You are on page 1of 16

TUGAS MAKALAH

FARMAKOLOGI DASAR

Oleh :

Tosan Aji (148114111)


Theodorus Garry Putra Gana (148114123)
Martin Vincentius (148114131)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Tujuan dari pembelajaran farmakologi toksikologi adalah memberikan pengertian
suatu susunan terapi obat yang bermaksud menyembuhkan atau mengendalikan berbagai
macam keadaan yang di dapat dari penyakit. Maka dari itu ada hal yang harus sangat
diperhatikan yaitu, dosis obat dalam terapi obat, permberian dosis yang cukup

harus

disampaikan kepada jaringan target sehingga kadar terapeutik didapat dan tidak berakibat
toksik. Dokter klinik harus mengetahui bahwa kecepatan onset kerja obat, besarnya efek obat
dan lamanya kerja obat dikontrol oleh empat proses dasar gerakan dan modifikasi obat di
dalam tubuh ( Mycek, 1997 ).
Pertama, input obat kedalam plasma terjadi dikarenakan absorpsi pada obat dari
tempat pemberian obat yang memungkinkan hal tersebut terjadi secara langsung atau tidak
langsung . Kedua, obat tersebut kemudian bergerak secara reversible meninggalkan aliran
darah dan menyebar ke dalam cairan intestisial dan intraselular ( distribusi ). Ketiga, obat
tersebut dimetabolisme oleh hati, ginjal, atau jaringan lainnya. Terahkir, sisa obat dan
metabolitnya dikeluarkan dari tubuh (output ) di dalam urin, empedu, atau tinja, ddl ( Mycek,
1997 ).
Bila dilihat secara langsung proses terapi obat dari awal masuknya obat sampai
akhirnya di ekskresikan ( absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi ) selalu melewati
membaran plasma selMembran plasma sendiri terdiri atas lipidbilayer dengan rantai
hidrokarbon. Bagian yang menghadap ke dalam akan terbentuk dari gugus hidrofobik
sedangkan untuk yang menghadap keluar adalah gugus hoidrofilik. Protein protein
membrane yang tertempel pada lapisan ganda berperan sebagai reseptor, saluran ion, dan
penghantar sinyal listrik dan kimia; banyak dari protein ini yang menjadi target dari obatobatan. Membrane sel relative bersifat permeable terhadap air dan aliran air yang besar dan
dapat membawa serta molekul obat berukuran kecil ( < 200 Da ) ( Goodman, 2008 ).
Maka dari itu mempelajari hal tersebut sangatlah penting dalam terapi obat.

MANFAAT
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini selain memenuhi tugas
dari Dosen Mata Kuliah, memperjelas dan memberikan ilmu kepada khalayak umum dan
terlebih lagi kepada penulis sehingga kedepannya dapat lebih mengetahui mekanisme terapi
obat didalam tubuh.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja jenis jenis transport obat melalui membrane biologis dan contoh obatnya ?
2. Apa saja perbedaan antara model membran milik davson dan danielli dibandingkan
dengan mozaik cair ?

BAB II
ISI
A. Transport Obat Melalui Membran Biologis
Pemasukan terapi obat kedalam tubuh rata-rata mengalami proses absorbs, distribusi,
dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek terapeutik. Kemudian
dengan atau tidak menggunakan biotransformasi , obat dieliminasi dari dalam tubuh. Seluruh
proses ini disebut proses farmakokinetuik dan berjalan serentak. Pemasukan senyawa kimia
dari obat harus berproses menembus membran sel di berbagai jaringan. Umumnya obat
melewati lapisan membran sel dengan cara menembusnya,bukan dengan cara melewati celah
antar sel, terkecuali pada endotel kapiler. Peristiwa terpenting dalam proses farmakokinetik
transport lintas membran ( Tanu, 1995 ).
Membrane sel ini terbentuk dari dua lapisan yang bersala dari lipid yang memiliki dua
sisi disetiap lapisannya fase hidrofilik di kedua sisi membrane dan fase hidrofobik
diantaranya. Molekul-molekul yang tertanam di kedua sisi membrane atau menembus
membrane berupa mozaik pada membrane. Molekul-molekul protein ini membentuk kanal
hirofilik untuk transport air dan molekul kecil lainnya yang larut dalam air. Cara-cara
transport obat lintas membrane yang terpenting adalah difusi pasif dan transport aktif yang
terakhir melibatkan komponen-komponen membran sel dan membutuhkan energi. Sifat
fisiko-kimia obat yang menentukan cara transport ialah bentuk dan ukuran molekul kelarutan
dalam air, derajat ionisasi dan kelarutan dalam lemak ( Tanu, 1995 ).
Kebanyakan obat berada dalam bentuk elektrolit lemah yakni asam lemah atau basa
lemah.

Umumnya non ion akan

larut lebih baik dalam lemak sehingga mudah untuk

berdifusi melintasi membrane sel. Sedangkan bentuk ion sukar melintasi membrane karena
sukar larut dalam lemak. Membrane sel bersifat semi permiabel, yang berarti hanya dapat di
tembus air dan molekul-molekul kecil. Proses ini dimulai dari kanal hidrofilik pada
membrane yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik dan tekan osmotic.
Dalam wujud air zat zat terlarut yang non ion dapat menembus membran sel dengan masa
zat terlarut yang berat permolekulnya antara 100-200 .
Meskipun massa atomnya kecil, ada ion yang tidak dapat menembus membran karena
ukurannya yang besar sehingga tidak dapat melewati kanal hidrofilik contohnya ialah ion
anorganik. Transport senyawa obat akan melintasi endotel kapiler terutama melalui celah-

celah antar sel, kecuali di sumsum syaraf pusat. Celah antar sel endokapiler demikian
besarnya sehingga dapat meloloskan semua molekul yang berat molekulnya kurang dari
69.000 ( BM albumin ), yaitu semua obat bebas termasuk yang tidak larut dalam lemak dan
bentuk ion sekalipun. Proses ini berperan dalam proses absorpsi obat setelah pemberian
parenteral dan dalam filtrasi lewat membrane glomerulus di ginjal ( Tanu, 1995 ).

a. Difusi Sederhana
Sebuah proses perpindahan obat/senyawa dari bentuk yang berkonsentrasi tinggi yang
telah di pecah konsentrasi yang lebih rendah menjadi mekanisme umum transport obat
kebanyakan
Pergerakan suatu obat salah satunya adalah kemotaksis yang tentunya memiliki tenaga
penggerak difusi pasif atau difusi sederhana yang merupakan perbedaan konsentrasi yang
prosesnya melewati suatu membran yang memisahkan dua lingkungan yang berbeda
konsentrasinya pergerakan berasal dari suatu bagian lingkungan yang konsentrasinya lebih
tinggi dari lingkungan yang lainnya.
Sebagian besar obat-obat masuk kedalam tubuh dengan mekanisme ini. Obat-obat
yang larut dalam lemak mudah bergerak menembus kebanyakan membran-membran biologi ,
sedangkan obat-obat yang larut dalam air menembus membran sel melalui saluran aqua
(Mycek, 1997).
Umumnya absorbsi dan distribusi obat terjadi secara difusi sederhana. zat obat yang
terlarut pada larutan air menembus pada permukaan membrane sel. Pada proses ini obat
bergerak dari sisi yang kadarnya lebih tinggi ke sisi lain. Setelah taraf mantap (steady state)
dicapai kadar obat bentuk non-ion kedua sisi membrane akan sama ( Tanu, 1995 ). Setelah itu
sisa molekul obat yang berada diluar sel akan di eliminasi keluar dari tubuh

Contoh obat yang mekanisme transportnya menggunakan difusi pasif adalah vitamin B12,
elektrolit organic lemah ( asam, basa ), nonelektrolit organic, glikosida jantung.
b. Transport Konvektif
Transport konventif adalah mekanisme penembusan molekul obat secara pasif melalui
pori-pori membran sel. Semua molekul yang berukuran dibawah 4-7 yang terlarut dalam
air dapat melewati kanal hidrofilik. Sebagian besar membran terutama membran seluler epitel
usus halus berukuran kecil dan hanya dapat dilalui oleh molekul obat dengan bobot molekul
yang kecil yaitu lebih kecil dari 150 untuk senyawa yang bulat, atau lebih kecil dari 400 jika
molekulnya terdiri atas rantai panjang.

Contoh obat yang mekanisme transportnya menggunakan transport konvektif adalah obat
yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C, sulfonamidaterionisasi.

c. Transpor aktif

Perpindahan molekul obat dari lingkungan yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi


tinggi, membutuhkan energi dan protein karier.
Cara masuk obat ini melibatkan protein-prorein karier utama yang ada pada membran
sel. Sejumlah kecil molekul obat yang strukturnya sangat mirip dengan metabolit-metanolit
alamiah ditranspor secara aktif melewati membran sel dengan menggunakan protein-protein
karier yang khusus ini. Transpor aktif tergantung dari energi dan dijalankan oleh hidrolisis
adenosin trifosfat. Transpor aktif mampu membawa molekul obat melawan suatu
concentration-gradient. Proses ini memperlihatkan kecepatan maksimum dari tingkat kadar
substrat yang tinggi hal ini terjadi ketika ikatan antara enzim tersebut sudah maksimal
(Mycek, 1997).
Transport aktif biasa terjadi pada sel saraf, hati dan tubuli ginjal. Proses ini
memerlukan energi sebagai penggeraknya. Energi itu diperoleh dari aktivitas membran itu
sendiri, sehingga molekul obat dapat bergerak melawan gradien konsentrasi dan gaya
gravitasi. Transport aktif ini bersifat selektif dan dapat dihambat secara kompetitif, hal ini
menunjukkan kapasitas kadar obat dapat mengalami kejenuhan. Beberapa obat bekerja
mempengaruhi transport aktif seperti zat-zat endogen dan kecepatan transport aktif suatu
molekul obat dapat pula dipengaruhi oleh obat lain ( Tanu,1995 ).
Transpor aktif memerlukan energi dan mentranspor solut melawan gradien
elektrokimianya, sehingga menghasilkan terbentuknya konsentrasi solut pada salah satu sisi
membran plasma dan terciptanya energi potensial pada gradien elektrokimia. Transpor aktif
berperan penting dalam ambilan dan efluks obat dan solut lainnya. Berdasarkan pada gaya
dorongnya, transpor aktif dibagi menjadi transpor aktif primer dan sekunder.
1. Transpor Aktif Primer
Transpor aktif primer merupakan bentuk transport molekul melalui membran yang
berpasangan dengan ATP yang terhidrolisis. Trasnsporter ABC merupakan contoh transpor
aktif primer. Transpor ini mengandung satu atau dua ATP binding cassette cadangan untuk
menghasilkan aktivitas ATPase. Trasnporter ABC memperantarai efluks satu arah berbagai
solut melewati membran biologis (Goodman, 2008).

2. Transpor aktif sekunder


Transpor aktif sekunder melaui membran plasma suatu solut S1 melawan gradien
konsentrasinya yang energinya didapat melalui transpor solut S2 yang tidak bertentangan
gradien konsentrasinya. Energi ini tersimpan dalam potensial elektrokimia yang dibentuk
oleh perbedaan konsentrasi S2 saat melewati membran plasma. Berdasarkan gerak transpor
solut, transpor aktif sekunder diklasifikasikan menjadi simporter atau antiporter. Simporter ,
juga dikenal dengan kotransporter, mentranspor S2 dan S1 pada arah yang sama, sedangkan
antiporter, yang dikenal juga dengan penukar, membawa substratnya ke arah yang
berlawanan (Goodman, 2008).

Contoh obat yang mekanisme transportnya menggunakan transport aktif adalah


Penisilin dan Asam Askorbat, borpsi ion Na, I, Fe, dan Ca, monosakarida ( heksosa ), asam
amino, senyawa fosfat organic, senyawa basa pirimidina, vit B, hormone kelamin ( androgen,
estrogen, testosterone, ectradiol ), 5 fluorourasil.

d. Difusi terfasilitasi
Difusi terfasilitasi merupakan suatu proses perpindahan yang terjadi akibat dari faktor
carrier yang merupakan komponen dari membran sel yang pergerakannya tanpa
menggunakan energi sehingga tidak dapat melawan gradien konsentrasi ataupun gaya
potensial. Proses ini, selain bersifat selektif, juga terjadi pada zat endogen yang transport
difusinya biasa berjalan lambat, missalnya untuk masuknya glukosa ke dalam sel perifer.

Contoh obat yang mekanisme transportnya menggunakan difusi terfasilitasi adalah


Asam dehidroaskorbat, absorpsi Vitamin B12.

e. Transport Pasangan Ion ( TPI)


Transpor ini merupakan proses perlintasan membran dari suatu molekul obat yang
sangat mudah terionisasi pada pH 7,2 - 7,4. Perlintasan tersebut terjadi dengan pembentukan
kompleks yang netral ( pasangan ion ) dengan senyawa endogen seperti musin, dengan
demikian memungkinkan terjadinya difusi pasif kompleks tersebut melalui membran.
Contoh obat yang mekanisme transportnya menggunakan transport pasangan ion
adalah Propanol - asam Oleat, Kinin heksisalisilat.

f. Pinositosis
Pinositosis ialah cara transport dengan membentuk esikel, misalnya makromolekul
seperti protein. Jumlah obat yang diangkut dengan cara ini sangat sedikit.

Pinositosis merupakan suatu proses perlintasan membran oleh molekul-molekul besar


dan terutama oleh molekul yang tidak larut. Perlintasan terjadi dengan pembentukan vesikula
(bintil) yang melewati membran.
Contoh obat yang mekanisme transportnya menggunakan pinositosis adalah vitamin
A,D,E, dan K, asam lemak, asam amino, telur parasit, vaksin polio secara oral.
A. Endositosis
Endositosis adalah proses masuknya makromolekul atau molekul kecil ke dalam
sel melalui membran sel dengan cara membentuk vesikel. Vesikel tersebut
terbentuk dari membran sel yang melekuk ke dalam yang semakin lama semakin
ke dalam sehingga membentuk kantong yang di dalamnya berisi zat.
Endositosis berguna dalam pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor
sinyal, masuknya patogen, neurotransmisi, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan dan
diferensiasi dan masuknya obat.
B. Eksositosis
Eksositosis adalah proses keluarnya molekul besar ke luar sel ( sekresi ) melalui
membran sel dengan cara menggabungkan vesikula dengan membran plasma.
Ketika membran sel dan vesikula bertemu, molekul lipid membran menyusun
ulang strukturnya sehingga kedua membran bergabung. Kemudian molekul yang
ada di dalam vesikula tumpah ke luar sel.
Eksositosis berguna dalam sekresi hormon, melepaskan sinyal kimiawi antar
neuron.

g. Model membrane
1) davson dan danielli
Membran sel terdiri dari dua lapisan lipidaprotein. Lipid terbagi menjadi 2 bagian
yaitu lipid yang bersifat hidrofobik yang berada di tengah dan bagian lipid yang bersifat
hidrofilik yang berada di 2 permukaan (luar dan dalam). Protein terhidrasi berperan menjadi
suatu buffer pelapis antara bagian lipid yang bersifat hidrofilik dengan zat cair. Pada bagian
luar membran sel ditemukan adanya molekul-molekul yang berikatan dengan molekul lain,
contoh nya glikoprotein. Juga terdapat pori pada membran sel sebagai tempat masuknya
molekul dari luar sel ke dalam sel.

2) mozaik cair
Membran sel tersusun dari 2 lapis fosfolipid (fosfolipid bilayer) dan protein yang
tersebar (mozaik) dan ada yang tersisip di antara fosfolipid bilayer. Fosfolipid terdiri dari
fosfat yang bersifar polar atau hidrofil yang berikatan dengan dua lipid yang bersifat non
polar atau hidrofob. Protein yang tersebar di permukaan membran sel disebut protein perifer
sedangkan protein yang berada di antara fosfolipid bilayer disebut protein integral. Terdapat
juga molekul-molekul yang berikatan dengan lapisan luar membran sel seperti molekul
karbohidrat. Dinamakan glikoprotein jika berikatan dengan protein sedangkan glikolipid jika
berikatan dengan lipid.
Fungsi protein di membran sel yaitu sebagai pengangkut materi (molekul, zat, ion) dan
sebagain biokatalisator (pemercepat reaksi dalam sel).

Fungsi karbohidrat di membran sel yaitu sebagai marker (penanda), jika sel sakit maka
karbohidrat akan memberi tanda kalau sel memerlukan suatu materi untuk memulihkan sel
tersebut.
Membran sel berfungsi sebagai pelindung sel, tempat keluar masuknya (molekul, ion, zat).
Strukturnya tipis, semipermeabel, dan tersusun oleh protein dan lemak (3lapis) yang disebut
lipoprotein.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Mekanisme transpor obat melalui membran biologis ada enam macam yaitu :
a. Difusi Pasif
b. Transpor aktif
c. Difusi terfasilitasi
d. Pinositosis
e. Transpor konvektif
f. Transpor Pasangan Ion
2. Perbedaan antara model membran milik davson dan danielli dibandingkan dengan
mozaik cair adalah
a. Mozaik
Protein tersebar di permukaan dan ada yang diantara fosfolipid bilayer
Saluran masuk molekul pada protein integral
Tediri dari lapisan fosfolipid bilayer
b. Danielli
Terdiri dari lipidaprotein
Protein sebagain lapis buffer
Saluran masuk molekul pada pori-pori membran sel

DAFTAR PUSTAKA
Eisenhauer Laurel A., dkk, 1998, Clinical Pharmacology dan Nursing Management, fifth
edition , 49, Lippincott, Philadelpia New York

Goodman dan Gilman, 2011, Manual Farmakologi dan Terapi, 1 3, EGC, Jakarta
MyCek Mary J. 1997, Farmakologi Ulasan Bergambar, edisi II, 1 4, Lippincott,
Philadelphia USA
Ritter M. James, dkk, 2011, A textbook of Clinical Pharmacology, fourth edition, 31,
Professor of Clinical Pharmacology, Guys Kings and St Thomass Medical School,
London, UK
Tani Ian, 1995, Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 2 5, Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

You might also like