You are on page 1of 5

Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

KHUTBAH PERTAMA

.



..
































..












.

Jamaah Jumat rahimakumullah


Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Taala dengan ketakwaan yang
sebenar-benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan
Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang
oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, kemudia keluarga, sahabatsahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah


Akhir zaman merupakan waktu di mana fitnah datang silih berganti bagai
potongan malam yang gelap
Oleh karena fitnah yang datang begitu banyak, maka dibutuhkan pegangan
agar seseorang tidak terbawa arus fitnah tersebut.Salah satu hadits yang
menggambarkan era penuh fitnah di akhir zaman tampaknya sangat sesuai dengan kondisi
dunia dewasa ini. Di dalamnya Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam menjelaskan bahwa
pada masa itu sulit sekali menemukan orang yang istiqomah. Yang ada ialah orang-orang

yang di pagi hari masih beriman kemudian di waktu sore ia menjadi kafir. Demikian pula
ada yang di waktu sore beriman namun keesokan hari di waktu pagi ia telah menjadi kafir.



























Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Bersegeralah beramal sebelum datangnya
rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu
pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi
kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia." (HR. Ahmad No. 8493)
Sikap tidak istiqomah kata Nabi shollallahu alaihi wa sallam disebabkan karena orang pada
masa itu lebih mengutamakan kepentingan atau kemaslahatan dunia daripada memelihara
keutuhan dien-nya (agama) alias imannya. Orang seperti ini telah tenggelam ke dalam
faham bahkan ideologi materialisme.
Berdasarkan hadits ini berarti kita dapat simpulkan bahwa seseorang yang telah
mengucapkan dua kalimat syahadat atau mengaku muslim haruslah bersikap sangat
waspada ketika ia menjalani era penuh fitnah di Akhir Zaman. Ia harus memahami bahwa
bentuk pelanggaran terhadap Allah dapat berakibat kepada dua macam akibat. Pertama,
ada yang berakibat seseorang menjadi berdosa, namun di mata Allah dosanya itu tidak
menyebabkan dirinya keluar dari Islam. Artinya Allah masih tetap mengakui eksistensi iman
pelaku dosa tersebut. Ia masih tetap dipandang sebagai seorang muslim atau seorang
yang beriman.
Namun yang kedua, ada pula jenis dosa yang tidak saja pelakunya dipandang telah
bermaksiat kepada Allah, tetapi bahkan mengakibatkan pelakunya tidak lagi dipandang
masih beriman di mata Allah. Artinya perbuatan dosa yang dilakukannya telah membatalkan
imannya. Allah menilai pelaku dosa tersebut telah keluar dari Islam alias menjadi kafir.
Inilah yang sangat perlu kita khawatirkan. Dan hadits di atas jelas mengindikasikan
fenomena ini. Jadi, di era penuh fitnah kita akan dengan mudah melihat adanya orangorang yang di pagi hari masih beriman, namun karena satu dan lain hal, tiba-tiba di waktu
sore ia telah menjadi kafir, copot imannya. Demikian pula ada mereka yang di waktu sore

masih beriman, namun entah apa yang terjadi di malam harinya, tiba-tiba keesokan paginya
ia telah menjadi kafir.

ADAPUN seni dan budaya telah menjadi industri syahwat. Sangat langka dijumpai produk
di bidang ini yang bila dinikmati membawa manusia menjadi lebih dekat dan mengingat
Allah Yang Maha Indah. Hampir semua film, tontonan, nyanyian, tarian maupun novel
menyeret manusia kepada pemuasan syahwat semata tanpa pandang halal-haramnya.
Di dalam kitabnya berjudul Dhawabith At-Takfir inda Ahlis-Sunnah wa Al-Jamaah, Masud
bin Faisol menguraikan sembilan Pembatal Keimanan yang disepakati oleh para ulama:
1. Sombong dan menolak beribadah kepada Allah subhaanahu wa taala, walaupun
membenarkan dan mengakui kebenaran Islam
2. Syirik dalam beribadah kepada Allah subhaanahu wa taala
3. Membuat perantara dalam beribadah kepada Allah subhaanahu wa taala dan
meminta pertolongan kepada selain Allah subhaanahu wa taala
4. Mendustakan Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam atau membenci sesuatu
yang beliau bawa walaupun ia melakukannya
5. Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu terhadap kekafiran mereka
atau membenarkan mazhab (faham/keyakinan) mereka
6. Memperolok-olok Allah subhaanahu wa taala, Al-Quran, Al-Islam, pahala dan
siksa, dan yang sejenisnya, atau mengolok-olok Rasulullah shollallahu alaihi wa
sallam atau salah seorang Nabialaihimus-salam, baik ketika bergurau ataupun
sungguhan
7. Membantu orang musyrik atau menolong mereka untuk memusuhi orang Islam
8. Meyakini bahwa ada sebagian orang yang boleh keluar dari ajaran
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam dan tidak wajib mengikuti ajaran beliau
9. Meyakini ada petunjuk yang lebih sempurna daripada petunjuk Nabi shollallahu
alaihi wa sallamatau meyakini ada hukum yang lebih baik daripada hukum
beliau yang berlandaskan syariat Allahsubhaanahu wa taala
Kita semua berlindung kepada Allah dari perbuatan dosa, baik yang menyebabkan diri kita
dipandang sekadar bermaksiat kepada Allah, apalagi yang sampai menyebabkan diri kita
tidak lagi dipandang Allah masih merupakan seorang beriman. Naudzubillahi min dzaalika

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.


terlebih di zaman sekarang, ketika musuh-musuh Islam saling bahumembahu menjauhkan umat Islam dari agamanya dan mengadakan
kerusakan dengan berbagai sarana. Kondisi seperti ini menghendaki kita

bersatu di atas kitabullah dan sunah Rasulullah dengan pemahaman salaful


ummah dan bahu-membahu membendung gelombang itu. Allah Subhanahu
wa Taala berfirman:













Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi penolong bagi
sebagian yang lain. jika kamu (hai kaum muslimin) tidak melaksanakan apa
yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi fitnah (kekacauan) di
muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS. Al Anfal: 73)
Persatuan ini pun tetap memperhatikan saling nasihat-menasihati (yakni
dengan beramr maruf dan bernahi mungkar), tidak mendiamkan
kemungkaran yang terjadi.
Kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah
Berikut ini kami sampaikan hal-hal yang perlu disiapkan untuk menghadapi
fitnah tersebut:
1. Tetap beribadah dan beramal shalih.
2. Beristighfar dan bertaubat serta banyak berdzikir.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
















Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk
merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati
mereka telah menjadi keras, dan setan pun menampakkan indah apa yang
selalu mereka kerjakan. (QS. Al Anaam: 43)
Kemudian di antara solusi agar diri kita terhindar dari fitnah adalah
3.Kembali mempelajari agama.
Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda:









Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah diangkatnya ilmu
dan tampaknya kebodohan (terhadap agama).. (HR. Bukhari dan Muslim)
4... Mendekat kepada para ulama rabbani
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara
mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). (QS. An Nisaa: 83)
5. Tetap bersama jamaah kaum muslimin dan imam mereka.
6. Bersabar dan teguh di assunnah
7. . Berhati-hati terhadap nifak dan sarana yang mengarah kepadanya.
Al Hasan berkata, Tidak ada yang takut terhadapnya (yakni terhadap
kemunafikan) kecuali orang mukmin dan tidak ada orang yang merasa aman
dari kemunafikan kecuali orang munafik.
Di antara sarana (dalam bentuk amal) yang dapat mengarah kepada nifak
adalah khianat dalam amanat, berdusta dalam bicara, ingkar janji, bertindak
kasar ketika bertengkar, tidak mau mengerjakan shalat dengan berjamaah,
menunda-nunda hingga hampir habis waktuya, sangat berat melakukan
shalat; terutama shalat subuh dan isya, malas beribadah dsb.
Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda:









Berlindunglah kepada Allah dari fitnah; yang nampak maupun yang
tersembunyi.. (HR. Muslim)
9. Berdoa kepada Allah agar diberi keteguhan hati.

KHUTBAH KEDUA

You might also like