Professional Documents
Culture Documents
evaluasi dan perencanan. Pasien/klien ikut bertanggung jawab atau ambil dalam pelayanan
antenatal. Misalnya : pendidikan tentang laktasi, persiapan persalinan, senam hamil ,
pemeriksaan fisik seperti palipasi klien akan melakukan pada tempat tertentu atau ikut
mendengarkan denyut jantung. Dari hasil penerapan tersebut, Morten, dkk (1991) menambahkan
3 komponen lagi kedalam 8 komponen yang telah dibuat lehrman, yaitu :
1. Empowerment (pemberdayaan)
Adalah suatu proses dalam memberi kekuasaan dan kekuatan. Bidan melalui penampilan
dan pendekatannya akan meningkatkan energi dan sumber dari dalam diri klien. Indikatornya
antara lain : penguatan/penegasan (affirmation), memvalidasi, menyakinkan kembali dan
memberi dukungan (support).
2. Lateral Relationship (hubungan sesama)
Bidan menjalin hubungan yang baik dengan klien, bersikap terbuka (self of opennes), saling
menghargai (mutual regards), sejalan dengan klien, persamaan posisi sehingga mendorong rasa
kebersamaan antara bidan dan klien sehingga nampak akrab. Misalnya sikap empati atau berbagi
pengalaman/perasaan.
3. Teknik Terapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan atau
mendorong
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Waktu
Pada asuhan partisipatif bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, perencanaan, dan
evaluasi. Pasien / klien ikut bertanggung jawab atau mengambil bagian dalam pelayanan
antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palipasi klien akan melakukan pada tempat
tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung. Dari ke delapan komponen yang dibuat
Lehraman tersebut kemudian diuji cobakan oleh Morten pada tahun 1991 pada pasien
pascapartum.
Dari hasil penerapan uji coba tersebut Morten menambahkan tiga komponen lagi pada ke
delapan konsep yang dibuat oleh Lehrman yaitu:
1. Teknik Terapeutik
Proses komunikasi yang sangat penting dalam komunikasi konseling secara khusus yang lebih
mengutamakan konsep terapi seorang tenaga kesehatan dalam proses perkembangan dan
penyembuhan pasein / klien. Terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap misalnya:
Mendengar dengan aktif
Mengkaji masalah
Klarifikasi masalah
2.
Jujur
Mengakui kesalahan
Pemberiaan izin
Pemberdayaan ( Empowerment )
Suatu proses pemberiaan kekuatan dan kekuasaan. Melalui penampilan dan pendekatan bidan
dapat meningkatkan kemampuan dalam mengoreksi, mengesahkan, menilai, dan memberi
dukungan.
3. Hubungan Sesama ( Lateral Relationship )
Meliputi menjalin hubungan yang baik dengaan klien, bersikap terbuka dengan klien, sejalan
dengan klien sehingga antara klien dan bidan terlihat tampak akrab dan tebina hubungan saling
percaya yang harmonis (misalnya, sikap empati, atau berbagi pengalaman).
and control on the part of the woman ). Hal ini dimaksudkan sebagai
pengkajian dan merencanakan program.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.1.1
kehamilan,nifas,dan
KB.Asuhan berkesinambungan
adalah bagian
integral dari pelayanan kesehatanyang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister)
yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam
rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang
meliputi
upaya
peningkatan,
pencegahan,
penyembuhan
dan
pemulihan
pelayanan
Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi anggung jawab bidan.
2)
Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota timyang
kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses
kegiatan pelayanan kesehatan.
3)
Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke
system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan
dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal
maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
2.1.2
paradigma
asuhan
kebidanan
keluarga
merupakan
lingkungan
dukungan emosional kepada seorang ibu sepanjang siklus hidupnya yang tentunya akan
mempengaruhi keadaan kehamilannya terhadap seorangibu hamil dan janinnya.
Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
Tidak ada intervensi dalam asuhan
Fleksibilitas dalam asuhan
Keterlibatan dalam asuhan
Advokasi pada klien
Waktu
2.1.3
Asuhan partisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi, dan perencanaan pasien.
Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam
pemeriksaan fisik, misalnya palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengar denyut
jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diujicobakan
oleh Morten pada pasien post partum. Dari hasil penerapan tersebut, Morten menambahkan
3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :
komunikasi
sangat
bermanfaat
dalam
proses
perkembangan
dan
penyembuhan, misalnya : mendengar aktif, mangkaji, klarifikasi, humor, sikap yang tidak
menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian izin dan menghargai klien.
2.2
2.2.1
Ante
Natal
Care
adalah
merupakan
cara
penting
untuk
memonitoring
dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu
hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo.
S, 2006 :52).
2.2.2
untuk
memberikan
penyuluhan
dan
memotivasi
ibu,
suami
dan
anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara
teratur.
memberikan
sedikitnya
4x
pelayanan
antenatal.
Pemeriksaan
meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV
(Human Immuno Deficiency Virus); memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka
harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka
harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan rnerujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
Standar 5: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
abdominal
secara
seksama
dan
melakukan
palpasi
untuk
memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
2.2.3.4 Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap
Untuk mencegah tetanus neonatorum.
Interval
Lama
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
Keterangan :
perlindungan Perlindungan
pertama
4 minggu setelah TT 1
3 tahun
80
1-6 bulan setelah TT 2
5 tahun
95
1 tahun setelah TT 3
10 tahun
95
1 tahun setelah TT 4
25 tahun
99
apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka
2.2.4
hamil,
termasuk
riwayat
penyakit
secara
umum,
kebidanan
dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal
2.2.5
2)
3)
Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke36).
4)
Pemeriksaankhususbilaterdapatkeluhan-keluhantertentuKonsepPemeriksaanKehamilan:
1.
Anamnesa
2.
Pemeriksaan
PemeriksaanUmum
Pemeriksaankhususobstetri
Pemeriksaanpenunjang
3.
Diagnosis / kesimpulan
4.
Diagnosis banding
5.
Prognosi
2.2.6
2.2.6.1 Pengetahuan
rumah
untuk
memeriksakan
kehamilannya
merupakan
budaya
yang
interaksi antara bidan dan wanita ada perbedaan antara apa yang dialami atau dirasakan wanita
dengan kemampuan bidan dalam mengaplikasikan konsep kebidanan.
1.2 Maksud dan Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
8) Waktu
Maksudnya dalam dalam pemberian peleyananasuan kebidanan harus tepatguna,tidak membuang
waktu
atau
tergesagesa
karena
dapat
merugikan
pasien.
Delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini kemudian diuji cobakan oleh
Morten(1991) pada pasien postpartum. Dari hsil penerapan tersebut Morten menambahkan 3
komponen lagi dalam delapan komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :
1. Teknik Terapeutik .
Teknik terapeutik adalah proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan
dan penyembuhan. Misalnya: mendengarkan dengan aktif, mengkaji, klasifikasi, humor, sikap
yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, dan pemberian izin.
2. Pemberdayaan ( empowerment).
Pemberdayaan adalah suatu proses pemberian kekuasan dan kekuatan melalui penampilan
dan
pendekatan
bidan
dapat
meningkatkan
kemampuan
pasien
dalam
BAB III
KESIMPULAN
Kedelapan konsep yang di ungkapkan oleh Lehrman:
1) Asuhan yang berkesinambungan
Maksudnya yaitu asuhan yang dilakukan dalam pelayanan antenatal.
2) Keluarga sebagai pusat asuhan kebidanan
Maksudnya tidak terfokus pada ibu saja,tetapi kepada anggota keluarga misalkan suami atau
orang tua si ibu.
3) Pendidikan dan Konseling merupakan bagian dari asuhan
Maksudnya bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada pasien sebagai bentuk
Asuhan pelayanan kebidanan.
4) Tidak ada intervensi dalam asuhan
Maksudnya tidak ada tindakan yang dilakukan di luar wewenang bidan tindakan yang dapat
merugikan pasien.
5) Fleksibilitas dalam asuhan
Maksudnya dalam memberikan layanan tidak harus selalu mengikuti aturan yang ditetapkan
secara berurutan tetapi harus melihat situasi dan kondisi saat itu.
6) Keterlibatan dalam asuhan
Maksudnya bidan secara penuh melibatkan diri dalam proses asuhan kebidanan pada layanan
antenatal.
7) Advokasi Klien
Maksudnya dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh bidan ke pasien harus dengan
persetujuan,dan pasien berhak meminta haknya untuk di pertanggung jawabkan sesuai dengan
hukum yang berlaku sebaliknya juga dengan bidan apabila si pasien bersikeras tidak mau
mengikuti prosedur yang tekah di sampaikan bidan maka bidan berhak membuat pernyataan
tertulis dari pasien sebagai bukti yang dapat membela bidan apabila terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
8) Waktu
Maksudnya dalam dalam pemberian peleyananasuan kebidanan harus tepatguna,tidak membuang
waktu atau tergesagesa karena dapat merugikan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
A. PENDAHULUAN
Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Profesi ini telah mendudukan peran dan posisi seorang
bidanmenjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat mulia, memberi
semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu
dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman prasejarah dalam naskah kuno telah tercatat
bidan dari Mesir (Siprah dan Poah) yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayibayi laki-laki bangsa Yahudi yag diperintahkan Fraun untuk dibunuh. Mereka sudah menunjukan
sikap moral yang tinggi dan memebela yang lemah. Seiring dengan berjalannya waktu, dalam
pelayanan kebidanan terjadi pula perkembangan dalam bentuk-bentuk model kebidanan di
Indonesia. Model teori kebidanan Indonesia diadopsi dari teori yang bersumber dari masyarakat
dan beberapa model negara dengan didasarkan dari teori yang telah ada.
Teori adalah ide yang direncanakan dalam pikiran dan dituangkan kedalam gambaran
berupa objek tentang suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk
menggambarkan fenomana sosial yang menarik perhatiannya. Teori berfungsi sebagai jalur
logika atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkan hubungan pengaruh antar
fenomena yang dikaji.
Dalam lingkup dunia kebidanan dikenal berbagai teori-teori yang mendasari praktek para bidanbidan tersebut. Uraian teori kebidanan yang diutarakan oleh empat orang perawat kebidanan dan
seorang bidan yang menjadi landasan utama dalam praktik bidan masa kini.
Salah satunya adalah Joy Lehrman yang akan kami bahas dalam makalah ini.
B. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000 dibandingkan dengan angka
kematian ibu di negara maju yang berkisar 10 per 100.000 kelahiran hidup.
Faktor penyebab tinggi angka kematian tersebut antaralain perdarahan, eklamsi, aborsi tidak
aman, trauma kehamilan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan
eklamsi. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, kurang energi, dan
keadaan 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering, dan banyak). Kematian ibu juga diwarnai oleh halhal nonteknis yang masuk kategori mendasar, seperti ketidakberdayaan dan taraf pendidikan
yang rendah.
Banyak kematian ibu dapat dicegah dan diturunkan, misalnya kematian akibat perdarahan
dengan perssalinan cepat dan tepat dan dengan ditolong oleh tenaga-tenaga kesehatan yang
terlatih dan terdidik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada makalah ini kami akan membahas kasus dengan
judul Asuhan Kebidanan (pelayanan antenatal) Menurut Teori Ela Joy Lehrman pada Ibu A
C. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana teori kebidanan menurut Ela Joy Lehrman
b. Bagaimana penerapan atau asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu A
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA JOR LERHMAN DAN MORTEN
Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik
memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.
Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
1.
2.
baik.
Keluarga sebagai pusat asuhan
Keluarga adalah salah satu pusat asuhan yang sangat penting karena keluarga adalah orang
terdekat klien yang dapat memantau kien secara terus menerus, sehingga dalam hal ini seorang
bidan harus mempunyai komunikasi yang baik dengan keluarga terutama memeberikan asuhanasuhan yang dapat membantu sang ibu menjalani asuhan-asuhan tersebut di rumah pada saat
sang bidan tidak dapat memantau seara langsung, keluargalah yang berperan.
3. Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
Memberikan informasi kepada klien adalah salah satu bentuk asuhan yang sangat penting. Selain
itu, konseling juga merupakan bagian yang sangat penting dalam pemberian asuhan kepada
klien. Konseling bertujuan agar bidan dan klien dapat memahami satu sama lain, sehingga bidan
4.
5.
6.
7.
hanya menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam praktik asuhan tersebut.
Advokasi dari pelayanan kebidanan
Tenaga kesehatan menerapkan teori ini dengan selalu memeberikan inform consent atau
oersetujuan sebelum melakukan tindakan kepada klien sehingga ada persetujuan dari kedua
belah pihak
8.
Waktu
Seorang bidan yang profesional akan selalu memberikan pelayanan atau asuhan tanpa mengenal
waktu dan bidan tersebut mampu meyelesaikan asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat
waktu agar asuhan-asuhan yang diberikan tidak tertunda-tunda.
Asuhan Partisipatif
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan pasien klien ikut
bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik,
misalnya palpasi; klien akan melakukan palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan
denyut jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diuji cobakan oleh
Morten pada pasien postpartum.
Dari hasil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen
yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu
Tehnik terapeutik
Pemberdayaan
Hubungan sesama
Tehnik Terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan, misalnya :
mendengar aktif, mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas,
pemberian ijin.
Empowerment (pemberdayaan)
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan bidan melalui penampilan dan pendekatan akan
meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi
dukungan.
Mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi seperti, tempat dan transportasi ke tempat
rujukan, mempersiapkan donor darah, finansial, dan memilih pembuat keputusan jika pihak
pertama tidak ada ditempat.
4. Memberi konseling pada ibu A tentang gizi, perubahan fisiologi, menginformasikan pada ibu A
untuk mencari pertolongan segera pada saat mendapati tanda-tanda bahaya, merencanakan dan
mempersiapakn kelahiran yang bersih dan aman di rumah, menjaga kebersihan diri.
2. PERSALINAN
Persalian adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan yang normal adalah jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa
disertai adanya penyulit.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa persalinan ibu A adalah :
1. Membantu ibu dalam persalinan jika ibu terlihat gelisah
2. Memberi dukungan emosional pada ibu.
3. Memberikan informasi atas kemajuan persalinannya.
4. Memeberikan perhatian yang lebih kepada ibu.
5. Menyarankan ibu untuk sering berjalan.
6. Melibatkan suami atau ibunya untuk memberi semangat sang ibu.
7. Mengajarkan teknik bernafas.
8. Memberi minum yang cukup kepada ibu agar kebutuhan energinya tercukupi dan mencegah
dehidrasi.
9. Bidan harus melakukan pemantauan sesering mungkin hingga bayi dilahirkan.
3. MASA NIFAS
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah lahirnya janin dan mencakup 6 minggu
berikutnya.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa nifas kepada ibu A adalah :
1. Membersihkan bayi yang sudah dilahirkan.
2. Mendekatkan bayi kepada ibu A.
3. Menganjurkan ibu A untuk memeberi ASI awal kepada bayinya.
4. Memastikan ibu A mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
5. Memastikan ibu A dapat menyusui bayinya dengan baik.
6. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
7. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
8. Memberikan konseling untuk KB
9. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri
BAB III
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan kasus ibu A diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kebidanan
antenatal pada ibu A harus diberikan sesuai dengan prosedur masing-masing tahap (kehamilan,
persalinan dan nifas) dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. Sehingga asuhan yang
diberikan benar dan bermanfaat.
B. SARAN
Meskipun Makalah ini telah rampung mulai dari bab pertama hingga bab terakhir, tapi
penulis yakin masih banyak pembahasan yang belum terurai secara sempurna, maka dari itu
penulis berharap rekan-rekan mahasiswa bisa memanfaatkan makalah ini sebagai bahan pijakan
untuk diskusi demi melengkapi referensi pengetahuan tentang Kebidanan dan segala aspek yang
berhubungan dengannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/bintangjohan/dasar-pemikiran-fokus-dan-tujuan-bint