You are on page 1of 24

Monday, 13 February 2012

Teori Ela Joy Lehrman


Telah dilakukan banyak penelitian untuk mempelajari isi dan dan proses dari pemeriksaan
antenatal. Robin dkk, 1983 dan Robinson 1985 mempelajari peran bidan dalam memberi
informasi yang komperhensif dan memberikan nasehat dalam pelayanan kebidanan, seperti
waktu pemeriksaan perut dan memberikan nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama
kehamilan. Mereka mempelajari sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya dalam
semua aspek dari perannya memberi asuhan ibu bersalin. Macintyre (1980) dalam observasinya
menemukan perbedaan antara rhetorik resmi antara nilai asuhan antenatal dan corak asuhan yang
impersonal yang dialami seorang ibu diklinik spesialis. Lehrman mengidentifikasikan konsep
yang menggaris bawahi asuhan antenatal yang akan diberikan.
Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik
memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan. Lehrman
dan koleganya ingin menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan
kemampuan bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktik.
Lehrman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh bidan di klinik yang dipimpin oleh
bidan di Amerika. Lehrman menemukan adanya 8 konsep yang penting dalam pelayanan
antenatal:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Asuhan yang berkesinambungan/terus menerus (continuity care)


Asuhan yang berpusat pada keluarga (family centered care)
Pendidikan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
Tidak ada intervensi (rencana/perlakuan) dalam asuhan kebidanan
Fleksibilitas (keluwesan) dalam memberikan asuhan
Asuhan yang partisipatif
Advokasi/pembelaankonsumen (klien)
Waktu
Kedelapan komponen yang dibuat lehrman ini kemudian diuji cobakan oleh morten (1991)
pada pasien post partum.
Asuhan yang partisipatif dalam kontkes pelayanan kebidanan di UK dibahasakan sebagai
pilihan dan control dari si wanita yang dilayani ( choise and control on the part of the women ).
Hal ini dimaksudkan sebagai pengkajian dan merencanakan program asuhan yang dilakukan
bersama si penerima dan si pemberi asuhan. Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian,

evaluasi dan perencanan. Pasien/klien ikut bertanggung jawab atau ambil dalam pelayanan
antenatal. Misalnya : pendidikan tentang laktasi, persiapan persalinan, senam hamil ,
pemeriksaan fisik seperti palipasi klien akan melakukan pada tempat tertentu atau ikut
mendengarkan denyut jantung. Dari hasil penerapan tersebut, Morten, dkk (1991) menambahkan
3 komponen lagi kedalam 8 komponen yang telah dibuat lehrman, yaitu :
1. Empowerment (pemberdayaan)
Adalah suatu proses dalam memberi kekuasaan dan kekuatan. Bidan melalui penampilan
dan pendekatannya akan meningkatkan energi dan sumber dari dalam diri klien. Indikatornya
antara lain : penguatan/penegasan (affirmation), memvalidasi, menyakinkan kembali dan
memberi dukungan (support).
2. Lateral Relationship (hubungan sesama)
Bidan menjalin hubungan yang baik dengan klien, bersikap terbuka (self of opennes), saling
menghargai (mutual regards), sejalan dengan klien, persamaan posisi sehingga mendorong rasa
kebersamaan antara bidan dan klien sehingga nampak akrab. Misalnya sikap empati atau berbagi
pengalaman/perasaan.
3. Teknik Terapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan atau
mendorong

perkembangan dan penyembuhan. Teknik terapeutik dapat dilakukan dengan

menunjukkan sikap: mendengarkan secara aktif, penyelidikan, mengkaji dan mengklarifikasi


masalah, humor (tidak bersifat kaku), tidak menuduh, sikap tidak menghakimi, mendorong,
jujur, mengakui kesalahan, menghargai hak klien, fasilitas/mempermudah dan memberikan
permisi/izin.
Lehrman dan Morten, et.al., memberikan suatu model praktik kebidanan yang secara jelas
menunjukkan area praktik kebidanan.

1. Teori Ela Joy Lehrman


Dalam menjalankan profesi kebidanan, Ela Joy Lehrman melihat makin banyaknya tugas yang
dibebankan pada bidan yang harus dilaksanakan dengan penuh profesionalisme dan tanggung
jawab. Dengan pandangan Ela Joy lehrman tersebut menjadi latar belakang munculnya teori
kebidanan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Teori lehrman ini menginginkan agar
bidan dapat melihat semua aspek praktik pemberian asuhan pada wanita hamil dan memberi
pertolongan persalinan.

Lehrman menyelidiki bahwa pelayanan antenatal menunjukan perbedaan antara prosedur


administrasi yang dibebankan serta manfaat antenatal dan jenis pelayanan yang diterima wanita
di klinik kebidanan. Hubungan antara identifikasi faktor risiko dan keefektifan dari antenatal
care terhadap hasil yang diinginkan belum terpenuhi. Lehrman dan koleganya ingin
menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan keseorangan bidan untuk
mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktek. Tujuan dari penelitian yang dilakukan
Lehrman yaitu mengidentifikasi kompenen- komponen yang saling mempengaruhi dalam
praktek kebidanan.
Hasil dari penelitiannya adalah Teori yang dikemukakan oleh Lehrman mencakup 8 konsep yang
penting dalam pelayanan antenatal, diantaranya:
a)

Asuhan yang berkesinambungan

b)

Keluarga sebagai pusat asuhan

c)

Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan

d)

Tidak ada intervensi dalam asuhan

e)

Fleksibilitas dalam asuhan

f)

Keterlibatan dalam asuhan

g)

Advokasi dari klien

h)
Waktu
Pada asuhan partisipatif bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, perencanaan, dan
evaluasi. Pasien / klien ikut bertanggung jawab atau mengambil bagian dalam pelayanan
antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palipasi klien akan melakukan pada tempat
tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung. Dari ke delapan komponen yang dibuat
Lehraman tersebut kemudian diuji cobakan oleh Morten pada tahun 1991 pada pasien
pascapartum.
Dari hasil penerapan uji coba tersebut Morten menambahkan tiga komponen lagi pada ke
delapan konsep yang dibuat oleh Lehrman yaitu:
1. Teknik Terapeutik
Proses komunikasi yang sangat penting dalam komunikasi konseling secara khusus yang lebih
mengutamakan konsep terapi seorang tenaga kesehatan dalam proses perkembangan dan
penyembuhan pasein / klien. Terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap misalnya:
Mendengar dengan aktif

Mengkaji masalah
Klarifikasi masalah

Humor ( tidak bersikap kaku )

Sikap yang tidak menuduh

2.

Jujur

Mengakui kesalahan

Pengakuaan fasilitasi ( memfasilitasi )

Menghargai hak klien

Pemberiaan izin

Pemberdayaan ( Empowerment )

Suatu proses pemberiaan kekuatan dan kekuasaan. Melalui penampilan dan pendekatan bidan
dapat meningkatkan kemampuan dalam mengoreksi, mengesahkan, menilai, dan memberi
dukungan.
3. Hubungan Sesama ( Lateral Relationship )
Meliputi menjalin hubungan yang baik dengaan klien, bersikap terbuka dengan klien, sejalan
dengan klien sehingga antara klien dan bidan terlihat tampak akrab dan tebina hubungan saling
percaya yang harmonis (misalnya, sikap empati, atau berbagi pengalaman).

Teori Ela Joy Lehrman dan Morten


A. TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN
1.

TEORI ELA JOY LEHRMAN


lerhman mengharapkan bidan dapat melihat semua aspek dalam
memberikan asuhan pada ibu hamil dan bersalin, lehrman dan morten
mengemukakan delapan konsep penting dalam pelayanan antenatal:
Asuhan kebidanan yang berkesinambungan (continuity care)
Keluarga sebagai pusat kebidanan (family centered care)
Pendidikan dan konseling merupakan sebagian dari asuhan
Tidak ada intervensi dalam asuhan kebidanan
Keterlibatan dalam asuhan kebidanan
Advokasi dari pelayanan kebidanan
Waktu
Asuhan yang parsipasif dalam konteks pelayanan kebidanan di UK
dibahaskan sebagai pilihan dan kontrol dari si wanita yang dilayani (choise

and control on the part of the woman ). Hal ini dimaksudkan sebagai
pengkajian dan merencanakan program.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Teori Ela Joy Lehrman


Dalam teori ini, Lehrman menginginkan agar bidan mampu melihat semua aspek
praktik dalam memberikan asuhan pada perempuan hamil dan memberikan pertolongan
pada persalinan.
Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal yaitu :

2.1.1

Asuhan yang berkesinambungan


Yaitu asuhan yang diberikan seorang bidan terhadap klien/pasien mulai dari masa
pra konsepsi,masa

kehamilan,nifas,dan

KB.Asuhan berkesinambungan

adalah bagian

integral dari pelayanan kesehatanyang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister)
yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam
rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang
meliputi

upaya

peningkatan,

pencegahan,

penyembuhan

dan

pemulihan

pelayanan

kebidanan dapat dibedakan menjadi :


1)

Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi anggung jawab bidan.

2)

Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota timyang
kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses
kegiatan pelayanan kesehatan.

3)

Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke
system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan
dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal
maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

2.1.2

Keluarga sebagai pusat asuhan


Dalam

paradigma

asuhan

kebidanan

keluarga

merupakan

lingkungan

psikososial,dimana keluarga dapat menunjang kehidupan sehari-hari dan memberikan

dukungan emosional kepada seorang ibu sepanjang siklus hidupnya yang tentunya akan
mempengaruhi keadaan kehamilannya terhadap seorangibu hamil dan janinnya.
Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
Tidak ada intervensi dalam asuhan
Fleksibilitas dalam asuhan
Keterlibatan dalam asuhan
Advokasi pada klien
Waktu

2.1.3

Asuhan partisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi, dan perencanaan pasien.
Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam
pemeriksaan fisik, misalnya palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengar denyut
jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diujicobakan
oleh Morten pada pasien post partum. Dari hasil penerapan tersebut, Morten menambahkan
3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :

2.1.3.1 Teknik terapeutik


Proses

komunikasi

sangat

bermanfaat

dalam

proses

perkembangan

dan

penyembuhan, misalnya : mendengar aktif, mangkaji, klarifikasi, humor, sikap yang tidak
menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian izin dan menghargai klien.

2.1.3.2 Empowerment (pemberdayaan)


Sesuatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan; bidan melalui penampilan dan
pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi,
menilai, dan memberi dukungan.

2.1.3.3 Lateral relationship (hubungan sesama)


Menjalani hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka, sejalan dengan
klien, sehingga antara bidan dan kliennya tampak akrab ; misalnya sikap empati dan
berbagi pengalaman.

2.2
2.2.1

Ante Natal Care (ANC)


Pengertian Ante Natal Care (ANC)

Ante

Natal

Care

adalah

merupakan

cara

penting

untuk

memonitoring

dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu
hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo.
S, 2006 :52).
2.2.2

Standart Pelayanan Ante Natal Care (ANC)


Standar 1 : Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan
langkah : Pengumpulan data dan analisa data, penentuan diagnosa perencanaan, evaluasi
dan dokumentasi.
Standar 2 : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis
berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rurnah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala

untuk

memberikan

penyuluhan

dan

memotivasi

ibu,

suami

dan

anggota

keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara
teratur.

Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


Bidan

memberikan

sedikitnya

4x

pelayanan

antenatal.

Pemeriksaan

meliputi

anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV
(Human Immuno Deficiency Virus); memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka
harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka
harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan rnerujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
Standar 5: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan


Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan
semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
Standar 8 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi kadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya kunjungan rumah untuk hal ini.(PPIBI, 1999:26-27)
2.2.3

Penatalaksanaan Ante Natal Care (ANC)


Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC),
selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum
dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus
sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar
minimal 7T untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:

2.2.3.1 (Timbang) berat badan


Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringanringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
2.2.3.2 (Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
2.2.3.3 Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan

abdominal

secara

seksama

dan

melakukan

palpasi

untuk

memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
2.2.3.4 Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap
Untuk mencegah tetanus neonatorum.

Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT


Antigen
TT 1

Interval

Lama

(selang waktu minimal)


Pada kunjungan antenatal

TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
Keterangan :

perlindungan Perlindungan

pertama
4 minggu setelah TT 1
3 tahun
80
1-6 bulan setelah TT 2
5 tahun
95
1 tahun setelah TT 3
10 tahun
95
1 tahun setelah TT 4
25 tahun
99
apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka

bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum

2.2.4

Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan

2.2.4.1 (Tes) terhadap penyakit menular seksual


Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung
normal.
2.2.4.2 (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan.
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang
tanda-tanda resiko kehamilan.(Depkes RI, 2001:23)
Menurut buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), Tujuan Ante
Natal Care (ANC) adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama

hamil,

termasuk

riwayat

penyakit

secara

umum,

kebidanan

dan

pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal

2.2.5

Kunjungan Ante Natal Care (ANC)


Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas
pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin
desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care
(ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI,
2001:31)

2.2.5.1 Kunjungan ibu hamil (Kl)


Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan.
2.2.5.2 Kunjungan ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu
periode kehamilan berlangsung.
2.2.5.3 K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih
untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan
dengan syarat:
1)

Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).

2)

Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)

3)

Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke36).

4)

Pemeriksaankhususbilaterdapatkeluhan-keluhantertentuKonsepPemeriksaanKehamilan:

1.

Anamnesa

2.

Pemeriksaan

PemeriksaanUmum

Pemeriksaankhususobstetri

Pemeriksaanpenunjang

3.

Diagnosis / kesimpulan

4.

Diagnosis banding

5.

Prognosi

2.2.6

Faktor-faktor yang mempengaruhi Ante Natal Care (ANC)

2.2.6.1 Pengetahuan

Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan


berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
2.2.6.2 Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah
keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan,
masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan
energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan
kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
2.2.6.3 Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan

rumah

untuk

memeriksakan

kehamilannya

merupakan

budaya

yang

menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.


2.2.6.4 Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit
menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001:57).

Diposkan oleh Berliana Sihombing di 07.27


0 komentar:
Poskan Komentar

Monday, 12 January 2015


MAKALAH TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA-JOY LEHRMAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang penelitian yang dilakukan oleh ELA-JOY LEHRMAN adalah melihat
semakin luasnya cakupan tugas yang dibebankan kepada bidan, sehingga beliau memiliki
keinginan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada wanita
hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan . Lehrman ingin menjelaskan bahwa dalam

interaksi antara bidan dan wanita ada perbedaan antara apa yang dialami atau dirasakan wanita
dengan kemampuan bidan dalam mengaplikasikan konsep kebidanan.
1.2 Maksud dan Tujuan

Mahasiswi dapat mengidentifikasi komponen-komponen yang saling memengaruhi dalam


praktik kebidanan.
1.3 Ruang lingkup
Mengingat luasnya cakupan akan teori kebidanan menurut ELA-JOY LEHRMAN maka di sini
kami hanya membahas mengenai komponen-komponen tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

Komponen Praktik Kebidanan


Di Inggris dan tempat lain, dilakukan sejumlah penelitian terhadap kehamilan dan
perawatan antenatal (Field,1990). Robisan dkk., (1983 dan 1985) dalam teorinya tentang
kebidanan mengemukakan secara komprehensif ilmu pengobatan dan pekerjaan seorang bidan.
Dalam pelajaran ilmu kebidanan diperlukan demonstrasi, supaya siswa bisa melakukan
praktik tentang perawatan pada wanita usia subur dan membedakannya dengan nilai-nilai dari
perawatan pada wanita antenatal itu sendiri ditinjau dari segi spesiallisasi obstetri .
Tipe informasi kuantitatif merupakan cara yang paling tepat untuk memonitor
perkembangan kemampuan seorang bidan. Konsep yang digaris bawahi oleh Lehrman (1981)
dan Morton (1919) merupakan hasil penelitian. Jika konsep kebidanan tersebut sudah
dimengerti maka langsung bisa diinformasikan pada saat belajar seperti yang telah dilakukan
oleh Robinson dkk.(1983)
Lehrman (1981) bertanya, apa yang membuat kebidanan menjadi pentinng ?.
Robinson dkk,(1983) mengatakan , Jika perawatan kebidanan itu memang penting maka
pertanyaannya apa para bidan mendapatkan latihan tentang praktek keparawatan?.
Pertanyaan penting dari pelajaran tersebut adalah apa saja komponen perawatan prenatal
yang harus dikuasai oleh seorang bidan (Lehrman 1981). Lehrman dalam perkembangan
komponen dari konsep-konsep praktik kebidanan telah mengombinasikan teori induktif dan
deduktif yang merupakan suatu pendekatan untuk mengembangkan teori yang telah
dikembangkan oleh Glases dan Strauss pada 1967 (Field dan morse,1985). Lehrman telah
menguji penemuan literatur selma 25 tahun yang ditulis oleh seorang bidan. Artikel tersebut
berisi tentang aspek-aspek praktik kebidanan dan sebagai hasilnya ditemukan 8 askep kebidanan.
Kedelapan konsep tersebut mejelaskan tentang filosofi yang hilang dari praktik
kebidanan di Amerika. Oleh karena itu, Lehrman harus bisa menunjukan (Mendenonstasikan)
konsep-konsep tersebut dengan benar.

Kedelapan konsep tersebut antara lain:


1) Asuhan yang berkesinambungan
Maksudnya yaitu asuhan yang dilakukan dalam pelayanan antenatal.
2) Keluarga sebagai pusat asuhan kebidanan
Maksudnya tidak terfokus pada ibu saja,tetapi kepada anggota keluarga misalkan suami atau
orang tua si ibu.
3) Pendidikan dan Konseling merupakan bagian dari asuhan
Maksudnya bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada pasien sebagai bentuk
Asuhan pelayanan kebidanan.
4) Tidak ada intervensi dalam asuhan
Maksudnya tidak ada tindakan yang dilakukan di luar wewenang bidan tindakan yang dapat
merugikan pasien.
5) Fleksibilitas dalam asuhan
Maksudnya dalam memberikan layanan tidak harus selalu mengikuti aturan yang ditetapkan
secara berurutan tetapi harus melihat situasi dan kondisi saat itu.
6) Keterlibatan dalam asuhan
Maksudnya bidan secara penuh melibatkan diri dalam proses asuhan kebidanan pada layanan
antenatal.
7) Advokasi Klien
Maksudnya dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh bidan ke pasien harus dengan
persetujuan,dan pasien berhak meminta haknya untuk di pertanggung jawabkan sesuai dengan
hukum yang berlaku sebaliknya juga dengan bidan apabila si pasien bersikeras tidak mau
mengikuti prosedur yang tekah di sampaikan bidan maka bidan berhak membuat pernyataan
tertulis dari pasien sebagai bukti yang dapat membela bidan apabila terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.

8) Waktu
Maksudnya dalam dalam pemberian peleyananasuan kebidanan harus tepatguna,tidak membuang
waktu

atau

tergesagesa

karena

dapat

merugikan

pasien.

Delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini kemudian diuji cobakan oleh
Morten(1991) pada pasien postpartum. Dari hsil penerapan tersebut Morten menambahkan 3
komponen lagi dalam delapan komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :
1. Teknik Terapeutik .
Teknik terapeutik adalah proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan
dan penyembuhan. Misalnya: mendengarkan dengan aktif, mengkaji, klasifikasi, humor, sikap
yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, dan pemberian izin.
2. Pemberdayaan ( empowerment).
Pemberdayaan adalah suatu proses pemberian kekuasan dan kekuatan melalui penampilan
dan

pendekatan

bidan

dapat

meningkatkan

kemampuan

pasien

dalam

mengoreksi,mengesahkan,menilai,dan memberi dukungan.


3. Hubungan sesama (Lateral relationship).
(Hubungan Sesama)Meliputi hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka, sejalan
dngan klien sehingga antarabidan dan klienya nampak akrab. Misalnya sikap empati atau berbagi
pengalaman.3 Teknik terapeutik; proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses
perkembangan dan penyembuhan.teknik terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukan sikaf:
mendengar yg aktif,mengkaji dan mengklarifikasi masalah,humor(tidak bersifat kaku),tidak
menuduh, jujur, mengakuikesalahan,memfasilitasi klien, dan menghargai hak klien.

BAB III
KESIMPULAN
Kedelapan konsep yang di ungkapkan oleh Lehrman:
1) Asuhan yang berkesinambungan
Maksudnya yaitu asuhan yang dilakukan dalam pelayanan antenatal.
2) Keluarga sebagai pusat asuhan kebidanan
Maksudnya tidak terfokus pada ibu saja,tetapi kepada anggota keluarga misalkan suami atau
orang tua si ibu.
3) Pendidikan dan Konseling merupakan bagian dari asuhan
Maksudnya bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada pasien sebagai bentuk
Asuhan pelayanan kebidanan.
4) Tidak ada intervensi dalam asuhan
Maksudnya tidak ada tindakan yang dilakukan di luar wewenang bidan tindakan yang dapat
merugikan pasien.
5) Fleksibilitas dalam asuhan
Maksudnya dalam memberikan layanan tidak harus selalu mengikuti aturan yang ditetapkan
secara berurutan tetapi harus melihat situasi dan kondisi saat itu.
6) Keterlibatan dalam asuhan
Maksudnya bidan secara penuh melibatkan diri dalam proses asuhan kebidanan pada layanan
antenatal.
7) Advokasi Klien
Maksudnya dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh bidan ke pasien harus dengan
persetujuan,dan pasien berhak meminta haknya untuk di pertanggung jawabkan sesuai dengan
hukum yang berlaku sebaliknya juga dengan bidan apabila si pasien bersikeras tidak mau
mengikuti prosedur yang tekah di sampaikan bidan maka bidan berhak membuat pernyataan
tertulis dari pasien sebagai bukti yang dapat membela bidan apabila terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
8) Waktu
Maksudnya dalam dalam pemberian peleyananasuan kebidanan harus tepatguna,tidak membuang
waktu atau tergesagesa karena dapat merugikan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati.dkk.2011. Konsep Kebidanan.Bandar Lampung:Salemba Medika.


Purwandari atik.2006.konsep kebidanan sejarah dan profesionalisme.Jakarta
Soepardan Suryani.2006.Konsep Kebidanan .Bandung:EGC.
Posted by Joe Lbr at 17:41
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

BAB I
A. PENDAHULUAN
Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Profesi ini telah mendudukan peran dan posisi seorang
bidanmenjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat mulia, memberi
semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu
dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman prasejarah dalam naskah kuno telah tercatat
bidan dari Mesir (Siprah dan Poah) yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayibayi laki-laki bangsa Yahudi yag diperintahkan Fraun untuk dibunuh. Mereka sudah menunjukan
sikap moral yang tinggi dan memebela yang lemah. Seiring dengan berjalannya waktu, dalam
pelayanan kebidanan terjadi pula perkembangan dalam bentuk-bentuk model kebidanan di
Indonesia. Model teori kebidanan Indonesia diadopsi dari teori yang bersumber dari masyarakat
dan beberapa model negara dengan didasarkan dari teori yang telah ada.
Teori adalah ide yang direncanakan dalam pikiran dan dituangkan kedalam gambaran
berupa objek tentang suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk
menggambarkan fenomana sosial yang menarik perhatiannya. Teori berfungsi sebagai jalur
logika atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkan hubungan pengaruh antar
fenomena yang dikaji.
Dalam lingkup dunia kebidanan dikenal berbagai teori-teori yang mendasari praktek para bidanbidan tersebut. Uraian teori kebidanan yang diutarakan oleh empat orang perawat kebidanan dan
seorang bidan yang menjadi landasan utama dalam praktik bidan masa kini.
Salah satunya adalah Joy Lehrman yang akan kami bahas dalam makalah ini.

B. LATAR BELAKANG

Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000 dibandingkan dengan angka
kematian ibu di negara maju yang berkisar 10 per 100.000 kelahiran hidup.
Faktor penyebab tinggi angka kematian tersebut antaralain perdarahan, eklamsi, aborsi tidak
aman, trauma kehamilan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan
eklamsi. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, kurang energi, dan
keadaan 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering, dan banyak). Kematian ibu juga diwarnai oleh halhal nonteknis yang masuk kategori mendasar, seperti ketidakberdayaan dan taraf pendidikan
yang rendah.
Banyak kematian ibu dapat dicegah dan diturunkan, misalnya kematian akibat perdarahan
dengan perssalinan cepat dan tepat dan dengan ditolong oleh tenaga-tenaga kesehatan yang
terlatih dan terdidik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada makalah ini kami akan membahas kasus dengan
judul Asuhan Kebidanan (pelayanan antenatal) Menurut Teori Ela Joy Lehrman pada Ibu A

C. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana teori kebidanan menurut Ela Joy Lehrman
b. Bagaimana penerapan atau asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu A

BAB II

PEMBAHASAN
A. TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA JOR LERHMAN DAN MORTEN
Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik
memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.
Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
1.

Asuhan yang berkesinambungan


Seorang bidan harus memeberikan asuhan kepada wanita secara terus-menerus mulai dari awal
kehamilan, persalinan, nifas dan post artum agar klien dapat melewati masa-masa ini dengan

2.

baik.
Keluarga sebagai pusat asuhan
Keluarga adalah salah satu pusat asuhan yang sangat penting karena keluarga adalah orang
terdekat klien yang dapat memantau kien secara terus menerus, sehingga dalam hal ini seorang
bidan harus mempunyai komunikasi yang baik dengan keluarga terutama memeberikan asuhanasuhan yang dapat membantu sang ibu menjalani asuhan-asuhan tersebut di rumah pada saat

sang bidan tidak dapat memantau seara langsung, keluargalah yang berperan.
3. Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
Memberikan informasi kepada klien adalah salah satu bentuk asuhan yang sangat penting. Selain
itu, konseling juga merupakan bagian yang sangat penting dalam pemberian asuhan kepada
klien. Konseling bertujuan agar bidan dan klien dapat memahami satu sama lain, sehingga bidan
4.

dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien.


Tidak ada intervensi dalam asuhan
Artinya dalam pelayanan atau memberi asuhan, pelayan kesehatan tidak memberikan asuhan
yang tidak seharusnya. Maka dalam hal ini sang bidan harus mulai menganalisa, mengkaji dan

5.

6.

memebrikan asuhan yang sesuai.


Fleksibilitas dalam asuhan
Penerapnnya adalah seorang bidan dalam melakukan praktiknya tidak boleh kaku saat
melakukan tindakan atau pada saat memeberikan asuhan, agar pasien merasa nyaman dengan
tindakan yang bidan lakukan.
Keterlibatan dalam asuhan
Dalam memebrikan asuhan, seorang pelayan kesehatan atau bidan harus ikut berpatisipasi atau
terlibat dalam melaksanankan asuhan. Contohnya dengan membantu sang ibu untuk memberi
nutrisi yang baik untuk janin dengan memebrikan beberapa makanan bergizi atau bisa juga
dengan membantu sang ibu memandikan bayi. Intinya adalah pelayan kesehatan atau bidan tidak

7.

hanya menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam praktik asuhan tersebut.
Advokasi dari pelayanan kebidanan

Tenaga kesehatan menerapkan teori ini dengan selalu memeberikan inform consent atau
oersetujuan sebelum melakukan tindakan kepada klien sehingga ada persetujuan dari kedua
belah pihak
8.

Waktu
Seorang bidan yang profesional akan selalu memberikan pelayanan atau asuhan tanpa mengenal
waktu dan bidan tersebut mampu meyelesaikan asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat
waktu agar asuhan-asuhan yang diberikan tidak tertunda-tunda.
Asuhan Partisipatif
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan pasien klien ikut
bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik,
misalnya palpasi; klien akan melakukan palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan
denyut jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diuji cobakan oleh
Morten pada pasien postpartum.
Dari hasil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen
yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu
Tehnik terapeutik
Pemberdayaan
Hubungan sesama
Tehnik Terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan, misalnya :
mendengar aktif, mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas,
pemberian ijin.
Empowerment (pemberdayaan)
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan bidan melalui penampilan dan pendekatan akan
meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi
dukungan.

Lateral Relationship (hubungan sesama)


Menjalin hubungan yang baik terhadap klien bersikap terbuka, sejalan dengan klien, sehingga
antara bidan dan kliennya nampak akrab, misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman

B. PENERAPAN PELAYANAN ANTENATAL ATAU PEMBERIAN ASUHAN


KEBIDANAN PADA IBU A
1. KEHAMILAN
Masa kemahilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dhitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta perubahan sosial dalam
keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilakn kelahiran
bayi sehat, cukup bulan, melalui jalan lahir (normal), namun kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kelahiran
normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa drinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Tujuan asuhan antenatal adalah :
Memperhatiakan perkembangan kemhamilan demi kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi.
Mengenali sejak dini ketidaknormalan atau komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu.
Mempersiapkan proses persalinan yang cukup bulan, normal dan keselamatan ibu dan bayi.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan ibu dapat memberikan ASI eklusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar bayi dapat tumbuh
secara normal.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa kehamilan ibu A adalah :
1. Mengumpulkan data-data dari ibu A, seperti :
Biodata
Riwayat kehamilan
Riwayat kebidanan
Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang
Riwayat sosial ekonomi
2. Melakukan pemeriksaan fisik, contohnya :
Tekanan darah
Denyut jantung ibu A
Gerakan janin
3. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan
darurat, seperti :
Mempersiapkan pertolongan dan tempat kelahiran serta keuangan untuk persiapan persalinan.

Mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi seperti, tempat dan transportasi ke tempat
rujukan, mempersiapkan donor darah, finansial, dan memilih pembuat keputusan jika pihak
pertama tidak ada ditempat.
4. Memberi konseling pada ibu A tentang gizi, perubahan fisiologi, menginformasikan pada ibu A
untuk mencari pertolongan segera pada saat mendapati tanda-tanda bahaya, merencanakan dan
mempersiapakn kelahiran yang bersih dan aman di rumah, menjaga kebersihan diri.
2. PERSALINAN
Persalian adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan yang normal adalah jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa
disertai adanya penyulit.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa persalinan ibu A adalah :
1. Membantu ibu dalam persalinan jika ibu terlihat gelisah
2. Memberi dukungan emosional pada ibu.
3. Memberikan informasi atas kemajuan persalinannya.
4. Memeberikan perhatian yang lebih kepada ibu.
5. Menyarankan ibu untuk sering berjalan.
6. Melibatkan suami atau ibunya untuk memberi semangat sang ibu.
7. Mengajarkan teknik bernafas.
8. Memberi minum yang cukup kepada ibu agar kebutuhan energinya tercukupi dan mencegah
dehidrasi.
9. Bidan harus melakukan pemantauan sesering mungkin hingga bayi dilahirkan.
3. MASA NIFAS
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah lahirnya janin dan mencakup 6 minggu
berikutnya.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa nifas kepada ibu A adalah :
1. Membersihkan bayi yang sudah dilahirkan.
2. Mendekatkan bayi kepada ibu A.
3. Menganjurkan ibu A untuk memeberi ASI awal kepada bayinya.
4. Memastikan ibu A mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
5. Memastikan ibu A dapat menyusui bayinya dengan baik.
6. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
7. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
8. Memberikan konseling untuk KB
9. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri

BAB III
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan kasus ibu A diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kebidanan
antenatal pada ibu A harus diberikan sesuai dengan prosedur masing-masing tahap (kehamilan,
persalinan dan nifas) dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. Sehingga asuhan yang
diberikan benar dan bermanfaat.

B. SARAN
Meskipun Makalah ini telah rampung mulai dari bab pertama hingga bab terakhir, tapi
penulis yakin masih banyak pembahasan yang belum terurai secara sempurna, maka dari itu
penulis berharap rekan-rekan mahasiswa bisa memanfaatkan makalah ini sebagai bahan pijakan
untuk diskusi demi melengkapi referensi pengetahuan tentang Kebidanan dan segala aspek yang
berhubungan dengannya.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/bintangjohan/dasar-pemikiran-fokus-dan-tujuan-bint

Yulifah Rita, Surachmindari. 2013.Konsep Kebidanan Untuk Pendidikan Kebidanan.


Jakarta:Salemba Medika.
Asrinah,dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Estiwidani Dwana,dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya.
Mufdlilah,dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:medical book

You might also like