You are on page 1of 10
10 DAFTAR ISI BORE HOLE PROBLEMS 1 STABILTAS LUBANG... I PROBLEMA SHALE. 1 I. STABILTAS LUBANG.. IV, HILANG LUMPUR. ssc V. PROBLEM SUHU .. MUD SCHOOL UPN “VETERAN” YOGYAKARTA BOREHOLE PROBLEMS 1 STABILVAS LUBANG Ketidakstabilan bor blasanya berkaitan deagan Iabilitas dari forniasi shale schingga menimbulkan problem-problem seperti sloughing shale, pembesaran Inbang, bridging, pipa Cerjepit, problem solid control, adanya Al di dasur wakiu tipping, dan sebagsinya. Hal Izin yang peru mendepat perhalian dari pertimbengan adalah sebab-sebab mekanis yang muagkin mempengaruhi stabilitas hibang: a) Aliran terbuat di annulus dapat menycbabkan crosi terutama pada apisan-tapisan yang mixing (dipping). & ipe Whippi yang disebablan oleh pipa bor kurang tegang dan rpm yang tertala tinggi. ©) Tekanan hidrostatik yang lebih rendah datipada pore prossure dari formasi © POH dan RIH yang terlalu cepat menyebabkan tekunan swab den surge lealal Lin I. FROBLEMA SHALE Labilitas dari shale discbabkan oleh proses-proses kimiawi dan fisika, yaim hidrasi, tingkat pemaaian dan (swelling) dan dispiesi dari pattikel-partikel shale. Hidrasi adalah penyerapan air ke dalam lapisen shale yang dapat terjadi arena: 1) surface adsorption yang discbabkan oleh perbedaan axtara overburden- pressure dan pore-prossure, dan 2) osmotic adsorption yang terladi karena pexbedaan salinity Lumpur bor dengan air formasi Shale adaleh batman sedimen yang terjadi dari endapan-endapan lempang (clay), karena shale adalah Iapisan yang impemneable, secara teoritis tidak terjasi water loss ke dalam lapisin shale bidang-bidang micro-lracture dan terjadilah hidrasi pada shale. Gejala-cejala Shale MUD SCHOOL UPN ERAN” YOGYAKARIA 1, Di alas shale-skikus terdapat banyak runtuban-runtuhen shale yang berasal dani dinding lubang bor R Kenaikan pada tekanan pompa karena di annulus terisi oleh banyak runtuhan- runtuben shale. 3, Kenaikan torsi (tocque) dan drag, dan biasanya diikuti dengen tight- connection. Hal ini dapat menyebabkan terjepitnya pips karena disaat pompa dihontikan runtuhan shale akan jatuh ke bawah dan terkumpul di sekitar drill- collars. 4, Walks POU, terjadi overpull yang tinggi waktu RIH. Terdapat banyak fll di dasar Iubang, ‘TYPE-TYPE SHALE 1. Gas-Bearing Shales: Lapisan shale yang mengandung “lensa” pasir atau sandy shale, mempunyai tekanan gas yang tinggi, Bila lapisan shale ini dibor dengan lumpur yang tekanan hydraulienya lebih Kecil dari tekenen formasi, maka akan terjadi sloughing dan santuhnya akan jatah ke dalam lubang, dan selanjutnya akan terjadi gascut di flow line, Penanggulangan terhadapt problem int adilah menaikkan beret jenis lompur sehingya tekanan hidrostatilenya akan melebihi tekanan formasi. 2, Bentonitic Shales Shale tyne i menganching, colloidal clay yang kemampuan hidrasinya menyerupai bentonite, Hidrasi ini akan menyebabkin bentonic shale memuai ke dalam Iebang dan menimbulkan bagian-bagian yang scmpit (tight spot). Problem ini ditandai dengan naiknya viskositas dan kadang-kadang dengan turunnya waterloss; biasanya disertai pala dengan kenatkan tocque, drag, dan bit beiling, Untuk mengurangi hides! dari bentonitic shale inl, da at dicoba dengan meaurunkan water-loss atau mencampur bahan aspal (SOL'TEX) untk melapisi micro-fissure dari shale, MUD SCHOOL, UPN “VETERAN” YOGYAKARTA Cora isin ialoh memskai tumpur KCI-Polymer dan Inmpur miaysk (oil base tmud), Polymer mempunyai sifat membuagkus (eneapsulate) partikel shale, salinity dari KC] akan mengurangi pemuaiandari shale, Fractured Britile Shale Shale jenis ini sangat rapuh, dan mempunyai bidang-bidang fracture yang miving. Lapison shale ini madah rumtuh ke dalam lubang, lebih-Ichih lagi bila fracture-fracturenya telah dirembes oleh air filtrate dari lumpur, Penanggulangan terhadap problema ini falah dengan jalan menuruakan wate! oss; menambahkan behan-bahan aspal ke dalam lumpur; dan bila mungkin, rmenaikican berat jenis Lumpur untuk: menailekan tekanan hidrostatiknya, Wl. STABILTAS LUBANG Sebab-sebab dari terjepit pipa adalah 1) Differential pressure 2) Key Seating dan 3) Sloughing shale Dalam bagian ini kami hanya membicarikan tentang differential pressure-sticking arona problem inilah yang piting sering kita hadapi. Beda tekanan (differential pressure) antara tckanan hidrostetiknya dari Jumper bor terdorong ke atah dinding lubang. Makin besar boda-ckanan ini makin besar pula gaya pendorong tersebut. Mengingat hal ini, sehailnya berat jenis lumpur dijage agar tidak terlalu berlebihan. Pada saat members masi yang permeable, filter eake yang terbentuk pada dlinding lubang, menjadi tebal. Pada saat ini bila pemboran techenti dan pipa bor tidak hergerak karena sedang melakukan surve atau sedang melaknkan koreksi yang lambat atau ada kerusaken pada peralatan rig, maka ade kemungkinat terjadi ipa terjupil. Fada differential pressure sticking, sirkulasi lompur masih dapat dilakukan; pata shale shakers tidak terlibat cutling atau runtuban yang, berlebihan, ‘Tempat tejepitnya pipa, biasanya karena di sekitar crilleollar, karena ia MUD SCHOOL UPN "VETERAN" YOGYAKARIA mempunyni uiuran yang lebia besar daripada drill-pipe, Berikut ini adalah rumus yang dipakai untuk memperkirakan panjangnya “free point” T3510" We P L =panjang pipa, feet W =Derat pipa, Ibsift @ — =streteh, inch F —-=Gaya angkat yang dipakeai untuk mendapatkan “e”, Ibs ‘Findakan Poncegaban AL Mek 1. Bila pemboran terhenti, usabakan agar pipa selalu bergerak atau borputar 2: 3, Pemakuian drillecollars yang berulir akan mengurangi Hentikan melakukan koreksi yang lamban kemungkinan pipa terjopit. B. Lumpur 1, Menjaga berat jenis tumpur agar tidak terlalu tinge! (berlebihan) 2. Water-loss yang rendeh dengan filter cake yang tipis dan kuat Pemakaian additive pehumas (lubricant) 4, Penambahan minyak-diesel ke dalam umpur Pomakaian WALNUT holus ke dalam lumpur untuke mengurangi torque dan drag, Penanggulangan: Ada beberape care untuk mnembebuskan pipa yang leijepil, kami hanya bahas pemakeian “Spotting- uid” yang dipompakan ke-annulus di sekeliling drill collars. Perhitungan volume annulus ini (di sekitar DC) sebsiknya dikaliken 2 sebagai ompensasi untuk pernbesaran lubanig, Waktu men-displace spoting fluid, sebaikaya disisakan = 100 bbl di dalam pipa agar kemudian dapat dipompeken lagi 1-2 bbl dalam tiop jamnya, MUD SCHOOL UPN “VETERAN” YOGYAKARTA Spotting fluid dibust dari ese! oil yang dicampuri dengan susfictent dan fatty acid. Spotting fluid dapa menembus wall-cake hinges differential pressure cibuat seimbang, pada saat yang bersamaan, iapun melumas! permuksan pips agar menjadi icin. MILFREE (ctu SKOFREE, PIPELAX, FREEPIPE) dipakai untuk ‘membuat spotting fluid tanpa barite dengan kadar 1-2 gallon/barret Diesel O1. MILSPOT (atau EZ-SPOT) dipakai untuk membnat spoiting fluid dengan barite snenurul table di bawah ini, MATERIAL REQUIREMENTS FOR 50 BARRELS OF MIL-SROT?SPOTTING FLUID volume ot Mud Weight Diesel 08% = MILSSPOT — MILEAR® bet sacks, szeks IV. HILANG LUMPUR Hilang lompur, discbut juga lost eiveulation alau Lost return, adalah hilangnya lumpur ke dalam formasi baik sécara keseluruhan (total lost) maupun sebagian saja (partial lost). Problem hilang fumpur akan mengakibaikan terjadinya problem-problem lainnya, 1) Terjedi kick bila kolom Inmpur di dalam tubang menjadi terlaln rendah sehingga tekanan hidrostetik lebih kecil daripada tekanan formasi. MUD SCHOOL UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2) Tetjadi sloughing pada lapisan shale Vila tekenun hidrostix yang meneken tubing menjadi kecil. 3) Cuttings yang tidak dapat dikeluarkan akan tercumpul di dalam lubang yang selanjutnya dapat menycbubken pipa terjopit. Hilangnya lumpur ke dalam formasi disebabkan karena formasi tersebut telah pecah. Ini dapat terjadi sccara alamiah atau disebabkan oleh operasi ‘pomboren LOST CIRCULATII ZONES Forrnasi sang non-Consolidated: Lapisamlapisin yong terdiri dari pesir kasar dan grevel yang lepas (unconsolidated) mempunyai permeubilitas yong tinggi. Pada formasi ini mudah mengalami wash-out alau runtuh oleh tekanan overburden, 2. Pormasi yang berfracture: Pecahan-pecahan (fracture) alumi, seperti patahan (jault planes), sambungen Goints) dan fissures, 3. Bormasi yang Cayemous: Gioa-gou alami yang terdapat pada lapisen limestone merupakan daerah hilang Jumpur yang sengat gawet. 4. Porn fang, menjadi pecah karena ECD telah melampui fracture gradient dari formasi tersebut. Sangat sulit melakuken tindakan pencogahan terhadap hilangnya humpur di dacrah lost yang terjedi karena alamiah, Penambahan (pretreatment) dengan WALNUT dan MICA hilus belum tentu dapat menghindarkan terjadinya lost circulation: Tindakan pencegahan yang petlu ¢ilakukan adaleh pencegaha terdapat pecahnya formasi |, Memakai berat jenis lumpur serendah mungkin untuk mengontro| tekanan fonmasi. MUD SCHOOL UPN: ETERAN” YOGYAKAR: Memakai viskositas dan gel-strength yang minimum agar tekanan surge dan swab yang Limbul waktu tripping tidak menjadi terlalu tings. Memakai GPM secukupnya untuk mengengkat coatings. GPM yang berlebihen akon menghasilkan ECD yang ting. 4, RIM dengan porlaher-perlahan, dan terutama waktu reaming menjclang koneksi, karene disini dapat menimbulkaa surge pressure yang tinggi. 5. Break-circulation dibeberapa tempat waktu RIH ke dasar. PENANGGULANGAN 1. LOM Lost Circulation Materials yang biasa dipakai untuk menghentiken hilang jumpur adalah MICA, NUTELAG, FIBER, dan FLAKES: KWIKSEAL adatch camparan dari bahan-behen torsebut ‘Tidak ada formulasi khusus dalam pemakain 1.CM ini. Dalam praktek biascnya dipakai eampursn dari LCM yang ters lokasi. Untuk hilang lumpur yang ringun, dipakai konsentrasi 10-20 Ibs/bbl dad jenis halus dan medium. Pada hilang lumpur yang parah, dapat dipakai kensentrasi sampai 50 Ibs/bl Konsentrasi LOM yang tings’ dapat menyebabkan tersumbalnya nozzle yang terpasang dipakat. 2. DIASEAL-M: Dinseal-M adalah campuran tanah-distomae, lime dan attapulgite, Bahan ini akan membentuk swalu shary yang mempunyai water-loss tinggi. Setclah slurry dipompakan ke dala lubang, equeeze syvize dengan tekanan rendah (100-300 psip ‘MUD SCHOOL. UPN “VETERAN” YOGYAKARIA FORMULA FOR PREPARING ONG SAREE CIASHAL M WEIGHT ZO SLURRY WITH FRESH WATER, BAY 08 S2AWATER Density Blaceel M sack. MILEAR® 4.99 160 isseal M slurry required €8 sacks: MIL-BAR, 70 ubl water and Mike GUNK-SQUEEZE: Gunk-squeeze adalh squeeze yang memakai campuran Bentonite-Diesct Oil- Cement dengan perbandinygun 2. sak bentomil, 2 sak cement, dan 1 bbl diesel Pemompaan BDOC ke dalam lubang harus diawali dan diakhiri dengan 4 5 ‘bbI diesel sebayai spacer kurena BDOC akan mengental dan mengeras bila ‘bercampur dengan air ata lampur. Vv. PROBLEM SUHU Suhwt dari formasi biasanya mengalzmi kenaiken yang sebanding dengan kedalaman dari formasi tersebut, Gradient temperatire berkisar antara 4-22" F/1000 ft, tiap dacrah mempunysi gredient-suhu yang berbeda dari ducreh lninnya MUD SCHOOL UPN “VETERAN” YOGYAKARTA ‘Pada tomperature tinggi, dispersant dan fluid-loss reducers tidak dapat bekerja dengan effective lagi schingga sifat-sifat theologi dan filtrasi tidak dapat Gikontrol. Fal ini dapat menyebebkan penurunan penetration rate, swabbing, naikaya ECD, lubang tidak stabi! dan mungkin pipa terjepil, 6. Batas suhu untuk beberapa jenis tumpur adalah sebagai berikut: High pH Lime Mud | 275°F | LowLime Mud | 300°F CMC Mud 300 °F | Tignosulfonate Mud | 300-350 °F | Oil Base Mud 400-500 F Menghadapi suba yang tinggi dapat dilakukan treatment sebagei berikut Kadar solids dituat serendsh mungkin Kadar calcium dibuat serendah mungicin pHantara 9-95 Sodium chromate (NaCrO,): 0.25-1 ppb untuk meng-efehtiflean Egnusulfonate MILYEMP atau POLY Rx; 2-4 ppb uituk menstabilkan rheclogi SOLTEX: 2-6 ppb untuk menstabilkan filtrast MUD SCHOOL UPN “VETERAN” YOGYAKARTA

You might also like