Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kasus
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Di Puskesmas Genuk
Oleh :
Ardhana Surya Aji
01.208.5607
Lucky Chandra S
01.202.4402
Retno Indrawati
01.207.5551
Triayuni K
01.207.5570
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2.Rumusan Masalah
Apakah Faktor lingkungan dan perilaku mempengaruhi angka kejadian Diare di
puskesmas Genuk ?
3.Tujuan
3.1. Tujuan umum
Mengetahui dan menganalisa apakah faktor lingkungan dan perilaku berpengaruh
terhadap penyakit Diare.
3.2. Tujuan khusus
3.2.1. Mengetahui kondisi lingkungan pasien yang berpengaruh terhadap terjadinya
penyakit Diare.
3.2.2. Mengetahui perilaku pasien yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit
Diare.
4. Manfaat Penelitian
4.1 Bagi Masyarakat :
4.1.1
4.1.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (lebih dari 3 kali sehari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah dan atau lendir
(Suraatmaja, 2005).
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai
bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga
kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan
atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu
diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut menurut
Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair
dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih
dalam sehari. Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan,
bertambah cairan, atau bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan
tetapi hal itu sangat relatif terhadap kebiasaan yang ada pada penderita dan
berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila diare berlangsung antara
satu sampai dua minggu maka dikatakan diare yang berkepanjangan
(Soegijanto, 2002).
2.2
Penyebab diare
Menurut Suraatmaja (2005), penyebab diare adalah :
2.2.1.
Infeksi:
Golongan bakteri penyebab diare antara lain Shigella,
Salmonella, E. colli, Golongan Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium
perfringens, Stafilokokus aureus, dan Campylobacter aeromonas.
Sedangkan
dari
golongan
virus
antara
lain
Rotavirus,
Fase
hidrolisis
di
Brush
Border
usus,
hidrolisis
b.
Clostridium
botulinum, Stafillokokus).
b.
Kwashiorkor.
Marasmus.
2.2.6. Alergi.
Alergi susu, alergi makanan, Cows Milk Protein Sensitive
Enteropaty (CMPSE) (Suraatmaja, 2005). Mekanisme diare alergi
susu terjadi melalui perantaraan reaksi imunologik tubuh (zat anti
dari sistem pertahanan tubuh) terhadap protein susu. Reaksi ini akan
melepaskan bahan-bahan yang disebut dengan mediator (seperti
histamin, prostaglandin, leukotrin) yang menimbulkan gejala klinis
tergantung dari organ tempat terjadinya reaksi tersebut. Bila
7
2.3
Patofisiologi diare
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis
menjadi diare non inflamasi dan Diare inflamasi :
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi
menjadi kelompok osmotik, sekretorik, eksudatif dan gangguan motilitas.
Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap
meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari
plasma sehingga terjadi diare. Contohnya adalah malabsorbsi
karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam magnesium.
Kelompok
lain
adalah
akibat
gangguan
motilitas
yang
mengakibatkan waktu tansit usus menjadi lebih cepat. Hal ini terjadi
pada keadaan tirotoksikosis, sindroma usus iritabel atau diabetes
melitus.
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi
bakteri paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja peningkatan sekresi usus
dan penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan
mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare. Infeksi bakteri yang
invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses.
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen
meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan
mukosa, invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri
dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk dapat mengatasi
pertahanan mukosa usus (Rani, 2002).
baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan
yang kotor.
kematian
karena
kekurangan
cairan
di
badan
yang
atau
bermain
dalam
sepermainan.
13
pergaulan
dengan
teman
1. Demografi
14
d. Muktiharjo Lor
e. Terboyo Kulon
f. Terboyo Wetan
g. Gebangsari
1.5. Keadaan Geografis
Ketinggian tanah dari permukaan air laut 1,5 2 meter, makin kearah
utara makin rendah sehingga bila hujan lebat hampit semua wilayah (2/3
wilayah) tergenang banjir. Selain itu juga terdapat 3 Kelurahan yaitu Trimulyo,
Terboyo wetan dan Terboyo Kulon yang terkena air pasang (rob) yang
mengakibatkan banjir.
1.6. Keadaan Penduduk
Tabel. 1. Luas Wilayah, Jumlah Desa / Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah
Rumah Tangga dan kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan Puskesmas
Genuk Tahun 2010
NO
KELURAHAN
RATARATA
JIWA /
RUMAH
TANGGA
KEPADATAN
PENDUDUK
(km2)
LUAS
WILAYA
H (km2)
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
(KK)
2445
13388
2772
191,25
5,47
1.
GENUKSARI
2.
BANJARDOWO
3241,62
7262
1905
158,63
2,00
3.
TRIMULYO
3323,64
3350
883
186,11
1,00
4.
TERBOYO
2425,9
1371
288
171,37
0,56
16
WETAN
5.
GEBANGSARI
497,99
7221
1639
126,68
14,5
6.
MUKTIHARJO
LOR
1172,86
4351
1280
197,77
3,70
7.
TERBOYO
KULON
1975,01
584
164
94
0,29
15.082
37.527
8.931
1125.83
27.56
JUMLAH
Tabel. 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban
Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kecamatan Puskesmas Genuk Tahun 2010
JUMLAH PENDUDUK
NO
KELURAHAN
RASIO BEBAN
Laki Laki
Perempuan
TANGGUNGAN
RASIO
JENIS
KELAMIN
1.
GENUKSARI
6702 Iiwa
6686 jiwa
47,7
100,5
2.
BANJARDOWO
3679 Jiwa
3583 jiwa
61,9
103,8
3.
TRIMULYO
1706 Jiwa
1644 jiwa
46,4
102,8
4.
TERBOYO
705 Jiwa
666 jiwa
81,3
105,9
3574 Jiwa
3647 jiwa
38,7
98,1
2243 Jiwa
2108 jiwa
45,8
106,8
299 Jiwa
285 jiwa
72,9
102,6
18.908 Jiwa
18.619 jiwa
49,4
101,8
WETAN
5.
GEBANGSARI
6.
MUKTIHARJO
LOR
7.
TERBOYO
KULON
JUMLAH
Tabel. 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Genuk
Tahun 2010
17
JUMLAH PENDUDUK
LAKI LAKI
KELOMPOK
NO
UMUR (tahun)
Laki Laki
Perempuan
+
PEREMPUAN
<1
321
317
638
14
2244
2156
4400
59
1732
1563
3295
10 14
1752
1659
3411
15 19
1703
1693
3396
20 24
1829
1788
3617
30 34
1709
1661
3370
35 39
1359
1372
2731
10
40 44
1241
1191
2342
11
45 49
1121
1076
2197
12
50 54
794
973
1767
14
60 64
433
452
885
15
65 69
349
263
612
16
70 74
17
75+
18
TINGKAT
PENDIDIKA
N
KELURAHAN
GENUK
SARI
BANJA
R
TRI
MULYO
TERBOYO GERBANG
WETAN
SARI
DOWO
MUKTIHARJ
O
TERBOYO
KULON
LOR
Tidak / belum
pernah sekolah :
- laki laki
507
974
213
178
476
569
568
193
144
396
789
872
263
465
10
403
112
422
497
179
255
352
105
- laki laki
2465
1173
489
132
284
489
49
- perempuan
855
792
371
111
214
444
42
- laki laki
1578
672
403
15
314
512
62
- perempuan
1060
369
255
13
222
292
48
420
31
- perempuan
Tidak / belum
tamat SD :
- laki laki
- perempuan
SD / MI :
SLTP / MTs :
SLTA / MA :
19
- laki laki
1468
602
459
17
1632
- perempuan
1249
430
269
17
1129
92
41
54
75
23
35
- laki laki
69
61
- perempuan
59
40
AK /
DIPLOMA :
- laki laki
417
16
215
27
21422
65
689
12
44
548
- perempuan
UNIVERSITAS:
2. Input
2.1. Man
Persebaran tenaga kesehatan di Puskesmas : 26
1. Medis : 5 (60%)
2. Perawat dan bidan : 17 (100%)
3. Farmasi : 1 (100%)
4. Gizi : 1 (100%)
5. Teknisi medis: 1 (100%)
6. Sanitasi : 1 (100%)
20
NO
1.
PEGAWAI
Dokter umum
JUMLAH
JUMLAH
YANG
YANG
ADA
DIBUTUHKAN
KETERANGAN
sebagai
Ka.Puskesmas
1
tidak
bisa
melaksanakan tugas
fungsional
2.
Dokter gigi
3.
Bidan
4.
Perawat
5.
Perawat gigi
6.
Pembantu perawat
7.
Sanitarian
8.
Analis kesehatan
9.
Gizi
10.
Apoteker
11.
Asisten apoteker
12.
Juru imunisasi
13.
Administrasi
14.
Harlep
15.
Wiyata bhakti
Penjaga malam
2 = bidan
1 = perawat
1 = perawat gigi
21
1 = sopir
Tabel 6. Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Puskesmas Genuk Tahun 2010
UNIT KERJA
Dokter
Dokter
Spesialis
Umum
Gigi
Jumlah
Dokter
Keluarga
PUSKESMAS GENUK
-
13,48
2,70
UNIT KERJA
TENAGA KEPERAWATAN
PERAWAT
PUSKESMAS
GENUK
BIDAN
S1
D III
Lulusan
Perawat
Perawat
SPK
10
22
Jumlah
D III
Bidan
Jumlah
Bidan
11
SUB JUMLAH
I
(PUSKESMAS)
10
11
SUB JUMLAH
II (RUMAH
SAKIT)
INSTITUSI
DIKNAKES
(DIKLAT)
SARANA
KESEHATAN
LAIN
DINAS
KESEHATAN
KAB/KOTA
JUMLAH
KAB/KOTA
10
11
Tabel 8. Jumlah Tenaga Kefarmasian Dan Gizi Di Sarana Kesehatan Puskesmas Genuk
Tahun 2010
UNIT KERJA
TENAGA KEFARMASIAN
Apoteker
PUSKESMAS
S1
D-III
Ass
Farmasi
Farmasi
Apoteker
TENAGA GIZI
Jumlah
D-
D-
D-I
IV/S1
III
Gizi
Gizi
Gizi
Jumlah
GENUK
SUB JUMLAH
I
23
(PUSKESMAS)
RASIO
2,70
TERHADAP
100.000 PDDK
Fisio
Tem&
P.Rontgen
P. Anastesi
Jumlah
Terapis
GENUK
SUB JUMLAH I
(PUSKESMAS)
SUB JUMLAH II
(RUMAH SAKIT)
INSTITUSI
DIKNAKES
(DIKLAT)
SARANA
KESEHATAN
LAIN
DINAS
KESEHATAN
24
KAB/KOTA
JUMLAH
KAB/KOTA
Tabel 10. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Sanitasi Di Sarana Kesehatan
Puskesmas Genuk Tahun 2010
TENAGA KESEHATAN
UNIT KERJA
TENAGA KESMAS
Sarjana
D-III
Kesmas
Kesmas
TENAGA SANITASI
Jumlah
D-III
D-I
Sanitasi
Sanitasi
Jumlah
PUSKESMAS
GENUK
SUB JUMLAH I
(PUSKESMAS)
SUB JUMLAH II
(RUMAH
SAKIT)
INSTITUSI
DIKNAKES
(DIKLAT)
SARANA
KESEHATAN
LAIN
DINAS
KESEHATAN
KAB/KOTA
JUMLAH
KAB/KOTA
Tabel 11. Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja Pada Pekerja Formal Di Kecamatan
Genuk Puskesmas Genuk Tahun 2010
25
Jumlah Yang
Dilayani
Jumlah
Pekerja
Formal
Jumlah
Yang
Dilayani
10975
37735
343.82
7,718
2,372
30.73
343.82
7,718
2,372
30.73
Jumlah
(Kab/Kota)
2.2. Money
Untuk melaksanakan Program kegiatan dl Puskesmas Genuk
membutuhkan dana yang cukup yang bersumber dari APBN, APBD II,
ASKES dan Jamkesmas. Adapun perincian besar dana adalah sebagai
berikut :
Tabel 12. Jumlah Sumber Dana Puskesmas Genuk Tahun 2010
NO
SUMBER
JUMLAH
KETERANGAN
DANA
1.
APBD
Rp. 366.090.000
2.
JAMKESMAS
Rp. 148.110.100
2.3. Machine
2.3.1. Sarana Kesehatan Yang Ada
26
Puskesmas induk
: 1 buah
Pustu
Posyandu
: 42 buah
Loket pendaftaran
Ruang KIA / KB
Ruang kesling
Laboratorium
Ruang imunisasi
Sepeda Motor
: 3 buah
2.4. Metode
Sistem pelayanan di Puskesmas Genuk sesuai standard pelayanan
minimal. Setelah dihitung cakupan hasil kegiatan selama 12 bulan dari
bulan Januari Desember 2010, masih terdapat beberapa cakupan hasil
kegiatan yang belum memenuhi harapan. Sudah dilakukan pendataan
kunjungan pasien dalam CM.
2.5. Material
Penyediaan material di Puskesmas Genuk melalui proses rapat dengan
kepala Puskesmas, bendahara barang dan staf pemegang program. Dimana
tiap pemegang program mengusulkan barang yang dibutuhkan. Kemudian
28
dibuat daftar pengadaan barang dan di pilih mana yang paling dibutuhkan
dan sesuai dengan anggaran. Kebutuhan barang diajukan dalam Rencana
Kerja Anggaran (RAK) kemudian dikumpulkan di DKK dan diajukan ke
Pemerintah Kota (Pemkot). Kalau RAK tersebut disetujui maka RAK akan
berubah jadi Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) yang akan disahkan
oleh kepala pejabat pengelola keuangan daerah setelah diuji oleh
BAPEDA, tim belanja, tim ahli walikota, tim pembangunan dan dibahas
ke DPRD. setelah ada persetujuan maka bendahara mengajukan pencairan
dana berupa SPP (Surat permintaan Pembayaran) dan SPM (Surat Perintah
Membayar) ke DPKAD (Dinas Pengelola Keuangan dan Anggaran
Belanja Daerah). Setelah dananya
3. Proses Manejemen
Berdasarkan wawancara dan pengamatan mengenai proses manajemen di
Puskesmas Genuk, diperoleh data sebagai berikut :
3.1. Perencanaan (P1)
3.1.1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini semua koordinator program menjadi perencana
program Puskesmas. Bahan perencanaan diberikan oleh kepala
29
Puskesmas dengan mengacu pada hasil evaluasi tahun yang lalu dan
Standar Pelayanan Minimal tahunan. Kepala Puskesmas bersama tim.
mengadakan pengkajian bersama
di dalam
membuat Perencanaan
kesehatan
masyarakat
di
Puskesmas
yang
32
lisan tetap tidak ada perubahan, maka diberikan teguran tertulis, dan
bila sudah 3 kali diberikan teguran tertulis tetap tidak ada perubahan,
maka selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan.
3.2.6. Pembimbingan
Pembimbingan oleh kepala Puskesmas dilakukan dalam bentuk
penyampaian informasi kebijakan terbaru kepada staf dan konsultasi
jika ada staf yang berkonsultasi sehubungan dengan masalah tugas
yang dihadapinya. Juga tersedia buku rujukan kepustakaan sebagai
bahan peningkatan pengetahuan.
3.3.2. Pengendalian
Kepala Puskesmas melakukan pengendalian pelaksanaan program
melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Kepala Puskesmas
memiliki kewenangan melakukan tindakan koreksi bila terjadi
penyimpangan. Selain itu, hasil pemantauan selalu dikomunikasikan
dengan pihak terkait dan dilakukan pengawasan setiap ada kegiatan.
3.3.3. Penilaian
Untuk meningkatkan hasil dan daya guna, perencanaan dan
pelaksanaan program serta memberi petunjuk dalam pengelolaan
tenaga, dana, dan fasilitas untuk program yang ada pada saat ini dan
yang akan datang dilakukan penilaian dengan memakai instrumen
data cakupan. Tahap-tahapnya. adalah sebagai berikut :
1)
2)
SPM
3)
Membandingkan
akumulasi
hasil
kegiatan
yang
telah
5)
6)
4. Keluaran
Hasil kegiatan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Genuk
periode Januari Desember 2012 meliputi 6 upaya pokok pelayanan kesehatan
wajib.
5. Dampak
5.1. Data 10 Besar Penyakit (bulan Januari 2012)
1. ISPA (666 jiwa)
2. Nyeri kepala (154 jiwa)
3. Observasi febris (147 jiwa)
4. Dermatitis lainnya (120 jiwa)
5. Gangguan otot lainnya (104 jiwa)
6. Penyakit Pulpa & jaringan peripikal (97 jiwa)
7. Influenza (91 jiwa)
8. Gastritis (83 jiwa)
9. Tuberculosis (76 jiwa)
10. Diare (75 jiwa)
36
KELURAHAN
KELAHIRAN
Lahir
Lahir
Hidup
Mati
JUMLAH
BAYI
MATI
JUMLAH
BALITA
JUMLAH
BALITA
MATI
GENUKSARI
359
1,436
BANJARDOWO
155
620
TRIMULYO
92
368
TERBOYO
33
132
98
392
103
412
32
WETAN
5
GEBANGSARI
MUKTIHARJO
LOR
TERBOYO
KULON
37
KELURAHAN
LAHIR
Kematian
Kematian
Kematian
HIDUP
Ibu Hamil
Ibu Bersalin
Ibu Nifas
Jumlah
GENUKSARI
359
BANJARDOWO
155
TRIMULYO
92
TERBOYO
33
98
103
848
WETAN
5
GEBANGSARI
MUKTIHARJO
LOR
TERBOYO
KULON
JUMLAH
38
Puskesmas
dalam
Pembangunan
Kesehatan
adalah
Tercapainya
4.
5.
BAB IV
39
STATUS PRESENT
3.1 IDENTITAS
3.1.1 IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny.M
Umur
: 44 th
Jenis Kelamin
:Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
Tanggal Berobat
: 24 Desember 2012
Nafsu
Tanda vital :
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 88 x/ menit
Laju nafas
: 26 x/ menit
Suhu
: 36,8 C (axilla)
Status Internus :
a.
Kepala
: mesocephale
b.
Mata
c.
Hidung
d.
Telinga
e.
Mulut
f.
Tenggorok
g.
Leher
h.
Dinding thorax :
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
i.
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: normal
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: datar
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
j.
k.
Ekstremitas :
Superior
Inferior
Akral dingin
-/-
Akral sianosis
-/-
-/-
Oedem
-/-
-/-
Capillary refill
< 2
< 2
Kulit
3.5 DIAGNOSIS
Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Sedang
43
-/-
3.6 TERAPI
R/
Infus RL 30 tetes/menit
Antasida : 3x1/ hari
Papaverin : 2x1/ hari
Nodiar : 2 tablet setiap habis BAB
Hub. Dgn
pasien
Pasien
Jenis
Kelamin
perempuan
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
1.
Anggota
Keluarga
Ny.S
44 th
SD
Islam
1.
Tn. S
Laki - laki
50 th
D3
2.
3.
Ny. S
An. S
Kepala
Keluarga
Istri
Anak
Ibu Rumah
Tangga
PNS
Laki- laki
Perempuan
30 th
16 th
S1
SLTA
Wiraswasta
Islam
Islam
Islam
2. Data Lingkungan
a. Data Individu :
Pasien usia 44 th, seorang rumah tangga tinggal serumah dengan suami dan 2
anaknya.
b. Ekonomi
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pendapatan berasal dari suami.
Pasien berobat dengan ASKES.
44
c. Lingkungan Rumah
Rumah pasien luasnya 5 m x 10 m = 50 m2 yang dihuni oleh 4 orang
sehingga didapatkan kepadatan rumah 12,5 m2/orang. Rumah pasien disertai
ventilasi cukup dibagian depan, tetapi ventilasi pada daerah dapur dan kamar
tidur tidak ada. Lantai rumah bagian depan keramik dan lantai rumah bagian
belakang semen. Pintu rumah pasien selalu tertutup. Lingkungan sekitar
rumah padat. Pada halaman depan rumah terdapat selokan. Ayam yang ada di
rumah tidak dibuatkan kandang. Pasien tidur di kasur di depan TV bukan di
kamar. Pembuangan sampah dibakar dibelakang. Pengambilan air bersih dari
sumur artretis. Jarang mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan.
d. Masyarakat
Keluarga pasien hubungan dengan tetangganya baik, dan hubungan dengan
orang lain baik. Tetangga pasien tidak ada yang menderita sakit diare.
3. Data Perilaku
Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga, sering kelelahan
jadi sering lupa makan, sering makanan jajanan dari pasar, jarang mencuci
tangan sebelum makan dan sesudah makan.
5. Data Genetika
: Pasien
: Perempuan
Lingkungan
Luas rumah 5 m x 10 m = 50 m2 yang dihuni oleh 4
orang rumah 12,5 m2/orang. Kebersihan rumah cukup,
WC/jamban punya sendiri, dan pertukaran udara cukup.
Diare
Genetik:
Pelayanan Kesehatan:
Tidak ada masalah
46
Makan sembarangan
Jarang mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan.
BAB V
PEMBAHASAN
47
Berdasarkan perjalanan penyakit pasien, yaitu sejak 2 hari yang lalu, pasien
datang dengan keluhan BAB 3 kali sebanyak gelas belimbing, konsistensi cair,
warna kekuningan, ampas tidak ada, tidak ada darah dan tidak ada lendir, saat BAB
tidak nyemprot dan tidak berbau asam. Pada pemeriksaan didapatkan bibir kering, dan
peristaltik usus meningkat. Pasien diberikan pengobatan antasida, nodiar, paracetamol,
dan tetracyclin.
Terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya kasus diare maupun
timbulnya penyakit diare pada kasus ini, yaitu :
Pasien Ny.S berusia 44 th, tinggal di dalam rumah dengan Luas rumah 5m x 10
m=50 m2, ventilasi bagian kamar tidur dan dapur tidak ada namun rumah bagian depan
bagian ruang tamu ventilasi cukup. Kebersihan kesehatan lingkungan cukup baik, WC
mempunyai sendiri, Jarang mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan, seharihari pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, istirahat kurang karena sering melakukan
pekerjaan rumah, sering membeli makan nasi bungkus saat dipasar, makan malasmalasan, bak mandi di rumah kotor, kondisi dapur juga kurang bersih, pasien memliki
riwayat diabetes mellitus. Pasien tinggal dengan suami dan 2 anaknya. Pembuangan
sampah di samping rumah. Sumber air yang digunakan dari sumur artetis, pasien tidak
memiliki riwayat penyakit paru-paru dan jantung. Pasien hanya memiliki riwayat sakit
diabetes mellitus, genetik tidak ada masalah. Biasanya jika pasien dan keluarga sakit
berobat langsung ke puskesmas Genuk yang menurut pasien pelayanan dari puskesmas
sudah baik.
48
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
49
Berdasarkan hasil analisa laporan, maka dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang berpengaruh terhadap terjadinya diare pada kasus ini berdasarkan
pendekatan HL Blum adalah :
5.1.1
Perilaku
o Sibuk bekerja: melakukan pekerjaan rumah dan sering kelelahan.
o Istirahat kurang
o Malas makan
o Makan sembarangan: jajan dipasar.
o Jarang mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan.
5.1.2
Lingkungan
Luas rumah 5 m x 10 m = 50 m 2 yang dihuni oleh 4 orang rumah
12,5 m2/orang.
Kebersihan rumah kurang dan kurangnya pertukaran udara karena
jendela rumah jarang dibuka dan dapur tidak ada ventilasi.
5.2
Saran
5.2.1 Untuk pasien
o
o Istirahat cukup
o
5.2.3
Untuk Puskesmas
51
BAB VII
PENUTUP
sebagai Health Provider, Decision Maker, dan Communicator sebagai wujud peran serta
dalam pembangunan kesehatan.
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam
usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Genuk.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin,
Ridwan.
Identifikasi
Masalah
Kesehatan.
http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/04/26/bab-v-identifikasi-masalahkesehatan/. Pada Selasa, 22 Agustus 2012, 14.05.
53
GAMBAR PENELITIAN
54
55
56