You are on page 1of 6

Firman Allah Swt.

:
{}
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.
(Al-Muzzammil: 8)
Yakhi perbanyaklah mengingat-Nya dan curahkanlah seluruh waktumu untuk
beribadah kepada-Nya bila kamu telah selesai dari kesibukanmu dan menyelesaikan
urusan duniawimu, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firmanNya:
{
}
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Al-Insyirah: 7)
Yaitu apabila kamu telah selesai dari kesibukanmu, maka curahkanlah dirimu untuk
mengerjakan ketaatan kepada-Nya dan beribadah kepada-Nya, agar kamu menjadi
orang yang berlapang dada. Ibnu Zaid telah mengatakan hal yang semakna atau
mendekatinya.
Ibnu Abbas, Mujahid, AbuSaleh, Atiyyah, Ad-Dahhak, dan As-Saddi telah
mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan beribadahlah kepada-Nya
dengan penuh ketekunan. (Al-Muzzammil: 8)
Artinya, ikhlaslah kamu dalam beribadah kepada-Nya. Al-Hasan mengatakan bahwa
bersungguh-sungguhlah kamu dan tekunkanlah dirimu dalam beribadah kepadaNya. Ibnu Jarir mengatakan, bahwa dikatakan kepada seorang ahli ibadah bahwa dia
adalah seorang yang mutabattil (tekun beribadah). Termasuk ke dalam pengertian
ini hadis yang melarang ber-taba'ttul, yakni menghabiskan seluruh usia untuk
beribadah dan tidak mau kawin.
*******************
Arti Q.S Az-Zumar ayat 39 :

Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku


akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui,

Hukum Bacaan Q.S Az-Zumar ayat 39 :

Yaa : madthobii
qoumi : mad layyin
kum inni : idzhar syafawi
talamuun : mad arid lis sukun

Isi Kandungan Q.S Az-Zumar ayat 39 :

Allah memerintahkan kepada umat Islam agar menyembah kepada yang berhak
untuk disembah (Allah) sesuai kemampuan.
Semua jenis ibadah yang mampu dilakukan oleh manusia, hendaklah dilakukan
secara ikhlas karena Allah.
Untuk mempertahankan kehidupan di dunia, manusiah hendaklah bekerja sesuai
keahlian masing-masing, sehingga hasilnya maksimal
...............
Adapun firman Allah Swt.:
{}
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan)' Kami. (Al-'Ankabut: 69)
Mereka adalah Rasulullah Saw., para sahabatnya, dan para pengikutnya sampai hari
kiamat.
{}
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. (Al-'Ankabut: 69)
Yakni Kami benar-benar akan memperlihatkan kepada mereka jalan-jalan Kami di
dunia dan akhirat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abul Hawari, telah menceritakan kepada
kami Abbas Al-Hamdani Abu Ahmad (seorang ulama dari kalangan penduduk' Akka)
sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalanjalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat
baik. (Al-'Ankabut: 69) Yaitu orang-orang yang mengamalkan ilmunya, kelak Allah
akan memberi mereka petunjuk terhadap apa yang tidak mereka ketahui

sebelumnya. Ahmad ibnu Abul Hawari mengatakan bahwa ia menceritakan hal


tersebut kepada Abu Sulaiman Ad-Darani, dan ternyata Abu Sulaiman merasa
kagum dengan takwil ini. Lalu ia berkata, "Tidak layak bagi seseorang yang
mendapat inspirasi suatu kebaikan, lalu ia langsung mengamalkannya sebelum ia
mendengar hal yang mengukuhkannya dari asar. Apabila ia telah mendengar hal
yang mengukuhkannya dalam asar, barulah ia boleh mengamalkannya, dan
hendaklah ia memuji kepada Allah sehingga ucapannya selaras dengan apa yang
terkandung di dalam kalbunya."
Firman Allah Swt.:
{}
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
(Al-Ankabut: 69)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Isa ibnu Ja'far Qadi Ar-Ray, telah menceritakan kepada
kami Abu Ja'far Ar-Razi, dari Al-Mugirah, dari Asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa Isa
putra Maryam pernah berkata, "Sesungguhnya kebaikan yang hakiki ialah bila kamu
berbuat baik terhadap orang yang berbuat jahat terhadap dirimu, dan bukanlah
kebaikan yang hakiki itu bila kamu berbuat baik kepada orang yang telah berbuat
baik kepadamu." Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naml 1


(1)
(Tha Sin) hanya Allah saja yang mengetahui maksudnya (ini) yakni ayat-ayat ini
(adalah ayat-ayat Alquran) sebagian daripada Alquran (dan ayat-ayat Kitab yang
menjelaskan) yang memenangkan perkara yang hak di atas perkara yang batil.
Lafal Kitabin di'athafkan kepada lafal yang sebelumnya dengan ditambahi sifat.

untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman.(QS.
27:2)
An Naml 2
(2)
Alquran itu sebagai petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
Petunjuk yang merupakan hidayah Allah, sehingga manusia menjadi yakin dan

beriman. Akan tetapi tidak semua manusia dapat memperoleh dan menikmati
hidayah dari Allah, meskipun Alquran itu diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia
seluruhnya, sebagaimana dalam firman Allah:



Artinya:
"....Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran
sebagai petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang batil) (Q.S. Al Baqarah: 185)
Hanya orang-orang yang beriman, yakni yang mempunyai kesediaan dalam dirinya
untuk beriman sajalah yang dapat menikmati petunjuk Alquran itu, bahkan bagi
orang-orang yang beriman, Alquran menambah petunjuk dan hidayah yang sudah
ada, sehingga bertambah pula amal perbuatannya dalam melaksanakan ajaran
Islam yang bersumber utama pada Alquran. Dengan demikian bertambah pula
imannya, maka iman seseorang dapat bertambah dan berkurang sesuai dengan
amalnya.
Hal ini disebutkan Allah dalam firman-Nya:


Artinya:
Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah imannya, sedang
mereka merasa gembira. (Q.S. At Taubah: 124)
Mereka merasa gembira karena mendapat berita tentang limpahan rahmat Allah
dan keridaan-Nya, serta surga yang tersedia bagi mereka sebagai tempat tinggal
yang penuh bermacam-macam kenikmatan.
(Yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan
mereka yakin akan adanya negeri akhirat.(QS. 27:3)
An Naml 3
(3)

Di antara sifat-sifat orang-orang mukmin yang tersebut dalam ayat ini adalah:
1. Mendirikan salat, yaitu mengerjakan dan menunaikan salat wajib dengan
menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, sesuai dengan yang
diperintahkan Allah dalam ajaran-Nya. Salat dikerjakan dengan segala ketulusan

hati, disertai dengan kekhusyukan dan merendahkan diri kepada Allah. Salat dapat
mencegah perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar, dan menghilangkan sifatsifat jiwa yang negatif. Salat merupakan unsur takwa yang mutlak di samping iman
kepada yang gaib. Kekhusyukan dalam mendirikan salat menjadi salah satu syarat
bagi orang mukmin yang sejati.
Kedudukan salat dalam Islam antara lain:
a. Salat tiang agama Islam yang berarti, tanpa salat amal-amal baik tidak akan
diperhatikan dan agama itu akan runtuh.
b. Salat adalah kewajiban pertama dari Allah sebelum kewajiban-kewajiban ibadah
lainnya dan perintah wajib ini diterima langsung oleh Nabi Muhammad tanpa
perantara malaikat Jibril as sebagaimana yang disebutkan dalam kisah Israk dan
mikraj.
c. Salat merupakan amal yang pertama-tama dihitung (dihisab) pada hari Kiamat
nanti. Kalau baik amal salatnya, maka amal-amal lainnya ikut baik. Demikian pula
sebaliknya, kalau amal salatnya rusak, maka amal lainnya ikut rusak.
2. Menunaikan zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima. Membayar
zakat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang datang dari Allah dan Rasul-Nya,
adalah kewajiban yang tidak sama dengan kewajiban menjalankan salat lima kali
sehari semalam. Abu Bakar sebagai khalifah pertama setelah Nabi Muhammad
wafat, telah memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat atas dasar
mereka membedakan antara salat dan zakat, padahal zakat itu merupakan suatu
kewajiban yang berhubungan dengan harta. Dengan zakat, orang-orang mukmin
membersihkan jiwa mereka dari sifat-sifat kikir dan tamak yang keduanya dapat
menimbulkan fitnah (keonaran) karena harta. Harta adalah rezeki dari Allah yang
wajib disyukuri dengan menunaikan zakat, sebagai pembersih dari harta tersebut.
Karena pada harta tersebut ada bagian yang menjadi haknya orang-orang ini skin.
Bagi orang-orang ini skin zakat dapat membersihkan jiwa mereka dari sifat-sifat
dengki dan iri hati atas orang-orang yang kaya. Dengan demikian hubungan baik
antara si kaya dan si ini skin dalam masyarakat akan tetap terjaga terutama segi
sosialnya.
3. Yakin akan adanya hari akhirat, maksudnya ialah yakin akan adanya hidup
setelah mati yang pada waktu itu semua orang akan kembali menghadap Allah
untuk diperhitungkan amal-amal baik dan jeleknya dan akan dibalas oleh Allah
dengan balasan yang setimpal. Dengan demikian, setiap manusia akan
mempertanggungjawabkan segala apa yang diperbuatnya selama hidup di dunia.
Dan ini berarti bahwa manusia diciptakan Allah di dunia bukanlah sia-sia belaka.
Allah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya:

Artinya:
apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami. (Q.S. Al-Mu'minun:
115)
Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan
mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka
bergelimang (dalam kesesatan).(QS. 27:4)

You might also like