You are on page 1of 45

MATERI IPS

Ada 10 konsep social studies dari NCSS, yaitu (1)


culture; (2) time, continuity and change; (3) people,
places and environments; (4) individual development
and identity; (5) individuals, group, and institutions; (6)
power, authority and govermance; (7) production,
distribution and consumption; (8) science, technology
and society; (9) global connections, dan; (10) civic
idealsand practices.(NCSS
http://www.socialstudies.org/).

Konsep IPS, yaitu: (1) interaksi, (2) saling


ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4)
keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan
konsesus, (6) pola (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan
(power), (9) nilai kepercayaan, (10) keadilan dan
pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12)
kekhususan, (13) budaya (culture), dan (14)
nasionalisme.
1. FAKTA, KONSEP & GENERALISASI
Suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan dari
yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu 1) Fakta, 2) Konsep dan 3) Generalisasi.
Ketiga hal itu yang membangun materi ilmu-ilmu sosial.
1. Fakta.
Fakta merupakan informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan dan dikumpulkan
oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Fakta merujuk pada suasana yang
khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum).

Beberapa contoh fakta yakni:


a. Gunung galunggung meletus pada tahun 1982.
b. Jakarta adalah ibu kota Indonesia.
c. Proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggal 17 agustus 1945.
2. Konsep.
Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Jika kita
menemukan sejumlah informasi misalnya ada sebuah benda padat yang besar, benda itu
terbuat dari besi atau kayu, digerakkan oleh mesin atau layar, berjalan diatas air,
digunakan untuk mengangkut barang atau orang, maka kemudian dengan kemampuan
mental informasi atau fakta itu dapat disederhanakan dengan memberi label atau nama
"Kapal Laut".
Konsep merupakan sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau defenisi
yang ditentukan. Konsep juga dinyatakan dalam sejumlah bentuk:
a.Kongkrit atau abstrak, Luas atau sempit, suku kata atau frase.
b. Beberapa konsep adalah konsep kongkrit, misalnya berkaitan dengan tempat, objek,
lembaga, atau kejadian seperti: manusia, gunung, pulau, daratan, rumah, negara, partai
politik, barang konsumsi, produsen, pabrik, gempa bumi, kemarau dan sebagainya.
Sementara itu konsep lainnya yang bersifat abstrak yakni demokrasi, toleransi, adaptasi,
kejujuran, kesetiaan, kebudayaan, kemerdekaan, keadilan, kebebasan, saling
ketergantungan, hak, sistem hukum dan sebagainya.
konsep dikatakan penting karena konsep membantu seseorang untuk mengorganisasikan
informasi atau data yang dihadapi. Selanjutnya cara memperoleh konsep yakni
sebelumnya harus mengenal kemudian memahami dan merumuskan data fakta yang
menjadi ciri/ atribut dari suatu konsep.
3. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi
mengungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh
rujukan pembuktian konsep.
Generalisasi berisi banyak konsep. Berikut ini kutipan sebuah generalisasi yang dikutip
dari Savage dan Armstrong "Ketika suatu masyarakat meningkat menjadi masyarakat
terdidik dan masyarakat industri, maka angka kelahiran akan menurun".
Perlu dipahami bahwa fakta menyediakan contoh-contoh bagi konsep dan generalisasi
yang spesifik. Namun demikian, jika fakta-fakta itu tidak terkait dengan konsep dan
generalisasi yang penting maka fakta-fakta tersebut hanyalah menjadi setumpuk hal yang
sepele dimana sedikit kegunaannya.
A. Fakta Dalam IPS
Fakta merupakan kejadian atau suatu hal yang bersifat berdiri sendiri yang berkaitan
dengan manusia. Dengan kata lain, fakta merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi.
Suatu peristiwa bias disebut fakta apabila :

Peristiwa tersebut benar-benar terjadi


Dapat dibuktikan
Peristiwa tersebut diyakini kebenarannya
Fakta dalam IPS merupakan semua peristiwa atau kejadian nyata yang terjadi dalam
lingkungan sosial, contohnya : woman trafficking ( perdagangan wanita ), narkoba,
perampokan, pemerkosaan, dan sejenisnya.
Kejadian kejadian tersebut disebut fakta IPS karena semua kejadian tersebut
berhubungan dengan manusia, yang mana manusia merupakan unsur pokok dari Ilmu
Pengetahuan Sosial. Fakta itu sendiri bertujuan untuk menghilangkan isu isu sosial,
sehingga isu-isu sosial tersebut bias disebut fakta sosial.
B. Konsep Dalam IPS
1. Pengertian Konsep Dalam IPS
Konsep yaitu suatu ide yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih fakta seperti
konsep kebutuhan manusia yang berkaitan dengan berbagai hal, misalnya pakaian,
makanan, keselamatan, pendidikan, cinta dan harga diri.
Konsep dasar pengatahuan ( social studies ) adalah ilmu ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Pengertian ini, kemudian dibakukan dalam
United States of Educations Standars Terminology for Curiculum and Instruction ( Darr
dkk.1977:2 ) bahwa, studi ilmu ilmu sosial berisi aspek aspek ilmu sejarah, ilmu
ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi dan geografi yang dipilih sebagai
bahan kajian dalam pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi.
Konsep merupakan abstraksi atau pengertian abstrak, karena merupakan ide tentang
deduatu ( benda, peristiwa, hal-hal ) yang ada dalam pikiran. Ia mengandung pengertian
dan penafsiran ( bukan berwujud fakta konkrit ), Konsep membantu kita dalam
mengadakan penbedaan, penggolongan atau penggabungan fakta disekeliling kita,
misalnya, kita mengenal banyak data perang, seperti perang diponegoro, perang paregreg,
perang aceh, dan sebagainya
2. Konsep Konsep Dalam IPS
Komponen komponen ilmu sosial terdapat banyak sekali konsep konsep, antara lain :
a. Konsep konsep ilmu sejarah mengenal beberapa konsep, seperti migrasi,
nasionalisme, sosialisme, dll
b. Konsep konsep ilmu ekonomi mengenal beberapa konsep, seperti tukar menukar,
uang, pasar dll
c. Konsep konsep ilmu geografi mengenal beberapa konsep, seperti tanah, udara, air,
sungai dll
d. Konsep konsep ilmu antropologi mengenal beberapa konsep, seperti kebudayaan,
kepercayaan, adat dll
e. Konsep konsep sosiologi mengenal beberapa konsep, seperti norma sosial, kelompok
sosial, organisasi sosial dll
f. Konsep konsep psikologi sosial mengenal beberapa konsep, seperti norma perilaku
sosial, interaksi sosial dll
Konsep konsep yang secara bersama sama dimiliki oleh beberapa disiplin ilmu itu
disebut dengan istilah konsep inti ( core concept )
C. Generalisasi Dalam IPS
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual ( khusus ) menuju simpulan umum yang mengikat seutuh fenomena sejenis

dangan fenomena individual yang diselidiki. Dengan kata lain, generalisasi merupakan
hubungan antara dua atau lebih konsep, nisalnya hubungan antara konsep uang,
kebutuhan, dan keinginan . Generalisasi menunjukkan hubungan sebab akibat antara
konsep satu dengan konsep yang lain.
Dalam ilmu sosial terdapat sejumlah ketrampilan yang dapat diklasifikasikan menjadi
ketrampilan berfikir, ketrampilan teknis dan ketrampilan sosial. Sejumlah ketrampilan
berfikir yang penting dalam ilmu sosial diantaranya adalah menarik kesimpulan, membuat
generalisasi, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Ketrampilan teknis yang berhubungan dengan generalisasi, dapat diwujudkan melalui
penggunaan berbagai media dan alat Bantu dalam mencari dan menyajikan informasi.
Ketrampilan sosial bekaitan dengan kemampuan untuk melakukan hubungan antar
manusia, misalnya berinteraksi dan berkomunikasi baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam lingkup tertentu.
Aspek afektif dikembangkan melalui pembentukan sikap dan nilai tersebut perlu
dibiasakan.
Jenis jenis generalisasi adalah :
Generalisasi sempurna, yakni generalisasi yang menempatkan seluruh
fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki
Generalisasi tidak sempurna. Generalisasi berdasarkan sebagian fenimena
yang dilakukan untuk mendapatkan simpulan yang berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diselidiki.
D. Keterkaitan Fakta, konsep dan Generalisasi IPS
Setelah kita mengetahui pengertian fakta, konsep, dan generalisasi di atas, maka kita bisa
mengetahui bahwa fakta, konsep, dan generalisasi itu saling berhubungan dan tidak bisa
dipisahkan.
Fakta fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan kita, dihubungkan oleh konsep IPS
melalui suatu ide, sedangkan konsep konsep IPS dihubungkan oleh generalisasi melalui
sebuah penalaran.
2. PENGARUH KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA
A. MASUKNYA KEBUDAYAAN HIDU BUDHA
Budaya berasal dari kata Sansekerta yaitu buddhayah atau buddhi yang berarti
akal. Kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Dan
melalui akalnya manusia memiliki hasil karya yang senantiasa berkembang
mengikuti perkembangan kehidupan manusia itu sendiri.
Kebudayaan India tidak terlepas dari pengaruh agama Hindu-Budha yang
berkembang di lembah sungai Indus, India. Sekitar 2000 tahun SM mulai
berkembang agama Hindu dan beberapa waktu kemudian di India pula lahir
budaya dan agama Budha.
Dalam kebudayaan Hindu terjadi perpaduan antara budaya Arya (kepercayaan
untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme) ), budaya Dravida (memuja roh nenek
moyang), dan budaya Munda ag (kasta-kasta). Dalam Agama Hindu ada lima
keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha yang juga ikut
mempengaruhi budaya yang ada di India. Pancasradha merupakan keyakinan dasar
umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:

1.
Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
2.
Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3.
Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam
setiap perbuatan
4.
Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali
(reinkarnasi)
5.
Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan
akhir manusia
Sedangkan agama Budha lahir sebagai reaksi terhadap dominasi golongan
Brahmana dalam ritual keagamaan. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan
perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta perpecahan-perpecahan. Yang
utama di antaranya adalah aliran tradisi Theravada , Mahayana, dan Vajrayana
(Bajrayana).
Dengan pengaruh dari agama Hindu-Budha tersebut kebudayaan masyarakat India
terus mengalami perkembangan dan kemajuan seiring dengan perubahan zaman
dan kebutuhan, terutama dalam bidang kesenian yang melahirkan kuil-kuil megah
dan kitab-kitab yang memiliki nilai sastra tinggi seperti Mahabharata dan
Ramayana. Dari India inilah kemudian kebudayaan Hindu-Budha menyebar ke
berbagai tempat, salah satunya Indonesia.
Masuknya kebudayaan India (Hindu-Budha) ke Indonesia.
Letak wilayah Indonesia yang strategis dan merupakan daerah penghasil rempahrempah membuat indonesia sering di kunjungi oleh bangsa-bangsa lain untuk
melakukan perdagangan, salah satunya India. Bangsa India yang tadinya ke
Indonesia hanya bermaksud untuk berdagang ternyata membawa misi untuk
menyebarkan agama.
Sambil menunggu angin musim yang baik, para pedagang India tersebut
melakukan interaksi dengan penduduk setempat, selain menjalin hubungan dagang,
para pedagang India membawa ajaran agama beserta kebudayaannya sehingga
semakin lama ajaran dan kebudayaan mereka berpengaruh terhadap penduduk
setempat. Sejak itulah sedikit demi sedikit pengaruh luar mulai masuk ke wilayah
Indonesia dan terus berkembang sampai sekarang ini.
Masuknya Kebudayaan Hindu ke Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu di Indonesia disebut
penghinduan atau Hinduisasi. Berikut merupakan teori-terori masuknya
kebudayaan Hindu ke Indonesia :
1.
Teori Brahmana
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh
para kaum brahmana. Para brahmana mendapat undangan dari penguasa di
Nusantara untuk mengajarkan agama kepada raja dan memimpin upacara-upacara
keagamaan.
Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah J.C. Van Leur. Ia
perpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia di bawa oleh kaum
brahmana, karena hanya kaum brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti
isi kitab suci Weda. Pendapatnya ini juga berdasarkan pada pengamatannya

terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di


Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa Sansekerta
dan huruf Pallawa,dimana bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa itu hanya
dimengerti oleh para brahmana.
2.
Teori Ksatria
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh
para kaum Ksatria atau para prajurit. Tokoh yang mengemukakan pendapat
tersebut adalah F.D.K. Bosch. Menurut Teori ksatria, jaman dulu di India sering
terjadi perang. Kemudian para prajurit yang kalah banyak yang pergi
meninggalkan India. Banyak diantara mereka pergi ke wilayah nusantara. Mereka
inilah yang kemudian menyebarkan agama dan kebudayaan hindu di wilayah
nusantara. .
3. Teori Waisya
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia di bawa oleh
para pedagang India yang berdagang di Indonesia dan kemudian mengajarkan
ajaran agama Hindu kependuduk setempat. Tokoh yang mengemukakan pendapat
tersebut adalah N.J. Krom. Menurut NJ. Krom, proses terjadinya hubungan antara
India dan Indonesia karena adanya hubungan perdagangan, sehingga orang-orang
India yang datang ke Indonesia sebagian besar adalah para pedagang. Perdagangan
yang terjadi pada saat itu menggunakan jalur laut dan teknologi perkapalan yang
masih banyak tergantung pada angin musim.
Hal ini mengakibatkan dalam proses tersebut, para pedagang India harus menetap
dalam kurun waktu tertentu sampai datangnya angin musim yang memungkinkan
mereka untuk melanjutkan perjalanan. Selama mereka menetap, memungkinkan
terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Mulai dari sini
pengaruh kebudayaan Hindu menyebar dan menyerap dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.
4.
Teori Sudra
Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh
para kaum sudra,dalam hal ini adalah kaum-kaum terbawah. Tokoh yang
mengemukakan pendapat tersebut adalah Von Van Faber. Von Van Faber ini
menyatakan bahwa penyebaran agama hindu ke Indonesia dibawa oleh orangorang India yang berkasta sudra. Alasannya karena mereka dianggap sebagai
orang-orang buangan dan hanya hidup sebagai budak sehingga mereka datang ke
Indonesia dengan tujuan untuk mengubah kehidupannya.
5.
Teori Arus Balik
Teori ini mengatakan bahwa agama Hindu yang masuk ke Indonesia dibawa oleh
para pelajar (orang Indonesia) yang belajar atau mendalami agama Hindu di India
kemudian setelah mereka menempuh pendidikan. Lalu mereka pulang dan
mengajarkan (menyebarluaskan) ajaran Hindu kepada penduduk setempat.
Teori ini di kemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia mengemukakan peranan bangsa
Indonesia sendiri dalam penyebaran dan pengembangan agama hindu. Penyebaran
budaya India di Indonesia dilakukan oleh kaum terdidik. Akibat interaksinya
dengan para pedagang India, di Indonesia terbentuk masyarakat Hindu terdidik
yang di kenal dengan sangha. Mereka giat mempelajari bahasa Sanskerta, kitab

suci, sastra, dan budaya tulis. Mereka kemudian memperdalam agama dan
kebudayaan Hindu di India. Sekembalinya ke Indonesia mereka mengembangkan
agama dan kebudayaan tersebut. Hal ini bisa diliat dari peninggalan dan budaya
yang memiliki corak keindonesiaan.
Masuknya Kebudayaan Budha ke Indonesia
Informasi paling tua tentang keberadaan Buddhisme di Indonesia yang pada waktu
itu belum begitu meluas juga didapat dari pengelana China bernama Fa Hsien (+/337 422 M), yang sekembalinya dari Ceylon (Sri Lanka) ke China pada tahun
414 Masehi terpaksa mendarat di negeri yang bernama Ye-Po-Ti karena kapalnya
rusak. Sekarang tidak terlalu jelas apakah Ye-Po-Ti itu Jawa atau Sumatera. Ia
menemukan banyak orang-orang yang beragama Hindu dan sebagian masih
animisme. Namun demikian, sepertinya kondisi mulai berubah sesudah abad
kelima kerena penyebaran agama Budha yang dilakukan Fa Hsien.
Berkembangnya Kebudayaan Hindu
Perkembangan kebudayaan Hindu di Indonesia dimulai sejak ratusan tahun lalu.
Perkembangan kebudayaan Hindu di Indonesia dimulai dengan lahirnya kerajaankerajaan Hindu. dimulai dari Kerajaan Kutai pada abad ke-4. Kemudian Kerajaan
Tarumanagara (358669), Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11), Sailendra (abad ke8 sampai ke-9) Kerajaan Medang (7521045), Kerajaan Sunda (9321579),
Kerajaan Kediri (10451221), Kerajaan Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14),
Kerajaan Singhasari (12221292), Kerajaan Majapahit (12931500), hingga
Kerajaan Malayapura (abad ke-14 sampai ke-15).
Sejarah panjang tersebut tentu saja memberikan pengaruh yang besar bagi
perkembangan agama Hindu di Indonesia. Hingga saat ini, Bali merupakan pusat
masyarakat beragama Hindu yang sangat terkenal hingga ke mancanegara.
Keunikan budaya yang sangat erat dengan nuansa Hindu ini tetap lestari hingga
saat ini dan menjadi salah satu aset parwisata andalan Indonesia.
Selain itu, berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut juga telah meninggalkan jejak
sejarah yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Bahkan, beberapa di antaranya
menjadi wisata sejarah yang sangat menarik untuk disaksikan. Candi-candi yang
ada di Indonesia merupakan bentuk warisan sejarah Hindu yang merupakan bukti
berdirinya kejayaan Hindu di Indonesia.
Memang, sejarah panjang perkembangan agama Hindu di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari sejarah, budaya, dan pariwisata Indonesia. Bahkan, budaya
Jawapun memiliki kaitan erat dengan sejarah kerajaan Hindu yang pernah berjaya.
Beberapa nama-nama raja dan kerajaan, seperti Airlangga, Udayana, dan
Brawijaya menjadi nama universitas terkemuka di Indonesia.
Perkembangan Kebudayaan Budha
Proses berkembangnya agama Budha juga dimulai dengan lahirnya
kerajaan-kerajaan yang bercorak Budha. Salah satu kerajaan Budha terbesar di
Indonesia adalah kerajaan Sriwijaya yang merupakan masa keemasan agama
Budha. Bahkan Sriwijaya menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha
di Asia Tenggara. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama
I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat

perkembangan agama Buddha disana. Biarawan Buddha lainnya yang


mengunjungi Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang profesor dari Nalanda,
dan Vajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan.
Pengaruh kebudayaan India (Hindu-Budha) di Indonesia
a.
Bidang kepercayaan atau agama
Sebelum budaya India masuk, di Indonesia telah berkembang kepercayaan yang
berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat Animisme
dan Dinamisme. Animisme merupakan satu kepercayaan terhadap roh atau jiwa
sedangkan Dinamisme merupakan satu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki
kekuatan gaib.
Dengan masuknya kebudayaan India, penduduk Nusantara secara
berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh lapisan elite
para raja dan keluarganya. Agama Hindu dan Budha yang berkembang di
Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan
Dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah
bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang
berbeda menjadi satu.
Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda
dengan agama Hindu -Budha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaanperbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat
Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang
dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat
Hindu di India
b.
Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya
penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat temukan sampai sekarang dimana
bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Dan istilahistilah penting yang menggunakan bahasa Sanskerta.
c.
Organisasi sosial kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat
dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di
Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Pemerintahan Raja di Indonesia ada
yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang
menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila
raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan
Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.
d.
Bidang Sosial
Dalam bidang sosial terjadi perubahan-perubahan dalam tata kehidupan sosial
masyarakat. Perubahan itu terjadi sebagai akibat diperkenalkannya sistem kasta
dalam masyarakat. Kasta-kasta itu diantaranya kasta brahmana, kasta ksatria, kasta
waisya kasta sudra.
e.
Sistem pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu
perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan
Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan

tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun
saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
f.
Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari teknologi terlihat dalam seni bangunan
Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India
tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang
ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi
pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra
yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan
pembuatan arca dan bangunan. Contoh candi Borobudur salah satu dari 7 keajaiban
dunia dan merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram. Itu membuktikan
masyarakat telah memiliki pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
g.
Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra, seni
bangunan dan seni pertunjukan.
1.
Seni rupa
Unsur seni rupa India telah masuk ke Indonesia dibuktikan dengan ditemukannya
relief-relief cerita sang Budha pada candi Borobudur, cerita Ramayana pada candi
Prambanan. Dan sekarang relief-relief tersebut dijadikan hiasan pada bangunan,
seperti yang terdapat pada pustaka wilayah yang terdapat di provinsi Riau.
2.
Seni sastra
Bahasa sanskerta yang berasal dari India tersebut membawa pengaruh besar
terhadap perkembangan sastra di Indonesia, seperti prasasti yang ditulis dengan
huruf pallawa dan sanskerta. Tidak hanya itu kitab-kitab yang dibuat pada zaman
tersebut juga memiliki nilai sastra yang tinggi.
3.
Seni bangunan
Yang menjadi bukti berkembanngnya budaya India di Indonesia adalah bangunan
candi. Dasar bangunan candi merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia
pada zaman megalitikum yang berupa punden berundak-undak kemudian
mendapat pengaruh dari kebudayaan India sehingga menjadi wujud sebuah candi.
4.
Seni Pertunjukkan
Wayang Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia
dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa.
Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan
lakon cerita dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya
India.
B. ALASAN KEBUDAYAAN HINDU BUDHA MUDAH DITERIMA
Karena kepercayaan awal Bangsa Indonesia adalah animisme dan dinamisme.
Sedangkan ajaran Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia tidak jauh
berbeda dengan kepercayaan yang telah ada di masyarakat pada saat itu.
Agama buddha masuk lebih dulu dibandingkan hindu, sekitar abad 2M.
kenapa mudah diterima?
Dalam agama Buddha tidak dikenal adanya sistem kasta sebab sistem ini
dipandang akan membedakan masyarakat atas harkat dan martabatnya. Sehingga

dalam Buddha laki-laki atau pun perempuan, miskin atau pun kaya sama saja
semuanya punya hak yang sama dalam kehidupan ini.
Agama hindu masuk sekitar abad 4M.dan mendapat sambutan lebih besar daripada
agama buddha
alasan = Karena secara garis besar dalam agama hindu memiliki unsur budaya
yang sama dengan budaya indonesia. contoh candi di india itu sepeti pundek
berundak di indonesia, yang fungsiya sama untuk pemujaan
C. PENGARUH POSITIF DAN NEGATIF KEBUDAYAAN HINDU BUDHA
3. PENGEMBANGAN PENGETAHUAN, NILAI, DAN KETERAMPILAN DALAM IPS
A. PENGEMBANGAN PENGETAHUAN
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial . Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta amai.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sbb:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,rasa ingin
tahu,inkuiri, memecahkan
masalah, dan keteramplan dalam kehidupan sosial
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
d. Memiliki kemampuan berkomonikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang
mejemuk, ditingkat lokal,nasional, dan global
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sbb:
a. Manusia, tempat, dan lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

B. PENGEMBANGAN NILAI/SIKAP

Menurut Purwodarminto dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai adalah


harga, hal-hal penting atau berguna bagi manusia. Nilai atau sistem nilai adalah
keyakinan, kepercayaan, norma atau kepatuhan-kepatuhan yang dianut oleh
seseorang ataupun kelompok masyarakat. (Kosasih Djahiri. 1980:5).

Sedangkan menurut Fraenkel dalam (Husein Achmad. 1981:87), menyatakan


bahwa nilai menggambarkan suatu penghargaan atau semangat yang diberikan
seseorang atas pengalaman-pengalamannya. Selanjutnya ia mengatakan nilai itu
merupakan standar tingkah laku, keindahan, efisiensi, atau penghargaan yang telah
disetujui seseorang, dimana seseorang berusaha hidup dengan nilai tersebut serta
bersedia mempertahankannya. Richard Meril, dalam Dwi Siswoyo, dkk (2005:23),
menyatakan, bahwa nilai adalah patokan atau standar pola-pola pilihan yang dapat
membimbing seseorang atau kelompok kearah satisfication, fulfillment, and
meaning.
Apabila dilihat dari sifatnya, nilai dapat digolongkan menjadi empat, yaitu:
a. Nilai yang memiliki sifat relatif stabil dan bertahan dari waktu ke waktu
mengikuti

kelangsungan

hidup

sistem

sosial

budaya

masyarakat

yang

bersangkutan.
b. Nilai sebagai suatu bentuk keyakinan, memiliki komponen kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
c. Nilai dengan dua kategori, yaitu nilai instrumental dan nilai terminal. Nilai
instrumental adalah nilai yang menyangkut gaya perilaku yang dipandang sebagai
nilai yang sesuai atau berharga. Sedangkan nilai terminal adalah nilai yang the
end state di mana nilai- nilai instrumental menjadi bermakna.
d. Nilai-nilai yang disusun atau diorganisasaikan ke dalam suatu sistem nilai
yang menjadi keyakinan mengenai pola-pola hidup manusia yang terus
berkembang sesuai dengan perkembangan budayanya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan pengertian
sistem nilai budaya yaitu suatu sistem nilai- budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi
yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga masyarakat, mengenai
hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Oleh karena itu
sistem nilai-budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
Sistem-sistem tata kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkrit, seperti
aturan-aturan khusus, hukum dan norma-norma, semuanya juga berpedoman
kepada sistem nilaibudaya tersebut.
Dengan demikian kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa nilai secara
umum merupakan ukuran tentang baik-buruk, tentang tata-laku yang telah
mendalam dalam kehidupan masyarakat. Nilai merupakan pencerminan budaya
suatu kelompok masyarakat. Nilai apabila ditinjau sebagai sistem nilai, merupakan

pedoman kehidupan bermasyarakat yang lebih tinggi tingkatnya dari pada norma
sosial, karena norma sosial itu juga bersumber dan berpedoman kepada sistem
nilai. Sistem nilai tidak hanya mempengaruhi tingkah laku dan tindakan seseorang,
melainkan lebih jauh dari itu yaitu menjadi dasar untuk mencapai tujuan hidupnya.
Sistem nilai yang menjadi landasan dan pedoman hidup bangsa Indonesia yang
paling utama adalah Pancasila. Bagi dunia pendidikan, Pancasila menjadi dasar
pendidikan nasional. Dengan demikian nila-nilai yang terkandung pada sila-sila
Pancasila harus ditanamkan dalam pengajaran IPS.
Sikap merupakan suatu konsep psikologi yang kompleks, sampai sekarang
belum ada satu definisi yang diterima bersama oleh semua pakar psikologi. Satu
hal yang dapat diterima bersama bahwa sikap berakar dalam perasaan. Namun
demikian, walaupun sikap berakar dalam perasaan, perasaan bukanlah satu-satunya
komponen dari sikap. Dalam perkembangan yang terakhir, sebagian besar pakar
sependapat bahwa sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu kompnen afektif,
komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif, adalah perasaan
yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu obyek. Komponen kognitif, adalah
kepercayaan atau keyakinan yang menjadi pegangan seseorang. Sedangkan
komponen konatif, adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan
cara-cara tertentu terhadap sesuatu obyek.
Sikap adalah sebagai keadaan yang ada pada diri manusia yang menggerakkan
untuk bertindak, sikap menyertai manusia dengan perasaan-perasaan tertentu dalam
menanggapi obyek dan semua itu terbentuk atas pengalaman (Bimo Walgito.
1983:52-55). Sedangkan menurut Siti Partini Suardiman, sikap merupakan
kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi
secara konsisten (Siti Partini Suardiman. 1894:76).
Selanjutnya Koencaraningrat menjelaskan bahwa suatu sikap adalah suatu
disposisi atau keadaan mental di dalam jiwa dan diri seorang individu untuk
bereaksi terhadap lingkungannya (baik lingkungan manusia atau lingkungan
masyarakatnya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan fisiknya).
Walaupun berada di dalam diri individu, sikap biasanya juga dipengaruhi oleh
nilai budaya dan sering pula bersumber pada sistem nilai budaya. Dari pengertianpengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap atau sikap mental adanya pada
diri seseorang, jadi bukan ada pada alam pikiran orang sebagai anggota
masyarakat. Sikap mental merupakan reaksi emosional seseorang terhadap

lingkungannya, baik secara positif maupun negatif, baik berkenaan dengan


persetujuan maupun penolakan tentang kondisi sosial yang dialaminya. Walaupun
sikap mental ini ada pada diri seseorang tetapi sangat dipengaruhi oleh sistem nilai,
pengalaman, dan pendidikan. Oleh karena itu pendidikan, khususnya pengajaran
IPS dapat digunakan sebagai sarana untuk membina sikap mental anak didik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa penilaian sikap
dalam proses pembelajaran di sekolah dapat diartikan upaya sistematis dan
sistemik untuk mengukur dan menilai perkembangan siswa, sebagai hasil dari
proses pembelajaran yang telah dijalaninya.
Dalam

berbagai

kasus

kehidupan

memang

sukar

dibedakan

antara

pembentukan sikap dan perubahan sikap. Sejalan dengan pendapat Freedman et. al.
(1970), bahwa senantiasa sikap menjadi sasaran perubahan, walaupun suatu sikap
sudah bertahan untuk jangka waktu yang lama. Oleh karena menurut Freedman,
para pakar psikologi lebih banyak memberikan perhatian pada pembahasan
perubahan sikap dari pada pembentukan sikap. Ada tiga model belajar dalam
rangka pembentukan sikap. Tiga model tersebut adalah:
a.

Mengamati dan Meniru

Pembelajaran model ini berlangsung melalui pengamatan dan peniruan.


Berdasar kenyataan, bahwa mayoritas perilaku manusia dipelajari melalui model,
yaitu dengan mengamati dan meniru perilaku atau perbuatan orang lain,
terutamanya orang-orang yang berpengaruh. Melalui proses pengamatan dan
peniruan akan terbentuk pula pola sikap dan perilaku yang sesuai dengan orang
yang ditiru.
Bagi para siswa di sekoaln, orang-orang yang berpengaruh terutama adalah
orang tua dan guru. Bagi masyarakat pada umumnya, orang-orang berpengaruh dan
dapat menjadi model antara lain : tokoh- film, artis, politikus, dan tokoh-tokoh
masyarakat yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang ini
memberi pengaruh tertentu terhadap perilaku dan kehidupan masyarakatnya.
b.

Menerima Penguatan

Pembelajaran model ini berlangsung melalui pembiasaan operan, yaitu dengan


menerima atau tidak menerima penguatan atas suatu respon yang ditunjukkan.
Penguatan juga dapat berupa hadiah (penguatan positif) dan dapat berupa hukuman
(penguatan negatif).

Dalam proses pendidikan, guru atau orang tua memberikan hadiah berupa
pujian kepada anak yang berbuat sesuai dengan nilai-nilai ideal tertentu. Dari
waktu ke waktu respon yang diberi hadiah tersebut akan bertambah kuat. Dengan
demikian sikap anak akan terbentuk, mereka akan menerima nilai yang menjadi
pegangan guru atau orang tuanya.
c.

Menerima Informasi Verbal

Informasi tentang berbagai hal dapat diperoleh melalui lisan ataupun tulisan.
Informasi tentang sesuatu obyek yang diperoleh seseorang akan mempengaruhi
pembentukan sikapnya terhadap obyek yang bersangkutan, misalnya informasi
tentang penyakit flu burung. Informasi ini telah membentuk sikap tertentu di
kalangan warga masyarakat terhadap penyakit flu burung, pembawa virusnya, dan
orang yang terkena penyakit tersebut.
Selain model mengenai suatu sikap, terdapat pula teori mengenai perubahan
sikap. Berikut penjelasan mengenai teori perubahan sikap :
a.

Teori Pembelajaran (learning theory)

Teori pembelajaran (learning theory) melihat perubahan sikap sebagai suatu


proses pembalajaran. Teori ini tertarik pada ciri-ciri dan hubungan antara stimulus
dan respon dalam sustu proses komunikasi. Menurut Yale (the Yale communication
and change program), yaitu program komunikasi dan perubahan sikap, telah
memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan teori ini. Program Yale
mengidentifikasi unsur-unsur dalam proses pembujukan, yang dapat memberi
pengaruh terhadap sikap seseorang. Menurut program Yale, ada empat unsur dalam
proses pembujukan yang dapat mempengaruhi perubahan sikap, yaitu:

penyampai, sebagai sumber informasi baru

komunikasi atau informasi yang disampaikan

penerima

situasi

b. Teori Fungsional
Teori fungsional mengasumsikan bahwa manusia mempertahankan sikap yang
sesuai dengan kebutuhan dirinya sendiri. Perubahan sikap terjadi dalam rangka
mendukung suatu maksud atau tujuan yang ingin dicapainya. Berdasarkan teori ini,
sikap merupakan alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, untuk merubah sikap
seseorang, terlebih dahulu harus dipelajari dan diketahui kebutuhan khusus atau
tujuan khusus yang ingin dicapai.

Menurut teori fungsional, perubahan sikap terjadi untuk menyesuaikan dengan


kebutuhan individu. Ada beberapa fungsi sikap dalam rangka memenuhi berbagai
kebutuhan individu, antara lain:
1)

Sebagai alat (instrumental), dengan perubahan sikap diharapkan akan

memperoleh hadiah yang sebesar-besarnya (untuk mendukung sikap positif) dan


hukuman yang sekecil-kecilnya untuk (mendukung sikap negatif).
2)

Sebagai pertahanan diri (ego-defensive), perubahan sikap didasarkan

pada keinginan seseorang untuk melindungi atau mempertahankan dirinya.


3) Sebagai pernyataan nilai (value-expressive), perubahan sikap didasarkan
pada keinginan seseorang untuk menyatakan sikap yang selaras dengan nilai-nilai
utama bagi dirinya.
4)

Sebagai pengetahuan (knowledge), perubahan sikap didasarkan pada

keperluan seseorang untuk mendapatkan informasi, dan menyusunnya dengan cara


yang dapat memberi makna bagi dirinya, dalam rangka penyesuaian diri dan
memberikan sumbangan untuk kebaikan lingkungan hidupnya
c.

Teori Pertimbangan Sosial (social judgement theory)

Menurut teori ini, perubahan sikap merupakan suatu penafsiran kembali atau
pendefisian kembali terhadap suatu obyek. Sikap adalah sebagai suatu daerah
posisi dalam suatu skala, yang mencakup ruang gerak penerimaan (latitude of
acceptance), ruang gerak tidak pasti (latitude of noncommitment), dan ruang gerak
penolakan (latitude of rejection).
2.2 Hubungan Antara Sikap, Nilai, dan Perilaku
Hubungan antara sikap dengan nilai, sebagian pakar psikologi berpendapat
bahwa nilai lebih bersifat global daripada sikap. Pendapat lain mengatakan nilai
merupakan sasaran yang lebih abstrak, yang ingin dicapai oleh seseorang. Nilai
mendasari pandangan hidup seseorang. Oleh karena itu nilai tidak mempunyai
obyek yang spesifik, seperti dalam sikap. Namun sangat penting peranannya dalam
pembentukan sikap.
Sejalan dengan pendapat-pendapat tersebut, nilai sebagai sasaran yang ingin
dicapai, atau sebagai hal yang mendasari pandangan hidup seseorang, maka nilai
menjadi kriteria atau ukuran yang bersifat abstrak dalam membuat pertimbangan
atau keputusan. Dalam kaitannya dengan peranan itu, nilai menjadi kepercayaan
normatif tentang apa yang disukai dan apa yang tidak disukai.

Dengan demikian nilai mempengaruhi pembentukan dan arah sikap seseorang.


Nilai juga dapat mempengaruhi perilaku dan perbuatan seseorang dengan
mempengaruhi sikap dan penilaian terhadap konsekuensi dari pada perilaku dan
perbuatan seseorang tersebut. Melalui proses seperti ini, nilai dapat dilihat sebagai
kunci bagi lahirnya perilaku dan perbuatan seseorang. Oleh karena itu, pengajaran
dan penanaman nilai merupakan hal penting dalam rangka pembinaan sikap dan
kepribadian siswa.
Perilaku (behavior), dapat didefinisikan sebagai proses memberi reaksi
terhadap suatu stimulus dalam lingkungan, yangbermanfaat bagi kehidupan.
Perilaku juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas anggota badan. Berdasar
batasan ini perilaku selalu merujuk kepada kegiatan lahir, yang dapat diamati
dengan pancaindera. Namun demikian perilaku juga dapat merujuk kepada
aktivitas internal yang tidak dapat dilihat, misalnya berpikir. Perilaku dan sikap
mempunyai hubungan yang sangat kuat. Sikap pada hakikatnya merupakan
perilaku internal. Individu dapat mengekspresikan sikap sebagai perilaku internal
dalam bentuk perilaku eksternal. Misalnya perasaan suka atau kecenderungan
setuju terhadap sesuatu obyek dapat diekspresikan dalam berbagai perilaku :
mendukung, membantu, meniru, memuji, dan sebagainya.
Nilai dan sikap merupakan dua faktor penting yang menentukan perilaku
seseorang. Konsistensi hubungan antara sikap dan perilaku ditentukan oleh dua
faktor, yaitu motivasi dan kesempatan Jika seseorang memiliki motivasi yang kuat
untuk berpikir tentang sesuatu obyek serta memiliki kesempatan untuk berbuat,
maka sikap akan memberi pengaruh kepada perilakunya. Pendapat tersebut sejalan
dengan teori reasoned action yang menyatakan bahwa sikap dan nilai subyektif
secara bersama-sama menentukan munculnya suatu perilaku.
Jadi dapat disimpulkan bahwa antara nilai, sikap, dan perilaku itu sangat erat
kaitannya. Nilai merupakan kepercayaan normatif, yang ikut menentukan apa yang
disukai dan apa yang tidak disukai oleh seseorang, sehingga terbentuk sikapnya
terhadap sesuatu obyak. Selanjutnya sikap akan mempengaruhi perilaku dan
perbuatan seseorang. Namun demikian, seperti dijelaskan di atas bahwa konsistensi
hubungannya antara sikap dan perilaku tersebut terjadi, jika terpenuhi syarat-syarat
tertentu.
2.3 Penanaman Nilai dan Sikap dalam Pengajaran IPS

Penanaman sikap atau sikap mental yang baik melalui pengajaran IPS, tidak
dapat dilepaskan dari mengajarkan nilai dan sistem nilai yang berlaku di
masyarakat. Dengan kata lain, strategi pengajaran nilai dan sistem nilai pada IPS
bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Materi dan
pokok bahasan pada pengajaran IPS dengan menggunakan berbagai metode (multi
metode), digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilainilai yang baik pada diri siswa. Dengan terbinanya nilai-nilai secara baik dan
terarah pada mereka, sikap mentalnya juga akan menjadi positif terhadap
rangsangan dari lingkungannya, sehingga tingkah laku dan tindakannya tidak
menyimpang dari nilai-nilai yang luhur. Dengan demikian tingkah laku dan
tindakannya tadi selalu akan dilandasi oleh tanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dan terhadap lingkungannya.
Penanaman nilai dan sikap pada pengajaran IPS hendaknya dipersiapkan dan
dirancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda.
Semakin

tinggi

jenjangnya

semakin

besar

unsur

pemahaman

dan

pertanggungjawabannya. Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu yang terbatas,


sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai- nilai kehidupan
manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada
siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia.
Menurut Paul Suparno, SJ. sikap dan tingkah laku yang berlaku umum, yang
lebih mengembangkan nilai kemanusiaan dan mengembangkan kesatuan sebagai
warga masyarakat perlu mendapatkan tekanan. Beberapa sikap dan tingkah laku itu
antara lain sebagai berikut: (Paul Suparno, SJ. 2001)
1.

Sikap penghargaan kepada setiap manusia

Penghargaan bahwa pribadi manusia itu bernilai, tidak boleh direndahkan atau
disingkirkan tetapi harus dikembangkan. Setiap manusia , siapapun orangnya
adalah bernilai, inilah yang menjadi hak asasi manusia, dan sikap ini harus
dipunyai. Oleh karena itu tindakan meremehkan, menghina, merendahkan, apalagi
mengganggu kebahagiaan orang lain dianggap tidak baik. Dalam wujud tindakan,
misalnya siswa saling menghargai temannya, tidak menjelekkan temannya dan
sebagainya.
2. Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia,
sopan, dan tepat janji

Sikap ini jelas membantu orang dalam berhubungan dengan orang lain dan
hidup bersama orang lain.
3. Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup
bersama orang lain yang berbeda
Sikap ini jelas sangat membantu kita menjadi manusia, karena memanusiakan
manusia lain. Bagi negara Indonesia yang sedang mencari bentuk demokrasi, sikap
ini sangat jelas diperlukan. Apalagi sikap rela hidup bersama, meskipun lain
gagasan, lain idiologi perlu ditekankan. Kita rela hidup besama dalam pebedaan
karena perbedaan adalah keadaan asasi kita
4.

Kebebasan dan tanggung jawab

Sikap manusia sebagai pribadi adalah ia mempunyai kebebasan untuk


mengungkapkan dirinya dan bertanggung jawab terhadap ungkapannya. Sikap ini
berlaku baik terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain maupun terhadap alam
dan Tuhan. Sikap ini jelas diwujudkan dalam kebebasan mimbar, kebebasan
berbicara, kebebasan untuk mengungkapkan gagasan dan tanggung jawab. Siswa
diajak bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak lari dari tanggung jawab.
5.

Penghargaan terhadap alam

Alam diciptakan untuk dimanfaatkan oleh manusia agar dapat hidup bahagia.
Berkenaan dengan hal tersebut penggunaan alam hanya untuk dirinya sendiri tidak
dibenarkan. Termasuk juga pengrusakan alam yang hanya dapat memberikan
kehidupan kepada segelintir orang juga tidak benar. Keserakahan dalam
penggunaan alam adalah kesalahan.
6.

Penghormatan kepada Sang Pencipta

Sebagai makhluk kita menghormati Sang Pencipta. Kita melalui penghayatan


iman,siswa diajak untuk menghormati dan memuji Sang Pencipta , dan pujian itu
dapat diwujudkan dalam sikap berbaik kepada semua makluk ciptaan, termasuk
pada diri sendiri. Sikap menghargai iman orang lain, menghargai bentuk iman
orang lain, menghargai budaya orang lain perlu dikembangkan dalam kerangka rela
hidup saling membantu dan menerima orang lain.
7. Beberapa sikap pengembangan sebagai pribadi manusia seperti disiplin,
bijaksana,

cermat,

mandiri,

percaya

diri,

semuanya

lebih

menunjang

penyempurnaan diri pribadi.


Meskipun hal-hal itu tidak langsung berkaitan dengan orang lain, tetapi
membantu dalam kerja sama dengan orang lain.

Sikap mental dan tingkah laku tersebut di atas harus selalu dikembangkan.
Dalam pengembangannya harus dijiwai oleh nilai-nilai yang luhur dan latihan
mengungkapkan sikap mental secara baik, terarah dan terpuji. Kesadaran dan
penghayatan siswa terhadap nilai yang menjadi landasan dan falsafah hidup bangsa
Indonesia harus ditanamkan secara berkesinambungan, sehingga sikap mental
siswa menjadi benar-benar memancarkan kebenaran, keluhuran, dan tanggung
jawab. Penanaman nilai dan sikap ini harus sudah dimulai sejak kecil (TK, SD),
dan berkelanjutan pada jenjang berikut/diatasnya.
Pada jenjang SD, siswa harus diperkenalkan pada proses pengembangan
pemahaman alasan-alasan akan nilai-nilai yang diperkenalkan. Pada siswa kelas
rendah, unsur-unsur permainan dan penanaman nilai tidak boleh dilupakan. Sebab
pada tahap ini, siswa harus dikondisikan merasa senang dalam hidup bersama,
bersosialisai, dan mulai mengenal ilmu pengetahuan. Kegiatan yang dapat
diperkenalkan antara lain: mengunjungi musium, kebun binatang, tempat-tempat
bersejarah, dan mengenal lingkungan alam. Ilmu pengetahuan haruslah dicintai
bukan ditakuti dan menjadi ancaman bagi siswa.
Nilai-nilai yang ditanamkan kepada siswa harus semakin diperdalam dengan
cara memperkenalkan mengapa nilai-nilai itu ditanamkan. Tahap demi tahap mulai
dikembangkan unsur pemahaman kepada diri siswa, nilai-nilai kejujuran, keadilan,
kepahlawanan harus sudah mulai diperkenalkan dan harus mendapat tekanan serta
perhatian. Ceritera dan dongeng dapat menjadi sarana yang baik untuk pengenalan
dan penanaman nilai-nilai tersebut.
Pada kelas tinggi, harus ditambah porsi pemahamannya, kegiatan-kegiatannya
harus dipilih yang dapat membangun sikap tanggung jawab, keteraturan,
kebersamaan dalam kelompok yang saling membantu. Pemberian tugas baik yang
bersifat individu maupun kelompok, diskusi, dan tanya jawab merupakan metode
yang cocok untuk menanamkan nilai dan sikap dalam pengajaran IPS.
Penanamam nilai dan sikap kepada siswa itu penting, ungkapan ini senada
dengan tujuan pengajaran IPS yang selain mengembangkan pengetahuan juga
mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai dan sikap kepada siswa.
Leonard

Kenworthy

Mamun.1978/1979:107).

dalam

(Kosasih

mengemukakan

Djahiri
rumus

dan

sebagai

Fatimah
berikut:

P (Pengetahuan) + S (Sikap) + K (Keterampilan) = B (Behavior = kelakuan)

Hal ini menggambarkan bahwa sikap lahir secara bersamaan dan satu sama
lain tidak dapat dipisah-pisahkan. Bila keempat aspek tersebut mampu kita ajarkan
atau kita bina kepada siswa maka sikap seseorang akan terlatih dan terbina pula.
Namun harus kita sadari bahwa tidak selamanya kita dapat mengajarkan keempat
aspek itu dalam pengajaran suatu konsep.
Hal itu dapat diatasi dengan menggunakan teknik dan langkah tertentu, nilainilai sopan santun, baik dan buruk, adil dan tidak adil dan sebagainya dapat
ditanamkan kepada siswa dengan cara menimbulkan kesadaran siswa sendiri dan
melalui cara-cara kritis rasional dalam proses belajar mengajar dan ditanamkan
secara bertahap.
Penanaman nilai melalui drilling atau hafalan semata tidaklah tepat, sebab
siswa menerima suatu nilai hanya sebagai pengetahuan yang disimpannya dalam
benaknya atau berusaha kearah merubah sikap dengan secara terpaksa, semu atau
pura-pura tanpa keyakinan. Pengajaran nilai dan sikap hendaknya benar-benar
mampu menyentuh kesadaran nilai siswa itu sendiri dan tertanam melalui logika
pembenaran yang dapat diterima siswa itu, sehingga nilai-nilai tersebut menjadi
milik dan keyakinan yang tidak mudah berubah.
Pengajaran IPS yang pada hakekatnya adalah pengajaran yang mensosialkan
diri dan pribadi siswa. Dengan demikian siswa dengan segala kepribadiannya atau
sikapnya hendaknya mampu meresapi (menghayati), mengadaptasi (menerima) dan
mempraktekkan

nilai-nilai

umum

yang

berlaku

di

masyarakat.

Setiap

konsep/topik/tema/pelajaran IPS memiliki nilai-nilai tertentu yang oleh siswa perlu


dikaji, diolah dan ditelaah dan cocok dengan dirinya, diproses menjadi miliknya
untuk kemudian digunakan sebagai pola atau barometer perbuatannya dalam
hidupnya. Kalau nilai dan sikap tersebut memang dianggap baik untuk orang lain,
maka dapat dikomunikasikan dan disebarluaskan kepada orang lain dengan cara
yang wajar.
C. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN
Keterampilan sosial yang perlu dimiliki siswa,menurut John Jarolimek (1993 : 9),
mencakup :
1. Living and working together; taking turns;respecting the rights of others; being
sociallysensitive
2. Learning self-control and self-direction

3. Sharing ideas and experience with others


Jadi, keterampilan sosial itumemuat aspek-aspek keterampilan untuk
hidupdan bekerjasama; keterampilan untukmengontrol diri dan orang lain;
keterampilanuntuk saling berinteraksi antara satu denganyang lainnya; saling
bertukar pikiran danpengalaman sehingga tercipta suasana yangmenyenangkan
bagi setiap anggota darikelompok tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial adalah sebuah alat
yang terdiri dari kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara verbal maupun
nonverbal. Kemampuan untuk dapat menunjukkan perilaku yang baik, serta
kemampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain digunakan seseorang untuk
dapat berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan sosial.

1.

2.
3.

1.
2.

3.

Ketrampilan sosial yang dapat dikembangkan dalam Pembelajaran IPS SD


Rumusan keterampilan-keterampilan yang telah dikembangkan oleh National
Council for Social Studies (1984) yang dirujuk oleh pengembang IPS di beberapa
negara meliputi :
Keterampilan yang terkait dengan upaya memperoleh informasi yaitu keterampilan
membaca, keterampilan belajar, keterampilan mencari informasi dan keterampilan
dalam menggunakan alat-alat teknologi,
Keterampilandalam mengorganisasi dan menggunakan informasi (keterampilan
intelektual dan keterampilan membuat keputusan)
Keterampilan yang berkaitan dengan hubungan sosial serta partisipasi dalam
masyarakat yang meliputi a) keterampilan diri yang sesuai dengan kemampuan dan
bakat, b) keterampilan bekerja sama, c) berpartisipasi dalam masyarakat.
Keterampilan-keterampilan sosial tersebut nampaknya relevan untuk dikembangkan
di sekolah-sekolah agar para siswa kelak dapat hidup sebagai warga dunia yang
memiliki peran dalam masyarakatnya.
Keterampilan sosial yang perlu dimiliki oleh peserta didik harus diajarkan dan
dilatihkan dalam proses pembelajaran IPS di SD. Alasannya adalah sebagai
berikut:
Keterampilan dapat terbentuk melalui proses pembelajaran. Peserta didik belajar
keterampilan karena hal itu bermanfaat untuk mencapai tujuan tertentu.
Keterampilan sosial dapat dikembangkan dengan penguasaan aspek kognitif
(pengetahuan) terlebih dahulu. Oleh karena itu, mengajarkan keterampilan sosial
harus disertai dengan penyampaian pengetahuan tentang keterampilan tersebut.
Keterampilan sosial dapat dikembangkan melalui latihan. Seseorang yang memiliki
keterampilan sosial seringkali menggunakan keterampilan tersebut tanpa berpikir
terlebih dahulu. Orang yang terampil membuang sampah pada tempatnya atau antri di
tempat pelayanan umum tidak perlu berpikir mengenai masalah kebersihan atau nilainilai demokrasi dalam menghargai hak orang lain. Secara spontan, dia akan
melakukannya.

4. Kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan orang setiap hari sebenarnya


menggambarkan beberapa keterampilan sosial.. Misalnya keterampilan
berkomunikasi dengan baik dengan orang lain menggambarkan keterampilan dalam
memilih katakata yang baik, mengkomunikasikan pikiran, cara berbicara, cara
mendengarkan, cara menggunakan bahasa non-verbal, cara meminta maaf, sopan
santun serta keterampilan-keterampilan lainnya yang terkait. Keterampilanketerampilan tersebut tidak akan terbentuk tanpa proses latihan dan pembelajaran di
dalam kelas.
Strategi Pembelajaran Ketrampilan Sosial IPS di SD
Terdapat beberapa strategi dalam mengajarkan keterampilan sosial kepada
parasiswa melalui pendidikan IPS SD. Di antara beberapa strategi tersebut yaitu
strategikonstruktivistik, cooperative learning (pembelajaran kooperatif) dan inquiry
dapatdipilih dan dikembangkan sebagai alternatif.
1. Strategi Konstruktivistik
Strategi Konstruktivistikmenempatkan siswa sebagai mitra pembelajar dan
pengembang materipembelajaran dapat digunakan oleh guru IPS SD dalam
mengembangkan keterampilansosial. Keterampilan siswa memperoleh, mengolah
dan memanfaatkan informasi untukmemberdayakan dirinya dapat dilakukan
melalui proses pembelajaran di kelas.Seorang guru IPS yang konstruktivistik harus
dapat memfasilitasi para siswanyadengan kesempatan untuk berlatih dalam
mengklasifikasi, menganalisis dan mengolahinformasi berdasarkan sumber-sumber
yang mereka terima. Sikap kritis siswa terhadapinformasi harus dapat
dikembangkan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalammemberikan tugas
kepada siswa-siswanya hendaknya guru yang konstruktivistikmenggunakan
terminologi kognitif seperti prediksi, klasifikasi dan analisis. Dengandemikian,
aspek kognitif siswa yang dikembangkan tidak hanya keterampilan dalam
menghafal dan mengingat melainkan juga menganalisis, memprediksi, mengkritisi
danmengevaluasi informasi yang mereka terima.
Di era global ini, sumber-sumber informasi yang tidak terbatas dapat
digunakansebagai materi pembelajaran IPS untuk mengembangkan keterampilan
yang terkaitdengan informasi tersebut. Kemajemukan informasi berdasarkan
sumber sertakeobjektivitasan dan kesubjektivitasan merupakan bahan yang
menarik untukmengembangkan keterampilan tersebut di dalam kelas. Ada
informasi berdasarkan datadan fakta yang objektif dan ada pula informasi yang
didasarkan atas data dan fakta yangsifatnya subjektif. Siswa harus dilatih untuk
memilah mana informasi yang benar danmana informasi yang sifatnya rumor.
Keterampilan dalam hal mengkritik sumberinformasi, mengkompilasi informasi
seperti mengumpulkan, menggabungkan danmenyusun informasi, serta menarik
informasi dari sumber seperti foto, dokumen tertulis,media elektronik serta sumber
lisan harus dapat dilatihkan dalam proses belajar mengajar.Strategi atau
pendekatan konstruktivistik yang menempatkan siswa sejajar (equal)dengan guru
merupakan langkah yang baik untuk melatihkan keterampilanketerampilantersebut.

2. Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif)


Melalui pendekatan ini guru IPS SD dapat melatihsiswa melalui praktek yang
nyata mengenai kemampuan, sikap dan perilaku kerjasama.Sikap, perilaku dan
kemampuan kerjasama di antara kelompok siswa yang majemuk(etnis, agama,
jender, budaya dan lain-lain) memiliki makna yang penting dalammenghadapi era
globalisasi yang ditandai dengan saling ketergantungan antar bangsa,negara dan
masyarakat. Dengan demikian, semangat bekerjasama serta salingketergantungan
(interdependensi) antar kelompok yang merupakan mainstream yangsedang dan
akan dihadapi di era global harus dapat diakomodasi oleh pendidik IPS di SD.
Melalui strategi cooperative learning, siswa bukan hanya dilatih mengenai
sikapkeunggulan individual yang tergantung pada keunggulan kelompok
melainkan jugasemangat serta keterampilan kooperatif yang merupakan bagian
dari kemampuan relasisosial di dalam kelompok yang menghimpun berbagai
individu. Perlu disadari olehpendidik IPS bahwa dasar kerjasama kelompok adalah
seseorang tidak akan memilikiketerampilan kerjasama serta berpartisipasi aktif
dalam kelompoknya, kecuali apabilasiswa diberi kesempatan lebih luas untuk
mempraktekkan sikap dan perilakuberpartisipasi pada situasi sosial yang bermakna
bagi mereka.Dengan demikian, materi pengajaran IPS sebagai tempat untuk
melatihkanketerampilan-keterampilan sosial hendaknya dipilih agar materi serta
proses belajar
mengajar lebih bermakna bagi para siswa.
3. Inquiry
Inquiry yang merupakan salah satu strategi pengajaran dapat dipilih oleh guru
IPSdalam mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial atau intelektual.
Strategi inimenekankan peserta didik menggunakan keterampilan intelektual dalam
memperolehpengalaman baru atau informasi baru melalui investigasi yang sifatnya
mandiri(independent). Dengan demikian, keterampilan memperoleh informasi baru
berdasarkanpengetahuan mengenai informasi atau pengalaman belajar sebelumnya
merupakankondisi baik untuk mengembangkan keterampilan yang terkait dengan
penguasaaninformasi. Beberapa keuntungan strategi ini yang terkait dengan
penguasaan informasidiantaranya adalah ;
1) Strategi ini memungkinkan peserta didik melihat isi pelajaranlebih realistis dan
positif ketika menganalisis dan mengaplikasikan data dalammemecahkan masalah
2) Memberi kesempatan kepada para siswa untuk merefleksikanisu-isu tertentu,
mencari data yang relevan, serta membuat keputusan yang bermaknabagi mereka
secara pribadi
3) Menempatkan guru sebagai fasilitator belajar sekaligusmengurangi perannya
sebagai pusat kegiatan belajar.
Dengan menggunakan strategi inquiry, mengembangkan keterampilan sosial
atauintelektual dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan kritis kepada peserta
didik.Misalnya, jika keterampilan yang terkait dengan penguasaan, pengolahan
danpenggunaan informasi yang ingin dicapai maka guru IPS SD dapat memulai
pertanyaan dengan menggunakan kata tanya mengapa atau
bagaimana.Keterampilan-keterampilan yang dapatdikembangkan melalui

pertanyaan-pertanyaan kritis tersebut diantaranya adalahketerampilan dalam hal


memperoleh informasi dari sumber-sumber tertulis, lisan ataumedia elektronik,
menggunakan peta sebagai petunjuk mencari lokasi, menginvestigasisumber
belajar, membuat laporan, melakukan analisis, melakukan prediksi,
menyeleksiinformasi, membuat bagan, menggunakan teknologi informasi seperti
internet,menggunakan telepon serta etika menggunakan telepon, membuat
keputusan, berdiskusi,bekerjasama dan keterampilan-keterampilan lain yang
terkait. Keterampilan-keterampilanyang sangat berguna bagi kehidupan mereka
sehari-hari harus dapat difasilitasi oleh gurumelalui pendekatan di atas.
Melalui strategi ini, bukan hanya ranah kognitif, melainkan juga psikomotor
danafektif dapat dikembangkan bersama-sama. Pemberian pengetahuan (ranah
kognitif)berupa fakta, konsep, atau teori serta pelatihan dalam menggunakan fakta,
konsep danteori (ranah psikomotor) yang merupakan informasi yang dapat
dijadikan modal untukmembiasakan siswa SD (ranah afektif) dalam menggunakan
informasi yang telahdikuasai dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran.
Penguasaan informasi olehsiswa pada akhirnya, dapat mereka gunakan untuk
mencari berbagai pemecahan denganmenggunakan sikap adaptif, kompetitif,
produktif, efisien sebagai modal dasar untukberadaptasi serta mempertahankan
kelangsungan hidup di berbagai situasi. Keterampilansosial yang dikembangkan
dalam proses pembelajaran hendaknya juga diimbangidengan sikap sosial positif
melalui membiasakan mereka melakukan ataumempraktekkan sikap-sikap positif
tersebut.
4. PEMANFAATAN PETA, GLOBE, DATA, INFORMASI DAN MEDIA MASSA DALAM
MEMECAHKAN MASALAH DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN
A. PETA
B. PRINSIP PENGGUNAAN MEDIA
Media pembelajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi
mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsipprinsip penggunaan Media pembelajaran yang antara lain:
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral
dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagaialat bantu yang berfungsi
sebagai tambahan yang digunakan biladianggap perlu dan hanya dimanfaatkan
sewaktu-waktu dibutuhkan (Usman, 2011)[15].
2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yangdigunakan
dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3. Guru seharusnya memperhitungkan untung-ruginya pemanfaatan suatu media
pembelajaran.
4. Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematisbukan
sembarang menggunakannya.
5. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macammedia, maka
guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses
belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar (Arif, 2010)[16].
Prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media pembelajaran merujuk pada
pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran

untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini


disebabkan adanya beraneka ragam media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran[17].
prinsip-prinsip umum pengunaan media sebagai berikut :
a. Penggunaan media pemeblajaran hendaknya dipandang sebagai bagian intergral
dalam sistem pembelajaran
b. Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dana
c. Pengajar hendaknya memahami tingkat hirarki (sequence) dari jenis alat dan
kegunaannya
d. Pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus , sebelum , selama ,
dan sesudah pemakaiannya.
e. Penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan memperlancar proses
pembelajaran
C. PEMANFAATAN MEDIA SECARA KREATIF
5. PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS
Secara teoritis pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mempunyai berbagai
arti penting diantaranya lingkungan mudah di jangkau, biayanya relatif murah, objek
permasalaha dalam lingkungan beraneka ragam dan menarik serta tidak pernah habis.
Sumber belajar atau informasi dapat diperoleh antara lain dari :
1. Manusia ( pakar, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain-lain )
2. Kantor penerbitan surat kabar, bahan tertulis
3. Bahan terekam
4. Bahan tersiar ( TV, Radio )
5. Alam sekitar
6. Situs sejarah, artifak dan lain-lain.
6. PENGEMBANGAN MATERI IPS SESUAI DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN
MATERI/Bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material)
yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan,
nilai, sikap, tindakan, dan ketrampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa
fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasa tertentu yang
diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar
berfungsi sebagai:
Pedoman bagi pengajar yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran.
Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran.
Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Jenis-jenis Bahan ajar
Bahan ajar visual, yaitu bahan ajar yang penggunaannya dengan indra penglihatan.
Terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja

siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti
model/maket.
Bahan ajar audio, yaitu bahan ajar yang penggunaanya menggunakan indra
pendengaran, yaitu ditangkap dalam bentuk suara. Contohnya seperti kaset, radio, piringan
hitam, dan compact disk audio
Bahan ajar audio visual, yaitu bahan ajar yang dapat ditangkap dengan indra
pendengaran dan indra penglihatan. Contohnya seperti video compact disk, film.
Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer
Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan
ajar berbasis web (web based learning materials).
A. LANGKAH PENYUSUNAN BAHAN AJAR
B. PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHAN AJAR
7. ANALISIS KONSEP RUANG, WAKTU DAN PERUBAHAN DALAM KONTEKS
MASYARAKAT INDONESIA & DINAMIKA KEHIDUPAN GLOBAL
KONSEP WAKTU
Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna, yaitu makna denotati dan
konotatif. Makna waktu secara denotatif merupakan satu-kesatuan, Yaitu detik, menit,
jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad, dan seterusnya.
Pada umumnya, berikut konsep waktu dalam memelajari sejarah.
a. Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati.Tetapi,
masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, berhenti.
b. Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Apa yang terjadi di masa
lampau
dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak di masa sekarang, dan untuk
mencapai
kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
c. Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini menjadi
acuan untuk perencanaan masa yang akan datang.
KONSEP RUANG
Ruang (dimensi Spasial), merupakan tampat terjadinya berbagai peristiwa alam
maupun peristiwa sosial dan peristiwa sajarah dalam proses perjalanan waktu. Konsep
ruang juga dapat diartikan, sebagai konsep yang paling melekat dengan waktu.
Berikut secara umum penjabaran konsep ruang dalam memelajari sejarah.
a. Ruang merupakan tampat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa dalam perjalan
waktu.
b. Penelaahan sautu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan
dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut.
c. Jika waktu menitikberatkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep
ruang menitikberatkan pada aspek tempat, di mana peristiwa itu terjadi.
KONSEP PERUBAHAN
Perubahan merupakan gejala yang umum terjadi pada masyarakat manusia. Dapat
dikatakan bahwa tidak ada satu masyarakat pun di dunia ini yang benar-benar statis.

Semua masyarakat cepat atau lambat pasti mengalami perubahan. Demikian halnya
dengan perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa
dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Menurut Hirscham, kebosanan
manusia sebenarnya merupakan penyebab dari terjadinya perubahan.
Dalam konteks kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dikenal dua macam perubahan
yaitu perubahan sosial (social change) dan perubahan kebudayaan (cultural change).
Membicarakan perubahan sosial tidak dapat dipisahkan dari pembicaraan perubahan
budaya. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan dapat dipisahkan untuk keperluan
teori, tetapi dalam kehidupan nyata atau dalam kehidupan sehari-hari sangat sukar untuk
dibedakan dengan tegas antara perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan.
Kebudayaan dihasilkan oleh masyarakat dan tidak ada masyarakat yang tanpa kebudayaan.
Dengan kata lain budaya ada karena ada masyarakat dan masyarakat tidak mungkin tanpa
budaya.
Perbedaan pengertian antara perubahan sosial dan perubahan budaya terletak pada
pengertian masyarakat dan budaya yang diberikan, tetapi pada umumnya perubahan
budaya menekankan pada sistem nilai, sedangkan perubahan sosial pada sistem
pelembagaan yang mengatur tingkah laku anggota masyarakat
8. SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM
MASYARAKAT INDONESIA DAN DINAMIKA KEHIDUPAN GLOBAL
A.
Pengertian Manusia dan Lingkungan
1.

Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,
mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam
sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.
Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki
perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada
di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa
otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relatif.
Manusia atau orang dapat diartikan dari sudut pandang yang berbeda-beda, baik itu
menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara biologis,
manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia) yang
merupakan sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang
menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun
berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan
lingkungan dan tempat tinggalnya.

2.

Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah suatu media dimana makhuk hidup tinggal, mencari penghidupannya,
dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan
yang lebih kompleks.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita
makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lain
dari lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di
sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta
karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada
di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada disekitarnya. Adapun lingkungan abiotik
berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati
yang ada disekitar. Lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar
peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
B.
1.

Korelasi Antara Manusia dengan Lingkungan


Pengertian Ekologi

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi
berarti ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (18341914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau
sistem dengan lingkungannya.
Kita mengenal beberapa definisi untuk ekologi, misalnya:
a)
Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia
dengan lingkungannya.
b)
Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan
kepadatan makhluk hidup.
c)

Ekologi ialah biologi lingkungan.

Bertolak dari definisi ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungannya maka ekologi dapat juga diartikan sebagai imu yang
membahas hubungan manusia dan lingkungannya dipandang dari kepentingan dan
kebutuhan manusia terhadap lingkungan itu sendiri. Ekologi merupakan cabang ilmu

yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari
bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan
hubungan antara makhluk hidup dengan benda tidak hidup di tempat hidup atau
lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan
zoologi dan botani yang menggambarkan bahwa ekologi mencoba memperkirakan dan
menggambarkan sebagian besar rantai makanan manusia.
Para ahli ekologi mempelajari perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang
satu kepada makhluk hidup yang lain dalam lingkungannya serta faktor-faktor yang
menyebabkannya. Serta perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam
faktor-faktor yang menyebabkannya. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi
antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi) berfokus kepada ekowilayah bumi dan
riset perubahan iklim.
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan
banyak metode untuk mempelajari suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi
lingkungan kita, sedangkan ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi
tubuh dan pikiran kita.
2.

Lingkungan Hidup Manusia

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Pasal 1 Angka 1 mengartikan Lingkungan


Hidup sebagai kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan budayanya. Dalam
lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yakni, suatu unit atau satuan
fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat
komponen abiotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi
makhluk-makhluk hidup diantaranya: tanah, udara atau gas-gas yang membentuk
atmosfer, air, cahaya, suhu atau temperatur, Sedangkan komponen biotik diantaranya
adalah: produsen, konsumen, pengurai.
C.

Pengaruh Manusia Pada Alam Lingkungan Hidupnya

Manusia sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya
maupun komunitas biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup
manusia tampak jelas di kota-kota, dibanding dengan pelosok dimana penduduknya masih
sedikit dan primitif. Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik
secara positif ataupun negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan

keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat dapat
mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki kemampuan berfikir dan
penalaran yang tinggi. Disamping itu manusia memiliki budaya, pranata sosial dan
pengetahuan serta teknologi yang makin berkembang. Peranan manusia dalam lingkungan
ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Peranan manusia yang bersifat
negatif adalah peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian ini secara langsung atau pun
tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
peranan manusia yang bersifat positif adalah peranan yang berakibat menguntungkan
lingkungan karena dapat menjaga dan melestarikan daya dukung lingkungan.
Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain sebagai berikut:
1.
Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin
berkurang (depletion);
2.

Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;

3.
Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan
yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
4.
Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga
menimbulkan longsor;
5.
Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang
menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya kualitas
lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan
terhadap manusia itu sendiri;
Peranan Manusia yang menguntungkan lingkungan antara lain:
Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA
yang tidak dapat diperbaharui;
Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora
serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar yang
terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang batasnya;
Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multi kultur untuk menjaga
kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan guna mencegah
derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung humus;
Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan
keanekaan jenis makhluk hidup.
D.

Sumber Alam

Sumber alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian yakni:

Sumber alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) atau disebut pula sumbersumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua makhluk
hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuhan-tumbuhan.
Sumber alam yang tidak diperbaharui (nonrenewable resources) atau disebut pula sebagai
golongan sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber abiotik adalah tanah, air,
bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.
Sumber alam biotik mempunyai kemampuan diri atau bertambah, misalkan tumbuhan
dapat berkembang biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan menghasilkan
keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumber daya alam tersebut
dikatakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat diperbaharui. Lain halnya dengan
sumber daya alam abiotik yang tidak dapat memperbaharui dirinya. Bila sumber minyak,
batu bara atau bahan-bahan lainnya telah habis digunakan manusia, maka habislah bahanbahan tambang tersebut. Sumber alam biotik dapat terus digunakan atau dimanfaatkan
oleh manusia, bila manusia menggunakannya secara bijaksana dalam penggunaan berarti
memperhatikan siklus hidup sumber alam tersebut
9. KEDUDUKAN INDIVIDU WARGA NEGARA DAN WARGA MASYARAKAT
DALAM KONTEKS STRUKTUR PRANATA, DAN PROSES SOSIAL BUDAYA
Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya dan Penyebabnya
Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini.
1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha
masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi
baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi
adalah perubahan pada struktur masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu
bentuknya sangat sederhana, namun karena masyarakat mengalami perkembangan, maka
bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi kompleks. Perubahan cepat disebut
juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan
revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, keteganganketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat
dikendalikan. Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu. Berikut ini
beberapa persyaratan yang mendukung terciptanya revolusi.
a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat
tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak
puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan
arah gerakan revolusi.
Contoh perubahan secara revolusi adalah gerakan Revolusi Islam Iran pada tahun 19781979 yang berhasil menjatuhkan pemerintahan Syah Mohammad Reza Pahlevi yang

otoriter dan mengubah sistem pemerintahan monarki menjadi sistem Republik Islam
dengan Ayatullah Khomeini sebagai pemimpinnya.
2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/7d/Perubahan_Ssial_2.jpg
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
Sebaliknya, perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur
sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola
kehidupan masyarakat.
3. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak
Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/a/a1/Perubahan_Ssial_3.jpg
Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah
diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan
perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu
seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk
memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk
mengubah suatu sistem sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan
pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya perubahan tata
pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi. Perubahan yang
tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar
jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial
yang tidak diharapkan.
Contoh perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya
berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde Baru
dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.
4. Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab
yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a . Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab
intern)
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan
yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan
dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu
menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan
perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)

http://www.crayonpedia.org/wiki/images/1/10/Perubahan_Ssial_4.jpg
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang
berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar
masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu
daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut
mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan
keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat
memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan
ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang
berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima
tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling
menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang
lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun
unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan
baru tersebut.
10. FENOMENA INTERAKSI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI, DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT SERTA SALING
KETERGANTUNGAN GLOBAL
Globalisasi dan Dampaknya di Bidang Ekonomi,Sosial-Budaya, dan Politik
Ditulis pada 20 Oktober 2014 oleh suciseptia
Manusia telah berinteraksi dalam kisaran jarak jauh selama ribuan tahun. Sebagai
contohnya adalah Jalur Sutra darat yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa dan
menyebabkan banyak perubahan pada peradaban bangsa-bangsa di Dunia Lama.
Pemikiran, agama, bahasa, kesenian, dan aspek budaya lainnya menyebar dan bercampur
ketika negara-negara bertukar barang dan ide.
Perpindahan manusia, barang, dan ide secara global meluas pada abad-abad selanjutnya.
Pada abad ke-15 dan 16, bangsa Eropa membuat rintisan terpenting dalam penjelajahan
samudra, salah satunya adalah pelayaran transatlantik ke Dunia Baru yang disebut
Amerika. Pada awal abad ke-19, perkembangan bentuk transportasi baru (seperti kapal uap
dan rel kereta) dan telekomunikasi yang menyusutkan ruang dan waktu memungkinan
terjadinya interaksi global dengan sangat cepat. Pada abad ke-20, kendaraan darat,
angkutan intermodal, dan maskapai penerbanganmembuat transportasi semakin cepat.
Penemuan telekomunikasi elektronik, seperti telepon genggam dan Internet, membuat
miliaran orang bisa saling terhubung dengan berbagai cara pada tahun 2010. Abad ini
merupakan juga merupakan millennium III perhitungan masehi. Perubahan abad dan
perubahan millennium ini diramalkan akan membawa perubahan terhadap struktur
ekonomi, struktur kekuasaan, dan struktur kebudayaan dunia.

Fenomena paling menonjol yang terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses
globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga,
setelah berlangsung gelombang pertama(agrikultur) dan gelombang kedua (industry).
Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat
kekuasaan yan bersumber pada tanah, kemudian kepada capital/modal, selanjutnya dalam
gelombang ketiga kepada penguasaan terhadap terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan
teknologi).
Tentu kalian sudah sering kali mendengar kata ini, bahkan sangat familiar dengan istilah
ini. Dalam pengertiannya, Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan
dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di
seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin
sempit.Dengan kata lain, Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu,
antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi
satu sama lain yang melintasi batas negara.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau
batas-batas negara. Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme
Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005).
Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa,
yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat
dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua
bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan dan lain-lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung
utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga
segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh
dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Saat kita telah memasuki era globalisasi, yang dimana waktu, ruang, dan jarak bukan lagi
menjadi pembatas. Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya suatu
bangsa. Yang mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang
telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif.
Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus peluang bagi bangsa untuk
berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan.
Di era globalisasi pergaulan antarbangsa semakin kental. Batas antarnegara hampir tidak
ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang.di dalam pergaulan yang semakn

kental itu akan terjadi proses akulturasi, proses meniru, dan saling mempengaruhi antar
budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut
adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri. Arus informasi yang smakin
pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negatif akan makin
besar. Apabila tidak dibendung akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya
masyarakat tidak lagi bangga akan bangsa dan negaranya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
budaya dan lain-lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
A.GLOBALISASI DI BIDANG EKONOMI
Bidang ekonomi merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan,di mana
Negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi
dengan tanpa rintangan batas teritorial Negara. Wujud nyata globalisasi bidang ekonomi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,antara lain terjadi dalam aspek-aspek berikut :
-Aspek produksi, yaitu suatu perusahaan dapat berproduksi di berbagai Negara, dengan
sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah
buruh yang rendah,tarif bea masuk yang murah,infrastruktur yang memadai ataupun
karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam ini menjadi lokasi manufaktur
global.
-Aspek pembiayaan, yaitu suatu perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh
pinjaman atau melakukan investasi di semua Negara & dunia.
-Aspek tenaga kerja, yaitu suatu perusahaan global mampu memanfaatkan tenaga kerja
dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga
kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh yang di peroleh dari
Negara berkembang. Dengan globalisasi , human movement akan semakin mudah.
-Aspek jaringan informasi, yaitu masyarakat suatu Negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari Negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara
lain melalui televise, radio, media cetak dan lain-lain. Jaringan komunikasi yang semakin
maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai dunia.
Aspek perdagangan, terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta
penghapusan berbagai hambatan non-tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan
persaingan menjadi semakin ketat, bahkan transaksi menjadi semakin cepat karena less
papers document dalam perdagangan, menggunakan jaringan teknologi telekomunikasi
yang semakin canggih.
Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
Dampak globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antar Negara
melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antar Negara (cross-border capital
flows),pergerakan tenaga kerja (human movement), dan penyebaran teknologi informasi
yang cepat sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara
hamper pasti telah merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh terhadap
masyarakat, kehidupan manusia, lingkungan kerja, & kegiatan bisnis.
Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi, termasuk BUMN perlu
melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi

manajemenya dengan basis entrepreneurship, cost efficiency, & competitive advantages.


Mencermati kondisi Indonesia dalam konteks ekonomi global.
Bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi, jika tidak segera
di lakukan maka akan timbul berbagai konsekuensi serius antara lain :
Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi)
Jumlah pengangguran yang semakin meningkat
Kemiskinan structural yang semakin memilukan
Hutang yang semakin meningkat baik dari luar negeri ataupun dalam negeri
Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah
Dampak positif di bidang ekonomi, yaitu :
1. Pasar yang sangat terbuka untuk produk-produk ekspor (dengn catatan produk ekspor
Indonesia dapat bersaing si pasar internasional). Dengan demikian kesempatan pengusaha
Indonesia sangat terbuka dalam menciptakan produk berkualitas yang dibutuhkan oleh
pasar dunia
2. kesempatan kerja lebih terbuka, dan devisa Negara meningkat.
3. Mudah untuk mengakses modal investasi yang berasal dari luar negeri
4. Mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum diproduksi di
Indonesia
5. Kegiatan pariwisata akan meningkat sehingga mampu membuka lapangan kerja dan
juga menjadi ajang promosi produk-produk Indonesia
Dampak negatif di bidang ekonomi, yaitu :
1. Masuknya tenaga kerja asing
2. hilangnya pasar produk Indonesia karena kalah bersaing dengan produk luar negeri
3. usaha- usaha di Indonesia akan mati karena banyak produk impor dipasaran Indonesia
Adanya globalisasi juga berdampak pada kehidupan suatu bangsa, termasuk Indonesia.
Pengaruh globalisasi dapat bersifat positif dan negatif. Pengaruh ini akan mempengaruhi
nilai-nilai nasionalisme suatu bangsa
B. GLOBALISASI DI BIDANG SOSIAL-BUDAYA
Globalisasi mengubah bentuk kehidupan keseharian kita secara mendasar.
1) Meningkatnya Induvidualisme
Dulu, kesempatan individu untuk menentukan dirinya sendiri dibatasi masyarakatnya,
entah leh tradisi maupun oleh kebiasaan-kebiasaan yan berlaku. Di era globalisasi ini,
kesempatan individu untuk mengatur dan menentukan yang terbaik bagi dirinya sendiri
sangat terbuka lebar.
2) Pola Kerja
Pekerjaan-pekerjaan mengarah ke era perekonomian berbasis pengetahuan. Orang-orang
sudah tidak mengandal kerja penuh di kantor, tetapi part time job. Perempuan telah masuk
dunia kerja.
3) Kebudayaan Pop
Citra, gagasan, dan gaya hidup baru menyebar dengan begitu cepat keseluruh pelosok
dunia lebih daripada sebelumnya.
Dampak Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya :
Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat

dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya


produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.
Dampak globalisasi sosial dan budaya.
Globalisasi dapat memperluas kawasan budaya. Globalisasi dapat timbulkan dampak
negative. Akibat dari pengaruh globalisasi:
* Disorientasi, dislokasi atau krisis social-budaya dalam masyarakat.
* Berbagai ekspresi social budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan
preseden kulturalnya.
* Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.
Sisi negative globalisasi budaya:
Akibatkan erosi budaya
Lenyapnya identitas cultural nasional dan local
Kehilangan arah sbg bangsa yang memiliki jati diri.
Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant.
MANFAAT GLOBALISASI SOSIAL BUDAYA UNTUK KEHIDUPAN
MASYARAKAT
Globalisasi sosial dan budaya sudah memasuki negara Indonesia sejak lama. Globalisasi
ini cenderung lebih diterima oleh para remaja, masyarakat dengan status sosial yang lebih
tinggi, dan masyarakat yang hidup di kota. Namun, tidak menutup kemungkinan,
masyarakat yang tinggal di daerah terpencil juga bisa menerima adanya globalisasi. Hal
tersebut tidak terlepas dari peran kemajuan teknologi.
Saat ini, di era globalisasi, semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, semua
informasi yang berasal dari daerah atau bahkan negara lain bisa masuk ke dalam
kehidupan kita dengan begitu cepat. Sebagai contoh, pada tanggal 17 Januari 2013 di
Ibukota Jakarta sedang terjadi banjir. Karena kemajuan ilmu pengetahuaun dan teknologi,
masyarakat yang tinggal di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera, dan kotakota lainnya bisa mengetahui informasi bencana tersebut pada hari itu juga. Bahkan,
masyarakat yang tinggal di negara-negara lain juga dapat mengetahui informasi tentang
kejadian tersebut tanpa harus datang dan menyaksikannya secara langsung.
Selain memabawa dampak positif terhadap dunia, globalisasi juga membawa dampak
negatif. Walaupun sebenarnya dampak negatif itu telah dirasakan oleh masyarakat, namun
mereka tidak menyadari bahwa globalisasi telah menjajah mereka. Sebagai contoh, akibat
dari adanya globalisasi dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat, salah
satunya masyarakat Indonesia, mulai mempelajari dan mengikuti budaya-budaya negara
asing yang menurut mereka adalah budaya yang unik dan bagus. Bahkan mereka bisa
mempelajarinya tanpa harus datang langsung dan mempelajarinya secara langsung di
negara yang bersangkutan.
Kebudayaan Indonesia saat ini sudah mulai tersingkirkan dengan adanya kebudayaan
asing yang lebih mendunia. Padahal jika lebih diperhatikan lebih diteliti lagi, kebudayaan
Indonesia tidak kalah bagus dan uniknya bila dibandingkan dengan kebudayaan lain. Dan
sayangnya, kebanyakan masyarakat Indonesia, khususnya para remajanya, saat ini lebih
tertarik pada budaya asing daripada budaya negeri sendiri.
Tidak pernahkah kita bayangkan betapa bahagianya masyarakat negara lain saat mereka

mengetahui bahwa budaya mereka sedang kita pelajari sedangkan kita sendiri buta tentang
budaya negeri sendiri? Tidak sadarkah kita kalau kita sedang dijajah oleh bangsa lain saat
kita mempelajari budaya mereka dan mulai meninggalkan budaya kita sendiri?
Kebudayaan bukan hanya mengenai suatu tarian ataupun alat musik yang kuno dan antik
serta situs sejarahnya. Kebudayaan bisa juga mengenai bahasa dari negara itu sendiri,
perilaku dari bangsanya, dan segala sesuatunya yang bisa mengidentifikasi tentang negara
tersebut.
Bicara mengenai bahasanya, kebanyakan masyarakat Indonesia tidak bisa menggunakan
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bukannya memperbaiki cara mereka berbahasa
Indonesia yang baik dan benar, mereka malah asyik sibuk kursus kesana kemari untuk
mempelajari bahasa asing. Tidak bisa disangkal, sebagai makhluk sosial manusia harus
mempelajari bahasa dan budaya asing agar bisa berkomunikasi dan beradaptasi dengan
masyarakat dari negara lain.
Perilaku. Perilaku masyarakat Indonesia saat ini bisa dibilang sudah banyak dipengaruhi
oleh budaya-budaya asing. Individualisme sudah hampir merata dalam pribadi masyarakat
Indonesia. Sekarang ini, gotong royong yang merupakan asli dari budaya negara kita
sudah mulai jarang dilakukan, terutama di kota-kota besar. Ketika ada orang lain yang
jatuh dari motor misalnya. Mereka yang melihat kejadian tersebut hanya menonton saja.
Jangankan bergerak mendekat, bergemingpun tidak.
Jika kita pergi ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Bali, dan sebagainya, kita akan lebih
sering melihat perempuan-perempuan dengan celana pendek dan rok mininya daripada
celana atau rok panjang yang menutup kaki jenjang mereka. Padahal perilaku tersebut
tidak sesuai dengan kebudayaan asli negeri kita.
Ketika kita sibuk dengan budaya dan pernak-pernik negara lain, ada sebuah negara yang
mengakui salah satu kebudayaan milik kita sebagai kebudayaan negara mereka, kita
barulah sadar bahwa kita juga mempunyai kebudayaan yang ternyata disukai oleh bangsa
asing sampai-sampai diperebutkan oleh mereka, yang diam-diam juga mempelajari budaya
negeri kita.
Sebagai manusia yang mempunyai rasa ingin tahu dan penasaran yang tinggi, memang
sudah sewajarnya bila kita ingin tahu dan ingin mempelajari tentang budaya negara asing.
Namun, jangan sampai karena keingintahuan kita, kita malah dijajah oleh bangsa lain
tanpa kita sadari. Tidak ada salahnya bila kita mulai mempelajari kebudayaan dengan
mempelajari kebudayaan kita terlebih dahulu. Dan ambillah nilai-nilai positif dari
kebudayaan-kebudayaan asing yang kita pelajari yang sesuai dengan jati diri kita sebagai
bangsa Indonesia.
Kondisi masyarakat indonesia pada era globalisasi
Menurut saya masyarakat Indonesia saat ini sangat buruk pada masa sekarang terutama di
Era globalisasi kini telah merambah masuk di semua sektor kehiupan bangsa indonesia,
yang pada akhirnya akan berdampak terhadap budaya berfikir masyarakat indonesia. Saat
ini pola berfikir masyarakat indonesia yang cenderung (tidak seluruhnya) tlah banyak
mengarah pada budaya-budaya barat yang notabane cenderung mencontoh pada perilaku
yang negatif. Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai sebuah
patron dari kemajuan peradaban berfikir manusia. Banyak saat ini generani muda yang
meniru pola kehidupan barat, dengan berbagai gaya dan perilakunya yang negatif dalam

kehiodupan sehari, atau saat ini dikenal dengan sebutan anak gaul dimanakan
idedalisme kita saat globalisasi merambah masuk dalam sistem kehidupan kita, apakah ini
bentuik dari memudarnya pola berfikir generasi muda sebagai penerus bangsa.
Era globalisasi memang tidak bisa di justification selalu membawa dampak yang negatif
bagi kita, namun dalam hal ini menurut saya eksistensi dari globalisasi tersebut lebih
dominan kearah negatif, banayk contoh kasus yang dapat kita temukan, yaitu : maraknya
seks bebas dilalangan remaja , yang saat ini dianggap bukan hal yang tabu lagi,
perkembangan poirnografi yang dengan kemajuan teknologi yang canggih banyak
dikonsumsi oleh anak dibawah umur dengan bebas dan mudah, tingkat peggunaan obatobat terlarang yang sanagt memperhatikan. Kita sebagai negara dunia ketiga dijadika
objek pasar dari penjualan obet terlarang internasional.
Oleh karena itulah kitaa perlu membangun kemvbali pondasi pla berfikir kitya, sebagai
pengemban tugas berat penerus cita-cita bangsa yang beradab sesuai dengan perilaku kita
sebagai orang timur. Langkah awal yang harus dilakukan menurut saya adalah coba kita
gali terlebih dahulu npotensi-potensi yang terdapat pada banga kita, masih banyak potensi
yang belum kita gali, yang sebenarnya hal tersebut sanagt berpengaruh bagi kita untuk
tetap menjaga dan melestarikan eksistensi kultur sosial budaya bangsa indonesia, jangan
jadikan budaya barat(dalam hal ini masuk melalui era globalisasi) sebagai patron pola
berfikir, karena dari pola berfikir inilah nantinya perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari
secara akan tidak akan terpengaruh dengan pola kehidupan buddaya barat yang bebas.
Tunjukkaan bahwa kita sebagi bangsa yang besarf dengan keaneka ragaman kultur sosial
budaya mampu bersaing dengan mereka, dengan menerapkan pola fikir kritis.
Era globalisasi kini telah merambah masuk di semua sektor kehiupan bangsa indonesia,
yang pada akhirnya akan berdampak terhadap budaya berfikir masyarakat indonesia. Saat
ini pola berfikir masyarakat indonesia yang cenderung (tidak seluruhnya) tlah banyak
mengarah pada budaya-budaya barat yang notabane cenderung mencontoh pada perilaku
yang negatif. Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai sebuah
patron dari kemajuan peradaban berfikir manusia. Banyak saat ini generani muda yang
meniru pola kehidupan barat, dengan berbagai gaya dan perilakunya yang negatif dalam
kehiodupan sehari, atau saat ini dikenal dengan sebutan anak gaul dimanakan
idedalisme kita saat globalisasi merambah masuk dalam sistem kehidupan kita, apakah ini
bentuik dari memudarnya pola berfikir generasi muda sebagai penerus bangsa.
Era globalisasi memang tidak bisa di justification selalu membawa dampak yang negatif
bagi kita, namun dalam hal ini menurut saya eksistensi dari globalisasi tersebut lebih
dominan kearah negatif, banayk contoh kasus yang dapat kita temukan, yaitu : maraknya
seks bebas dilalangan remaja , yang saat ini dianggap bukan hal yang tabu lagi,
perkembangan poirnografi yang dengan kemajuan teknologi yang canggih banyak
dikonsumsi oleh anak dibawah umur dengan bebas dan mudah, tingkat peggunaan obatobat terlarang yang sanagt memperhatikan. Kita sebagai negara dunia ketiga dijadika
objek pasar dari penjualan obet terlarang internasional.
Oleh karena itulah kitaa perlu membangun kemvbali pondasi pla berfikir kitya, sebagai
pengemban tugas berat penerus cita-cita bangsa yang beradab sesuai dengan perilaku kita
sebagai orang timur. Langkah awal yang harus dilakukan menurut saya adalah coba kita
gali terlebih dahulu npotensi-potensi yang terdapat pada banga kita, masih banyak potensi

yang belum kita gali, yang sebenarnya hal tersebut sanagt berpengaruh bagi kita untuk
tetap menjaga dan melestarikan eksistensi kultur sosial budaya bangsa indonesia, jangan
jadikan budaya barat(dalam hal ini masuk melalui era globalisasi) sebagai patron pola
berfikir, karena dari pola berfikir inilah nantinya perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari
secara akan tidak akan terpengaruh dengan pola kehidupan buddaya barat yang bebas.
Tunjukkaan bahwa kita sebagi bangsa yang besarf dengan keanekaragaman kultur sosial
budaya mampu bersaing dengan mereka, dengan menerapkan pola fikir kritis.
C. GLOBALISASI DI BIDANG POLITIK
Pengertian Globalisasi Politik
Pembicaraan mengenai globalisasi adalah pembicaraan mengenai topik yang amat luas
yang meliputi aspek mendasar kehidupan manusia dari budaya, politik, ekonomi dan
sosial. Konsep globalisasi adalah suatu obyek yang nyata untuk ideologi karena seperti
modernisasi yang muncul sebagai pembenaran dari penyebaran kebudayaan barat dan
kapitalis. Ide-ide globalisasi akhirnya mengerucut kepada konsep pembangunan.
Dengan bahasa lain dikatakan bahwa globalisasi adalah konsekuensi dari ekspansi
penyebaran kebudayaan eropa yang dipaksakan kepada dunia ketiga.
Kedaulatan negara merupakan ide dari proses transformasi bentuk negara di dunia. Ide ini
dimulai dari tingkatan non politik, hubungan antar masyarakat sampai kebutuhan untuk
mengeksiskan sumberdaya di sebuah negara dan kemungkinan pergantian konsep
pemerintahan. Peningkatan hubungan ekonomi dan kebudayaan antar negara mengurangi
kekuasaan dan keaktifan pemerintah pada tingkat negara-bangsa dan pemerintahan.
Sehingga pemerintah tidak dapat lagi menghegemoni pemikiran dan bentuk-bentuk
perekonomian pada wilayahnya. Akhirnya instrumen-instrumen yang telah dibangun
pemerintah menjadi tidak efektif.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu..
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan
berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan
sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer
sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi
begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Konsep akan globalisasi
menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan
peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan
pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam
konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan
refleksif dengan lebih baik secara budaya.
Globalisasi adalah suatu kata yang mungkin paling banyak dibicarakan orang dalam waktu
lima tahun terakhir ini dengan pemaknaan yang beragam. Namun, apa yang dipahami
sebagai istilah globalisasi akhirnya membawa kesadaran bagi semua lapisan masyarakat
yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan begitu saja. Dunia dipandang sebagai satu
kesatuan dimana semua manusia di muka bumi ini terhubung satu sama lain.
Globalisasi berpengaruh terhadap dunia politik. Kenapa?
Karena globalisasi akan mempengaruhi dasar-dasar pertimbangan dan pengambilan

keputusan suatu negara, globalisasi berbicara mengenai hubungan multinasional sebuah


negara. Politik berbicara mengenai regulasi, kebijakan, dan tata kelola manajemen
kenegaraan. Globalisasi mempengaruhi perkembangan suatu negara, dan perkembangan
negara dalam segala bidang akan mempengaruhi kebijakan politik dan keputusan yang
akan maupun yang sudah berlaku.
Dampak Globalisasi di Bidang Politik
Malcolm (1995) mengungkapkan bahwa ada empat ide dasar mengenai globalisasi. Ide-ide
tersebut adalah kedaulatan negara, proses penyelesaian masalah, organisasi dan hubungan
internasional serta budaya politik. Keempat ide tersebut berhubungan dengan dimensi
material pada suatu peningkatan dan saling berhubungan diantara unit-unit politik yang
terpisah dari masyarakat.
Kedaulatan negara dimulai dari hubungan antar masyarakat sampai kebutuhan untuk
mengeksiskan sumberdaya di sebuah negara dan kemungkinan pergantian konsep
pemerintahan. Kekuatan demokrasi (yang dipahami sebagai kekuatan massa) memakai
media partai sebagai corong pembelaan ideologinya. Partai sendiri mencoba untuk
mengatur kesejahteraan anggota partainya masing-masing. Untuk itu perlu stabilitas
politik yang mantap.
Masalah hak-hak manusia (atau disebut dengan etatocentric) mengangkat kemampuan
manusia untuk melawan kedaulatan negara. Pelembagaan etatosentrik dari legal secara
politik sampai kepada ekonomi memberikan kesempatan kepada porsi nilai kemanusiaan
dalam pembangunan. Negara harus tunduk kepada beberapa konvensi hak asasi manusia
dan beberapa turunannya dalam konvensi hak PBB. Implikasinya, sebuah negara harus
bersikap demokratis dan siap untuk merubah beberapa kebijakan yang melanggar
etatosentrik. Internasionalisasi etatosentrik lebih cenderung mengambarkan keberpihakan
politik negara maju kepada negara dunia ketiga.
Kebutuhan akan agenda dan masalah bersama di antara negara-negara di dunia
mengerucut kepada ide untuk membentuk organisasi internasional. Konsensus dari
organisasi internasional ini membawa kesadaran kolektif beberapa negara tehadap
permasalahan yang dihadapinya. Pada akhirnya, jaringan organisasi dan hubungan
internasional lebih mudah untuk digunakan dari pada kemampuan kekuatan diplomatik
antara negara.
Nilai dan budaya politik mengerucut kepada kebutuhan akan kesamaan cara pandang
dalam memahami hubungan antar negara. Implikasinya setiap negara kembali menguatkan
tradisi nasionalnya agar tetap mampu bersaing dalam dunia global. Kekuatan budaya
negara dan bangsa akan memenangkan pertarungan dalam globalisasi ini. Untuk itu perlu
kombinasi yang kuat antara system kapitalisme dengan nilai demokrasi sebuah negara.
Dampak Positif Globalisasi Dalam Bidang Politik
Globalisasi yang berkembang saat ini, telah merambah dalam segala aspek kehidupan
manusia. Globalisasi memberikan dampak pada mulanya dimiliki secara penuh oleh suatu
Negara. Akan tetapi, secara berangsur-angsur kedaulatan Negara itu mengalami
penyesuaian dengan kepentingan global. Politik dan pemerintahan merupakan hak
kedaulatan setiap Negara, akan tetapi dalam penyelenggaraan pemerintahannya Negaranegara lain menuntut adanya sikap keterbukaan, demokratis, dan menghormati hak-hak
asasi manusia. Jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya

akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan. Para
pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang mengambil jalan pembangunan
untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Meningkatnya Hubungan Diplomatik Antar
Negara, lembaga negara tingkatannya menjadi sederajat, kerjasama antar negara jadi lebih
cepat dan mudah, meningkatnya ketahanan politik, transparansi, akuntabilitas dan
professional dalam penyelenggaraan Negara semakin dapat sorotan publik, semakin
banyaknya lahir partai politik, LSM sebagai sponsor atau penyaluran aspirasi rakyat.
Dampak Negatif Globalisasi Dalam Bidang Politik
Setelah adanya globalisasi pemerintahan setiap Negara di dunia yang berdaulat dalam
mengatur dirinya sendiri semakin berkurang. Hal ini, dikarenakan adanya aturan-aturan
baru yang telah disepakati bersama dengan lembaga-lembaga global misalnya PBB dan
WTO. Campur tangan masyarakat internasional dan masuknya nilai-nilai budaya yang
baru dari dunia luar memberi perubahan bidang politik dalam suatu Negara. Semakin
meningkatnya nilai-nilai politik individu, kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani
minoritas Timbulnya fanatisme rasial, etnis dan agama dalam forum dan organisasi.
Dengan masuknya nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung
memberikan inspirasi timbulnya unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan
terkadang mengabaikan kepentingan umum. Ini memungkinkan dapat berkembangnya
paham liberalisme, terjadinya perubahan sistem ketatanegaraan, adanya Konspirasi
internasional, artinya pertentangan kekuasaan dan percaturan politik internasional selalu
mengarah kepada persekongkolan.
Di era globalisasi ini, Indonesia setelah merebaknya nilai-nilai politik barat masuk secara
langsung atau tidak langsung membuat lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan
semangat kekeluargaan, musyawarah mufakat, dan gotong royong. Globalisasi mampu
meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan
kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila
ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan
hilang.
11. PEKA, TANGGAP DAN ADAPTIP TETAPI KRITIS TERHADAP LINGKUNGAN
SEKITAR GUNA MEMELIHARA KEHIDUPAN YANG HARMONIS
12. DAMPAK PERKEMBANGAN IPTEK TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT
Salah satu contoh kemajuan IPTEK adalah Internet dapat digunakan kapan saja dan
dimana saja, walaupun belum tersedia di daerah-daerah pedalaman, namun sudah bisa
diakses dengan mudah di kota-kota besar.
Dengan kemajuan IPTEK, internet menjadi hal yang sangan dibutuhkan di zaman
sekarang ini untuk mendapatkan informasi, mengerjakan pekerjaan, pendidikan, dan
dalam kehidupan sosial.
Selain E-mail, media jejaring sosial yang tersedia dengan menggunakan internet sudah
sangat banyak. Contohnya seperti : Facebook, Twitter, Blackberry Messenger, dan lainlain.

Dampak Positif :

Semua media sosial tersebut diciptakan untuk mempermudah, mempercepat dan


menjaga komunikasi dengan keluarga, teman dan kolega yang berada jauh.
Media sosial akan mengakrabkan suatu pertemanan, kala seseorang malu bertanya di
dunia nyata, maka kebiasaan orang yang malu berkomunikasi di dunia nyata mereka
akan mencoba untuk kenal lebih dekat melalui sosial media, karena disana mereka
akan saling berbagi tentang hobi mereka, kegiatan, ataupun hal lainnya yang dapat
membuat hubungan pertemanan mereka menjadi lebih akrab.
Anak yang menggunakan sosial media dapat belajar mengembangkan keterampilan
teknis dan sosial yang sangat dibutuhkan bagi anak di era digital seperti sekarang ini.
Mereka akan belajar beradabtasi, bersosialisasi dengan publik, dan mengelola
jaringan pertemanan.
Memperluas jaringan pertemanan. Berkat adanya situs jejaring sosial dapat
memudahkan anak untuk berteman dengan orang lain diseluruh dunia. Meskipun
sebagian besar diantaranya tidak pernah ber temu secara langsung.
Dampak Negatif :

Penurunan sensitifitas, yang dimaksud disini adalah menurunnya tingkat simpati dan
empati seseorang terhadap dunia nyata. Dengan jejaring sosial, seseorang cenderung
melupakan dunia nyata dan tenggelam didalam dunia maya. Merenggangkan dan
mengabaikan sesuatu yang terjadi disekitarnya dan lebih memilih untuk
memperhatikan sesuatu yang terjadi didunia maya.
Anak menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman
bahasapun mnejadi terganggu jika anak terlalu sering berkomunikasi di dunia maya.
Situs jejaring sosial dapat membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri.
Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan disekitar mereka, karena kebanyakan
menghabiskan waktu untuk internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang
berempati di dunia nyata.
Dengan berkembangnya industri dan kegiatan ekonomi, maka memungkinkan orang hidup
dalam lapangan pekerjaan tersebut. hal tersebut dapat dilihat dari angka-angka yang
menunjukkan bahwa pekerjaan di pabrik atau perusahaan terus meningkat, sedangkan
bekerja di sektor pertanian makin menurun.
Nilai sosial juga berubah. Pada masa lalu orang merasa bahwa menjadi pegawai negeri
dinilai lebih tinggi status sosialnya dibandingkan dengan para pedagang atau pengusaha.
sekarang menjadi pengusaha atau karyawan pabrik dianggap sebagai tenaga profesional
yang mempunyai nilai status yang tinggi.
Makin berkembangnya teknologi menyebabkan industri yang memproduksi barang secara
massal juga makin meningkat. Tetapi sering kali juga dimanfaatkan untuk kepentingan
yang negatif, seperti peniruan atau pemalsuan merek dagang dan sebagainya. Kian
majunya masyarakat yang dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk, menyebabkan

manusia sering kehilangan nilai etisnya, dan mudah melakukan tindakan yang tercela dan
melanggar hukum.
Teknologi memang diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menyelesaikan
pekerjaannya, akan tetapi akan sangat tidak bijak jika dalam pengembangan dan
penerapan teknologi tersebut pada akhirnya mengikis nilai nilai kita sebagai Manusia.
Semua dikembalikan pada diri kita masing masing.
Contoh dampak kemajuan IPTEK bagi kehidupan Budaya :
Budaya dapat berwujud tiga hal, yaitu ide atau gagasan, tingkah laku atau tindakan, dan
benda atau barang yang dihasilkan oleh manusia. Jadi budaya mempunyai pengertian yang
luas.
Seperti telah diuraikan di atas teknologi dan industri mempunyai dampak positif dan
negatif. Karena itu hendaknya teknologi secara efektif mampu memerangi keniskinan,
keterbelakangan, dan menjamin kemajuan bagi bangsa manusia. Manusia juga perlu sadar
bahwa orang menciptakan sesuatu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk
kesejahteraan umat.
Cara Berkomunikasi
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merubah cara kita dalam
berkomunikasi. Dulu komunikasi dilakukan dengan surat-menyurat, tetapi saat ini
dilakuan dengan sms atau e-mail. Dulu juga ada yang namanya telegram dan telegraf, akan
tetapi saat ini perannya digantikan dengan telepon, handphone, dan jejaring sosial. Ini
membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya
dimasyarakat.
Gaya Hidup
Salah satu perubahan budaya yang terjadi didalam masyarakat Indonesia adalah gaya
hidup a.k.a lifestyle. Beberapa contoh seperti handphone dan kendaraan bermotor sudah
merupakan salah satu kebutuhan setiap orang dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Dengan gaya hidup
Masyarakat Semakin Kritis
Perkembangan informasi dan komunikasi membuat akses terhadap informasi semakin
mudah. Informasi tersebut bisa didapatkan dari berbagai media komunikasi, seperti koran,
televisi, internet, dll. Hal tersebut membuat masyarakat kita semakin cerdas dan kritis,
contohnya adalah masyarakat selalu mengomentari kebijakan-kebijakan yang dilakukan
pemerintah untuk negeri ini, terlebih jika kebijakan tersebut tidak populis dimata rakyat.
Hilangnya Permainan Tradisional
Saat ini, kita akan sulit untuk menemukan permainan tradisional seperti gasing atau
congklak. Kalaupun ada, pasti dimainkannya didaerah-daerah terpencil seperti pedesaan.
Padahal permainan itu sangat populer pada masanya, dan merupakan permainan asli
Indonesia. Sekarang perannya sudah diganti dengan permainan modern seperti Playstation,

Xbox, Wii, dan lain-lain. Nampaknya permainan modern jauh lebih menarik ketimbang
permainan tradisional.
Pudarnya Minat Kepada Alat-alat Musik Tradisional
Minat masyarakat terhadap alat-alat musik tradisional seperti angklung, gamelan dan
lainnya semakin berkurang. kalaupun ada itu hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli
dan tergerak hatinya untuk melestarikan alat-alat musik tradisional. Sekarang banyak
masyarakat yang cenderung menyukai alat-alat. musik modern seperti gitar, piano, drum
dan lainnya. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin alat-alat musik
tradisional kita akan hilang.

You might also like