendapatan usahatani sebesar sebesar
Rp
45.336.460/Ha/MT.Usahatani
kentang Atlantik di Gapoktan
Barisan Sari Kecamatan Getasan
telah efisien dengan R/C Ratio
sebesar 1,70.
Saran
Petani
diharapkan
selalu
mempertahankan
kualitas
dan
meningkatkan kuantitas. Petani dapat
meminimalkan biaya bibit dengan
membelah bibit sesuai dengan
jumlah tunas. Petani juga diharapkan
berdiskusi kembali mengenai harga
jual kentang Atlantik yang perlu
ditingkatkan lagi sesuai dengan
peningkatan biaya produksi
DAFTAR PUSTAKA
Deptan. 2010. Buletin Pemasaran
Internasional Edisi II April.
Direktorat Pemasaran
Internasional. Ditjen PPHP
Deptan.
Santoso, Boedi. 2008. Pendugaan
Heritabilitas
Ketahanan
Beberapa Varietas Kentang
(Solanum
tuberosum)
Terhadap Lalat Pengorok
Daun
(Liriomyza
huidobrensis).
Jurnal
Agroland 15 (4) : 251 - 256,
Desember 2008 ISSN : 0854
641X. Kalimantan.
Muhibuddin A., B. Zakaria dan
Baharuddin.
2008.
Peningkatan
Produksi
dan Mutu Benih Kentang
Hasil Kultur In-Vitro melalui
Introduksi Sistem Aeroponik
dengan Formulasi NPK.
Jurnal Sains & Teknologi :
Desember, Vol. 8, No.3 : 210
- 220.
Nugroho, Yuwono Ibnu. 2011. Impor
Menyerang,
Petani
Meradang.
http://www.agrinaonline.com/redesign2.php?rid
=19&aid=3377.Diakses 23
April 2013.
Soekartawi.
2006.
Usahatani.
Universitas
Jakarta.
Analisis
Penerbit
Indonesia.