Professional Documents
Culture Documents
Perencanaan Sistem Mekanikal Dan Elektrikal
Perencanaan Sistem Mekanikal Dan Elektrikal
Daftar Isi
3
4
5
6
KONSEP PERENCANAAN
Daftar Isi
Page 2
KONSEP PERENCANAAN
Daftar Isi
Page 3
KONSEP PERENCANAAN
1
c. Sistem Telekomunikasi
-
Access Card
Page 4
KONSEP PERENCANAAN
1.2 BUILDING AUTOMATION SYSTEM
1.3 FIRE STOP SYSTEM
1.4 SISTEM MEKANIKAL
a. Sistem Tata Udara (AC) dan Mekanikal Ventilasi
b. Vertical Transportasion
-
Passenger lift
Escalator
Air bersih
Water treatment
Drainasi
Sistem penerangan
KONSEP PERENCANAAN
-
Penerangan darurat
Transformator
KONSEP PERENCANAAN
i. Sistem Power Factor (Capacitor Bank)
2.2 SISTEM PENERANGAN
2.2.1 Standard Penerangan
1. Penerangan buatan, di mana besarnya kuat penerangan
didasarkan pada fungsi ruang.
Dalam perencanaan, konsultan special lighting akan memberikan
jenis / type dari lampu yang digunakan, hal ini sangat erat
hubungannya dengan estetika dari corak warna dan sinar lampu
yang dikehendaki oleh Arsitek / Interior / Owner.
2. Penerangan alami, yaitu memanfaatkan penerangan dari sinar
alam yang dapat masuk ke dalam gedung, sehingga dapat
menghemat energy. Hal ini sangat terkait dengan system
perencanaan arsitektur.
Dalam perencanaan akan digunakan type dan jenis lampu yang hemat
energy, antara lain:
-
Lampu type TS
Lampu LED
Kuat penerangan
Page 7
KONSEP PERENCANAAN
(Lux)
Unit Residential (General)
Kantor
Mall
Ruang Rapat
Corridor
Tangga
Ruang Mesin
Lobby / Hall
Gudang
Parkir Dalam Gedung
Toilet
Ruang Komputer
Luar Bangunan:
- Taman
- Parkir
- Jalan
200 300
350 400
350 500
300 350
100 150
150
150 200
200
150
100 150
100
300 400
30 50
50 75
30 - 50
Lampu-lampu penerangan
Page 8
KONSEP PERENCANAAN
-
Berdasarkan jenis beban listrik tersebut di atas, maka dapat disusun rencana
sebagai berikut:
a. Pengelompokan pemakaian
b. Prioritas pemakaian
c. Kebutuhan daya listrik
d. Sistem supply daya listrik
e. Rencana pengembangan
f. Sistem pengontrolan pemakaian daya listrik
2.4 KEBUTUHAN DAYA LISTRIK
Besarnya kebutuhan daya listrik ditentukan berdasarkan data-data beban
listrik yang terpasang, baik pada setiap lantai gedung maupun yang terpusat
pada lantai-lantai tertentu.
Berdasarkan besarnya kebutuhan daya listrik tersebut, maka dapat
ditentukan:
-
Kapasitas Transformator
KONSEP PERENCANAAN
Sistem distribusi daya listrik dimulai dari Tegangan Menengah 20 KV
jaringan PLN dan diterima di Panel Tegangan Menengah 20 KV.
Dari Panel Tegangan Menengah, daya listrik didistribusikan ke
transformator Step Down (20KV 400 KV), kemudian daya listrik
didistribusikan ke Panel Utama Tegangan Rendah (LV-MDP).
Untuk penyaluran daya listrik tegangan menengah dari MVMDP ke sisi
primer transformator memakai kabel tegangan menengah 20 KV. Dari
sisi sekunder transformator ke LVMDP dan ke panel distribusi
menggunakan kabel tegangan rendah 0.6 / 1 KV.
Untuk pencabangan pendistribusian daya listrik ke setiap lantai
gedung dapat menggunakan penghantar listrik dari:
-
KONSEP PERENCANAAN
: NYA, NYM
Feeder (indoor)
Feeder (outdoor)
: NYFGBy
Page 11
KONSEP PERENCANAAN
-
Kabel control
: NYYHY, NYMHY
: Coaxial
Data-data Teknis
Penggunaan Kabel
d. Kabel Telepon
: UTP, Cat 5
: AWG 18
KWH meter type electronic dilengkapi dengan billing system yang bisa
dimonitor oleh BAS.
Keuntungan dari penggunaan electronic tersebut:
-
KONSEP PERENCANAAN
Kenyamanan / privacy penghuni Apartemen lebih nyaman
Kerugiannya adalah:
Memerlukan biaya lebih mahal pada saat investasi awal
Page 13
KONSEP PERENCANAAN
2.8.2 Data-data teknis
a. Panel Tegangan Menengah.
-
Rated voltage
: 24 KV
Frequency
: 50 Hz
Konduktor
: Tembaga / cu
Metering monitor
Type
Incoming protection
Outgoing
: 630 A
Rated voltage
: 415 KV
Frequency
: 50 Hz
Phase
:3
Breaking capacity
: 10 KA 85 KA
Pole
KONSEP PERENCANAAN
-
Type
: BCC-H
Konduktor
: Tembaga / cu
Size
: 6 500 mm2
Standard
KONSEP PERENCANAAN
2.10 PERBAIKAN FACTOR DAYA LISTRIK (COS )
Untuk instalasi listrik gedung bertingkat di mana banyak terdapat bebanbeban induktip arus searah antara lain, motor-motor, kabel feeder, lampu
fluorescent / TL dan lainnya.
Beban-beban induktip ini akan menyebabkan arus terbelakang (lagging),
terhadap tegangan dengan sudut yang besar, sehingga nilai Cos menjadi
kecil dan selanjutnya akan menyebabkan besarnya daya KVAR yang
merugikan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor:
023-PRT-1978, tentang Peraturan Instalasi Listrik pasal 9 ayat 1, bahwa bagi
suatu instalasi yang menggunakan listriknya mengakibatkan turunnya factor
kerja sehingga kurang dari 0.85 harus menggunakan Capasiror Bank,
sehingga factor kerja mencapai sekurang-kurangnya 0.85.
Dengan capasitor bank maka factor daya diperbaiki sehingga pergeseran
fasa antara arus dan tegangan pada fasa-fasa beban menjadi lebih kecil dan
factor dayanya (Cos ) menjadi lebih besar.
Untuk menghindari terjadinya BEBAN KAPASITIP dari Capasitor Bank di atas,
direncanakan sedemikian rupa:
1. Pemilihan nilai komponen-komponen kapasitor diambil dari yang kecil
sampai dengan yang besar, sehingga apabila beban yang bekerja tidak
besar hal di atas dapat dihindari.
2. Capasitor Bank yang direncanakan tipe high range 525 V dan
menggunakan AUTOMATIC FACTOR REGULATOR.
Page 16
KONSEP PERENCANAAN
3
Type
Radius proteksi
5.1 UMUM
Building Automation System adalah suatu system pengatur
penggunaan energy sesuai dengan yang dibutuhkan tanpa
mengurangi fungsi alat-alat yang dipakai, pada tingkat pemakaian yang
dikehendaki, untuk menghindarkan pemakaian yang berlebihan atau
Page 17
KONSEP PERENCANAAN
melakukan optimalisasi pengoperasian dengan menggunakan saving
energy automatis dan meminimalkan jumlah personal maintenance.
5.2 FUNGSI DAN PENGOPERASION BUILDING AUTOMATION SYSTEM
Kefungsian system Building Automation System ini antara lain:
a. Memonitor besaran-besaran listrik seperti: temperature,
tekanan, kelembaban, aliran gerakan / moving, status dan lainlain.
b. Mengolah data yang dimonitor, merekam, menghitung
ataupun memproses besaran-besaran tersebut untuk
menghasilkan besaran-besaran listrik lainnya untuk melakukan
tindakan-tindakan yang dikehendaki.
c. Mengontrol peralatan-peralatan untuk beroperasi atau tidak
beroperasi sesuai dengan urutan pengoperasiannya, dengan
mengirimkan besaran-besaran listrik yang telah diolah pada
peralatan-peralatan tersebut.
d. Memprogramkan jadwal pengoperasian system (peralatan dan
equipment) sesuai dengan kebutuhan dan jadwal yang
dikehendaki.
Berdasarkan kefungsian tersebut di atas, maka kemudahan-kemudahan
yang dicapai di dalam pengoperasiannya antara lain:
a. Pengoperasian system secara otomatis dan optimal
b. Setiap kejadian dan waktu kejadian seperti status, perubahan
status, temperature dan lain-lain dapat dimonitor melalui video
monitor dan printer, sehingga seluruh operasi peralatan dan
kejadian-kejadian pada system dapat dipantau.
c. Maintenance peralatan dapat diatur dan diikuti dengan seksama,
sebab jam kerja peralatan terjamin waktunya, sehingga
kerusakan-kerusakan fatal dapat terhindari.
Page 18
KONSEP PERENCANAAN
d. Program pengoperasian dapat dirubah, ditambah, disalin
ataupun dihapus melalui keyboard dan video monitor tanpa
mengganggu kerja dari system, sehingga optimalisasi saving
energy dapat dicapai.
6.1 UMUM
Sistem tata suara direncanakan untuk bangunan Apartemen
Fungsi dari system tata suara adalah:
-
Fungsi bangunan
Sistem distribusi
: 45 50 dB
Page 19
KONSEP PERENCANAAN
-
Public address
2. Parkir
Sistem tata suara untuk pemanggilan kendaraan direncanakan
sesuai kebutuhan gedung. Sistem public address ditempatkan di
pusat control Tata Suara, sedangkan peralatan system car calling
dapat ditempatkan pada Front entrance atau security masingmasing bangunan apartement
Page 20
KONSEP PERENCANAAN
h. Program Timer
i. Loudspeaker (Type Ceiling & Wall)
j. Volume Control
k. Junction Panel
2.
Page 21
KONSEP PERENCANAAN
6.4 CAR CALL SYSTEM
Secara garis besar system bekerja sebagai berikut:
1. Microphone car call ditempatkan pada reception desk, dekat entrance
masing-masing gedung, untuk pemanggilan mobil.
2. Perletakan horn speaker dipasang di tempat area parker mobil dan
diutamakan di dekat ruang sopir (driver room).
3. Khusus car call, direncanakan system interkoneksi antara masingmasing Tower Apartemen dilengkapi system Microphone dan peralatan
utama yang terpisah.
7
SISTEM KOMUNIKASI
Saluran Internet
Saluran Facsimile
Saluran Intercom
Page 22
KONSEP PERENCANAAN
Saluran Telkom dapat dihubungkan ke PABX atau langsung menuju ke
Terminal Box (IDF) yang selanjutnya didistribusikan ke setiap outlet
telepon.
Sistem PABX digunakan untuk keperluan komunikasi pada Building
Management.
Masing-masing bangunan dilengkapi dengan Key Telephone.
7.3 PENENTUAN KEBUTUHAN PESAWAT TELEPON
Penentuan jumlah pesawat telepon, baik saluran langsung saluran
Perumtel maupun saluran extension menyangkut factor-faktor antara
lain:
-
Telepon umum
Page 23
KONSEP PERENCANAAN
e. Memenuhi standard / peraturan-peraturan yang ditentukan oleh
Perumtel
Page 24
KONSEP PERENCANAAN
Dalam perencanaan system pengabelan akan dilakukan beberapa
alternatip kombinasi kedua jenis kabel tersebut di atas.
KONSEP PERENCANAAN
Fungsi ruang
Pemilihan peralatan
Listrik PLN
System control
Page 26
KONSEP PERENCANAAN
-
Alarm Bell
Signal Lamp
Page 27
KONSEP PERENCANAAN
4. Switch untuk mengadakan komunikasi dengan lantai di mana
terjadinya kebakaran melalui fire Fighting Telephone
5. Switch untuk monitor dan testing dari system fire alarm secara
keseluruhan baik mengenai operasi dari system maupun
instalasinya
6. Switch untuk menghentikan operasi lift penumpang secara
otomatis yang mana bila alarm bekerja seluruh lift penumpang
tidak menerima panggilan dari luar dan turun ke lantai satu,
pintu membuka dan secara otomatis lift penumpang tidak
bekerja lagi
7. Switch untuk menghidupkan operasi pressurize fan secara
otomatis apabila terjadi kebakaran
e. Power supply untuk main fire alarm panel
1. Power supply untuk main fire alarm panel beroperasi pada
tegangan 220 volt A.C. 1 phase, 50 Hz, dan dilengkapi dengan
rectifier yang mengubah tegangan menjadi D.C. yang diperlukan
oleh system Fire Alarm
2. Untuk kelancaran operasi dari Main Fire Alarm Control Panel
Power Supply dilengkapi dengan battery nicad secara otomatis
sehingga battery selalu dalam keadaan penuh
Data-data battery nicad:
-
Tegangan
: 24 VDC
Waktu backup
Page 28
KONSEP PERENCANAAN
8.3.2 Fire Detector
a. Pemilihan Detector
Pemilihan jenis detector harus disesuaikan dengan fungsi ruangan.
Perencanaan ini mengacu pada standard / peraturan yang berlaku di
Indonesia.
KONSEP PERENCANAAN
Pemasangan / pemilihan jenis detector dapat dilihat table berikut
ini:
Tabel Pemilihan Jenis Detector sesuai fungsi ruangan.
DETECTOR
FIXED
TEMP.
-
Da
pur
ROR
KOMBINASI
FIXED
TEMP.
- - R.
Perjamuan
ASAP
-
R. Peralatan
Control
- Garasi mobil
- R. Receptionis
- Restaurant
- Kamar tidur
- R. Generator
dan
transformator
- Laboratorium
Kimia
- Studio TV
- R. tamu
- R. Mesin
- R. Lift
NYALA API
GAS
- Gudang
Material
yang mudah
terbakar
- R. control
Instalasi
peralatan
vital
- Ruang
transformat
or / Diesel
- Ruang
yang berisi
bahan yang
mudah
menimbulka
n gas yang
mudah
terbakar
- R. Pompa
- R. AC
- Tangga
- Koridor
- Lobby
- Aula
- Shaft
- Perpustakaan
- R. Key
Telephone
- Gudang
KONSEP PERENCANAAN
8.3.4 Alarm Panel
8.3.5 Signal Lamp (Indicator Lamp)
Floor type
8.3.6 Fire Fighting Telephone
Type yang dipakai adalah sesuai dengan standard untuk Fire
Emergency Telephone lengkap dengan Telephone Jack dan 1 zone di
tiap lantai, sesuai dengan banyaknya Hydrant Box
KONSEP PERENCANAAN
TELEPHONE, sehingga memungkinkan penanggulangan bahayabahaya kebakaran dengan cepat.
Apabila system, fire alarm bekerja karena terjadinya fault alarm,
maka petugas jaga akan tetap meng-cancel / reset bunyi alarm
sampai penyebab terjadinya fault alarm dapat diatasi. Apabila betul
terjadi kebakaran dapat dilakukan hal sebagai berikut:
1. Petugas jaga akan mengaktifkan kembali bunyi alarm dan
berusaha untuk memadamkan sumber kebakaran dengan fire
extinguisher atau fire hose cabinet hydrant yang terdapat di
setiap lantai. Jika sumber api dapat diatasi maka alarm dapat
direset dan fire alarm dapat bekerja seperti keadaan normal
kembali.
Pada saat ini dapat dilakukan hal-hal yang bersangkutan dengan
evakuasi melalui ceiling speaker system public address yang
terpasang di lobby lift dan tiap lantai.
2. Tetapi apabila sumber kebakaran tidak dapat dipadamkan dan
menjalar ke lantai berikutnya, maka general alarm dapat
diaktifkan secara manual & cara-cara evakuasi dapat disampaikan
lewat system public address.
Pada point b.1 dan b.2. system fire alarm secara otomatis akan
menghidupkan fan kebakaran (pressurize fan), dan memonitor
apakah pompa-pompa kebakaran bekerja dengan baik.
Pada point b.2 sistem fire alarm akan menurunkan semua lift
penumpang ke lantai dasar dan lift tidak diaktifkan.
Untuk transportasi vertical petugas pemadam kebakaran dapat
memakai fire lift yang tetap bekerja aktif.
Page 32
KONSEP PERENCANAAN
Pada saat ini petugas jaga lainnya dapat menghubungi dinas
kebakaran dan kepolisian setempat.
Selain itu secara manual petugas jaga dapat mematikan bebanbeban listrik yang tidak berkaitan untuk penanggulangan bahaya
kebakaran.
Hal ini dapat dilakukan bertahap yaitu mulai dari lantai yang
terjadi kebakaran dan seterusnya sesuai dengan zoning yang
dapat dimonitor dari system Fire Alarm.
Mematikan daya listrik di atas dapat dilakukan melalui system
Building Automation System.
Pada point b.3 dapat dilakukan seperti pada b.2 tetapi pada
keadaan ini lift penumpang tower dinon aktifkan.
8.5 ZONING SISTEM FIRE ALARM
Untuk memudahkan pengecekan asal dari pada alarm, masing-masing
Apartemen dibagi menjadi beberapa zone.
Selain zoning untuk fire detector direncanakan tiap lantai 1 zone untuk
mendeteksi aliran air pada jaringan pipa Hydrant / sprinkler, sedangkan
untuk ruang dan peralatan-peralatan lain jumlah zone disesuaikan
dengan kebutuhan.
8.6 LOKASI MANUAL CALL POINT, BELL, SIGNAL LAMP DAN JACK
TELEPHONE FIRE
Penempatan ke empat peralatan di atas disatukan di dalam fire hose
cabinet (FHC) sedangkan pada tempat lain di mana tidak terdapat FHC
diletakkan pada tempat-tempat yang strategis yang terjangkau dan
terlihat semua orang.
Untuk area lobby lift Office banyaknya unit bell diperhitungkan dengan
luas lobby itu sendiri sehingga setiap penghuni walau dalam keadaan
Page 33
KONSEP PERENCANAAN
seburuk apapun dapat mendengar atau melihat adanya tanda
kebakaran.
9
CCTV SYSTEM
Guna meningkatkan pengamanan terhadap penghuni atau barangbarang berharga dalam gedung ini, maka direncanakan system
pengaman Close Circuit TV System.
9.1 UMUM
CCTV system adalah suatu system yang memonitor serta mendeteksi
adanya bahaya ataupun menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
serta dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang cepat dan
tepat untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Untuk kejadian-kejadian yang khusus, peristiwa yang tidak diinginkan
dapat direkam dan dapat disimpan dalam cassette recorder dan dapat
diprint out sebagai data otentik bagi pengusutan serta tindakan
pengamanan selanjutnya.
9.2 FUNGSI CCTV
Sistem CCTV berfungsi untuk membantu pengawasan dengan cara
mengamati kegiatan operasi dalam gedung, baik pengunjung maupun
karyawan melalui video camera ataupun ruangan serta lorong / koridorkoridor dan area parker yang perlu diamati dengan CCTV.
9.3 PENEMPATAN PERALATAN MONITOR & CAMERA
Seluruh peralatan camera dipasang pada tempat-tempat yang perlu
dideteksi terhadap kemungkinan bahaya gangguan keamanan.
Sedangkan peralatan monitor ditempatkan di dalam ruang satpam /
security yang dijaga 24 jam sehari.
10 MASTER ANTENE T.V SYSTEM
Page 34
KONSEP PERENCANAAN
10.1 UMUM
Sistem Master Antene TV yang direncanakan terdiri dari peralatan:
- Master Antene (Parabola antene atau Directional antene)
- Booster Amplifier
- Head Line Amplifier
- Surge Protector
- Video Casstte Recorder
- TV Monitor
- Line Amplifier
- Splitter dengan (4 ways, 2 ways distribution)
- Port Tap Offs
- TV antene outlet
Tujuan dari pada system Master Antene TV System ini adalah untuk
memperkuat signal yang ditangkap, sehingga gambar yang ada pada
layar TV menjadi jelas.
10.2 CARA KERJA MASTER TV SYSTEM
Pada dasarnya perencanaan ini dibuat sesuai dengan perhitungan rugirugi / loss yang telah ditentukan sinyal dari pemancar diterima oleh
antene TV / parabola, sinyal UHF & VHF yang diterima diperkuat oleh
Booster Amplifier dan Head Line Amplifier.
Sinyal yang telah diperkuat ini kemudian didistribusikan melalui splitter
dan Port Tap Offs 2 ways, 3 ways atau 4 ways sesuai dengan kebutuhan.
Melalui Port Tap Offs kemudian didistribusikan ke outlet-outlet TV.
Kabel instalasi dipergunakan kabel control yang mempunyai impedansi
75 Ohm, untuk dalam bangunan. Kabel yang ditanam dalam tanah
dipergunakan jenis Flooded Burial Cable, yang dibungkus aluminium
foil dam film (dua foil) cludding yang tahan terhadap kelembaban.
11 ACCESS CONTROL
Page 35
KONSEP PERENCANAAN
Access control adalah salah satu system yang berfungsi untuk
mengamankan akses jalan menuju ke dalam area / bangunan. Untuk
Bangunan apartemen Access Control direncanakan dipakai di pintu-pintu
masuk ke dalam lobby lift.
Dengan adanya system tersebut di atas, maka lobby-lobby lift di
Basement / Area Parkir hanya bias diakses oleh penghuni gedung / orangorang yang diberi otoritas untuk masuk melalui lobby lift.
Khusus untuk tamu-tamu yang berkunjung ke apartemen harus melalui
security di lantai Ground.
Peralatan access ini juga direncanakan dapat dikembangkan untuk bisa
mengakses ke lift-lift yang ada.
KONSEP PERENCANAAN
yang akan keluar lift lobby cukup menekan tombol di samping pintu
lobby lift tetapi jika penghuni Apartemen akan masuk lift lobby dari luar,
maka harus menggunakan sidik jarinya dan nomor pin.
Setiap keluar masuknya penghuni Apartemen lewat access control
tersebut akan direcord sehingga sewaktu-waktu dapat dicek kembali
jika diperlukan khususnya berkaitan dengan masalah security.
12 SISTEM TATA UDARA (AC) DAN MEKANIKAL VENTILASI
Pengkondisian udara ini sepenuhnya dimaksudkan untuk kenyamanan
penghuni.
Pengkondisian udara ini dibagi atas 2 macam, yaitu:
a. Pengkondisian temperature dan kelembaban udara dalam ruangan
yang dikondisikan, misalnya:
- Multi Function Room
- Fitness Centre
- Retail dan F & B
- Ruang kerja (Office)
- Main Lobby
- Lobby Lift & Corridor
- Kantor Management Building (R. Pengelola)
- Ruang Mesin Lift
- Dan lain-lain
b. Pertukaran udara (ventilasi) baik secara alami maupun mekanis
(dengan ventilating fan) untuk ruang tertentu seperti misalnya:
- Ruang elektrikal (Genset, Trafo, Panel)
- Ruang mesin (pompa)
- Toilet, WC, Kitchen, Pantry
Page 37
KONSEP PERENCANAAN
12.1 DASAR PERENCANAAN
Untuk kenyamanan penghuninya ruang AC akan direncanakan pada
kondisi:
- Temperatur
: 22C - 25C
- Kelembaban relative
: 55 65 % RH
Untuk ruangan non AC, bila tidak menerima beban panas besar seperti
toilet direncanakan dengan pertukaran udara 10 kali/jam, sedangkan
pada ruangan yang menerima beban panas besar, seperti ruang genset,
trafo dan panel akan dihitung berdasarkan pertukaran udara yang
didasarkan oleh beban panas yang masuk dalam ruang tersebut.
12.2 PEMILIHAN SISTEM
Sistem tata udara terdiri dari:
- Sistem Air Cooled Split Wall
12.2.1
Apartemen
Sistem yang paling sesuai dan lebih menguntungkan adalah Air
Cooled Split Wall System. Ini dikarenakan beban pendinginan
untuk apartemen tidak terlalu besar dan jarak antara outdoor
dan indoor unit tidak terlalu jauh.
Dari segi investasi harga unit AC Split System relative murah.
Mengenai instalasi dapat dilakukan secara partial di mana pipa
refrigerant dapat dipasang terlebih dahulu, sedangkan indoor
unit dan outdoor unit dipasang oleh masing-masing Unit
Apartemen.
KONSEP PERENCANAAN
Lantai Basement dan umumnya untuk memenuhi kebutuhan Fresh Air /
Intake dan exhaust.
Pada daserah-daerah (Zone) tertentu, udara segar (Fresh Air)
dibutuhkan untuk pergantian udara dalam ruangan, yang diasumsi
mengalami 4 s/d 20 pergantian udara per jam.
Di samping itu, untuk daerah (Zone) tangga kebakaran yang berfungsi
untuk evakuasi penghuni / pemakai gedung apabila terjadi kebakaran
diperlukan catu udara dengan Supply Air yang memadai.
Selisih tekanan antara di dalam dan di luar sumur tangga dipertahankan
minimum 0.1 WG (25 Pa) dan untuk mempertahankan delta tekanan
tersebut dibutuhkan Pressurized Fan.
12.3.1
12.3.2
KONSEP PERENCANAAN
Ventilasi Corridor / lobby lift didasarkan atas banyaknya
jumlah orang yang membutuhkan udara Oksigen.
Kapasitas yang direncanakan 15 cfm / orang
KONSEP PERENCANAAN
12.4 PRESSURISASI TANGGA KEBAKARAN
Ruang tangga darurat yang digunakan untuk evakuasi bila terjadi
kebakaran perlu dilindungi agar tidak dipenuhi asap bila terjadi
kebakaran.
Untuk itu ruang tangga tekanan udaranya harus positif, maka dibuat
sedemikian rupa dengan cara memasukkan udara ke dalam ruang
tangga, salah satunya secara natural yaitu dengan memberikan bukaanbukaan di sisi tangga.
Perbedaan tekanan antara ruangan tangga dengan ruangan di dalam
gedung adalah 40 50 pascal, di mana tekanan tersebut dimaksudkan
agar dapat membuka pintu tangga dengan mudah.
BANGUNAN
Apartemen
Waiting Time
(detik)
25 - 35
Page 41
KONSEP PERENCANAAN
13.2 URAIAN SISTEM
13.2.1
13.2.2
Kontrol Lift
Untuk lift penumpang atau Service Lift adalah type AC Variable
Voltage / Variable Frequency (AC-VVVF) memakai control micro
processor (computerized) baik untuk single lift maupun secara
group.
13.2.3
13.2.4
Page 42
KONSEP PERENCANAAN
akan turun ke lantai ground (Basement), dan panggilan control
dari semua lantai tidak akan dilayani.
13.3 SISTEM GONDOLA
Fungsi dari gondola digunakan untuk perawatan gedung dengan
spesialisasi gedung bagian luar
13.3.1
Type Gondola
Type gondola akan disesuaikan dengan denah atap gambar
arsitek
13.3.2
13.3.3
Persyaratan Teknis
Page 43
KONSEP PERENCANAAN
a. Bahan kereta gondola harus dibuat dari besi galvanized,
platform dari plat aluminium dan pada sisi muka dan belakang
dilapisi dengan galvanized wire-mesh.
b. Sistem kabel hendaknya terdiri dari 2 kabel, yaitu:
- Suspension rope sebagai kabel penggantung utama kereta
gondola (kapasitas kabel disesuaikan dengan loading
capacity) yang dilengkapi dengan pengaman kabel (slack rope
device)
- Safety rope (kabel pengaman) yang harus dapat bekerja
secara otomatis apabila kabel utama putus. Kabel baja harus
galvanized
c. Motor harus dilengkapi dengan peralatan peralatan standard
seperti:
- Tombol untuk penghentian motor bila sampai ke batas
ketinggian maksimum yang ditentukan (top limit switch) dan
gulungan kabel terakhir
- Sistem pengaman yang akan bekerja secara otomatis untuk
menghentikan motor bila kecepatan turun atau naik melebihi
batas kecepatan yang ditentukan (overspeed safety device
with manual reset)
Motor harus dapat berjalan kembali dengan normal setelah
operator memutar tombol reset
- Jendela pengontrol untuk melihat apakah over speed
berfungsi atau tidak (inspection window)
Page 44
KONSEP PERENCANAAN
- Petunjuk jam kerja (hour meter) yang menunjukkan berapa
jam motor telah dijalankan
- Tombol tekan untuk menghentikan motor bila petugas yang
berada di kereta melihat kelainan posisi atau keadaan yang
dapat membahayakan. Motor harus dapat dijalankan kembali
dengan normal setelah operator memutar tombol reset
- Tombol tekan untuk menggerakkan motor naik dan turun
(hold and run push button)
- Lampu indicator yang akan menyala apabila aliran listrik
tersambung dengan baik (indicator light). Motor tidak bias
dijalankan sebelum lampu ini menyala
- Posisi kereta gondola harus tetap tergantung di tempatnya
(tidak boleh merosot) jika sambungan listrik terputus secara
mendadak.
Motor harus dapat diturunkan dengan normal tanpa tenaga
listrik dengan cara menarik tuas darurat yang ada pada motor
(no. Power emergency descent level)
- Rem pengaman system magnetic listrik (electro magnetic
brake)
- Dan peralatan standard lainnya
13.3.4
Page 45
KONSEP PERENCANAAN
a. Periksa power supply / tegangan
b. Pasang sling pada penggantung yang kokoh dan kuat
c. Pengukuran sling dan kabel power ke sangkar
d. Pemasangan sling ke mesin dapat dilakukan dengan manual
atau electric pada kedua mesin
e. Naikkan sangkar sampai tergantung
f. Pengecekan kemiringan terhadap sangkar melalui selector di
panel control apabila telah terjadi keseimbangan pada
sangkar, maka gondola telah bisa dioperasikan Operator
sesuai kebutuhan
14 SISTEM PLAMBING / PEMIPAAN
Perencanaan system ini direncanakan untuk menghasilkan penyediaan
air bersih dan pembuangan air limbahnya.
Sistem Plambing meliputi:
- Instalasi penyediaan air bersih
- Instalasi pembuangan / pengolahan air limbah
- Instalasi pembuangan air bekas kitchen (grease trap)
- Instalasi air hujan
14.1 DASAR PERENCANAAN
14.1.1
Kriteria Perencanaan
Menyediakan kebutuhan air bersih ke tempat-tempat yang
dikehendaki dengan tekanan yang cukup, lengkap dengan
jaringan distribusinya, dan jaringan pipa air buangan / kotor dari
drainasi lantai, bak cuci, urinal, water closet, dsb menuju ke
sistim pengolahan air kotor (sewage treatment plant) tanpa
mencemarkan bagian penting lainnya.
Page 46
KONSEP PERENCANAAN
Air bersih diambil dari sumber utama PDAM, perkiraan kebutuhan
air bersih:
- Apartemen
: 200 liter/orang/hari
- Kantor
: 100 liter/orang/hari
- Restoran
: 30 liter/pengunjung/hari
: 40 liter/orang/hari
- Sekolah
: 40 liter/orang/hari
- Kantin
: 30 liter/orang/hari
: 1 bar
- WC Flush Tank
: 0,7 bar
: 0,4 bar
: 0,3 bar
- Lavatory
: 0,3 bar
- Shower
: 0,7 bar
: 10 buah
- WC Flush Tank
: 5 buah
: 5 buah
: 2 buah
: 2 buah
- Shower
: 2 buah
: 8 buah
: 6 buah
KONSEP PERENCANAAN
1. Sistem penyediaan air bersih
2. Sistem penyaluran air buangan
3. Sistem penyaluran air hujan
4. Sistem pengolahan air limbah
14.1.2
14.1.3
KONSEP PERENCANAAN
keluar 2 bar pada tiap lantai untuk mengatur agar tekanan
pada titik peleyanan yang jauh tidak terlalu besar.
Untuk 5 lantai teratas digunakan pompa penguat (booster
pump) guna mendapatkan tekanan air yang cukup pada tiap
fixture unit.
Pada setiap cabang ke masing-masing unit dipasang glove
valve (manual) sebagai regulating valve (katup pengatur).
Masing-masing bangunan Apartemen direncanakan
menggunakan GWT terserndiri, berikut pompa transfer.
Material pemipaan system air bersih menggunakan GIP
(Galvanized Iron Pipe) Medium Class ASTM A53 dan PPR.
14.1.4
Air Limbah
Apartemen
Pembuangan air limbah dari alat Plumbing (sanitari) yaitu air
bekas dari Apartemen dan fasilitas umum akan disalurkan ke
STP.
Untuk air kotor akan disalurkan ke instalasi STP melalui proses
pengolah limbah.
Air dari STP recycling akan dipergunakan untuk siram taman.
Pembuangan air dari dapur / kitchen, setelah melalui invidiual
grease trap pada masing-masing dapur disalurkan ke sentral
grease trap yang terletak di lantai Basement. Material
pemipaan air limbah menggunakan polyvinyl chloride (PVC)
class 10 kg/cm. Material pemipaan air limbah kitchen
menggunakan cast iron class 10 kg/cm.
Direncanakan untuk bangunan Apartemen akan dilayani oleh
1 unit pengolahan limbah yang terintegerasi antar tiap unit
Apartemen
Page 49
KONSEP PERENCANAAN
Air olahan dari STP selanjutnya ada yang diolah kembali
(recycling) untuk memenuhi kebutuhan siram taman, flushing
toilet, dan sisanya dibuang ke saluran luar yang terdekat
dengan bangunan Residential.
14.1.5
Page 50
KONSEP PERENCANAAN
b. National Fire Protection Association (NFPA). Standard NFPA 20 tahun
2000 tentang Fire Pump
c. Peraturan Standard Nasional Indonesia (SNI 03-3989-2000)
d. Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 877 dan 914
tahun 1981
15.2 LINGKUP PEKERJAAN
a. Sistem instalasi hydrant (hose system)
b. Sistem instalasi sprinkler
c. Pemadam api ringan
15.3 KRITERIA PERENCANAAN
a. System instalasi hydrant
Sistem
Tekanan
: Wet riser
: 6,9 bar pada level teratas
Hydrant box
dan landing valve, ditempatkan satu buah tiap luas lantai 800 m.
Instalasi hydrant terbagi 2 (dua) bagian:
1. Instalasi di dalam gedung, yaitu menggunakan hydrant box di
setiap luas 800m
2. Instalasi di luar bangunan menggunakan hydrant pilar kembar siam
(siamesse connection) setiap jarak 60m
b. Sistem instalasi sprinkler.
Instalasi sprinkler direncanakan dengan klasifikasi light hazard untuk
lantai-lantai Apartemen, sedangkan untuk ruang utilitas dan parkir
dengan klasifikasi ordinary hazard group II.
Page 51
KONSEP PERENCANAAN
Sprinkler head dengan titik lebur 68C dipasang pada jarak tertentu,
yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan, dengan acuan 15
m pertitik sprinkler untuk light hazard dan 12 m untuk ordinary
hazard.
Beberapa fungsi ruangan yang menggunakan system pemadam
kebakaran yang dilengkapi dengan fire alarm antara lain:
Fungsi Ruangan
Fire Fighting
Jenis
Detector
- Corridor
Sprinkler
Smoke Detector
- Retail
Smoke
Detector
- Parking Area
Sprinkler
ROR Heat
Detector
c. Pemadam api ringan
Untuk mencegah bahaya kebakaran yang sifatnya ringan / dini
dilengkapi dengan pemadam api ringan (portable fire extinguisher)
sebelum peralatan pendeteksi bekerja otomatis.
Beberapa penempatan pemadam api ringan jenis CO2 di lantai
Basement antara lain:
- Ruang Panel
- Ruang Genset
KONSEP PERENCANAAN
b. Pompa utama akan melayani dua system (hydrant dan sprinkler) dari
level Lower Ground sampai ke roof
c. Pompa pemadam kebakaran terdiri dari:
o Pompa pemadam kebakaran dengan penggerak motor listrik
o Pompa pemadam kebakaran dengan penggerak motor diesel
o Pompa pacu (Jockey pump) dengan penggerak motor listrik
d. Cadangan air untuk system ini pada tangki utama di level Basement
akan diperhitungkan untuk dapat melayani system selama 60 menit.
15.5 CARA KERJA POMPA PEMADAM KEBAKARAN
Pompa Pemacu (Jockey Pump) berfungsi untuk mengatasi kebocoran
yang ada pada mechanical seal pompa dan untuk mempertahankan
tekanan air di dalam jaringan pemipaan tetap konstan.
Pompa akan hidup/start apabila tekanan turun sampai pada batas yang
ditentukan dan akan mati/stop pada saat tekanan air kembali naik ke
batas tekanan yang telah ditentukan.
Pompa Utama pemadam kebakaran akan hidup/start apabila pompa
pemacu sudah tidak sanggup menangani penurunan tekanan pada
jaringan pemipaan akibat pecahnya kepala sprinkler atau dibukanya
katup hidran sehingga tekanan air turun sampai batas yang telah
ditentukan. Dan pompa akan mati/stop secara manual.
Apabila pompa utama ditidak bisa hidup/start dikarenakan sesuatu hal
pada saat tekanan air sudah turun pada batas yang telah ditentukan
dan tekanan air terus menurun, maka pompa cadangan akan hidup
pada saat tekanan air sudah berada pada batas yang telah ditentukan,
dan pompa juga akan mati/stop secara manual.
Page 53
KONSEP PERENCANAAN
Page 54